-->

Sinopsis Revolutionary Love Episode 5 Part 1

- Oktober 30, 2017
>
Sinopsis Revolutionary Love Episode 5 Part 1

Sumber Gambar: tvN


Joon masuk-masuk langsung memukul Hyuk, ia super kesal. Apa ia ia lelucon? Kata-katanya gak berarti? Hyuk ingin dilahirkan kembali? Hyuk ingin ia percaya itu? Lucu sekali! Hyuk belum berubah sedikit pun! masih si menyebalkan Pria Kaya Generasi Ketiga. Paham?!

Joon menutupnya dengan berkata kalau ia tidak ingin bertemu dengan Hyuk lagi. Ia kemudian memberikan tabungannya, ia berkata semua itu kurang 7 juta won.


Di luar, Ibu menelfon Joon. Joon marah, ia berkata mulai sekarang ia bukan anak ibu lagi, jadi jangan lagi menelfonnya.

"Maaf, Ibu sangat membutuhkannya sehingga tidak punya pilihan lain."

"Bahkan jika ibu benar-benar membutuhkannya.. ibu tidak mengenalnya, jadi mengapa menerimanya? Ibu harus mengenalnya sebelum mengambil uangnya."

"Kenapa Ibu tidak mengenalnya? Ibu telah melihat pemuda di bawah selama bertahun-tahun. Itu berarti Ibu agak mengenalnya."

"Tunggu, ibu... Siapa yang Ibu bicarakan?"


Hyuk bertanya pada Je Hoon, apa Je Hoon orangnya? yang memberikan 10 juta won itu?


Ibu bertanya pada Joon, apa mungkin pemuda di bawah itu menyukai Joon? Pekerjaannya bagus, jadi aneh saja kalau dia tinggal di bawah selama selama bertahun-tahun. Joon menutup telfonnya, ia terkejut mendengar Je Hoon lah yang memberikan uang itu.

Joon kembali lagi, ia akan mengetuk, tapi tidak jadi karena mendengar obrolan Hyuk dan Je Hoon.


Je Hoon mengakui, memang ia yang memberikannya, awalnya ia bilang ia memberikannya tanpa alasan apapun, tapi kemudian ia bilang karena ia khawatir.

Joon memegangi dadanya, khawatir? padanya?

Hyuk memiliki pemikiran tersendiri, jangan-jangan.. Je Hoon.. Dalam jeda ini Je Hoon udah was-was aja kalau sampai Hyuk mengetahui perasaannya.

Tapi kemudian Hyuk bilang, "kau benar-benar mengabulkan permintaanku kan?"


Je Hoon gak menyangka Hyuk akan berpikiran seperti itu. Hyuk langsung memeluk Je Hoon karena merasa Je Hoon bener-benar teman terbaiknya, Jeongmal Gomapta, Jjinja Gomapta, Chingu! 

Hyuk berjanji akan mengembalikan 10 juta won itu. Je Hoon langsung melepaskan pelukan Hyuk, bagaimana caranya? Hyuk sudah diusir CEO, Nyonya, Se Na dan Woo Sung juga sudah menghindarinya. Bagaimana Hyuk bisa melunasi 10 juta won itu?

"Jangan khawatir tentang itu, Chingu. Tidak peduli apa yang harus aku lakukan, aku hanya perlu membayar mu kembali, bukan?"

Kalau begitu, Je Hoon meminta Hyuk membayarnya dalam satu bulan, jika tidak, ia akan menagih bunga untuk setiap harinya.


Joon sangat kesal mendengarnya, ia langsung menedang pintu sambil mengumpati Je Hoon, "Dasar Pelit!"


Je Hoon kesal juga tampaknya, sekalian ia menyuruh Hyuk untuk membayar biaya hidup juga, mulai sekarang Hyuk harus membayar setengah biaya sewa.

"Kenapa kau tiba-tiba seperti ini" seperti orang pelit?"

"Karena aku memang pelit. Aku sungguh-sungguh ini, jadi perhatikan baik-baik!"

Je Hoon lalu masuk ke kamar mandi. Hyun masih bingung, ada apa dengan Je Hoon tiba-tiba begitu?


Joon tahu, Je Hoon itu memang egois, gak mungkinlah Je Hoon mau melakukan sesuatu untuknya!! Bunga? dasar pelit!


Je Hoon sepertinya menyesali kata-katanya tadi, kenapa juga Joon harus dengar?


Sementara Hyuk melihat uang yang Joon berikan dan malah jadi teringat pertemuan dengan kakaknya tadi.


Woo Sung meminta Hyuk menahan keperluan itu. Hyuk menjelaskan, uang itu bukan untuknya kok. Woo Sung menjelaskan, Hyuk harus tetap diam dan menunjukkan penyesalan, maka ia punya alasan untuk membujuk ayah nanti.

"Aku bilang aku suka seseorang, jadi hyung.."

"Aku tahu. Aku tahu. Sangat sulit kan? Kau biasa menghabiskan puluhan juta won semalam, jadi kau pasti merasa sekarat sekarang."


Lalu Woo Sung memberi Hyuk beberapa lembar 100 ribu-an dan pergi meninggalkan Hyuk untuk menemui janjinya.

Hyuk merenung sekarang, dulu ia menghabiskan puluhan juta won semalam. Ia tidak tahu berapa banyaknya uangnya saat itu.


Joon menghitung gajinya, ia menghela nafas berat, bagaimana ia bisa mengembalikan semua uang itu?


Joon keluar rumah pagi-pagi buta. Hyun mengikutinya dan terkejut melihat jam yang baru pukul 4:30, ngapain Joon kerja pagi-pagi sekali?


Joon tidak menyadari Hyuk mengikutinya karena ia ngantuk saat naik bis. Hyuk juga menyembunyikan wajahnya dan duduk di bangku paling belakang.

Saat mengikuti Joon, Hyuk menyadari ada banyak orang yang bangun di pagi buta begini.


Joon turun juga akhirnya dan disana itu banyak banget orang. Trus setiap mobil yang datang meminta diisi 5 orang.


Hyuk terkejut melihat orang-orang yang aneh, bukan semua orang korea.

"Tempat apa ini? apa ini benar-benar Seoul yang aku tinggali?"

Tapi kemudian ia sadar kalau ia kehilangan Joon. Saat itu ada yang menanyainya, apa keahliannya? Hyuk menjawab ia tidak punya keahlian.

"Ah, hanya pengangguran saja?"

"Tidak, aku di sini untuk mencari pacarku."

"Gadis? Mengapa? apa dia selingkuh? atau apa dia mengambil uangmu?"

"Bukan begitu."

"Oh, dia dijual."

"Apa? dijual?"

"Ada banyak orang sepertimu."

Hyuk terkejut, ia langsung berlari mengejar Joon.


Joon ternyata akan bekerja bersama trio konstruksi. Saat ini Ki Sub sedang bicara dengan manajernya, mungkin bayarannya tidak sebesar sebelumnya, tapi setidaknya ada penghasilan tetap.


Trio konstruksi masuk mobil duluan, tapi tiba-tiba Hyuk menahan Joon yang akan masuk juga.

"Joon-ah, jangan masuk ke sana. Aku tidak akan membiarkanmu dijual. Tidak akan pernah."

Hyuk langsung memeluk Joon. Joon bingung dan berusaha keras melepaskan pelukan Hyuk.


Mi Yeon bertanya dari dalam, apa gerangan yang mereka lakukan itu? Laly pria-pria menyambung kalau mereka itu sedang syuting fil roman.

Hyuk akhirnya melepaskan Joon. Joon kesal, Hyuk itu sedang apa sih? Hyuk juga bingung, Joon bukannya mau dijual ya?

"Siapa yang mau dijual? Kenapa?"

"Orang-orang di sana.."

Tae Kyung memotong, menurutnya bukan film roman, tapi dokumenter, 'Menyelamatkan pacar yang akan dijual'.

Joon masih kesal, lalu ia masuk mobi.


Hyuk ikut masuk juga, ia mau ikut kemanapaun Joon pergi. Ia tidak akan menyesal selama bersama Joon.


Mi Yeon senang karena mereka memang kekurangan orang. Tapi Joon masih saja tidak setuju, soalnya ia kehilangan pekerjaan di hotel dan di konstruksi karena Hyuk, ia tidak mau terlibat dengan Hyuk lagi.

"Kalian melihatku diusir tanpa apa-apa. Aku butuh uang. Kini aku harus mencari uang sendiri. Tolong ajak aku bersamamu.."Bujuk Hyuk.

"Aku menyuruhmu turun." Bentak Joon.

"Sudah kubilang, aku akan ikut bersamamu."

Kemudian Ki Sub mengusulkan untuk ambil suara saja dan semua setuju Hyuk bergabung dengan mereka keculai Joon. Jadinya Hyuk diijinkan ikut.


Dalam perjalanan, Hyuk bertanya tujuan mereka. Mi Yeon menjelaskan kalau mereka akan membersihkan gedung.

"Membersihkan gedung? Di mana?" Tanya Hyuk.


Ternyata mereka tiba di gedung perusahaan Gangsoo Group, perusahaan Ayah Hyuk. Mereka semua tidak habis pikir, dari sekian banyak gedung kenapa harus gedung itu?

Hyuk panik, "Kenapa? Kenapa? Untuk apa?"

"Kita pekerja perusahaan tenaga kerja, jadi, kita pergi ke mana pun mereka mengirim kita." Jawab Tae Kyung.

"Tapi ini tidak benar. kau yakin ini bukan penipuan?"


Joon bertanya, kenapa? Hyuk mau keluar? Hyuk menunjukkan senyumnya, iatidak bilang begitu. ia hanya sedikit bingung karena ini perusahaan ayahnya.

"Lalu kenapa kau berdiri di sana seperti itu?" Tanya Joon.

"Aku tahu, Joon-ah. Ada apa denganku? Joon-ah ada apa denganku?"


Je Hoon benar-benar dipindahkan ke tim perencanaan dan hari ini adalah hari pertamanya.


Semua itu berkat Woo Sung, ia melakukan sesuai janjinya. Tapi Woo Sung punya tugas lagi untuk Je Hoon, Je Hoon harus melaporkan rencana Pak Seol.


Je Hoon saat ini pun menyapa Pak Seol. Sepertinya Pak Seol ini adalah kepala bagian tim perencanaan. Tapi setelah Pak Seol pergi, semua bisik-bisik kalau Je Hoon dipindahkan karena orang dalam.


Semua sudah berganti pakaian, tapi ia gak keluar-keluar. Joon bertanya apa Hyuk malu. Hyuk menjelaskan, bukannya ia malu, tapi bagaimana jika ada yang mengenalinya? Maksudnya, ia dipotret saat berada di depan kantor kejaksaan. Ia putra CEO.

"kau mau bertaruh? Aku bertaruh 10 dolar tidak akan ada yang mengenalimu."

"Hahaha."

"Aku serius."


Kemudian yang lain menyuruh mereka bergegas.


Mereka menghadap pimpinan sebelum bekerja. Bapak itu terkejut melihat Hyuk. Hyuk pun berbisik pada Joon, lihatkan? Ia langsung dikenali.

Hyuk kemudian mengiyakan, ini memang dirinya. Tapi nyatanya Bapak itu cuma terkejut karena Hyuk masih muda. Jarang Lho ada anak muda mau pekrjaan bersih-bersih. Hyuk sehat kan? Tidak ada masalah kan?

Ki Sub menjamin, Hyuk sangat sehat dan normal.

"Aku tidak akan mengulanginya, jadi, fokus dan ingat semua perkataanku." Kapa Bapak itu. "Datang dan pulang kerja tepat waktu. Kalian akan mendapat poin penalti jika meninggalkan posisi. Itu diulas pada kontrak berikutnya, jadi, jangan mengeluhkannya nanti. Kalian bertanggung jawab membersihkan lantai tujuh sampai 17. Bersihkan setiap sudut, termasuk ruang kantor, kamar mandi, lorong, dan yang lainnya. Bilik ketiga di kamar mandi pria lantai delapan sering mampat. Jadi, periksa secara berkala. Itu akan meluap jika tidak dibersihkan. Itu saja."

Bapak itu terkejut karena mereka tidak kunjung mulai bekerja.


Joon menyela, "Bisakah Anda bicara hati-hati? Kami pekerja yang bekerja pada waktu tetap dan dibayar. Kuharap Anda tidak memanggil kami berandal, bedebah, atau bocah."

"Ada apa dengan bocah gila ini?"

"Aku tidak gila dan bukan bocah. Namaku Baek Joon, dan aku pemimpin tim ini. Jadi, mulai sekarang panggil aku Nona Baek. Terima kasih sebelumnya."

Kemudian Joon mengomando yang lain untuk mulai bekerja.

Hyuk kembali bertanya pada Bapak itu, apa sungguh tidak mengenalinya? Bapak itu malah membentaknya, memangnya Hyuk SIAPA?? Joon langsung menarik Hyuk untuk bekerja.


Hyuk yakin Bapak itu tidak menonton berita. Jika peduli dengan masalah sosial dan tidak kuno, Bapak itu pasti akan mengenalinya. Joon mengiyakan saja omongan Hyuk, biar Hyuk senang.


Lalu ada seseorang yang memanggil mereka. Hyuk senang, akhirnya ia dikenali juga, tapi ternyata orang itu cuma meminta mereka membersihkan sampah yang ada di dekat pot.


Hyuk nelangnya, "Ada apa ini? Kenapa tidak ada yang mengenaliku? Seperti berada di tempat yang sama, tapi dimensi berbeda. Mereka tidak menyadari keberadaanku."


Joon menjelaskan, saat memakai seragam cleaning service, jati diri mereka terlupakan. Sederhananya, mereka mengenakan jubah tidak terlihat.

"Jubah tidak terlihat?"

"Jangan begitu terkejut seperti tidak pernah memikirkannya. Ikuti aku."


Bukannya mengikuti Joon, Hyuk malah melihat ke arah pintu masuk, ia ingat bagaimana orang-orang menghormatinya saat ia datang ke perusahaan dahulu. Kontras sekali dengan apa yang ia alami hari ini.

"Aku mulai menyadarinya saat berada di posisi baru. Diskriminasi itu memang ada meskipun tidak bisa dilihat."


Je Hoon juga seperti tidak dianggap dalam tim-nya karena ia masuk melalui koneksi. Semua orang dipanggil tapi Je Hoon dilarang bergabung.

Narasi Hyuk: Hanya orang yang didiskriminasi yang memahami rasanya diasingkan.



Pak Seol ternyata kenal dengan Joon. Ia menyapanya saat berpapasan dengan Joon di koridor.

"Ternyata kau Joon."

"Apa kabar?"

"Kupikir aku salah orang."


Kemudian Pak Seol mendekati Joon. Kemarin-kemarin ia melihat Joon menjual jus tapi sekarang kok jadi clening service?

"Ya, entah bagaimana aku mulai berganti pekerjaan." Jawab Joon.

"kau tidak apa-apa melakukan ini?"

"Tidak ada pekerjaan yang mudah. Aku harus menahannya. Jangan mencemaskanku. Aku baik-baik saja."

"Baiklah."

"Aku harus bekerja."


Pak Seol adalah bawahan Ayah Joon sepertinya karena selama pemakaman Ayah Joon Pak Seol menangis di altar.Pak Seol berkali-kali minta maaf pada Ayah Joon.


Joon terpaksa harus makan di toilet, bener-bener di bilik toilet, ia duduk diatas closet. Joon memikirkan nasibnya, ia hampir menangis jadi ia sampai tersedak.


Sementara itu, Hyuk harus menangani closet yang mampet di toilet pria, tapi airnya malah meluber semua, ia tidak sanggup.


Hyuk langsung berlari ke toilet cewek dan memanggil-manggil Joon. Tapi kemudian ada orang yang akan masuk, ia pun cepat-cepat masuk dan mengunci diri di salah satu bilik toilet.


Orang yang masuk tadi mencium bau minyak wijen, mereka langsung tahu kalau ada yang sedang makan kimbab di sana.

Joon mendengar omongan mereka, jadi ia cepat-cepat menyudahi acara makannya. Ia lalu keluar dan mulai bersih-bersih.


Dua orang itu mengenali Joon yang dulunya suka mengantar jus. Mereka bisik-bisik. Joon sedih mendengar omongan mereka tapi ia berusaha tidka menangis dan tetap bekerja.


Saat Joon akan membersihkan bilik toilet, ia terkejut melihat Hyuk ada disana, mereka sama-sama teriak.

"k-ke-Kenapa kau ada di toilet wanita? kau sungguh orang mesum?"

"Ti-ti-Tidak. Aku kemari ingin meminta bantuan."

"Bantuan apa?"


Hyuk kemudian menunjukkan masalahnya. Joon bisa mengatasinya tapi dengan syarat, Hyuk harus mengurangi 100 dolar.

"Kurangi 100 dolar? Apa maksudmu?" Tanya Hyuk.

"Dari 10.000 dolar yang kau berikan, aku sudah membayar 3.000 dolar. Dan 5.000 dolar dikurangi dari kejadian di hotel. Kini tinggal 2.000 dolar, lalu kurangi 100 dolar."

"Maksudmu, kau bisa menangani ini sendiri?"


Joon lalu mananganinya sendiri dan ia berhasil.

"kau melihatnya? bla bla bla (Joon menjelaskan caranya)"


"Kau tidak perlu melakukan ini dengan baik. Itu menyakiti hatiku." Gumam Hyuk setelah Joon memberikan alat-alatnya padanya.

Joon kembali lagi, apa masih ada yang bisa ia bantu?


Jam kerja hari ini telah selesai dan mereka berpamitan dengan Bapak Pemimpin.

Joon: Sampai jumpa besok pak. Terima kasih atas kerja keras Anda.

Tapi bapak itu hanya memandangya saja.

Hyuk memandangi Joon yang tersenyum ceria pada yang lain, ia membatin, "Joon-ah? Kau sungguh baik-baik saja?"


Dalam perjalanan pulang, Joon ketiduran di bis. Hyuk hanya bisa memandanginya saja, lalgi-lagi ia membatin, "kau.. sungguh baik-baik saja?"

Kilas Balik..


Joon menjelaskan, "Dalam hidup ini, yang penting bukan pekerjaanmu, tapi kenapa itu penting. Bukankah begitu?"

"Caramu hidup lebih penting?"

"Menurutku kau bebas merasa percaya diri di mana saja."

Kilas Balik Selesai..


"Katamu kau berpura-pura berani. Tapi, sebenarnya hidup.. juga sulit untukmu, bukan?"


Saat makan bersama Yeon Hee, Yeon Hee berkata kalau Hyuk itu jelas menyukai Joon.

"Ha Yeon Hee-ssi, mari makan tteokbokki saja."

"Aku yakin, tahu!"


Yeon Hee menjelaskan alasannya. Semua tidak masuk akal kan? Kenapa konglomerat generasi ketiga menjadi petugas bersih-bersih? Apalagi itu perusahaannya dan ayahnya ada di sana.

"Sudah kubilang. Dia diusir tanpa uang sepeser pun. Dia harus menghasilkan uang."

"Tidak, itu karena dia menyukaimu."

"kau salah."

"Dia bahkan menyerahkan diri kepada jaksa."

"Itu karena dia bersalah."

"Bagaimana dengan 10.000 dolarnya?"

"Mungkin karena dia.. merasa tidak enak kepadaku, atau itu caranya menunjukkan rasa kasihan."


Yeon Hee menyayangkan, harusnya Joon melihat saat Hyuk mengatakan, "Aku menjadi dewasa karena Joon."

"Sssst!!! Aku akan menghabiskan ini jika kau tidak makan. Itu tidak masuk akal."

"Itu masuk akal. Bagaimana kabar.. Kwon Je Hoon belakangan ini?"

"Dia sangat andal mengurus dirinya sendiri. Kudengar dia dipromosikan ke bagian perencanaan."

"Sungguh? Kurasa dia berkompeten."

"Benar."

"Dia berusaha keras bertahan. Tidak adil jika dia tidak sukses. Bukan begitu, Joon-ah?"

"Kurasa begitu."


Saat sedang menyusun PPT, Hyuk berusaha keras mengambil perhatian Je Hoon. Je Hoon akhirnya bertanya, Ada apa? Terjadi sesuatu?

"Bukan hal serius. Bagaimana caranya makan.. di kantin perusahaan tempatmu bekerja?" Tanya Hyuk.

"kau membutuhkan kupon makan."

"Kupon makan? Di mana aku bisa membelinya?"


Je Hoon menjawab di mesin depan kantin. Hyuk mengerti, ternyata semudah itu ya? Je Hoon heran, kenapa Hyuk tiba-tiba menanyakan itu?

"Bukan apa-apa. Kembalilah bekerja."


Je Hoon menyadari kalau Hyuk memakai bajunya, tapi Hyuk malah mengatakan hal lain saat ia membahasnya.

"Jika bisa, jangan gunakan bilik ketiga di lantai delapan."

Je Hoon gak ngerti, "Apa yang dia bicarakan?"

>


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search