-->

Sinopsis Hospital Ship Episode 35

- Oktober 28, 2017
>
Sinopsis Hospital Ship Episode 35

Sumber Gambar: MBC


Perawat Pyo bertanya pada Won Gong, apa mereka tidak berangkat? Won Gong mengatakan kalau Hyun belum datang. lalu Eun Jae mendekat,mengabari kalau Hyun tidak akan datang, Hyun akan naik kapal feri nanti sore.

Perawat Pyo: Kenapa?

Eun Jae: Dia ada di kantor polisi.

Won Gong: Untuk apa?


Hyun mengakui pada Pak Deteltif bahwa ia yang menangani Han Sol sejak dia dilahirkan hingga dia dipindahkan ke NICU Rumah Sakit Geoje Jeil. Jadi, jika ada masalah dalam proses, ialah yang harus bertanggung jawab.


Sekretaris Ketua Jang mengatakan kalau mereka juga akan menuntut Kwak Hyun, dokter penyakit dalam.

Ketua Jang: Dokter bedah yang mengoperasi tanpa persetujuan wali pasien dan dokter penyakit dalam yang tidak becus. Rumah sakit kapal itu memang kacau.


Gubernur menyampaikan pada masyarakat melalui media, "Song Eun Jae adalah dokter bedah ceroboh yang mengoperasi tanpa persetujuan wali pasien. Lalu Kwak Hyun adalah dokter inkompeten yang membahayakan nyawa pasien karena perawatan pascalahirnya yang buruk. Karena mereka, keselamatan pasien mereka sangat terancam. Lebih lagi, penduduk bisa mendapat operasi gratis selama tinggal di pulau bagaimanapun status keuangan mereka. Pengobatan gratis. Itu memiliki banyak masalah. Ada cukup banyak orang kaya yang tinggal di pulau. Penduduk yang mampu harus membayar pengobatan. Setuju? Jika pengobatan gratis diteruskan, anggaran kota bisa habis."

"Apa rencana Anda untuk memecahkan masalah rumah sakit kapal, Pak Gubernur?"

"Mula-mula, kami akan menghentikan pengoperasian rumah sakit kapal. Kami akan menyelidiki keamanan pengobatan yang mereka tawarkan dan manajemennya yang lemah. Lalu, kami akan mengusulkan penutupan rumah sakit kapal ke dewan kota."


Reaksi perawat Pyo setelah menonton berita di Tv, "Penutupan? Akhirnya terjadi."


Sementara yang lain, melihat artikel di internet.

Joon Young: Apa ini? Mereka akan menutup rumah sakit kapal?

Ah Rim: Apa ini artinya.. kita tidak bisa berlayar lagi?


Perawat Pyo berdiskusi dengan Eun Jae, "Jika Dokter Kwak juga terlibat, tidakkah kau sadar itu akan menarik perhatian sebelum kita bisa mengatur rencana?"

"Aku mengetahuinya."

"Kenapa kau tidak mencegahnya?"

"Sudah."

"Sudah kau cegah dan dia tetap pergi?"

Eun Jae mengangguk.

"Sungguh memusingkan. Kenapa dia sangat naif?"

Won Gong menjawab, bukan naif, hanya saja Hyun ingin melakukannya sesuai aturan, bukankah begitu? Eun Jae hanya membalas dengan helaan nafas.


Eun Jae menyendiri di atas. Ia memikirkan kejadian malam itu.

Kilas Balik..


Hyun menyampaikan kalau ia akan mengaku karena itulah aturannya.

"Tidakkah kau menyadari situasi kita? Jika kau juga menjadi target, para pejabat akan berusaha menutup rumah sakit kapal kita."

"Aku tahu."

"Tapi tetap akan kau lakukan? Maksudmu, kau tidak keberatan jika kehilangan rumah sakit kapal?"

"Mana mungkin?"

"Lalu kenapa kau sangat keras kepala?"

"Aku seorang dokter. Seburuk atau sebuntu apa pun situasinya, dokter berkewajiban untuk berterus terang kepada wali. Aku tidak boleh melanggarnya. Begitu kita kehilangan kepercayaan pasien, maka kita.. bukan dokter lagi."


Hyun sangat ingin melindungi kapal. Ia akan berjuang sebisanya, tapi.. ia tidak akan melakukannya seperti cara mereka. Jika punya tujuan yang benar, harus memperjuangkannya dengan cara yang benar juga.

Kilas Balik selesai..


Won Gong naik dan ngobrol dengan Eun Jae. Ia membenarkan tindakan Hyun, tapi rasanya tetap menjengkelkan. Won Gong tahu, pasti Eun Jae juga mencemaskan perjuangan keras di hadapan mereka.

Won Gong: Ini menggelikan.

Eun Jae: Apanya?

Won Gong: Tindakanmu dan Dokter Kwak. Kalian berdua benar-benar bertukar posisi. Dahulu kau orang keras kepala yang ketat pada aturan, sedangkan Dokter Kwak orang bijaksana yang berusaha mencari solusi dari masalah.

Eun Jae: Cara memarahimu sungguh unik.

Won Gong: Aku memarahimu?


Eun Jae bisa menyimpulkan, Won Gong saat ini mengatakan "Kenapa dokter tidak taat pada aturan?"

"Tidak. Maksudku, aku paham kini kau makin menyayangi rumah sakit kapal. kau melakukan ini untuk melindunginya. Seberapa besar cintamu pada kapal ini hingga rela melanggar aturan untuk menyelamatkannya dengan cara menanggung semua kesalahan? Aku merasa bersalah kepadamu, tapi aku juga malu." AKu Won Gong.

"Pak Chu~"

"Kami semua.. memiliki gagasan yang sama denganmu. Kita menghindari feses karena kotor, bukan karena takut. Itu sebabnya.. kami membiarkanmu menjadi kambing hitam, berharap krisis ini berlalu. Tapi kami keliru. Kita harus membersihkan yang kotor, bukan dibiarkan."

"Pak Chu!"

"Maafkan aku, Dokter Song. Aku harus menepati aturan agar kau bisa mengobati pasien dengan tenang. Aku penata usaha yang tidak berguna."

"Anda sungguh berguna."

"Jangan berkata begitu. Ini belum terlambat. Mari ikuti aturan."

"Ini tidak akan mudah."

"Ini pasti sulit."

"Masalah terbesar.. adalah ketiadaan kita. Selagi kapal kita dipaksa tetap berlabuh, bagaimana nasib para pasien di pulau?"

Won Gong hanya bisa menghela nafas, kemudian Eun Jae ikutan.



Gubernur bertemu Ketua Jang dan Direktur Kim.

Ketua Jang: Kalian tidak perlu mencemaskan ketiadaan rumah sakit kapal. Para dokter kapal yang masih muda dan amatir tidak sebanding dengan staf di Rumah Sakit Geoje Jeil dan Rumah Sakit Seoul Daehan. Benar begitu Direktur Kim?

Direktur Kim: Benar. Tentu saja.

Ketua Jang: Dari semua dokter di kedua rumah sakit kami, kami akan memilih beberapa dokter dengan reputasi bagus untuk mengobati penduduk pulau lewat sistem layanan jarak jauh. Jika dan ketika ada situasi darurat, helikopter perusahaanku siap melayani. Pasien mana pun segera diangkut untuk diberi penanganan.

Gubernur: Itu sungguh melegakan.

Tapi sepertinya ada raut tidak puas di wajah Direktur Kim.


Eun Jae menjemput Hyun di Kantor polisi, bukan karena ia mengkhawatirkan Hyun tapi karena ia ingin pergi kesuatu tempat bersama Hyun.

"Denganku? Ke mana?" Tanya Hyun.

"Nanti kau akan tahu."

Hyun kemudian menggandeng Eun Jae, "Baiklah, ayo."


Eun Jae ternyata membawa Hyun ke pasar. Sekarang tugasnya membeli bahan makanan dan ia tidak punya mobil, jadi ia memanfaatkan Hyun.


Di pasar tadi Eun Jae ketawa terus tapi di mobil saat ini, Eun Jae murung. Hyun menyinggung itu tapi Eun Jae malah pura-pura emggak nngerti.

"Aku tertawa? Kapan?"

Hyun hanya tersenyum. Lalu mengajak Eun Jae jalan-jalan, mereka harus bicara.


Eun Jae bertanya, apa yang ingin Hyun katakan. Tapi Hyun merasa ia lah yang harusnya bertanya begitu,

Hyun: Kau pernah bertanya.. apakah aku tertawa karena ada yang lucu atau karena keadaan terlalu berat. Seperti itulah kau tadi. Apa kau meniruku?

Eun Jae: kau sadar? Aku tidak pernah.. berharap banyak dari suatu hubungan. Aku tidak pernah bertatap mata lebih dari tiga detik, menghafal nama pasien, atau membuka diri kepada kolega atau teman. Tahukah kau? Jika tidak berharap apa-apa, kita tidak takut apa pun.

Hyun: Karena tidak ada ruginya. Apakah sekarang berbeda?


Eun Jae: Sepertinya begitu. Bagaimana jika rumah sakit kapal berhenti beroperasi selamanya? Bagaimana nasib para kru? Bagaimana dengan pasien? Banyak yang kukhawatirkan dan kutakutkan. Aku berusaha melenyapkannya dengan berpura-pura bahagia. Aku berusaha tertawa sesering mungkin. Tapi.. tampaknya tidak efektif bagiku.

Hyun lalu memeluk Eun Jae, "Itu juga tidak efektif bagiku. kau menyadari kesedihan dari tawaku. Kata-katamu yang menenangkan jauh lebih efektif. Aku lega.. bisa langsung menyadarinya. Tapi jangan lakukan itu lagi. Beri tahu aku saat kau takut. Mintalah bantuan dalam situasi sulit. Menangislah di kala kau sedih. Lepaskan saja. Hari ini aku menyadarinya, tapi berikutnya, mungkin aku tidak menyadarinya."


Jadi mulai sekarang, Hyun menyuruh Eun Jae mengutarakan semuanya. Apapun itu, jjangan dilawan sendirian. Itu kebiasaan Eun Jae yang sangat buruk.

"Berjanjilah. Bisakah kau berjanji?"

Eun Jae mengangguk. Hyun puas.


Lalu meereka berpelukan.


Kemudian bergandengan meatap senja.


Kapten Bang mengumpulkan semua staf kapal.

"Aku memanggil semua kemari malam ini karena ada sesuatu yang ingin kutanyakan. Beberapa hari lagi, rumah sakit kapal akan ditutup sementara. Kalian semua akan segera dimutasi.


Hyun: Apa Anda menerimanya?

Jae Geol: Tanpa melawan?

Won Gon: Kami akan mengurusnya. Dokter kesehatan masyarakat tidak usah ikut campur.

Hyun: Tapi...

Won Gong: Kalian tahu.. ini tugas wajib militer kalian. Jika melanggar aturan, kalian akan dilaporkan. Begitu kalian dihukum, kalian harus segera bergabung dengan militer. Jika sudah begitu, kalian tidak bisa lagi menemui pasien kalian yang berharga. Kalian paham kan?


Kapten Bang: Kenapa kalian tidak menjawabnya? Kalian harus mengiakan dengan lantang dan tegas. Ingat saat kalian menerima penugasan kalian? Dokter Kim Jae Geol. kau seolah-olah menaiki kapal berhantu. Bukan hanya itu. Dokter Cha Joon Young mengupayakan segala hal agar tidak naik rumah sakit kapal. Aku melihatmu menempelkan jimat di dahimu.

Joon Young: Kapten, yang benar saja.

Won Gong: Dewan setempat ingin bertemu denganmu, Dokter Song. Mereka akan mengadakan penyelidikan terkait malapraktik medis. Berikanlah kesaksianmu.

Eun Jae: Baik.

WOn Gong: Temani dia, Dokter Kwak.

Hyun: Baik.

Won Gong: Dokter Song, kau akan dimutasi berdasarkan hasil penyelidikannya.

Eun Jae: Aku mengerti.

Won Gong: Mengenai tempat staf dan para perawat dimutasi, aku akan dikabari beberapa hari lagi.

Ah Rim: Tidak mau, aku tidak mau pergi ke tempat lain. Mari kita lawan dan pertahankan rumah sakit kapal.


Perawat Pyo: Melawan itu upaya terakhir. Untuk sekarang, Kapten Bang, Pak Chu, dan aku akan berusaha membujuk dewan setempat. Jangan bertindak gegabah. Jangan ke mana-mana, paham?


Maka esoknya, mereka melihat rumah sakit kapal di bawa pergi.


Choon Ho bertanya, ke mana mereka membawa kapalnya? Kapten Bang menjawab Mereka akan menyimpannya di Dermaga Gwanyongseon dan memeriksa pemeliharaannya.

"Setelah pemeliharaan, apa yang akan terjadi? Apa mereka akan merenovasinya dan menggunakannya untuk hal lain?" Tanya Jung Ho.

Ah Rim: Apa mungkin kita bisa kembali? Bisakah kita kembali ke rumah sakit kapal dan mengunjungi setiap pulau? Akankah kita bertemu dengan pasien kita lagi?


Semua hanya diam, tidak ada yang bisa menjawab pertanyaan Ah Rim itu.


Won Gong, Kapten Bang dan Perawat Pyo mendatangi Kantor Pemerintah Provinsi, mereka pretes atas penutupan RS kapal yang mereka anggap tidak adil, mereka ingin berbicara dengan Gubernur.

"Kenapa kami tidak bisa berbicara dengan Gubernur?"

"Dia sedang tidak ada di kantor."

"Kami melihatnya masuk."

"Kalian salah lihat."

"Pak!"

"Tolong pulang saja. Jika kalian agresif, kami akan memanggil satpam."

Mantan Istri Won Gong menelfon, tapi WOn Gong mematikannya karena melihat Gubernur keluar dari ruangannya,tapi Gubernur tidak menanggapi mereka.


Mereka memutuskan untuk menunggu sampai Gubernur mau menemui mereka. Jika tidak, mereka akan berunjuk rasa.


Mantan Istri Won Gong menelfon kembali, "Halo, aku sedang tidak bisa bicara. Nanti kutelepon." Jawab Won Gong.

Perawat Pyo: Kenapa kau kasar sekali?

Won Gong: Aku belum bisa menerima panggilan.


Eun Jae menjenguk Han Sol, ia bertanya pada dokter yang merawat Han Sol, bagaimana keadaan han Sol?

"Dia terlihat baik-baik saja kemarin, tapi kondisinya buruk hari ini."



Eun Jae memasukkan tangannya agar dipegang Han Seol, tapi tiba-tiba Ibu Hwang masuk dan menegurnya.

"Dokter sedang apa?" Untuk Eun Jae.
"Kenapa membiarkannya mendekati anakku? Dokter tidak tahu dia yang membuat putriku sakit?" Untuk dokter yang merawat Han Seol.

Dokter: Bu Hwang, jangan menuduhnya seperti itu. Aku tidak tahu.. apa yang dikatakan pengacara Anda, tapi Anda tidak dapat menyimpulkan bahwa ini salah Dokter Song.

Ibu Hwang: Jika bukan salahnya, Dokterkah yang membuat putriku sakit?

Dokter: Bukan, maksudku...

Eun Jae meminta Dokter berhenti, ia lalu minta maaf pada Ibu Hwang, kemudian pamit.


Eun Jae dipanggil Direktur Kim ke ruangannya. Direktur Kim meminta Eun Jae berhenti bekerja di UGD.

"Apa alasannya?"

"Namamu.. terlalu sering disebut di berita akhir-akhir ini karena alasan negatif."

"Tapi itu..."

"Itu memang tidak adil bagimu. Entah sejauh apa ibu anak itu ingin mempersoalkan kasus ini, tapi aku juga tahu kemungkinan besar dia akan kalah perkara. Kebanyakan dokter dan para ahli akan sepakat denganku."

"Lalu kenapa?"

"Karena masyarakat awam memercayai pers. Masyarakat awamlah yang datang ke rumah sakit untuk pengobatan, bukan dokter atau para ahli."

"Biar kuluruskan. Anda menyarankanku mundur karena cemas reputasi rumah sakit Anda rusak?"


Direktur Kim mengangguk, kemudian memberikan gaji Eun Jae selama 3 bulan. Katanya dalam tiga bulan, masyarakat akan melupakan kasus Eun Jae.

"Beristirahatlah. Cari pekerjaan di rumah sakit lain setelah keributan mereda. Dengan kemampuanmu, rumah sakit akan berebut mendapatkanmu."

"Apakah ini.. keputusan Anda sendiri?"

"Keputusan siapa lagi?"

"Aku mengerti. Akan kuturuti permintaan Anda, tapi tolong biarkan aku bekerja sampai Anda menemukan pengganti. UGD penuh pasien gawat darurat setiap malam. Dokter Jang tidak mampu menanganinya sendirian. Ada cukup banyak operasi darurat, jadi.."

"Jangan khawatir soal itu. Aku sudah menemukan pengganti."


Lalu Dokter Jang membawa Dokter Myung Se Joon sudah datang. Eun Jae terkejut karena Dokter Myung adalah penggantinya.

Direktur Kim: Alihkan pekerjaanmu kepadanya dan berhentilah bekerja di UGD mulai hari ini.


Selanjutnya Dokter Myung dan Eun Jae bicara berdua.

Dokter Myung: Astaga. kau berlagak seperti orang terpintar, tapi melindungi rumah sakit kapal pun tidak bisa. Apa ada harapan? Sampai kapan aku harus bekerja di sini?

Eun Jae: Tanyakanlah kepada Grup Doosung, bukan aku.


Dokter Myung: Dokter Kim Do Hoon sangat mengkhawatirkanmu. Hubungi dia. Sepertinya.. dia membujuk Dirut Jang Sung Ho untuk merekrutmu kembali di Seoul.

Eun Jae: Grup Doosung tidak akan menyukainya.

Dokter Myung: Kenapa tidak? Mereka akan menyambutmu. Saat kami kehilanganmu sebelumnya, tahukah kau apa kata Dirut Jang kepada Dokter Kim? "Pengusaha pun memeluk lawan mereka jika perlu. Jadi, kau juga harus memeluk pengkhianat". kau memihak rumah sakit kapal, artinya kau lawan dari layanan medis jarak jauh. Mereka akan menyambutmu dengan tangan terbuka. Itu mengubah lawan terkuat menjadi kawan.


Hyun, Jae Geol dan Joon Young seharian ini bekerja sebagai admin.

Joon Young: Omong-omong, di sini nyaman, tapi membuat stres. Seandainya aku ditugaskan di tempat seperti ini sebelum di rumah sakit kapal, aku akan sangat bahagia. Kenapa aku sangat ingin kembali? Padahal aku mabuk laut.

Jae Geol: Aku setuju. Astaga. Kira-kira bagaimana keadaan penduduk lanjut usia? Mereka akan baik-baik saja, bukan? Mereka memiliki asisten.

Hyun: Semoga saja begitu.


Kemudian Hyun mandapat telfon dari Pusat Kesehatan Pulau Haeshim. Disna apara kakek-nenek ribut karena layanan medis jarak jauh tidak berfungsi. Pokoknya ribut banget disana.

"kau dengar itu? Tolong lakukan sesuatu. Tidak lama lagi, ini bisa membuatku sakit."

"Kudengar ada asisten yang diutus untuk lansia. Mereka belum datang?"

"Sudah pergi. Mereka hanya menyampaikan keperluan mereka walau pasien lansia tidak paham, lalu pergi begitu saja."

"Akan kuberi detail tentang pasien yang paling mendesak dahulu. Jadi, tolong bantu mereka."



Kemudian Hyun membacakan nama-nama pasiennya dan apa yang harus dilakukan. Tapi Perawat itu tidak tahu.

"Begini saja. Aku baru bisa pergi ke sana sepulang kerja. Aku akan membantumu menangani pasien." Kata Hyun.

"Kapan kau pulang kerja?"

"Pukul 17.00, jadi, aku akan tiba pukul 20.00."

"Itu terlalu terlambat. Kami hanya buka dari pukul 10.00 sampai 16.00. Ya ampun. Sudahlah. Mereka merajuk lagi."


Jae Geol bertanya, gimana? Hyun berkata kalau mereka harus kesana.

Jae Geol: Dia bilang tempatnya sudah tutup saat itu.

Hyun: Pasti ada suatu cara.

Jae Geol: Baiklah. Mari berjumpa di lobi sepulang kerja. Kita harus bergegas mengejar kapal feri terakhir.

Joon Young: Apa yang sedang dilakukan Kapten dan Pak Chu? Tidak bisa selesaikan lebih cepat?


Kapten dan yang lain masih di Kantor pemerintah provinsi.


Lalu Mantan Istri Won Gong mendatangi WOn Gong.

"Luar biasa. kau sedang apa di sini?"

"Kenapa kau datang kemari?"

"Ayo ikut bersamaku."

"Ke mana?"

"Ikut saja."


Won Gong lalu menarik mantan istrinya bicara agak jauh dari Perawat Pyo dan Kapten Bang. Won Gong bertanya ada apa tapi istrinya hanya menyuruhnya ikut saja.

"Tidak bisa. Rumah sakit kapal sedang bermasalah."

"Selalu saja rumah sakit kapal. Hanya itu yang kau pedulikan, ya?"

Kapten Bang berbisik pada erawat Pyo, ia takut Istri WOn Gong akan memukul Won Gong sebentar lagi. Ia akan melerai tapi Perawat Pyo melarangnya.

Istri: Rumah sakit kapal lebih penting dari anak-anakmu, ya?

Won Gong: Kenapa? Apakah terjadi sesuatu kepada anak-anak?

Istri: Akan ada komite disiplin. Putra keduamu yang cemerlang, Dong Min, memukul teman sekelasnya hingga giginya patah. Pihak sekolah ingin orang tua...


Tapi tiba-tiba Istri Won Gong memegangi kepalanya yang tiba-tiba sakit. BTW, wajahnya memang sudah sangat pucet dari tadi.

"Jangan berlagak peduli terhadapku. Berhentilah pura-pura dan ikut bersamaku ke sekolahnya. Kita akan ke sana dan...

Tapi tiba-tiba istri Won Gong muntah darah dan pingsan. Won Gong dan yang lain panik.


>

1 komentar:

avatar

SemAngaat mbk diaanaaa.... aq tunggu klanjutannya


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search