-->

Sinopsis Hospital Ship Episode 4

- September 04, 2017
>
 
Sumber Gambar: MBC


Penjaga Pantai datang, mereka lalu membawa pasien ke helicopter. Dari heli, Eun Jae menghubungi RS terdekat tapi RS itu menolak karena semua dokter bedah disana sedang mengopersi pasien.

"Jika kita tidak mendarat sekarang, pasien akan meninggal dalam 15 menit." Dan Eun Jae tetap memutuskan mereka harus berhenti di RS itu.


Dokter RS itu menjelaskan sekali lagi pada Eun Jae kalau dokter mereka semuanya sedang mengoperasi saat ini. Eun Jae menjawab, ia yang akan melakukan operasi.

"Buat pilihan. Apa anda akan membiarkan pasien meninggal seperti ini? Atau anda akan mempercayaiku untuk mengoperasinya?"

"Anda yakin berhasil?"

"Tidak 100 persen. Tapi satu halyang pasti, semakin lama kita menunggu, semakin tinggi kemungkinan gagal."

"Ayo."


Ah Rim mengeluh badannyasakit semua. Won Song berkomentar, terasa melelahkan memang karena ia kali pertama mereka, mereka bekerja sangat keras akhir-akhir ini.

"Aku suka ini. Aku bisa merasakan adrenalin yang mengalir dalam tubuhku." Kata Perawat Pyo.

Won Gong ketawa, lalu meminta Joon Young yang ada dibelakangnya untuk bertanggung jawab atas pesta selamat datang malam ini, ia berharap mejanya penuh dengan makanan.


"Baiklah. Hyung dan aku akan--" Jawab Joon Young yang langsung dipotong Jae Geol, tidak mau namanya dibawa-bawa.

"Ayo kita beli ikan naik mobil bagusmu." Ajak Joon Young.

"Tidak. Mobilku tidak suka dikemudikan anak bayi."

Tapi Joon Young tidak meyerah, ia memaksa Jae Geol.


Sementara itu, Hyun malah berbalik pergi menjauhi asrama, ia mengajak anjing (Bong Gu) ke pantai. Hyun mengingat apa yang terjadi tadi, dimana ia tidak bisa melakukan intubasi pada pasien.


Hyun memandangi tangannya dan seperti membandingkannya pada Eun Jae yang sangat cekatan tadi. Hyun menghela nafas berat.

"Apa arti pekerjaan dirumah sakit kapal bagiku? Menurutmu apa artinya bagiku, Bong Gu-ya?"


Si Dokter melapor pada Direktur bahwa ada dokter dari RS kapal sedang melakukan operasi di RS mereka. Direktur marah karena dokter itu membiarkan Eun Jae melakukan operasi, bagaimana jika ada masalah? Jika mereka harus menutup rumah sakit, dokter itu mau tanggung jawab?


Direktur lalu masuk ke ruang operasi, ia terkejut karena Eun Jae sudah selesai memasang proksimal(bagian nefron didalam ginjal yang merupakan saluran berkelok-kelok)nya.

"Siapa dia? Dari mana monster itu berasal?"


Usai operasi, Direktur menyapa Eun Jae. Ia mengenalkan dirinya sebagai Direktur Rumah Sakit itu, Kim Su Kwon. Dulu ia adalah ahli bedah ortopedi (tulang). Diretur Kim lalu mengajak Eun Jae ke ruangannya untuk bicara berdua.


Direktur Kim menawari Eun Jae untuk bekerja full time di rumah sakit mereka tapi Eun Jae menolaknya, ia hanya ingin bekerja sebagai dokter on-call (panggilan)
di UGD karena itu tidak akan mempengaruhi kerjanya di RS kapal.

"Jika anda mengizinkanku, Aku akan meliput operasi darurat sebanyak yang aku bisa."

"Baik, ini bukan masalah besar. Ayo kita lakukan. Aku berharap bisa bekerja sama denganmu." Jawab Direktur Kim.


Eun Jae memakai bajunya yang tadi yang penuh noda darah. Tiba-tiba Hyun mencegatnya, memberikan pakaian ganti.

"Ambil. Ini bukan hari Halloween. Pakaianmu sangat menyeramkan." Kata Hyun.


Eun Jae pun mengambilnya dan langsung memakainya. Saat mereka keluar, Eun Jae jalan di depan dan terus geloyor ke arah kiri. Hyun memanggilnya, tahu jalan ke asrama? Eun Jae bingung, lalu Hyun menunjukkan arahnya, ke arah berlawanan.


Eun Jae balik arah dan Hyun memanggilnya lagi, apa yang terjadi tadi--. Eun Jae memotong untuk meluruskan semuanya, jika Hyun  tidak bisa mendiagnosa aneurisma aorta dengan cepat, pasien akan meninggal.

"Kau mengalami masalah intubasi. Apa ini pertama kali bagimu? Atau pernah terjadi sebelumnya?" Tanya Eun Jae.

"Tidak, sebelumnya tidak pernah. Ini pertama kalinya."

"Cobalah untuk belajar secepat mungkin. Kau satu-satunya orang yang bisa bekerjasama denganku di rumah sakit kapal."

Eun Jae kembali melangkah dan ia malah menuju ke arah kiri, ia malu lalu balik arah menuju kanan.


Direktur Kim menelfoan Kepala Kim dari RS Seoul Daehan, mereka adalah teman dekat karena menggunakan bahasa banmal. Direktur Kim bertanya mengenai Song Eun Jae. Kepala Kim langsung bertanya, apa Eun Jae juga membuat masalah di Rumah Sakit Direktur Kim?

"Masalah? Masalah apa?" Tanya Direktur Kim.


Saat Eun Jae sedang Jogging, Direktur Kim menghubunginya, memintanya untuk datang ke rumah sakit Geoje Jeil.


Eun Jae dipanggil ke ruangan Direktur Kim dan Direktur Kim langsung menyampaikan kalau Eun Jae tidak jadi direkrut menjadi dokter on-call di UGD mereka, karena Direktur Kim baru tahu kalau mereka sudah mengisi posisi itu.

"Sepertinya aku terlalu tergesa-gesa. Aku minta maaf. Karena kau sudah di sini, makanlah dulu. Aku akan memperlakukanmu dengan baik sebagai permintaan maaf."

"Tidak, terima kasih. Aku baik-baik saja. Permisi."

"Mau bagaimana lagi. Selamat tinggal."


Eun Jae sudah menuju pintu tapi ia balik lagi, ia menduga Direktur Kim pasti menelfon RS di Seoul, kan? Apa yang dia katakan?

"Sudah cukup. Terima saja."

"Tidak. Saya tidak bisa."

"Kau dipecat karena membuat masalah. Dan itu masalah besar."


Jae Geol ke RS Geoje Jeil, ia tak sengaja melihat Eun Jae berjalan keluar dari Ruangan Direktur.


Jae Geol lalu kesana dan ia disapa ramah oleh sekretaris DIrektur. Jae Geol menanyakan perihal Eun Jae yang baru keluar dari sana.

"Dokter Song Eun Jae? Anda mengenalnya?"

"Sedikit. Kenapa dia di sini?"

"Dia akan bekerja di UGD malam hari, tapi baru saja dipecat. Dia buat masalah ditempat kerja sebelumnya. Itu masalah besar."


Jae Geol lalu masuk ke ruangan Direktur Kim. Direktur Kim bersikap dingin padanya, Jae Geol bahkan bukan dokter, lalu apa yang dilakukannya di Rumah Sakit? Jae Geol menawari, apa Direktur Kim mau melihat lisensinya?

"Pengobatan Korea tidaklah masuk hitungan."

"Ayah."

"Itu hanya ilmu sains primitif."

"Ahli bedah dimulai dari tukang cukur."

"Hentikan!"

"Tidak banyak yang berbeda. Mereka memotong dan menjahit orang sesuka hati."

"Keluar."

"Aku juga tidak mau disini."

"Lalu kenapa di sini? Siapa yang menerimamu disini?"


Seorang Ahjumma masuk dan menjawab kalau ia yang menyuruh Jae Geol ke sana, ia adalah ibu Jae Geol juga istri Direktur Kim.

"Kasihanilah Jae Min. Dia telah dulu meninggalkan kita, sehingga lupa memperingati kematiannya. Aku pikir kita bisa makan bersama dan ingatlah dia yang sudah meninggalkan kita."

"Memangnya salah siapa, dia sampai mati?" Tanya Direktur Kim.

"Hentikan. Aku sakit mendengarnya."

"Berhenti berkata begitu. Ini salahnya (Jae Geol)."

Jae Geol sudah akan pergi tapi Ibunya menahan tangannya, menyuruhnya tetap di sana dan makan malam bersama. Jae Geol menurunkan tangan ibunya dari lengannya.

"Kau ingin lihat Ibumu mati? Kau suka itu?"

Direktur Kim menyahut, "Dia bahkan tidak akan berkedip."

Ibu menegurnya. Jae Geol minta maaf dan tetap berjalan keluar.


Di luar Jae Geol masih kesal, ia sampai membanting pintu mobilnya.


Eun Jae minum sendirian di pinggir laut. Di meja lain semuanya ramai-ramai, minimal dua orang lah. Eun Jae mengingay kejadian di RS Seoul Daehan.

 
Kepala Kim turut berdua atas kematian Ibu Eun Jae, jadi ia mengajak Eun Jae untuk kembali bekerja, mengingat Eun Jae sudah punya tujuan yang jelas.


Eun Jae kembali ke RS kapal, namun ingatannya masih memutar kejadian waktu itu.


Eun Jae sedang menangani pasien, seorang ibu yang anaknya juga di rawat disana. Ibu itu menjerit kesakitan dan tiba-tiba detak jantungnya hilang. Eun Jae menggunakan alat kejut jantung untuk mengembalikannya tapi ia gagal.


 
Kepala Kim langsung mengusirnya, mengatakan kalau ia tidak butuh orang dombong seperti Eun Jae.


Eun Jae tertidur disana.


Keesokan harinya semua alat pesanan Eun Jae datang. Won Gong ribut karena Eun Jae sudah memesan semua alat itu sekaligus.

"Karena aku membutuhkan ini semua." Kata Eun Jae.

"Ada prosedur untuk memesan peralatan baru. Ini semua... Ya ampun."

Won Gong sudah mendengar apa yang terjadi. Apa Eun Jae kesal atas apa yang terjadi? Eun Jae menjelaskan, tangan adalah segalanya bagi ahli bedah. Ia harus beroperasi agar tetap cekatan, ia tidak bisa menggunakannya untuk sekedar makan dan minum.


Perawat Pyo dan satu perawat lagi membawa keluar kardus alat-alat itu. Ah Rim heran, kenapa Eun Jae membeli sesuatu yang tidak bisa ia gunakan?

"Apa maksudmu?" Tanya Perawat Pyo.


lalu Ah Rim menarik mereka ke ruangan perawat, menjelaskan kalau Eun Jae dipecat dari Seoul karena membuat masalah. Perawat Pyo bertanya, masalah apa?

"Apa masalah paling buruk yang dilakukan dokter? Malpraktek." Kata Ah Rim.


Awak kapal juga membicarakan Eun Jae, katanya Eun Jae membunuh pasien.


Choon Ho langsung mengatakannya pada Kapten Bang, katanya Eun Jae tidak hanya membunuh satu orang saja. Bagaimana jika pasien mereka tahu?

Kapten Bang menghela nafas.


Eun Jae menyadari ada yang tidak beres, semua langsung bubar saat ia mendekat sambilmeliriknya.


Hyun juga mendengar kabar itu dari seorang staff dan kebetulan Eun Jae ada di belakangnya. Si Staff langsung kabur saat melihat Eun Jae tanpa memberitahu Hyun, jadinya Hyun terkejut saat berbalik dan melihat Eun Jae.

Eun Jae mengingatkan Hyun, apa Hyun tidak membawa kopinya. Hyun langsung mengambilnya, tapi ia lupa kalau cangkirnya panas.


Hyun masuk ke ruangan Jae Geol, disana Jae Geol sedang melakukan akupuntur pada Joon Young yang habis menari semalaman di klub.

"Kau sudah dengar rumor itu, Hyung? Dokter Song dipecat karena membuat masalah. Itu sebabnya dia datang kesini. Bagaimana jika disini dia dipecat juga?" Kata Joon Young.


Jae Geol malah merasa itu hal bagus, ia menolak ahli bedah di kapal. Eun Jae ingin mengoperasi siapa saja, ia tidak tahan melihat kesembongannya itu.

Hyun sedikit kesal, apa Jae Geol lupa kalau kesombongan yang tidak Jae Geol suka itu, bisa menyelamatkan nyawa dua orang. Hyun langsung keluar dengan kesal, Jae Geol dan Joon Hyung hanya bisa saling pandang heran.


Kapten Bang mendatangi Eun Jae dengan daftar alat yang Eun Jae pesan, apa Eun Jae tahu berapa biaya semua ini? Kapten Bang langsung masuk ke ruang operasi dan melihat semua alat itu sudah di pasang.

Eun Jae menjawab, itu semua adalah peralatan yang mereka perlukan untuk mengoperasi. Kapten Bang menyuruhnya untuk membungkus kembali semua itu dan minta kembali uangnya. Eun Jae juga juga harus berkemas dan pergi.

"Kau tidak dengar? Kau dipecat!"

"Aku ditunjuk oleh Provinsi Gyeongsang Selatan. Selama aku dikapal ini, aku tidak membuat kesalahan atau melanggar peraturan apapun. Aku tidak pantas diperlakukan seperti ini."


"Kalau begitu.. Mengapa kau melepaskan pekerjaan sebelumnya? Aku menelpon mereka dan kau tidak berhenti sendiri. Kau dipecat. Kenapa kau dipecat? Apa yang terjadi sampai mereka memecatmu? Masalah apa lagi yang bisa disebabkan seorang dokter? Itu pasti malpraktek. Jawab aku. Kenapa kau tidak mengatakan apapun?"

"Aku tidak mau menjawabnya."

"Aku tidak ingin mendengar jawabanmu. Turun dari kapalku. Keluar sekarang juga."

"Tidak."

"Apa kau ingin melawanku? Kau tidak akan bisa. Jika perlu aku akan mencekik Gubernur supaya kau dipecat."

Kapten Bang kemudian keluar dengan kesal.


Eun Jae di geladak kapal, menatap lautan luas. Hyun lalu mendekatinya, bertanya apa yang membuat Eun Jae bergabung dengan tim mereka?

"Bagaimana denganmu?"

Hyun hanya menatap Eun Jae.


Terjadi hujan badai. Choo Ho menyarankan untuk kembali saja seperti kapal-kapal lain dan Kapten Bang menyetujui ide itu.


Lonceng dibunyikan, mengabaru kalau mereka akan berlayar kembali. Awak kapal mengangkat jangkar dan memasukkan semua peralatan yang ada di luar, melindunginya dari air hujan.


Ini adalah adegan di awal episode 1, dimana ada dua awak kapal bersama-sama membuka tutup besi salah satu tangga. Satu orang masuk ke dalam dan satunya lagi di luar untuk mengulurkan barang yang harus mereka masukkan ke sana.

Namun tiba-tiba tutup besi itu tersapu badai dan menjepit tangan awak kapal yang ada di luar. Awak kapal itu bernama Jung Ho dan ia langsung menjerit kesakitan.


Kapten Bang menghubungi radio, mengabarkan soal ombak yang tampak sangat mengerikan. Tapi ia heran melihat ada ribut-ribut di luar, apa yang mereka lakukan?


Choon Ho penasaran, ia lalu keluar untuk mengecek dan terkejut melihat keadaan, ia berteriak "Jung Ho-ya~"

*Kayaknya Choon Ho dan Jung Ho bersaudara, mengingat nama mereka mirip.


Choon Ho langsung memanggil Eun Jae, Eun Jae mengerti dan langsung berlari ke atas.


Hyun dan Joon Young melihat itu, mereka saling pandang dengan pandangan bertanya, apa yang terjadi?


Eun Jae mengecek tangan Jung Ho dan ia tidak merasakan denyut nadi dari pergelangan tangan yang terluka sampai jari. Choon Ho memohon pada Eun Jae untuk melakukan sesuatu, Jung Ho tidak akan bisa melakukan apapun tanpa tangannya.

"Lakukan apapun yang anda bisa untuk menyelamatkannya, ya?"


Eun Jae lalu menuang antiseptik ke luka Jung Ho dan malah pergi lagi. Tim Dokumenter dilarang merekam tapi mereka mengabaikannya.

Eun Jae kembali dengan membawa kapak, ia membersihkan kapak itu dengan antiseptik.


Eun Jae kemudian menggunakan kapak itu untuk memutus tangan Jung Ho. Jung Ho berteriak sejadi-jadinya. Semua orang shock.


Choon Ho mencengkeram kerah Eun Jae, protes keras dengan apa yang barusan Eun Jae lakukan, ia bersumpah akan membunuh Eun Jae. 
>

6 komentar

avatar

Wah seru jg film nya d lanjut ters mba

avatar

Wah seru jg film nya d lanjut ters mba

avatar

Salam kenal oenn....kayaknya bakalan jd tamu aktif yg suka mampir di ini blog����


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search