-->

Sinopsis Queen For Seven Days Episode 13 Part 1

- Juli 14, 2017
>
Sinopsis Queen For Seven Days Episode 13 Part 1

Sumber Gambar: KBS2


Chae Gyung Shock melihat skema pemberontakan Yeok. Chae Gyung juga tak sengaja menemukan cangkang siput di lantai.

Kilas Balik...

Pengasuh membawakan daftar menteri korupsi yang disebarkan Istri Siput.

"Orang-orang ini melakukan pekerjaan hebat lainnya. Aku pikir mereka hanya memberi beras bagi yang kelaparan. Tapi mereka memberitahu kita tentang Menteri yang korupsi. Raja seharusnya melakukan ini."

Kilas Balik Selesai..


Chae Gyung menatap kembali skema itu, "Apa mungkin..."

Chae Gyung sangat terkejut, ia melihat sebuah catatan kecil, disana ada tulisan, "Menang dari Shin Su Geun dengan melakukan pernikahan".
Kata-kata Yung kembali terdengar, "Yeok bertekad menjadi pengkhianat. Semua yang dia lakukan... merupakan skema pengkhianatan."

Chae Gyung menutup mulutnya saking terkejutnya, "Apa mungkin... Pangeran."


Suk Hee, Gwang Oh dan Myung Hye kembali ke pegadaian setelah acara pemakaman. Suk Hee dan Gwang Oh menemukan kalau gembok pegadaian rusak.

"Apa ini? Apa yang terjadi?" Tanya Suk Hee.


Lalu mereka masuk ke ruang rahasia disusul Myung Hye. Mereka bergegas memeriksa, apa yang hilang atau apa ada yang masuk.


Chae Gyung sebenranya masih ada disana bersembunyi. Yeok yang baru masuk heran dengan semuanya. Gwang Oh menjelaskan kalau gembok pintu depan rusak dan pintu ruang rahasia terbuka.


Yeok menatap ke arah tempat persembuyian Chae Gyung. Ia sudah merasa ada kejanggalan karena lukisan disana jatuh. Tapi saat Myung Hye tanya, ia bilang tidak ada apa-apa.


Myung Hye tidak begitu saja percaya, ia akan memeriksa sendiri tapi Yeok buru-buru mengalihkan perhatian yang lain, ia pura-pura melihat seseorang di luar. Maka semuanya keluar mengejar orang itu kecuali Yeok.


Merasa semua orang sudah keluar, Chae Gyung juga keluar dari tempat persembunyiannya. Ternyata Yeok bersembunyi untuk memastikan siapa yang menerobos masuk dan ia melihat Chae Gyung melangkah keluar.


Chae Gyung tak linglung keluar dari rumah pegadaian.


Yeok menatap skema pemberontakannya, ia berkaca-kaca karena yakin Chae Gyung membaca semuanya.


Chae Gyung ambruk ditengan jalan. 

"Yang Mulia. Anda meminta saya untuk menjadi mata-mata supaya mengetahui semua ini? Mengapa? Untuk membuat saya membunuh Pangeran dengan tangan sendiri? Itu sebabnya Anda membiarkan pernikahan ini?"


Yeok tak beda jauh dengan Chae Gyung, ia juga pucat sampai tidak menyadari yang lain melewatinya.

Yeok tersadar, lalu menjelaskan pada yang lain kalau ia pikir yang masuk cuma pencuri rendahan karena jika mereka orang-orang Ketua Sekretaris Kerajaan, pasukan kerajaan pasti sudah berada di sana untuk berjaga-jaga supaya tidak ada masalah. Yeok lalu keluar.


Suk Hee heran kenapa Yeok jadi sangat pucat, seperti habis melihat hantu.

"Ayah Seo Noh sudah mati. Ruang rahasia telah terbuka. Tentu saja dia terlihat mengerikan." Jawab Gwang Oh.

"Kau benar. Aku tidak percaya apa yang terjadi. Bahkan pencuri rendahan pun mengganggu kita."

Tapi Myung Hye tidak sepemikiran, ia permisi untuk menemui Ibu SUri.


Kemudian Seo Noh datang, semua jelas terkejut karena Seo Noh masih dalam suasana berkabung. Tapi Seo Noh tidak ingin berlarut-larut, ia mengajak semuanya mulai bekerja karena pelanggan akan datang. 

Gwang Oh: Kau harus beristirahat.

Seo Noh: Aku akan memindahkan kuburan Ayahku di samping Nenekku di Dongjeokjeon. Untuk melakukannya, kita perlu mengusir Raja. Kita tidak punya waktu untuk bersantai.


Yeok pulang, ia langsung masuk ke kamar Chae Gyung tapi orangnya tidak ada disana. Bibi pengasuh mendadak masuk tanpa mengetuk dan terkejut sekali melihatnya.

"Dimana Chae Gyung?" Tanya Yeok.

"Aku pikir dia bersama Anda. Lalu pergi kemana dia?"

Yeok berpikir dan sepertinya ia teringat sesuatu, ia langusng bergegas keluar.


Chae Gyung ke istana, sesaat setelah melewati gerbang, ia tak sengaja mendengar suara menteri meminta pengertian Raja karena mereka dijebak. Chae Gyung mencari asal suara itu dan mengintip.


Yung: Kalian memulai petisi untuk menghentikan Yoo Ja Gwang setelah membaca pengumuman istri siput. Apa kalian masih merasa ini tuduhan palsu?

Menteri 1: Ya, Yang Mulia.

Yung: Kalian seharusnya menjadi Menteri setiaku, tapi kalian membuat kritik anonim tentangku dan mengatakan kalian dituduh?

Menteri 1: Saya tidak punya pilihan selain melakukan itu untuk Yang Mulia dan negara ini. Kuil Leluhur Kerajaan---


Tanpa menunggu penjelasan Menteri 1, Yung menghunus pedang dari pengawalnya dan langsung menyabetkannya pada leher Menteri 1. Chae Gyung tidak sanggup lagi melihatnya, ia bersembunyi dibalik pintu, tubuhnya gemetar antara ketakutan dan terkejut.

Yung: Kau tidak menunjukkan sedikit penyesalan. Apa kau juga merasa dituduh?

Tinggal satu menteri lagi dan menteri itu menjawab tidak. Sementara itu, Chae Gyung menguatkan dirinya untuk kembali mengintip.

Yung: Baik. Kau harus membayar dosa-dosamu.


Lalu Yung menyabetkan pedang yang sama pada leher menteri itu.

Chae Gyung kembali sembunyi untuk kedua kalinya. Yung sempat menoleh ke arah Chae Gyung tapi karena disana tidak ada siapa-siapa, Yung pun tidak menghiraukannya.


Chae Gyung pucat pasi, nafasnya tidak beraturan.


Akhirnya Chae Gyung keluar istana.

"Setelah menyadari pengkhianatan kekasihku.. Aku akhirnya melihat dunia nyata.. yang belum pernah aku ketahui."
Chae Gyung melihat bagaimana sebuah desa dimusnahkan.

"Raja yang aku dukung.. telah menjadi Raja yang kejam. Aku menjadi.. wanita yang tolol dan bodoh."


Yeok akhirnya menemukan Chae Gyung, dan tiba-tiba Chae Gyung jatuh pingsan.


Pengawal Yung memberitahu bahwa Chae Gyung masuk ke rumah pegadaian dengan merusak gembok depan. Yung senang, akhirnya semuanya dimulai, kecurigaan, keretakan, dan saling mengawasi.

"Chae Gyung akan segera melapor padaku. Aku akan segera bergerak. Perhatikan pegadaian sampai saat itu."

"Ya, Yang Mulia."


Myung Hye memberi catatan pada Ibu Suri, isinya bahwa surat rahasia itu ada di tubuh seorang wanita. Ada seorang dayang yang mengantarkan makanan, tapi gelagat dayang itu aneh. Setelah dayang itu keluar,  Ibu Suri bertanya, apa catatan itu sungguh dari juru tulis itu?

"Iya. Saya pergi mencari barang Ayah Seo Noh selama pemakaman. Itu dijahit di lengan baju ayah Seo Noh dan saya menemukannya."

"Di tubuh wanita. Surat rahasianya ditato di tubuh wanita."

"Saya akan menyuruh orang-orang memeriksa wanita istana dan selir almarhum Raja."

"Ini pasti seseorang yang akan membantu Yeok karena ini tentang tahta. Tidak mungkin selir. Mereka semua ingin menjadikan putranya sebagai Raja. Mengapa juga mereka membantu Pangeran Jin Seong menjadi raja? Itu ditato di tubuh wanita.


Dayang tadi melapor pada Nok Soo kalau Ibu Suri dan Myung Hye berbicara tentang wanita dengan surat rahasia itu.


Nok Soo meneruskannya pada Im Sa Hong. Im Sa Hong bertanya, apa Ibu Suri mencari tahu siapa wanita itu? Menurut Nok Soo begitu, lalu ia bertanya apa yang akan Im Sa Hong lakukan jika Ibu Suri menemukan wanita itu.

"Begitu mereka tertarik dengan sesuatu, kita harus bergerak terlebih dahulu."

"Siapa pun dia. Ini tidak akan mudah."

"Tidak masalah apa itu mudah atau tidak. Kita hanya perlu melihat tubuh dan tatonya. Saat mereka membawa mayatnya.. Kau harus memeriksanya."

"Iya. Aku akan melakukannya."


Chae Gyung sadarkan diri dan ia sudah berada di kamarnya. Di luar ia mendengar suara Yeok dan bibi pengasuh. Yeok meminta obat yang dibawa bibi pengasuh, Yeok yang akan memberikannya pada Chae Gyung. Chae Gyung memilih untuk menutup matanya kembali.


Yeok serius merawat Chae Gyung.

Batin Chae Gyung: Bahkan setelah semua ini, Aku tidak bisa melihatmu mati lagi. Aku tidak bisa membunuhmu dengan tanganku sendiri.


Yeok menyuapkan obat Chae Gyung tapi Chae Gyung menolehkan kepalanya, menolak. Yeok pun menyerah.


Batin Chae Gyung: Sebelum ada yang tahu tentang pengkhianatanmu, aku akan membuatmu berubah pikiran.
Batin Yeok: Aku sangat egois. Aku tahu akan menyakitimu.

Yung datang ke perpustakaan kerajaan. Ia menunggu Chae Gyung, soalnya ia menyuruh Chae Gyung kesana setelah mengetahui semuanya.

Chae Gyung tidak beranjak dari selimutnya sampai pagi. Yeok juga ketiduran disana. Sementara Yung, begadang di perpustakaan kerajaan.


Dalam rapat pagi, Yung menyampaikan akan mengangkat Menteri Pertahanan Yoo Ja Gwang dan mempromosikannya menjadi Wakil Menteri. Para menteri menetangnya karena Menteri Yoo adalah penjahat.

Park Won Jong: Yang Mulia, orang-orang sudah tahu tentang ini. Tapi jika Anda menutupi kejahatan mereka seperti ini---

Yung: Lalu mereka akan percaya bahwa kabar itu palsu dan keputusan akulah yang benar. Artinya, orang-orang.. akan percaya kata-kataku daripada sampah yang bernama istri siput atau apapun itu. Jika ada yang percaya istri siput dan mengatakan sesuatu untuk menentang keputusanku, itu artinya berkhianat. Apa kalian tidak setuju?


Yung mendekati Park Won Jong karena sepertinya Park Won Jong tidak setuju dengan keputusannya. Park Won Jong jelas mengelaknya.

"Tidak? Sayang sekali. Aku sangat tidak puas dengan kinerjamu. Disaat kau harus menghabiskan waktu untuk tugas malam, kau malah duduk di pegadaian menikmati waktu santaimu. Apa kau tidak mau bekerja?"

"Saya mohon maaf, Yang Mulia. Bukan begitu---"

"Aku akan menghukum Wakil Komandan Park. Kau tidak boleh datang ke Istana Kerajaan selama sebulan."

"Yang Mulia."

"Jika aku melihatmu di istana, Aku akan berpikir bahwa kau telah membantahku dan menghukummu karena berkhianat."

"Saya akan menerima hukuman Anda."


Suk Hee keluar rumah pegadaian, ia pura-pura sedang peregangan tapi sebenarnya mengawasi dimana saja ada mata-mata.

"Orang idiot itu masih juga mengawasi kami. Mengapa mereka tidak pergi?" Gerutunya pelan.

Satu orang pelanggan datang dan Suk Hee menyuruhnya masuk seperti biasa.


Myung Hye menjelaskan, menteri yang mengajukan petisi untuk Menteri pertahanan, telah dipenggal kepalanya.

"Apa mereka mati karena menulis petisi?" tanya Gwang Oh.

"Pamanku tiba-tiba dihukum. Tuan Yoo kembali dan bahkan dipromosikan. Raja akhirnya menjadi gila."

"Bagaimana dia bisa menipu semua orang?


Park Won Jong: Dia mungkin merasa Pangeran Jin Seong adalah orang yang memiliki kekuatan politik yang sesungguhnya.

Myung Hye: Masalahnya adalah jika ini terus berlanjut, maka pengumuman itu sama sekali tidak efektif. Orang bahkan tidak berani membaca pengumuman itu.


Seo Noh datang dari belakang dan langsung menyahut: Tetapi tetap saja, kita tidak bisa menghentikan apa yang telah kita lakukan. Kita tidak bisa tinggal diam hanya karena takut dengan kekejaman Raja. Terlalu banyak orang busuk disana. Kita harus menghentikannya sehingga kita bisa membuat bangsa ini berfungsi sepenuhnya.

Park WOn Jong heran karena tidak ada Yeok disana. Seo Noh menjelaskan kalau Chae Gyung sedang sakit, jadi Yeok harus tinggal bersamanya. Jika terjadi sesuatu, ia diberitahu untuk meletakkan bambu di bawah teras ruang tamu.


Jalan rahasia rancangan Yeok dan Seo Noh sudah berhasil dibangun dan Park Won Jong bisa keluar-masuk pegadaian tanpa diketahuioleh mata-mata.


Yeok mengambil bambu dibawah lantai ruang tamu tanpa sepengetahuan siapapun. Ia membawanya ke kamar lalu membacanya, "Tuan Yoo dilepaskan dan dipromosikan dan orang yang menulis petisi dipenggal.


Yeok akan keluar lagi tapi saat ia hendak membuka pintu tak senagaja ia menatap cincin Chae Gyung. Yeok jadi teringat permintaan Seo Noh agar ia cepat menjadi raja sehingga bisa melindungi orang-orangnya. Lalu Yeok teringat ekspresi Chae Gyung saat keluar dari rumah pegadaian kemarin. Yeok dilema, ia menangis sambil menutup mulutnya agar tidak bersuara.


Chae Gyung berias dan ia keluar dari kamarnya. Setiap dayang yang melewatinya, menanyakan keadaannya.

"Mereka disini untuk mengawasiku." batin Chae Gyung.


Bibi pengasuh menghampiri, bertanya apa Chae Gyung sudah merasa baikan. Chae Gyung tersenyum, ini sudah beberapa hari, ia sudah sembuh sekarang.

"Benar juga. Pangeran kesulitan karena kau demam. Aku bahkan khawatir dia akan sakit sepertimu. Tapi sayangnya.. dia baik-baik saja."

"Aku bisa tertawa berkatmu, Bibi."

"Aku senang membuatmu tertawa."


Yeok keluar juga (bibi pengasuh meninggalkan mereka) dan terkejut melihat Chae Gyung ada diluar karena ia yakin Chae Gyung belum sepenuhnya sehat.


Rombongan sayang menyapa mereka berdua.

"Aku tidak bisa membiarkan mereka tahu." Batin Chae Gyung, lalu ia bersikap manis pada Yeok dan menggenggam tangan Yeok. "Kudengar kau kesulitan akhir-akhir ini karena aku."

"Tidak, itu tidak menyulitkanku."

"Mari kita masuk."


Yeok bertanya ada apa. Chae Gyung menjelaskan bahwa ia tidak bisa mempercayai siapapun yang ada disana kecuali pengasuhnya.

"Lalu?"

"Aku yakin mereka akan melaporkan kita. Aku.. hanya memastikan mereka tidak membuat laporan palsu pada Raja."

"Ini tidak seperti dirimu. Ini tidak sesuai denganmu, Chae Gyung. Kau tidak akan melakukan sesuatu pada hal-hal yang kau yakin saja. Kau menawan.. karena tindakanmu sama dengan pikiranmu."

"Aku?"

Yeok mengangguk.


Chae Gyung menjawab, ia tidak bisa melakukannya lagi, mereka sudah menikah sekarang. Jika ia tetap naif, bagaimana aku bisa melindungi keluarganya?

"Apa kau mengatakan.. kau akan melindungiku?"

"Ketika aku berjanji untuk menikah, itulah janji yang telah aku buat. Pangeran, aku tahu.. Tidak, suamiku.. Aku tahu kau akan melindungi kita."

Yeok menyentuh dahi untuk memeriksa suhu badan Chae Gyung dan Chae Gyung sudah tidak sakit lagi.


Yeok mendadak membuka pintu, ternyata di luar ada kasim Song yang sedang menguping. Yeok menyruhnya pergi karena mereka ingin berdua.

"Pangeran."

"Tidurlah di tempat pelayan. Malam ini.. kami akan tidur bersama."

"Tidur bersama?"

"Tinggalkan kami!"


Kasim Song akan menulis itu dibukunya tapi ia tertangkap basah oleh Bibi pengasuh. Bibi pengasuh meminta bukunya itu. Kasim SOng tidak bisa memberikannya, maka ia berlari dari sana. 


Yeok menjelaskan perihal kelakuannya tadi. Pengantin baru tidur di kamar terpisah adalah hal yang tidak masuk akal. Chae Gyung membantah, itu sering terjadi di istana.


"Kita tidak lagi di istana. Kita orang biasa. Melihat mata masing-masing dan tersenyum. Tidur di bawah satu selimut dan tidak ingin keluar dari tempat tidur. Yah... Bukankah pengantin baru seharusnya begitu?"

"Ketika aku memikirkan tentang pengantin baru.. Saat isteri terbangun, suami memberikan air untuknya. Memijat bahu masing-masing. Suami membawa tas berat saat pergi belanja bersama. Saling berpelukan sampai tertidur."


Yeok mendekati Chae Gyung, "Aku akan memelukmu sampai kau tertidur. Tinggallah bersamaku malam ini."


Yung menunggu di perpustakaan lagi, tai Chae Gyung tidak datang lagi. Kepala Kasim menyampaikan bahwa sudah jam 1 pagi, Yung harus tidur. 

"Dia tidak kesini lagi." Gumam Yung.


Yung masih menunggu sampai pagi, bahkan lilin yang ada dihadapannya sudah pendek dan tidak mau menyala lagi.


Kasim Song harus membopong Yung karena lemas akibat tidak tidur beberapa hari.


Yung mendapati Tuan Shin dan Ibu Suri sedang bersama di depan kediamannya. Yung curiga, Tuan Shin pun menjelaskan, ia ingin mengajukan banding dan kebetukan berpapasan dengan Ibu Suri, jadi ia berhenti untuk menyapa. Ibu Suri menjelaskan, ia ingin menemui Ratu.

"Tapi Yang Mulia. Apa Anda minum semalaman?" Tanya Ibu Suri.


Yung: Kalian berdua telah menjadi keluarga. Sejak Chae Gyung dan Yeok menikah, kalian telah menjadi keluarga sekarang. Semua orang di Joseon tahu itu, Penasihat Negara Kedua sangat mencintai keluarganya. Aku bahkan tidak perlu menyebutkan cintamu (Ibu Suri) pada anakmu.


Yung sempoyongan dan hendak jatuh, Tuan Shin khawatir dan langsung memeganginya.

Yung: Apa kau sudah tahu? Kau akan tetap berdiri disisi Pangeran? Apa kau memiliki pikiran kotor untuk menyeretku dari takhta ini?

Tuan Shin: Yang Mulia. (membantah)

Ibu Suri: Yang Mulia. Pikiran kotor?

Yung: Jika tidak.. bagaimana bisa Chae Gyung tetap diam? Ini yang kau katakan keluarga? Dia mengatakan akan mengerti perasaanku, jadi aku tidak akan terluka. Tapi... Tapi dia... sudah buta sekarang.


Yung berjalan beberapa langkah dan ia terjatuh. Ratu yang kebetulan lewat menghampirinya. Yung langsung memeluk Ratu. 

"Ratuku. Ratuku. Tolong buat Penasihat Negara Kedua dan Chae Gyung tidak goyah."

"Yang Mulia."

"Kau, Putra Mahkota, Penasihat Negara Kedua, dan Chae Gyung adalah keluargaku. Kau adalah orang-orangku. Kalian semua adalah orang-orangku." (dengan sangat putus asa)

"Iya. Kami semua adalah orang-orangmu, Yang Mulia."


>


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search