-->

Sinopsis Queen For Seven Days Episode 3 Part 1

- Juni 08, 2017
>
Sinopsis Queen For Seven Days Episode 3 Part 1

Sumber Gambar: KBS2


Chae Gyung memutuskan, ia sepertinya harus menikah dengan Yeok saja dan ia terang-terangan mengatakannya pada Yeok.

"Daripada menikah dengan orang asing Lebih baik untuk menikah denganmu karena aku tahu siapa dirimu dan kita berteman. Kupikir akan menyenangkan bagimu untuk menikah denganku." Lnjut Chae Gyung.

Yeok kelihatan gugup dengan pengakuan mendadak Chae Gyung itu.



Seo No keluar memanggil mereka. Yeok mendapat alasan untuk menghindar tapiChae Gyung malah menariknya, meminta jawaban.

"Apa menurutmu aku gila?!" Bentak Yeok lalu masuk ke dalam.

Chae Gyung sebal dibuatnya.


Sebelum Yeok masuk, ia menoleh ke Chae Gyung. Ia teringat kata-kata Yung bahwa ia harus menikah dengan Chae Gyung jika mau hidup. Tapi kemudian ia berjalan masuk.


Chae Gyung menggerutu, Terserahlah, ia juga tidak mau menikah dengan Yeok. Lebih baik jika dia seorang jahat Jadi ia akan melupakannya. Atau jika dia seorang pangeran yang sangat pintar, Jadi ia tidak akan berani padanya.

"Dia 50:50, tapi sangat sombong."


Di istana, Yung sedang menggelar upacara untuk meminta hujan. Di luar istana, para warga juga berdoa bersama.

Yung membaca do'a, "Dewa, naga Tolong dengarkan doa orang-orang Joseon. Kekeringan terjadi sejak tahun lalu, panen menjadi gagal dan kehidupan rakyat menjadi sulit. Jalan-jalan dan selokan dipenuhi dengan mayat. Aku bukanlah Raja yang becus... Jadi akulah yang berdosa dan bersalah. Tapi orang-orang..."


Park Won Jong mengajak Shin Soo Geun berbisik, tidak pernah dalam sejarah seorang Raja datang untuk mengadakan ritual hujan.

"Dia bersedia merangkul pendapat rakyatnya. Yang Mulia memiliki niat baik." Jawab Tuan Shin.

"Namun, 12 upacara seharusnya diadakan ditempat seperti gunung-gunung terkenal, sungai-sungai besar dan Kuil leluhur kerajaan untuk melakukan Upacara leluhur pada dewa-dewa Naga Utara. Para menteri seharusnya ikut dan berpartisipasi dalam upacara tersebut."

"Apa Anda mengatakan Ritual Yang Mulia lakukan ini melanggar adat istiadat?"

"Yang Mulia tidak bisa melakukan semuanya sendiri."

"Dia melakukan ini... Karena dia bersungguh-sungguh dan sangat menginginkan hujan."

"Dia bersikap kritis dan obsesif. Dia bahkan ingin mengendalikan bencana alam."

"Sangat menyenangkan jika dia bisa."


Setelah selesai membaca do'a, Im Sa Hong membakar kertas do'a itu lalu Yung bersujud diikuti para menteri dan rakyatnya.

Yung berdo'a sendiri dalam hati, "Ayah. Aku tidak tahu apa itu Kaisar Langit atau Raja Naga laut. Aku tidak pernah mengenal mereka atau bergantung pada mereka. Namun, Ayah... Apa kau lihat? Kesungguhan dan doaku sangat tulus. Aku sangat berharap akan turun hujan."


Sementara itu, Yeok mengajak teman barunya untuk mengadakan ritual hujan juga dengan caranya. Ia menjelaskan kalau kadal air dianggap sebagai naga yang membawa hujan dan angin.

Chae Gyung memotongnya, menanyakan dimana Yeok menaruh kadalnya? Yeok berdalih, lagi pula Chae Gyung akan memberikannya kepada Raja. Semuanya berjalan dengan baik, kadal itu pergi ke orang yang tepat dan uang Chae Gyung aman.

"Wah... Terima kasih banyak." Sindir Chae Gyung.


Seo Noh bertanya, kenapa Chae Gyung membeli kadal air. Yeok dan Chae Gyung menjawab bersamaan, Kadal adalah naga. Lalu keduanya saling berpandangan sebal.

Yeok melanjutkan, "Pokoknya, mereka disebut naga. Naga mewakili Raja... Jadi dia (Chae Gyung) pikir itu cocok dengan Raja."

Seo Noh tertawa, "Aah. Kadal adalah naga yang hidup di selokan. Itu sangat kekanak-kanakan."

Chae Gyung dan Yeok kembali membantahnya bersamaan. Yeok mengalihkan pembicaraan lagi. Ia menjelaskan bagaimana ritual ala dirinya. Letakkan kadal di pot lalu tutupi dengan daun talas, asahi ranting pohon gandarusa lalu percikkan di pot, dan bacakan mantra.

"Kadal... Kadal..." Ucap Yeok.

"Bawalah awan pergi dan datangkan kabut. Biarkan hujan turun. Jika kau melakukannya, aku akan membiarkanmu pergi." Lanjut Seo Noh.

Yeok heran, itu kan adat istiadat ostana, bagaimana Seo Noh bisa tahu?


Belum sempat Seo Noh menjawab ayahnya datang bersama neneknya. Ayahnya kelihatannya tidaksuka dengan teman-teman Seo Noh itu.


Ayah Seo Noh memberi hormat pada Yeok, lalu berkata. "Saya tidak percaya anda berada di sini. Sebaiknya anda pulang saja."

Seo Noh menatap keduanya tidak enak tapi keduanya memastikan tidak apa-apa.


Chae Gyung dan Yeok berjalan dengan canggung. Yeok menyadar sesuatu, ada yang mengikuti mereka.

Mereka adalah orang utusan Im Sa Hong, Im Sa Hong memerintahkan mereka untuk mengawasi baik-baik juru tulis (Ayah Seo Noh) yang tinggal di Dongjeokjeon. Im Sa Hong memerintahkan mereka untuk membunuh siapapun orang kerajaan yang mendekatinya terlepas apapun alasan atau pangkatnya, tidak peduli apapun.


Seo Noh membereskan peralatan ritual Yeok, lalu ayahnya mendekat. Ayahnya melarangnya untuk bertemu dengan Yeok lagi.

"Mereka menyelamatkanku hari ini. Mereka bilang akan menjadi temanku." Alasan Seo Noh.

"Mereka tidak bisa menjadi temanmu!"

Ayahnya bahkan menghancurkan pot Yeok yang berisi kadal air.


Yeok dan Chae Gyung terus berjalan dan Yeok semakin yakin kalau mereka sedang diikuti. Chae Gyung tidak enak, diam-diam begitu, ia bertanya, kenapa Yeok membencinya?


Yeok berhenti lalu menoleh kebelakang, kali ini ia benar-benar yakin. Ia menggandeng Chae Gyung untuk melarikan diri.


Sampai di keramaian, mereka bersembunyi di gerobak seorang pengangkut jerami. Orang-orang itu terus mengejar mereka tapi untungnya tidak menyadarai keberadaan mereka.


Saat dirasa aman, Yeok mengajak Chae Gyung turun dan bersembunyi di balik dinding salah satu rumah, tapi tanpa mereka sadari mereka meninggalkan jejak sepatu karena menginjak kotoran tadi.

Chae Gyung bertanya,kenapa mereka lari. Yeok menjawab kalau ada yang mengikuti mereka. Chae Gyung bertanya lagi, memang apa sebabnya? Apa yang mereka lakukan salah?


Yeok: Kita bisa dibunuh, bahkan jika kita tidak melakukan kesalahan.

Chae Gyung: Maaf?

Yeok: Itu karena aku seorang Pangeran. Aku telah diajarkan sejak kecil. Saat aku mendeteksi bahaya... Aku harus lari terlebih dahulu.

Chae Gyung awalnya terus bertanya kenapa tapi kemudian ia sadar, itulah alasan Yeok kenapa harus pura-pura tidak peduli pada orang lain padahal sangat peduli.

Chae Gyung mendadak menggenggam tangan Yeok, mungkin ia mulai kagum. Tapi ia beralasan kalau ia takut Yeok akan melarikan diri tanpanya. Yeok mengerti dan ia menggenggam lebih erat tangan Chae Gyung.


Yeok mengintip, dan ternyata orang-orang itu semakin dekat dengan keberadaan mereka.

Chae Gyung dan Yeok baru menyadari kalau mereka meninggalkan jejak kaki.


Chae Gyung pun memanjatkan doa dalam hati, "Raja langit dan bumi... Tolong buat mereka tidak melihat jejak kaki kami. Tolong."

Chae Gyung sangat ketakutan karena rasanya ada yang makin mendekat. Yeok lalu menutup kedua telinganya, "Semuanya baik baik saja. Jangan takut."


Tiba-tiba hujan turun, sontak semua orang bersorak dan jejak kaki mereka tersamarkan dengan air hujan. Ditambah, orang-orang disana bergerombol keluar rumah, jadi orang-orang yang mengejar kebingungan.


Semua orang bersorak untuk Yung karena doa Yung untuk meminta Hujan dikabulkan. Yung jadi semakin sombong.

"Ayah, Apa Anda lihat ini? Apa Anda masih merasa aku tidak layak menjadi Raja? Aku tidak akan meragukan diriku lagi. Aku adalah Raja Joseon sesuai dengan perbuatanku dan namaku."


Chae Gyung menyarankan jubahnya untuk dijadikan payung. Dalam pelarian mereka menemukan sebuah pondok, lalu emutuskan untuk menuju ke sana.


Ratu (Shin Bi) turut senang karena hujan turun berkat doa Yung. Saat itu juga ibu suri mengunjunginya.

"Aku di sini untuk membicarakan pernikahan Pangeran Jin Seong. Dan sekarang hujan. Ini pertanda baik." Kata Ibu Suri.


Ibu Suri bercerita, ia mengunjungi Sekretaris Utama Kerajaan (Ayah Chae Gyung) untuk membahas hal ini. Namun, mereka belum memberiku jawaban. Karena itu, Ibu Suri menulis surat permintaan resmi dan ia meinta tolong pada Ratu untuk membantunya.

"Jika Pangeran Jin Seong menjadi menantu dari orang Yang Mulia percaya. Bukankah hubungan mereka akan menjadi lebih baik?" Lanjut Ibu Suri.

"Sampai beberapa tahun yang lalu... Keduanya memiliki hubungan yang baik."

"Aku harap... Anak-anakku bisa kembali ke waktu itu. Itulah semua yang aku inginkan. Jadi aku butuh bantuanmu, Ratu."


Usai ritual, Yung berganti pakaian dan ia memanggil Shin Soo Geun (Ayah Chae Gyung) ke ruangannya.

"Aku lebih nyaman memakai baju perang daripada baju kerajaan. Baju kerajaan terlalu berat dan membebaniku. Beritahu pelayan kerajaan untuk membuat baju perangku dengan bahan yang lebih ringan dan dengan lengan yang lebih sempit." kata Yung.

Kasimnya mengerti, lalu Yung menanyakan pendapat Tuan Shin.

"Ya, Yang Mulia. Jika lengannya lebih sempit... Akan memudahkan Anda untuk..."

"Bukan itu. Tentang Pangeran Jin Seong maksudku."


Im Sa Hong mendapat laporan dari orang suruhannya kalau Yeok mendatangi rumah juru tulis Raja terdahulu. Im Sa Hong tersenyum senang.


Semua dayang diperintahkan keluar dari kamar Raja. tepat saat itu Im Sa Hong hendak berkunjung. Kepala dayang menjelaskan kalau Raja sedang berbicara dengan Tuan Shin dan tidak mengijinkan siapapun masuk.

"Menurutmu aku siapa?!"

Im Sa Hong memaksa masuk tapi ia dihadang oleh pengawal raja.


Yung: Anak kecil itu... Sepertinya aku terlalu mendadak mengatakannya. Dia bilang tidak akan pernah menikahi anak perempuanmu. Aku agak jahat padanya... dan aku sedikit kasar dengan kata-kataku. Namun... Keputusanku tidak dibuat dengan tiba-tiba. Seperti yang kau ketahui... Yeok bukan hanya saudaraku. Dia adalah pewaris mendiang Raja... dan saingan politik yang kuat untukku.

Tuan Shin: Yang Mulia, tapi...

Yung: Aku menikahkan dia dengan keluargamu bukan karena dia saudara kesayanganku. Itu karena dia adalah saingan politikku. Aku tidak bisa mempercayai orang lain kecuali kau.


Im Sa Hong berseloroh dari luar kalau mereka memiliki masalah, prediksinya benar tentang Dongjeokjeon. Raja pun memrintahkannya untuk masuk dan mengirim Tuan Shin keluar.


Yung sangat murka mendengar Yeok ada di Dongjeokjeon, apalagi di rumah juru tulis itu.

"Seperti yang kita pikirkan. Ibu Suri pasti tahu tentang hal ini. Dia adalah istri mendiang Raja." Im Sa Hong mengaran cerita.

"Cari dia. Kita akan tahu setelah menginterogasinya."

"Ya, Yang Mulia."

Setelah Im Sa Hong pergi, Yung membatin, "Apa kau benar-benar mengkhianati kepercayaanku? Jika kau tahu tentang hal ini... Aku tidak akan pernah memaafkanmu."


Chae Gyung dan Yeok menunggu di gubuk itu hingga hujan reda. Yeok menegaskan, ia tidak akan pernah menikah dengan Chae Gyung. Maksudnya, jika ia menikahi putri dari orang kepercayaan Yung, Itu akan membuatnya terlihat seperti curiga dan takut pada kakaknya. Hargadirinya terluka dan ia tidak ingin hal itu.


"Jika kita menikah... bukankah akan membuat hubungan antara Raja, kau, dan keluargaku menjadi lebih baik lagi. Kita akan menjadi keluarga." Jelas Chae Gyung.

Yeok tersenyum, ternyata Chae Gyung naif sekali. Ketika mereka dikejar orang-orang itu, Chae memikirkan sesuatu, Jika mereka bisa melarikan diri tanpa tertangkap oleh orang-orang itu, berarti para dewa membantu mereka. Itu artinya mereka tidak boleh takut.


Yeok kembali tersenyum, Chae Gyung benar-benar seorang wanita tulen ternyata, semua itu terdengar seperti takhayul.

"Walaupun demikian... Begitulah caraku agar menjadi berani." Balas Chae Gyung, ia melanjutkan, "Jadi jangan takut dengan dunia yang telah diatur oleh orang dewasa. Itu tidak seperti kau melakukan kesalahan. Itu karena dunia ini aneh."


Yeok menatap Chae Gyung penuh kekaguman. Tapi saat Chae Gyung menatanya balik ia jadi salah tingkah.

Tapi Yeok cepat menguasai keadaan, ia menggoda Chae Gyung, pasti Chae Gyung menyukainya kan? dan giliran Chae Gyung yang gelagapan tidak bisa menjawab alias salah tingkah.

Chae Gyung lalu bersiul untuk mengalihkan pembicaraan dan tiba-tiba angin berhembus mengiringi siulannya.


Yung berlatih pedang dengan sangat serius sampai pengawalnya kuwalahan meladeni.


Sementara itu, Im Sa Hong dan Nok Soo memperhatikannya dari atas.

"Sekarang, bahkan kerikil terkecilpun akan memicu gelombang besar... karena dia sangat sensitif." Kata Im Sa Hong.

"Dia telah hidup... dengan hati yang terluka. Aku tidak ingin melihatnya terluka karena alasan yang sama."

Kilas Balik...


Im Sa Hong dulu rela menjadi kuda Yeok saat Yeok masih sangat kecil dan ia melakukannya di depan Raja.


Tapi tiba-tiba Tuan Shin datang dan langsung menghadap pada Raja, Im Sa Hong iri karena ia tidak bisa begitu.

"Yang Mulia... Kau menunjukku untuk menjadi anjingmu. Jadi saya tidak punya pilihan selain menjadi anjing. Dengan gigi taringku... Aku akan membantai orang yang paling berharga... Pangeran Jin Seong."

Kilas Balik selesai...


"Pangeran Jin Seong harus mati untuk Raja sekarang dan aku bisa mengambil alih Joseon."
Terlihat orang-orang suruhan Im Sa Hong menuju ke suatu tempat.


Karena hujan sedah benar-benar reda, mereka melanjutkan jalan untuk pulang. Yeok menyuruh Chae Gyung untuk naik ke punggungnya, ia tahu Chae Gyung tidal bisa jalan dengan kaki terluka.

"Aku tidak akan naik ke punggungmu." Jawab Chae Gyung.

"Kenapa? Apa kau menjaga jarak dariku? Karena anak laki-laki dan perempuan tidak boleh duduk bersama?"

"A.. ada banyak alasannya."

"Alasan?"

"Itu artinya "banyak", Pangeranku."


Yeok tersenyum, ia kembali menggoda Chae Gyung, apa Chae Gyung akan naik ke punggungnya jika ia meminta Chae Gyung untuk menikah dengannya?

Chae Gyung tersenyum, Yeok menyukainya sekarang, 'kan?

"Aku akan pergi, Kotoran Burung." Jawab Yeok.

"Dasar. Ayolah."

"Dasar. Ayolah." Yek menirukan cara bicara Chae Gyung.


Yeok mengulurkan tangan saat mereka akan menuruni sungai, kali ini Chae Gyung menerimanya.


Mereka harus menyeberangi sungai itu. Yeok menang, Chae Gyung harus naik punggungnya kali ini.

"Aku menerima tawaranmu karena sangat kasar jika terus menolaknya. Mohon mengerti itu." Kata Chae Gyung sebelum naik.

"Baik. Baiklah."


Yeok berkata kalau Chae Gyung sangat berat. Chae Gyung malu dan meminta Yeok untuk menurunkannya. Tapi Yeok hanya bercanda, ia mulai melangkah sambil sengaja menggoyang-goyangkan Chae Gyung. Chae Gyung takut dan akhirnya berpegangan erat.


Yeok tertawa puas. Chae Gyung refleks memukul kepala Yeok karena kesal. Yeok awalnya terkejut tapi ia tertawa kemudian.

"Ketika kita menikah... Mari kita bersenang-senang seperti ini selamanya seperti seorang teman lakukan." Ajak Yeok.

"Tidak."

"Tidak?"

"Aku tidak akan tertipu lagi. Aku tidak ingin kau menggodaku."

"Aku serius kali ini. Kita akan menikah. Tapi itu bukan pernikahan yang sudah diatur. Aku menikahimu karena aku menyukaimu."

Chae Gyung tersenyum mendengarnya, lalu mereka bermain air sambil tertawa riang.


Mereka samapi di ladang bunga, dan masih saja tertawa karena bercanda.
>

4 komentar

avatar

Kerennn. Chemistry nya dapet ih.. Semangat author :D

avatar

Suka drama nya,kereeeeen👍👍

avatar

Gue baper sendiri bacanya huhuhu

avatar

Author화이팅! 🙋 2 bocah ini bikin senyum senyum sendiri😂


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search