-->

Sinopsis Queen For Seven Days Episode 1 Part 2

- Juni 01, 2017
>
Sinopsis Queen For Seven Days Episode 1 Part 2

Sumber Gambar: KBS2


Yeok kembali ke pasar, ia mencari tema-temannya yang mendadak menghilang tapi ia malah melihat Che Gyung.


Chae Gyung melihat-lihat soufenir, ia ingin membeli hadiah untuk keluarganya. Ia bertanya-tanya, apa kira-kira yang harus ia beri untuk seseorang yang sangat berkuasa?

Tapi penjual malah dingin padanya dan seolah mengusirnya.

"Kau tidak dengar apa yang aku katakan?"

"Aku bisa mendengar dengan baik selama mereka punya banyak uang. Tapi kau..."

"Cih.. Aku juga punya uang."

Chae Gyung akhirnya menemukan yang pas, sebuah patung kadal. Ia hendak mengambilnya tapi seseorang juga menginginkan itu.


Dia ternyata adalah Yeok. Soo Jimenuduh Yeok mengikutinya sepanjang jalan untuk menangkapmu. Yeoktidak menjawab ia bertanya pada penjual berapa harga patung kadal itu. Penjual menjawab harganya satu nyang.

"Apa kau mencoba untuk membalasku?" Chae Gyung merebut patung itu.

"Ayolah, jangan kekanak-kanakan."

Penjual menutup tirai agar persediaan patungnya tidak terlihat. Ia menaikkan harga patung itu menjadi 2 nyang dan berbohong kalau kadal itu satu-satunya yang tersisa.

Yeok setuju tapi Chae Gyung menaikkannya menjadi 3 nyang. Yeok naik juga menjadi 3,5 nyang.

"Apa yang kau lakukan? Kau melewati batasmu?" Tegur Chae Gyung.

"Aku tersentuh oleh rasa tanggung jawabmu yang melaporkan aku. Itulah mengapa aku akan membalasmu seperti ini."

"Ahah! Jadi benar kau balas dendam padaku?"

Mereka terus merubutkan patung itu.


Seorang pencuri cilik mendatangi mereka, dia adalah Seo No. Seo No diam-diam mengambil kantong uang Chae Gyung juga surat dari pengasuhnya untuk ayahnya. 

Chae Gyung berkata kalau patung itu untuk seseorang yang sangat berkuasa. Yeok membalas, ia juga akan memberikannya kepada seseorang yang jauh lebih berkuasa.

"Aku akan memberikan ini pada Raja." Jawab Chae Gyung.

"Bagaimana bisa?"

"Aku adalah keponakan Raja."

"Aku adik Raja."

"Aigoo... Jika kau adik Raja, Maka aku... Aku Ratu Joseon. Ratu Joseon!"

Yeok terpana sampai ia kehilangan patung itu. Penjual menengahi, siapa yang memberinya 3 nyang duluan berhak membawa patung itu.

Yeok mengulurkan uang duluan, maka dia yang berhak atas patung itu. Sementara Chae Gyung bingung mencari-cari kantong uangnya yang tiba-tiba tidak ada dalam tas. 


Yeok membuka hadiahnya dibawah matahari yang terik, ia puas dengan apa yang ia pilih itu.

"Aku sudah membalas dendam dan membeli hadiahku."


Chae Gyung benar-benar tak menemukan kantong uang maupun suratnya, ia putus asa.

"Apa yang kau cari? Apa mungkin kau dicopet?" tebak penjual tadi.

Chae Gyung baru sadar dan mengira Yeok lah pelakunya. Ia pun segera pergi untuk menemukan Yeok.


Yeok akhirnya menemukan teman-temannya. Mereka berdua kesal karena sejak tadi mencari Yeok. Yeok pura-pura kakinya sakit.


Karena mereka teman yang baik juga merangkap rakyat yang baik, mereka menjadikan tangan mereka sebagai tandu untuk Yeok. Yeok pun tertawa girang naik diatasnya. Mereka bermain-main dan tertawa bersama.


Saat tiba-tiba Yeok bertemu dengan rombongan raja. Kedua temannya langsung menurunkan Yeok untuk bersujud pada raja.

Yeok tersenyum menyapa kakaknya, "Yang Mulia, mengapa anda..."

"Sepertinya... Kau adalah Raja di sini."

"Raja apanya. Aku hanya pemimpin gengku."


Yung kemudian beralih pada teman-teman Yeok. Yung bertanya, apa mereka akan masuk ke layanan pemerintah. Gwang Oh mengatakan kalau mereka akan mendaftar tahun depan. Sementara Suk Hee melanjutkan bahwa mereka akan mendaftar dinas militer.

"Aku tidak bisa mengharapkanmu untuk setia padaku karena kau belum masuk layanan pemerintahan."

"Terlepas dari jabatannya, semua orang Joseon setia kepada Anda, Yang Mulia." Jawab Gwang Oh.

"Kami mungkin lebih baik dari pejabat pemerintah manapun... Yang Mulia." Jawab Suk Hee.

"Begitukah? Kalau begitu... Bisakah kau mati untukku?

keduanya kompak mejawab bersedia.


mereka berdua ragu sesaat dan memandang Yeok. Tapi kemudian Gwang Oh memberikan jawaban, mereka akan menyelamatkan Yung terlebih dahulu. Lalu mereka akan kembali untuk menyelamatkan Yeok. Suk Hee setuju, jika ia tidak bisa menyelamatkan Yeok, ia akan mati bersama Yeok.

Yung mengangguk, "Kau ingin menyelamatkanku... Tapi kau akan mati untuk Pangeran?"


Keduanya semakin menunduk merasa bersalah. Yeok ikutan bersujud untuk teman-temannya, mengatakan bahwa Yung sudah salah beranggapan.

"Spekulasi yang salah? Apa kau mengatakan bahwa aku salah?!"

"Yang Mulia!"

"Dia bilang akan mati untuk Pangeran, yang mana dia adalah adik tiriku dan anak sah di negara ini. Petugas! Apa hukumannya?"


Im Sa Hong menjawab kalau mereka bisa dihukum karena memiliki pikiran untuk berkhianat.


Yung memberikan pilihan, jika Yeok ingin melindungi teman-temannya, maka kalahkan dia.

"Aku akan memberimu kuda itu. Jika kau tiba di istana sebelum aku. Aku akan menyelamatkanmu serta temanmu. Namun Jika kau terlambat... Aku akan memenggal kepalamu terlebih dahulu."

Yung mulai duluan sementara Yeokmasih terdiam karena tak menyangka kakaknya mengatakan hal itu. Kedua teman Yeok menyadarkannya dan memapahnya untuk segera menaiki kuda. Yeokmemacu kudanya menyusul Yung ke istana. 

"Tidak akan. Nda harusnya menyuruhku mati saja. Inilah milikku satu-satunya. Bagaimana kau bisa mengambil tahta ini dariku?" Batin Yung menanggapi permintaan ayahnya dulu.

"Hyungnim. Kenapa kau tiba-tiba seperti ini? Apa yang membuatmu marah kali ini? Tolong beritahu aku apa yang sedang terjadi." batin Yeok.

Ia mengikuti instruksi Suk Hee untuk belok ke timur setelah pasar dan lompati jalan. Maka ia akan melihat sebuah rumah kosong di jalan buntu. Dan Yeok akan sampai di istana setelah melompat pagar.


Tapi perjalanan Yeok terhalang oelh Chae Gyung. Cahe bersuit sehingga kuda yang Yeok tunggangi berhenti mendadak membuat Seok terlempar jatuh.


Chae Gyung langsung menghadang Yeok. Tapi saat ia melihat Yeok ia jadi bingung karena Yeok menangis. Yeok tidak punya waktu untuk meladeni Chae Gyung, ia mendorong Chae Gyung agar menyingkir dari jalannya.


Chae Gyung terjatuh di tengah jalan, sementara Yung sudah menyusul dan siap menerjang siapa saja yang menghalangi jalan. Yeok sudah akan naik kudanya lagi tapi ia tidak tega melihat Chae Gyung. Maka ia menyelamatkan Chae Gyung dahulu sebelum kembali jalan.


Bukannya berterimakasih, Chae Gyung malah menarik Yeok untuk mengembalikan uangnya. Yeokkesal dan kembali menepis Chae Gyung. Sebenarnya Yeok pasti menang jika bukan karena untuk menolong Chae Gyung.


Sampai di istana, Yeok langsung berlutut di hadapan Yung. Yung menepati omongannya, ia mengulurkan pedangnya pada Yeok karena Yeok kalah.

"Mengapa... Apa yang membuatmu marah kali ini? Apa karena salah paham ini?"

"Salah paham? Kau mengatakan ini salah paham? Apa situasi yang mengerikan ini hanya salah paham bagimu?"

Yung tak sengaja menggores dagu Yeok hingga mengeluarkan darah. Yung akan menepati janjinya, ia akan memenggal kepala Yeok.

"Aku akan bersedia jika mati. Tapi aku harus tahu alasannya. Jika aku memang salah, aku akan mati dengan tenang."

"Kau mengatakan... Aku berhak melakukan apapun padamu?"

"Aku tidak mengatakan itu."

"Kalau begitu.. Apa alasan aku untuk tidak membunuhmu? Kau sangat suka alasan. Katakan apa."

"Hyungnim... Aku adikmu, Yang Mulia. Kita lahir dari Ayah yang sama."

"Itulah alasan pertama mengapa kau harus mati."

"Aku adalah Pangeran bangsa ini."

"Kau Pangeran yang tidak melakukan apapun untuk pemerintah dan bangsa ini."

"Aku adalah penduduk bangsa ini!"

"Seorang penduduk seharusnya melakukan sesuatu yang mulia. Kau banyak menerima uang saku dan menyia-nyiakan keuangan negara."

"Itu bukan keinginanku!"

"Lalu apa keinginanmu? Apa kau menginginkan tahtaku?"

"Yang Mulia!"

"Mengapa kau lancang sekali?!"


Suk Hee dan Gwang Oh datang,mereka juga ditodong pedang. Yeok panik, ia mengaku bersalah dan memohon agar temannya dibiarkan tetap hidup.

"Baiklah. Mari kita akhiri hidupmu dengan ini."


"Baiklah. Mari kita akhiri hidupmu dengan ini."

Yung sudah mengangkat pedangnya siap menebas Yeok. Tapi kilasan masa kecil mereka muncul, ia ingat betapa ia sangat menyayangi adiknya itu.


Lalu Ibu Suri datang melerai. Yung pun menurunkan pedangnya lagi.


Yung paham, jadi keyakinan Yeok itu berasal dari ibunya dan ayahnya yang selalu mendukung bahkan sampai akhir hayatnya. Yeok membantah, ia  merasa percaya diri karena Yung.

"Anda, Raja negara ini... yang aku cintai... dan aku puja. Itu sebabnya aku percaya diri."


Yung meninggalkan Yeok. Ibu Suri menahannya, memintanya menjelaskan apa yang terjadi. Yung tak menjawabnya, memilih pergi dari sana.


Suk Hee dan Gwang Oh menghampiri Yeok. Sementara ibu suri menatap puteranya iba dengan berlinang airmata.


Yung berendam untuk meredakan amarahnya. Kata-kata Yeok membuatnya kesal, "Aku merasa percaya diri karenamu."

Chae Gyung luntang lantung. Ia tidak tahu arah ke rumah ayahnya juga tidak punya uang untuk kembali ke desa. Chae Gyung mengingat pertemuannya dengan Yeok seharian tadi.

"Dia 50:50. Setengah baik dan setengah jahat."


Ibu Suri mengobati lecet-lecet di tubuh Yeok. Ibu Suri memberitahu Yeok bahwa akhirnya Yung menunjukkan dirinya yang sebenarnya. Yung cemas sekarang karena Yeok telah tumbuh dewasa dan rakyatnya sedang mendiskusikan pernikahan Yeok.


"Pernikahan? Pernikahanku?" tanya Yeok.

"Apa sekarang kau mengerti semua yang aku katakan? Kau lihat mengapa aku menyuruhmu untuk berhati-hati?"

"Apa Ibu mengatakan aku menjadi ancaman bagi saudaraku karena tumbuh dewasa dan menikah? Apa itu alasan kejadian hari ini?"

"Jika Pangeran garis keturunan menikah dengan keluarga kaya dan berpengaruh. Ada kemungkinan dia bisa mengambil takhtanya."

"Itu tidak masuk akal!"

"Kekuasaan adalah sesuatu yang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata atau prinsip apapun. Itulah takhta."


Yung mendatangi kediama Ibu Suri dengan membawa aneka makanan, mungkin untuk meminta maaf. Tapi ia terhenti saat mendengar suara Ibu Suri.

"Sudah aku katakan berkali-kali. Kau mungkin percaya semua orang di dunia ini Kecuali satu orang. Jika ada satu orang yang harus kau waspadai... Itu adalah Raja."

"Ibu."

"Lihatlah kembali sejarah kita. Saudara muda dan tua saling membunuh. Paman membunuh keponakannya. Apa menurutmu kakakmu berbeda? Kau adalah saudara tirinya. Sekarang, setelah kejadian ini... pernikahan adalah satu-satunya solusi untuk melindungimu."


Yung tersenyum lalu masuk ke dalam tanpa peringatan.

"Bagaimana dengan putri Sekretaris Utama Shin? Bisa digunakan sebagai tameng untuk melindungi anakmu ini."

"Yang Mulia, maksud saya..."

"Sekretaris Utama Kerajaan adalah saudara Ratu dan rakyat setia yang paling dekat denganku. Dia tidak akan pernah menentang perintahku. Dia tidak akan begitu. Dia memiliki lebih banyak kekuatan daripada Ayah mertuanya."

"Yang Mulia." panggil Yeok.

"Menikahlah dengan putri Sekretaris Utama Kerajaan. Tinggallah dengan keluarganya dan diam di pedesaan Geochang. Jangan punya anak. Pastikan suara nafasmu tidak terdengar olehku. Lalu... Aku akan membiarkanmu hidup."

"Mengapa aku harus melakukan itu? Aku percaya denganmu."

"Aku... tidak percaya denganmu dan semua yang ada disekelilingmu."


Sebelum pergi Yung berucap, jika Yeok ingin membuktikan kesetiaannya, matilah dan lahir kembali sebagai orang biasa, bukan sebagai saudara laki-lakinya. Akan lebih baik lagi jika Yeok terlahir sebagai wanita.


Ibu SUri menunjukkan pada Yeok, itulah wajah sebenarnya kakak Yeok.


Yeok heran, kalau memang begitu, kenapa ia masih hidup? Ia terjatuh dari kuda hari ini. Orang lain pasti terluka parah, sedangkan ia hanya lutut yang tergores. Karena ia belajar bagaimana cara untuk bangkit. Orang yang mengajarinya bagaimana untuk bangkit adalah Kakaknya.

"Kalian berdua masih muda."

"Maka dari itu, Ibu. Jika aku diposisi dia... Jika dia jadi pria seperti kemauanmu... Sebelum aku jadi dewasa, Sebelum aku belajar bagaimana untuk bangkit... Dia pasti akan membunuhku saat itu juga. Itu akan lebih mudah."


Yung memiliki seorang gisaeng di kediamannya. Ia kesal, ia harus keluar dar istana. Baginya istana sangat mencekik. Istana penuh dengan orang-orang yang tampaknya meragukannya.

"Anda punya aku, Yang Mulia. Penjaga istana akan segera istirahat. Jika anda mengatakan pulang ke rumah, tidak akan ada yang mencurigai anda." Ucap Jang Nok Soo, gisaeng raja.


Nok Soo menyarankan agar Yung pergi ke sumber air panas. Tempat itu akan membuat Yung merasa lebih baik. Yung lalu memerintahkan Nok Soo untuk mengganti pakaiannya.


Chae Gyung tidur di depan istana, ia terbangun saat Yung keluar dengan kudanya. Chae Gyung merasa itu Yeok karena tadi kuda itu digunakan untuk Yeok. Ia pun mengejar Yung untuk meminta uangnya dikembalikan.


Chae Gyung  terkejut karena gerbang desa ditutup, ia takut.


Yeok menunjungi kediaman kakaknya sambil membawa alat musik, ia bertemu kakaknya guna menyelesaikan kesalahpahaman dan berdamai.

Nok Soo yang keluar menyambutnya, ia berbohong kalau Yung ingin beristirahat. Nok Soo meminta Yeok kembali saja besok.


Yeok malah duduk disana, ia akan memainkan kecapi untuk kakaknya di sana.

"Saya akan memberitahunya. Saya yakin permainan Anda akan membantunya tidur nyenyak." Jawab Nok Soo.

Yeok membatin, "Hyungnim, apapun yang orang katakan... Fakta bahwa aku masih hidup adalah bukti bahwa kau mencintaiku."


Di dalam Nok Soo menertawakan Yeok, Yeok pikir bisa membujuk Raja dengan memainkan kecapi?

"Apa aku harus bermain-main dengan ide yang bodoh itu?"


Chae Gyung terus mengikuti jejak kuda Yung. Sampai ia tiba di sebuah sungai. Disana ia melihat kuda Yung.


Chae Gyung mencari tuan keda itu saat tiba-tiba sebuah jubah tertiup angin dan menutupi kepalanya. Chae Gyung terjatuh ke sungai karena oleng. Sementara Yung siap dengan pedangnya.


Chae Gyung terpesona melihat Yung ditengah cahaya bulan. Dari penglihatanku sih, ia jatuh cinta pada pandangan pertama.

"Siapa kau?" tanya Yung. Yung memasukkan kembali pedangnya, "Bisakah aku bertanya... apa maksudmu?"

Chae Gyung mendadak batuk karena meminum air tadi. Ia malu, jadi ia memasukkan kembali kepalanya ke air.


Tapi itu tidak berlangsung lama. Saat ia mendongak, Yung malah semakin mendekatkan wajahnya padanya. Chae Gyung terkejut sampai membuka mulutnya lebar-lebar.
>

1 komentar:

avatar

Keren deh sinopsisnya ^^ semangat menulis!!


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search