-->

Sinopsis Whisper Episode 7 Part 1

- April 19, 2017
>
Sinopsis Whisper Episode 7 Part 1

Sumber Gambar dan Konten dari SBS


Young Joo menangis setelah membakar semua dokumen itu dan DOng Joon menyusulnya di atap. Young Joo merasa bisa menangani semua ini, ia hanyalah...

"Shin Young Joo-ssi. Kau itu..."

"Pelac*r! Aku tidur bersamamu, karena hanya itu cara yang kupunya. Aku orang yang menyedihkan sekarang. Kau benar. Kita bisa tetap hidup tanpa menjaga hati nurani kita. Hidup itu cuma sekali. Setelah Ayah pulih, aku akan ke kampung halamanku. Aku akan melupakan semua ini. Jadi... hanya ada aku dan keluargaku saja mulai sekarang ini."


Dong Joon mendadak memeluk Young Joo, tidak! hari itu takkan pernah datang. Young Joo tidak mengerti, apa maksud Dong Joon. Dong Joon hanya minta maaf, minta maaf pada Young Joo.

"Apa ini tentang Ayah?"

"Ayahmu takkan sempat melihat musim gugur tahun ini."

Dan tangis Young Joo semakin deras mendengar ucapan Dong Joon itu.

Ayah Young Joo keluar dari ruang operasi. Young Joo ikut mendorong ranjang ayahnya menuju ruang pemulihan, sementara ibunya tetap berdiri di depan ruang operasi.

Keluarga Kang makan malam bersama Keluarga Choi. Ketua Kang membicarakan masa kecilnya dengan CEO Choi.

"Apa waktu itu kita umur 7 tahun? Waktu ada pesta di rumahku. Ibumu datang ke rumah membantu masak hidangan, dan dia ketangkap basah mencoba mencuri hidangan ikan pollack goreng buatmu. Apa kau ingat waktu itu? Aku sampai membersihkan sisa makanan yang jatuh, dan kuberikan padamu. Kau tidak menyadari bahwa ibumu dipukuli. Dan kau sangat menikmati ikan goreng itu."

Soo Yeon memandang Jeong Il. Sepertinya Jeong Il merasa tidak enak dengan omongan ayahnya, ia hanya memandang Soo Yeon sekilas lalu menunduk.

Ketua Kang bertanya, apa CEO Choi masih menikmati ikan pollack goreng belakangan ini? Dulu itu masa yang indah, bukan? CEO Choi tersenyum membenarkan, dulu memang masa yang indah.

CEO Choi lalu beralih pada Soo Yeon, apa Soo Yeon ingat, dulu waktu kecil neneknya tidak membolehkannya main kuda-kudaan sampai membuatnya menangis.

"Itu karena nenekmu sakit pinggang gara-gara dipukuli itu." Lanjut CEO Choi.

Nyonya Choi bicara, Bukannya makan malam hari ini secara resmi buat mengakhiri kemitraan mereka berdua selama 30 tahun terakhir?

"Kemitraan?" Ulang Ketua Kang kaget.

Ketua Kang lalu bertanya pada Jeong Il. Menurut hukum, ketika satu pihak menyediakan dukungan keuangan, ruang kantor, dan pengacara, apa itu namanya kemitraan? Semua hanya terdiam mendengar perkataan Ketua Kang itu.

Lalu seorang pelayan datang mengantarkan ikan segar. Ketua Kang bertanya, bukankah pelayan itu sudah bekerja selama 10 tahun? Pelayan itu mengangguk membenarkan.

"Kau harus memastikan memberinya banyak uang ketika dia pensiun nanti. Kalian berdua itu mitra bisnis. Bukan begitu?" Tanya Ketua Kang pada CEO Choi.

Nyonya Choi mengalihkan pembicaraan. Bukannya makanan itu akan menjadi makanan terakhir yang mereka berdua makan bersama-sama?

"Sepertinya kau salah paham." Jawab Ketua Kang.

Ketua Kang mengambil kembali sumpitnya dan ia gunakan untuk menyentuh ikan segar tadi yang ternyata masih bergerak walaupun dagingnya sudah dipotong-potong.

"Il Hwan-ah. Tidak baik membiarkan orang yang harusnya mati menjadi tetap hidup, bukan?"

"Orang itu juga pada akhirnya akan mati." Jawab CEO Choi.

Ketua Kang sudah berada di ruangan CEO Choi dan ia mendapat penjelasan kalau Tuan Shin Chang Ho akan meninggal sebelum musim gugur tahun ini. CEO Choi mengeluarkan surat perjanjian yang diatasnya sudah ia bubuhkan cap jempolnya, tinggal Ketua Kang yang harus melengkapi perjanjian itu dengan cap jempolnya.

"Lagipula dia sudah sekarat. Tidak akan ada gunanya juga bagimu menyingkirkan dia sendirian." Kata CEO Choi.

Ketua Kang yakin ia sudah jelas-jelas bilang pada CEO Choi kalau ia hanya akan menandatangani perjanjian itu setelah Tuan Shin meninggal. CEO Choi menjelaskan kalau Majelis Nasional mendesak mereka untuk mengadakan sidang. Ia hampir tidak bisa membatalkan mereka.

"Apa harus kubuat mereka tambah ingin menggelar sidang?" Tanya CEO Choi.

Ketua Kang tertawa, Karena sekarang mereka duduk semeja dan merokok bersama, CEO Choi pikir dirinya hebat, ya? CEO Choi hanya tersenyum menanggapinya.

"Jika kau main-main dengan Jeong Il, akan kuhancurkan Taebaek. Tepati janjimu." Ancam Ketua Kang.

"Selama 30 tahun terakhir ini, aku yang telah membuat banyak janji. Hanya kau yang tidak pernah menepati janjimu."

Tepat saat Ketua Kang akan membubuhkan cap jempolnya, ponselnya berdering. Ia mengangkatnya dan wajahnya nampak tegang. Ia langsung menyuruh CEO Choi untuk menyalakan TV-nya.


Berita mengenai pertemuan antara Ketua MA dan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK): Sore ini, Ketua MA Jang Hyun Guk mengadakan pertemuan dengan Ketua Mahkamah Konstitusi dan mencanangkan bahwa korupsi industri pertahanan secara ketat harus ditangani. 

Ketua MA Jang Hyun Guk menekankan bahwa perdagangan senjata dan industri pertahanan yang terkait langsung dengan keamanan nasional dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi. Dia secara khusus memerintahkan bahwa oknum yang terlibat dalam kasus ini harus dihukum berat. Kontraktor industri pertahanan yang diduga melakukan korupsi antara lain Bien Compaq, Bogook Industries, Haesang DST..."

Ketua Kang geram dan lagsung mematikan TV. Ia kesal, gara-gara CEO Choi puluhan perusahaan yang memihak mereka harus menjalani sidang.

"Sudah kuperingatkan jangan main-main dengan Bogook Industries." Bentak Ketua Kang.

Sementara itu di luar, Soo Yeon ngobrol bersama Jeong Il. Soo Yeon yakin ayahnya pasti butuh pil sakit kepala karena Shin Chang Ho selamat dari operasi dan sekarang Ketua MA sedang menyelidiki korupsi industri pertahanan.

"Shin Chang Ho tidak mati. Maka artinya, kesepakatan antara ayah kita akan dibatalkan." Jawab Jeong Il.

Soo Yeon hanya mengangguk. Lalu ia bertanya, kenapa Ketua MA sangat membenci Lee Dong Joon. Jeong Il menjawab, Karena alasan yang sama seperti ayah Soo Yeon membenci dirinya.

"Itu karena dia mempermalukan Ketua MA. Dia tahu suatu hal yang ingin dilupakan Ketua MA." Lanjut Jeong Il.

Kilas Balik...

Jeong Il makan malam berdua bersama Ketua MA. Ia memastikan Dong Joon akan bergabung dengan Taebaek dan setelah dia keluar dari Taebaek, Ketua MA sendiri pasti bisa mengancamnya.

Kilas Balik selesai...

Soo Yeon menebak pasti nanti akan ada kehebohan di Taebaek. Tapi satu-satunya orang yang akan terluka hanya Dong Joon.

Dong Joon ikut duduk bersama Young Joo di taman rumah sakit. Dong Joon memberitahu kalau AYah Young Joo sepertinya sudah sadarkan diri sekarang.

" "Operasi berjalan lancar. Ayah akan segera pulih". Apa aku harus berbohong dan bicara begitu padanya? Haruskah aku bilang ke ayahku kalau musim panas ini akan menjadi musim panas terakhir baginya? Apa yang harus kukatakan... pada Ayahku?"


Dong Joon tidak bisa menjawabnya, ia malah pergi meninggalkan Young Joo.

Dong Joon ternyata ke ruangan ayahnya Soo Yeon dan saat itu Tuan Shin sudah sadar. Dong Joon mengenalkan dirinya sebagai Hakim yang menangani sidang pertama Tuan Shin. Ia akan mengatakan hasil operasi Tuan Shin tapi ternyata Tuan Shin sudah tahu.

"Aku tahu, Pak Hakim. Apa aku bisa bertahan hidup sampai akhir tahun?"

Dong Joon menggeleng. Tuan Shin sudah mendengar dari orang-orang kalau Dong Joon lah yang mendapatkan penundaan hukuman untuknya dan Dong Joon pula yang mendapatkan dokter Presiden untuk mengoperasinya. 

"Saya... membuat keputusan yang salah selama persidangan Anda. Saya juga menghancurkan bukti yang diberikan putri Anda pada saya. Karena saya takut... saya jadi terpaksa menuruti orang yang menekan saya." Aku Dong Joon.

Tuan Shin menggeleng, jika ia juga menuruti mereka yang mencoba menghentikannya, istrinya pasti tidak akan menderita. Dong Joon berkaca-kaca, ia sudah melakukan perbuatan yang seharusnya tidak dilakukan seorang hakim.

"Kau bertanya apa aku menyesali keputusanku? Aku juga menyesal. Andai saja aku tahu semua akan seperti ini... Janganlah berusaha keras mengubah dunia ini. Hidup sajalah dengan baik di dunia yang kautempati." Jawab Tuan Shin.

"Anda reporter yang budiman, Shin Chang Ho-ssi."

"Tapi tetap saja aku akan dikenang sebagai pembunuh. Seorang pembunuh yang membunuh wartawan juniornya karena uang yang kupinjam dari dia."

Dong Joon berjanji, ia akan mengadakan sidang lagi. Ia sudah membuat keputusan yang salah, maka ia akan menangani kasus Tuan SHin sekali lagi.


Dong Joon sudah keluar dari rumah sakit, ia membaca koran mengenai Ketua MA yang memerintahkan penanganan ketat terhadap korupsi militer. Soo Yeon memulai pembicaraan, ia menyampaikan permintaan maaf Jeong Il karena bukan Jeong Il yang merencanakan insiden di dermaga itu.

"Apa pertemuan antara ketua MA dan MK itu direncanakan kalian?" Tanya Dong Joon.

"Kukira akulah orang yang paling membencimu, tapi ternyata Ketua MA Jang juga sangat membencimu. Dan aku urutan kedua setelah dia. Apa ada yang lupa kau ambil?"

Dong Joon berdiri, ia sudah mengambil semua miliknya dan apapun yang bukan miliknya ada disana. Sekarang ia tahu apa yang harus ia singkirkan dan apa yang harus ia ambil.

"Ayo, Soo Yeon-ah."

Dong Joon masuk ke ruangannya dan ia mendapati Jeong Il duduk di kursinya. Dong Joon mendekat dan Jeong Il bangkit dari duduknya. Jeong Il yakin Dong Joon sudah dengar permintaan maafnya dari Soo Yeon. Ia bahkan sudah menyiapkan pot anggrek untuk Dong Joon. Jeong Il juga menunjukkan berkas kasus yang harus Dong Joon tangani.

"Jika tidak ada keperluan lagi denganku, aku ingin sendirian." Jawab Dong Joon dingin.

"Aku akan memberimu kesempatan. Ini kesempatan terakhir bagimu keluar dari Taebaek dengan aman. Jika kau meninggalkan Soo Yeon dan Taebaek, aku akan membuat Ketua MA menghentikan tindakannya. Lee Dong Joon-ssi. Kau pasti akan kesulitan bertahan."

Dong Joon mengalihkan pandangannya dari berkas-berkas ke mata Jeong Il. Karena sulit bertahan itulah, maka aku akan melawan. Ia tadinya berkeputusan hidup buta, tapi kemudian ia melihat Shin Chang Ho masih bertahan hidup, ia juga tadinya berencana hidup sambil menutup telinganya, tapi ia mendengar bisikan.

"Maka aku akan membiarkanmu mendengar bisikan itu."

Dong Joon lalu membisiki Jeong Il, menyuruh Jeong Il untuk menyerahkan diri ke polisi dan mengakui bahwa dirinya telah membunuh Reporter Kim Sung Sik.

"Aku ini dulu hakim yang hebat. Aku tahu betul bagaimana caranya harus menangkap pelaku sesungguhnya dari kasus pembunuhan dengan bukti yang hilang. Kau akan dipenjara dan harus makan di sebelah toilet sel dan mencuci piringmu sendiri. Kuharap kau akan menerima hukuman itu. Kang Jung Il-ssi. Kau pasti akan kesulitan bertahan." Balas Dong Joon lalu kembali sibuk dengan berkas-berkasnya mengacuhkan Jeong Il.

Jeong Il hanya menyeringai lalu keluar dari sana.

CEO Choi makan bersama Ketua MA. Karena Ketua MA memutuskan untuk memperketat penanganan korupsi militer, maka pengacara di Taebaek jadi sangat sibuk belakangan ini.

"Kami telah banyak menangani kasus-kasus seperti itu." Lanjut CEO Choi.

"Jika peluang terulang lagi, itu artinya takdir. hahaha... Firma Hukum Taebaek adalah firma hukum terkemuka. Namun, ada seseorang di dalam Taebaek yang sangat tidak pantas berada disana."

"Jika saya menyingkirkan menantu saya, apa Anda mau menolongnya? Dong Joon itu menantu Taebaek. Saya harus melindunginya."

"Aku waktu itu tidak bisa melindungi menantuku. Maka aku harus melihat caramu melindungi Lee Dong Joon dan belajar dari kau."

Dan mereka lanjut minum teh.

Tae Gon menjelaskan pada CEO Choi kalau Taebaek dalam bahaya sama seperti yang dikatakan Ketua Mahkamah Agung. Jadi Dong Joon harus...

Tae Gon terpaksa menghentikan perkataannya karena mereka bertemu dengan Dong Joon.

"Jadi apa yang akan Anda singkirkan? Taebaek atau aku?" Tanya Dong Joon.

CEO Choi belum bisa menjawabnya. Lalu Dong Joon menawarkan untuk memberi pendapat.

CEO Choi mengaku kalau ia tidak bisa membuat Taebaek dalam bahaya. Jadi pilihannya adalah untuk menyingkirkan Dong Joon. Dong Joon mengakui kalau ia juga berencana meninggalkan Taebaek.

"Tetap saja, Ketua MA tidak akan membiarkanmu begitu saja."

"Aku akan menganggap ini sebagai hadiah tunjanganku. Aku punya rencana dan juga Taebaek punya kekuatan. Aku akan meninggalkan firma hukum ini setelah aku membuka topengnya Ketua MA."

CEO Choi agak mencibir, bagaimana bisa seorang pengacara biasa berani melawan ketua MA? Dong Joon mengingatkan, ia terpilih sebagai menantu CEO dari firma hukum terbesar di Korea, maka CEO Choi pun harus mempercayai pilihannya sendiri.

"Aku akan meninggalkan Taebaek setelah Ketua MA menanggalkan jubahnya. Sama seperti kesepakatan Anda dengan Ketua Kang, Soo Yun dan Kang Jeong Il juga akan berpisah. Maka Taebaek akan... tetap berada di tangan Anda." Tegas Dong Joon.

CEO Choi agak mendekat pada Dong Joon, apa Dong Joon akan menyia-nyiakan kesempatan untuk menjadi pemilik Taebaek? Dong Joon menyingkirkan kekuasaan tanpa keadilan dan memilih keadilan tanpa kekuasaan.

"Putra seorang dokter yang ditelantarkan ayahnya selama masih di rahim ibunya. Dan putra seorang petani yang akan kehilangan keuntungan dari lahan pertaniannya. Apa Anda ingin bergabung denganku dan menimbulkan sengketa agraria?"

CEO Choi tertawa mendengar penawaran Dong Joon itu. Tertawa puas.

Di rumah sakit, Young Joo melihat berita mengenai CEO Choi yang menerima penghargaan dari presiden untuk mengumpulkan dana dalam rangka memberikan bantuan hukum masyarakat awam.


Young Joo jadi teringat kata-kata Dong Joon diatap kemarin,

"Mereka bahkan sudah menyiapkan aula pemakaman. Mereka juga sudah menyiapkan alasan penyebab kematian ayahmu. Kita hidup di dunia di mana segala keinginan Choi Il Hwan jadi kenyataan."

Young Joo langsung bangkit dan saat itu ibunya mendekat. Ibunya berkata kalau ayahnya mencarinya.

"Aku tidak bisa. Aku ada banyak kerjaan. Bilang padanya... aku tidak akan membiarkan Ayah mati sebagai pembunuh." Jawab Young Joo lalu meninggalkan ibunya.

Dong Joon memberikan dokumen pada Gi Yong. Dokumen materi berita eksklusif buat SBC besok pagi. Gi Yong mengerti akan tugas itu.

Besoknya, berita itu langsung mengudara.

"Kejaksaan memanggil menantu Ketua Mahkamah Agung Jang Hyun Guk, Hwang In Ho sebagai tersangka. Tersangka ditangkap karena menggelapkan dana tambahan. Berita ini mendapat perhatian publik dua kali lipat dari saat status dia masih diduga tersangka. Selain itu, kepolisian sedang menyelidiki  jika ada dana penggelapan tersebut yang masuk ke kantung Ketua MA Jang."

Ketua MA kesal mendengar berita itu.

Jeong Il menelfon Ketua MA untuk menenangkan, ia memberitahu kalau Dong Joon sudah mulai beraksi dan berjanji akan menghentikan berita dan artikel itu.

Young Joo mendengar percakapan itu, ia berkata kalau ia akan mencegak Jeong Il melakukan hal itu. Jeong Il mengalihkan pembicaraan, ia turut prihatin atas apa yang terjadi pada ayah Young Joo.

"Berangkatkanlah dia baik-baik ke tempat peristirahatan terakhirnya. Kalau kau butuh bantuan, bilang saja padaku." Lanjut Jeong Il.

"Ayahku memang akan segera meninggal, tapi hidupmu masih panjang. Setelah kau membusuk di penjara selama beberapa dekade, apa kau akan berusia 70 tahun saat itu? Pada saat itu, maka kau tidak punya keluarga satupun. Kau juga mungkin bisa dirawat di RSJ milik ibunya Lee Dong Joon-ssi. Kasih tahu aku, kalau kau butuh perawatan."

"Kau itu bodoh sama seperti ayahmu. Buah apel tidak jatuh jauh dari pohonnya."

"Kenapa apelnya jatuh jauh dari pohonnya? Anak dari Kang Yoo Taek, broker persenjataan dan dan otak korupsi di industri pertahanan, Kang Jung Il. Sepertinya kau juga tidak ingin menjadi seperti ayahmu. Saat kau tinggal satu penjara dengan ayahmu, kau pasti akan mengenal ayahmu lebih baik lagi."


Young Joo masuk ke ruangan Dong Joon dan saat itu Dong Joon sedang sarapan. Tanpa ditawari, Young Joo bilang akan menggunakan sumpit saja, soalnya menangis semalaman membuatnya lapar. Dong Joon lalu membagi nasinya untuk Young Joo tapi hanya sepertiganya.

"Kau masih saja egois, Lee Dong Joon-ssi."

Dong Joon kemudian memberi Young Joo nasi lagi, kali ini bagiannya menjadi setengah:setengah.

Dong Joon menanyakan keadaan Tuan Shin. Young Joo dengan datar menjawab kalau pengobatan antikankernya tidak akan berhasil. Jadi orang RS mengimbau dia harus menjaga pola makannya dan menerima pengobatan rawat jalan dua kali seminggu.

"Ibuku tidak bisa merawat ayahku karena usaha rumah makannya. Aku tidak perlu mencari rumah layanan sosial, 'kan?"

Dong Joon menangguk.

Young Joo lalu melihat artikel tentang menatu Ketua MA yang melakukan penggelapan. Ia menjelaskan, meskipun berita itu benar tapi hanya menantu Ketua MA saja yang akan hancur. Jika menantunya tidak bersaksi bahwa sebagian dana masuk ke kantungnya Ketua MA Jang, maka hal tersebut tidak akan terekspos.

"Menurutmu apa rencana Ketua MA?" Tanya Young Joo.

Dong Joon yakin Ketua MA akan beraksi seperti yang dia lakukan terhadapnya. Ia akan membuat Ketua MA mengunjungi hakim ketua yang menangani sidang kedua menantunya.

Young Joo akan membersihkan sisa sarapan mereka tapi Dong Joon mencegahnya, ia yang akan melakukan itu karena mereka harus melakukan apa yang mereka kuasai.

Dong Joon lalu memberi Young Joo tas agak gede. Karena Young Joo dahulu seorang polisi, Young Joo pasti pernah mengintai dan membuntuti orang. Jadi tugas Young Joo adalah membuntuti Ketua MA.

Dong Joon mendapat telfon dari CEO Choi yang mengabarkan kalau Ketua MA akan berkunjung ke Taebaek.

Ketua Ma diantar Tae Gon menuju ruangan CEO Choi tapi petugas meminta ponsel dan jamtangannya sebelum asuk.

"Aku ini Ketua MA Korea. Jadi perlakukanlah aku semestinya." Ucap Ketua Ma menyombongkan diri.

Tae Gon menegur pegawai itu, "Apa kau tahu Beliau itu siapa? Kau harusnya mengulurkan dua tangan buat menerima ponselnya."

Pegawai itupun mengikuti perintah Tae Gon untuk mengulurkan kedua tangan. Ketua MA dengan kesal memberikan ponselnya.

Ketua MA langsung bicara kasar pada CEO Choi yang membelakanginya, "Aku tahu kau itu pria terhormat. Kabarnya juga kau tidak akan membahayakan perusahaanmu demi menyelamatkan menantumu."

Tapi setelah kursi berputar yang duduk ternyata bukan CEO Choi melainkan Dong Joon. Dong Joonmenjelaskan kalau ayah mertuanya sudah ada janji sebelumnya.

"Anda bisa bicara denganku, Ketua Mahkamah Agung."


Dong Joon menunjuk kursi di depan untuk mempersilahkan Ketua MA duduk. Setelah Ketuan Ma duduk, Dong Joon menjelaskan, ia sudah menyelidiki jumlah dana penggelapan karena tidak jelasnya berapa jumlah yang digelapkan.

"Dana startup untuk perusahaan media cetak yang bersangkutan. Dana yang digunakan istri Anda. Padahal Istri Anda bukan pemain golf profesional, namun dia memiliki keanggotaan di lima lokasi yang berbeda. Jika Anda tidak tahu jumlah dana penggelapan yang digunakan oleh keluargamu, maka tuntutannya berubah menjadi tuntutan suap yang besar. Jika Anda tahu, maka itu menjadi pelanggaran terhadap antisuap dan tindakan korupsi."

"Tapi ini hanya dugaan sementara. Tidak ada buktinya."

"Anda tahu betul kalau aku punya dokumen keuangannya."

"Lagipula ini semua akan beres kalau terjadi kesalahan penghitungan. Dokumen yang disetujui menantu Anda akan diajukan sebagai bukti. Dengan bukti tersebut, Departemen Peradilan akan memvonisnya dengan hukuman berat, Ketua Mahkamah Agung."

"Orang yang membuat standar persidangan di negeri ini adalah aku."

Ketua MA berdiri, ia akan menunggu hari dimana Dong Joon akan berada di meja hijau. Lalu Ketua MA pergi dari sana.


Ketua Ma benar-benar menemui Hakim ketua dan mereka bersalaman tanda sepakat untuk bekerja sama. Young Joo tidak kehilangan momen itu, ia mengabadikannya dengan kameranya secara sembunyi-sembunyi.


Young Joo menjelaskan pada Dong Joon hasil pengintaiannya. Ketua MA membayar makanan di restorant makanan tradisional Korea di restoran menggunakan kartu kredit pribadi, dimana per orangnya dihargai 120,000 won.

"Bisa jadi itu pertemuan baginya untuk mendukung para juniornya." Sanggah Dong Joon.

Lalu Young Joo menunjukkan dokumen berjudul "Laporan kemajuan persidangan". Young Joo yakin setelah Ketua MA bertemu dengan Hakim ketua, jalannya sidang nantinya pasti akan mendukung menantunya.

"Semua itu tergantung pada sudut pandang seseorang, apakah jalannya sidang akan membantu menantunya atau tidak." Dong Joon kembali membantah.

Young Joo lalu menunjukkan catatan ponsel Ketua MA yang ternyata banyak menghubungi Hakim ketua. Pada hari persidangan, ada empat panggilan telepon antara mereka.


"Berarti ini masalah buat kita." Kata Dong Joon lalu melirik ke depan yang ternyata ada Hakim Ketua dan otomastis sedari tadi mendengarkan penjelasan Young Joo.

Dong Joon paham, pasti sulit bagi Hakim Yoo Jong Soo menjadi hakim ketua sedangkan rekannya naik jabatan ke mahkamah konstitusi.

"Soal itu..." Hakim Yoo mulai panik.

Dong Joon menyela, mengajaknya bicara santai saja seperti waktu kuliah dulu. Hakim Yoo adalah Sunbae Dong Joon. DOng Joon bertanya, apa Hakim Yoo dijanjikan naik jabatan ke mahkamah konstitusi? Atau dijanjikan akan diberikan posisi di Blue House oleh Ketua MA Jang?

"Dong Joon-ah."

"Malam ini akan sangat penting bagimu. Kau mungkin akan menjadi hakim yang korup. Atau mungkin kau menjadi bendera pembawa reformasi peradilan."

Dong Joon lalu mengangkat teko teh. Ia harap Hakim Yoo akan menemrima teh itu darinya yang artinya harus mengkhianati Ketua MA.

Hakim Yoo memilih untuk memihak Dong Joon dan malam itu ia menulis pengakuan diinternet bahwa ia telah ditekan oleh Ketua MA pada sidang untuk menantunya.

CEO Choi senang melihat berita menganai Ketua MA itu, ia tahu kalau semua itu hasil kerja Dong Joon.
Menurut Hakim Yoo Jong So, Hakim Ketua Jang membujuknya membantu menantunya di persidangan, dan dia pun ditawarkan posisi oleh Ketua MA. Sementara itu, Hakim Ketua Jang menyangkal semua tuduhan, tapi perdebatan terkait ini masih terus berkembang di peradilan. Dengan adanya pernyataan Hakim Yoo Jong Soo ini, maka akan menambah bobot tuduhan terhadap Ketua MA Jang bahwa Beliau terlibat dalam penggelapan yang dilakukan menantunya.

Jeong Il dan Soo Yeon juga menyaksikan berita itu.


Ketua MA membantah berita itu saat dikonfirmasi oleh beberapa reporter. Ia mengatakan kalau semua itu disebabkan karena Hakim Yoo Jong Soo tidak puas saja dengan posisinya, makanya memfitnahnya dengan pengakuan tersebut.

"Apa benar bahwa Hakim Lee Dong Joon yang menangani sidang pertama menantu Anda dikecualikan dari pengangkatan kembali karena dia telah menolak tawaran Anda?" Pertanyaan dari salah satu reporter.

Ketua MA hanya memandang reporter itu tanpa menjawab. Lalu reporter itu melanjutkan pertanyaannya, "Ada yang bilang kalau semua ini adalah pembalasan dari mantan hakim Lee Dong Joon. Bukankah begitu?"

"Lain kali saja wawancaranya." Jawab Ketua Ma lalu pergi dari sana.
>


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search