-->

Sinopsis Mistery Queen Episode 1 Part 1

- April 06, 2017
>
Sinopsis Mistery Queen Episode 1 Part 1

Sumber Gambar dan Konten dari KBS2


Dua orang detektif dengan percaya diri mendatangi markas preman. Tapi mendadak mereka ribut karena sama-sama tidak ada yang menghubungi bantuan (detektif lain).


Mereka lalu dihadang oleh beberapa preman. Detektif yang lebih tinggi mengambil pistol milik deteltif yang lebih pendek dan mengacungkannya pada salah satu preman (bos preman). Detektif itu mengancam akan menembak tapi si bos preman tidak takut karena mereka lebih dari lima.

"Itu berarti 5 orang harus mati." Jawab Detektif yang tinggi.

"Tidak. Kita hanya diizinkan menembak empat kali." Bisik detektid yang pendek.

Deteltif tinggi pun mengoreksi kata-katanya kalau hanya akan ada 4 tembakan. Bos premen mengkode anak buahnya untuk menampakkan diri semua. Detektif menurunkan pistolnya takut tapi ia masih sok. 


Tiba-tiba seseorang berteriak, "Jang Do Jang! Di mana kau? Aku disini. Keluarlah, dimanapun kau berada." Sambil melemparkan seorang pria yang ia bawa.

Detektif tadi kembali percaya diri, mereka semua akan mati hari ini. Pria yang tadi menunjukkan wajahnya, ia adalah Detektif Ha Wan Seung.


Perkelahian pun dimulai, Ha Wan bersama dua detektif tadi melawan preman-preman itu.Tapi tanpa mereka sadari seseorang memperhatikan mereka. Lalu orang itu memberikan pipa besi pada seorang cowok.


Cowok itu berjalan mendekati Ha Wan dan tanpa peringatan ia memukulkan pipa besi itu pada kepala Ha Wan. Ha Wan pun tersungkur tak berdaya.

Ha Wan masih sadarkan diri dan ia bisa melihat orang tadi. Ha Wan mengenalinya, dia adalah Jang Do Jang yang ia cari.

"Kau... sialan."

-=Queen of Mystery=- 
#Sebuah kemenangan mutlak bagi Detektif berpengalaman



Seorang Ahjumma pemilik toserba melaporkan kehilangan barang pada petugas polisi. Petugas datang untuk memeriksa tapi belum menemukan bukti.


Petugas yang lebih senior menyerahkan masalah ini pada petugas yang lebih senior, sementara ia akan keliling. Patugas Junior menahan tangan seniornya.

"Ini hari pertamaku bekerja di sini."

"Pengalaman pertama itu penting. Ini kesempatan besar. Semoga berhasil." Jawab Petugas Senior lalu melarikan diri.

Ahjumma meneriaki Petugas itu, tidak setuju petugas itu menyarahkan kasusnya pada orang baru.


Petugas junior kembali duduk dan mencoba ramah pada Ahjumma. Ia bertanya, apa barang-barang yang hilang dari tempat penyimpanan. Ahjumma menunjukkan kunci, cuma ia yang memiliki akses kesana. 

"Itu artinya hilang di dalam toko." Kesimpulan petugas itu.

"Aku kan sudah bilang itu pencuri."

"Lalu mengapa tidak ada rekaman seseorang mencuri itu? Padahal ada banyak CCTV di dalam toko."

"Kau harus mencari tahu siapa yang melakukannya, Pak Perwira."

"Saya bukan seorang Perwira, Saya Letnan. Saya seorang Kepala kantor polisi."

Ahjumma terkejut mendengarnya karena selama ini ia hanya mendengar dari orang-orang, belum pernah bertemu langsung. Ahjumma pikir malah petugas yang pergi tadi karena dia terlihat sangat muda, Ahjumma yakin dia belum berusia 30 dan petugas membenarkan. Petugas Polisi itu namanya Hong Joon O.


Setelah itu, mereka kembali fokus kembali mengamati CCTV tapi tiba-tiba seorang wanita nimbrung meminta mereka berhenti. Joon O bertanya siapa wanita itu tapi wanita itu tidak menjawabnya malah menunjuk CCTV tepat pada karyawan yang terlihat aneh.

"Orang itu? Dia anak laki-lakiku. Dia jaga toko ketika aku tidak di sini." Jawab Ahjumma.

Wanita itu menjelaskan kalau si anak kelihatan gugup di CCTV tengah tapi tidak pada rekaman yang lain. Ahjumma menjelaskan kalau anaknya memang pemalu. Wanita itu menjelaskan, setiap kali pembeli yang juga seorang siswa datang si anak selalu tegang dan tangannya gemetaran.

Joon O pun memutar rekaman lain yang ada siswa itu dan benar saja, si anak selalu saja tegang dan gemetaran. Tapi anehnya siswa itu tidak terlihat akan mencuri. Ahjumma tidak mau ambil pusing, ia menyuruh wanita itu untuk membayar belanjaannya saja.


Wanita itu pun mengulurkan kartu untuk membayar tapi ditolak oleh Ahjumma karena itu adalah kartu perpustakaan bukan kartu kredit.

"Perpustakaan daerah Seodong?" Gumam Joon O sambil memperbesar video.

Wanota itu lalu menunjukkan kartunya yang ternyata sama. Ia tahu karena sering pergi ke sana. Ahjumma heran, jadi siswa itu menggunakan kartu Perpustakaan untuk membayar?

"Tidak ada yang mencuri. Putera Anda hanya memberikan barang secara cuma-cuma pada pelanggan. Dia tahu sedang direkam CCTV, jadi dia berpura-pura membayar dengan Kartu. Siswa itu hanya datang ke sini ketika Putera Anda yang menjaga kasir karena..."


Penjelasan wanita itu terpotong dengankedatangan si anak. Wanita menatap si anak yang ternyata menggunakan seragam sama persis dengan siswa di rekaman CCTV. Ahjumma marah dan memukuli anaknya dengan sapu lidi.

"Kenapa kau melakukannya? Ibu sudah memberikanmu uang saku."

"Tolong! Berhenti!"

Ahjumma pun berhenti. Anaknya menjelaskan, ia juga tidak tahu kenapa melakukannya, ia juga sudah muak!

Wanita itu menyinggung mengenai kancing baju si anak yang hilang satu dan satunya lagi berbeda warna. Sepatu si anak juga kelihatan kebesaran makanya diikat kencang. Ahjumma kembali, marah menanyakan dimana sepetu anaknya.

"Saya pikir Anda harus bicara dengan gurunya. Sepertinya seseorang mem-bully anak Anda." Saran wanita itu.

"Aku tidak tahu karena terlalu sibuk bekerja."

Joon O menjelaskan kalau kepolisian memiliki Tim Pencegahan Kekerasan Sekolah, jadi jangan khawatir. Ahjumma memegang tangan Joon Oh, meminta bantuannya.


Wanita tadi memasang muka imut, jadi apa ada diskon untuknya?

-=Queen of Mystery=- 
#Seol Ok, Ratu Misteri



Seol Ok memanggil ibu mertuanya untu sarapan. Nyonya Park keluar sambil menanyakan dimana jaksa Kim (puteranya). Seol Ok menjelaskan kalau suaminya banyak pekerjaan jadi tidak bisa pulang.

"Jaksa-ku yang malang. Aku berharap dia tidak melewatkan sarapan nya."

Kim Ho Soon muncul hanya pamit pergi. Nyonya Park heran, tidak sarapan. Seol Ok menjelaskan kalau Ho Soon tidak pernah sarapan.

"Sejak kapan?" Tanya Nyonya Park.

"Sejak SMA." Jawab Ho Soon lalu pergi setelah pamit pada Seol Ok.


Nyonya Park memakan masakan menantunya tapi semuanya tidak ada yang beres. Ia heran, bagaimana Seol Ok akan membuka membuka rumah makan dengan keterampilan memasak begitu?

"Aku akan mencoba. Apa tidak enak?" tanya Seol Ok dan Nyonya Oh hanya menjawabnya dengan desahan.

Nyonya Oh meletakkan sumpitnya, ia menyudahi makannya dengan alasan sudah terlambat. Seol Ok menanyakan tujuan Nyonya Park.

"Apa kaupikir aku hanya wanita tua rumahan saja? Aku ada seminar."

Sebelum pergi Nyonya Park bertanya, apa Seol Ok akan pergi hari ini. Seol Ok menjawab mau ke ke Restoran Makan Siang Kyung Mi. Nyonya Park mengerti lalu ia berpesan supaya Seol Ok tidak ngobrol dengan perempuan yang tidak ber'kelas' karena nanti bikin malu suami. Seol Ok mengangguk mengerti.


Nyonya Park ternyata main Go Stop bersama teman-temannya bukannya pergu seminar. Temen-temannya membicarakan mengenai Seol Ok yang sering pergi bersama Pria tinnggi dan berkulit putih mulus, baik belanja atau minum terh bersama.

"Dia tampak seperti mahasiswa jika dari belakang."

"Apa itu Petugas Hong?" Tanya Nyonya yang bertopi.


Pria yang dibicarakan para nyonya-nyonya itu saat ini sedang berbicara di telfon dengan seseorang yang ternyata adalah Seol Ok. Seol Ok berkata akan langsung menemui Joon O di ruang loker karena nanti orang-orang akan melihat mereka. 


Nyonya Park tidak percaya kalau menatunya berkencan dengan seorang polisi soalnya puteranya adalah seorang Jaksa, logikanya Jaksa lebih tinggi jabatannya daripada polisi.

"Itu tidak ada hubungannya jika mau selingkuh." Sanggah Nyonya bertopi.

"Selingkuh? Tidak semua orang bisa selingkuh. Dia tidak punya pendidikan, tidak ada uang. Dia bahkan tidak memiliki latar belakang yang baik. Dia beruntung punya suami Jaksa. Pria tidak akan jatuh cinta padanya. Kalian tidak tahu apa-apa."


Tapi di rumah, Seol Ok menyiapkan baju terbaiknya juga berdandan sebelum menemui Joon Oh. Ia menelfon temannya, Kyung Mi untuk minta bantuan. Jika nanti Ibu mertuanya datang, ia meminta Kyung Mi berbohong kalau ia pergi untuk beli bahan makanan.

"Lalu.. mengapa juga kau beli bahan makanan?"

"Aku harus menjumpai Petugas Hong lagi."

"Sungguh? Kau santai sekali. Ini terlalu berbahaya. Kau tidak bisa menipu Ibu mertuamu..."

"Aku tidak peduli. Aku tidak peduli. Aku sangat bersemangat."


Sementara itu, Nyonya bertopi terus mengompori Nyonya Park. Bukannya Seol Ok sering keluar? Sering mengangkat telfon diam-diam di beranda? Nyonya Park mengingat-ingat dan memang semua itu terjadi pada Seol Ok. 

Yang lebih membuat Nyonya k heran adalah kemampuan memasak Seol Ok yang tidak kunjung mengalami peningkatan. Padalah setiap hari pergi ke tempat temannya yang memiliki usaha Restoran Makan Siang untuk belajar memasak.


Nyonya Park lalu menelfon Seol Ok untuk menanyakan keberadaannya. Seol Ok menjawab sedang berada di Restoran Makan Siang Kyung Mi tapi nyatanya ia sedang di jalan menuju tempat perjanjiannya dengan Joon Oh.

Teman-teman Nyonya Oh usul untuk pergi ke Restoran Kyung Mi guna mengecek Seol Ok. Nyonya Park sih tidak setuju tapi teman-temannya semangat sekali.


Joon Oh pamit pada rekannya untuk pergi memeriksa kasus. Petugas Woo menebak, kasus loker di Pasar Bangtan, kan? Kalau iya ia ingin ikut. Joon Oh menolaknya dengan alasan Petugas Woo banyak kerjaan.


Setelah Joon Oh pergi, petugas Senior membicarakannya, penasaran apa yang akan dilakukannya.

"Bukankah beliau seperti Sherlock Holmes? Kasus paket yang hilang dan kasus pencurian ponsel. Kasus-kasus yang bahkan para detektif tidak bisa..."

"Dia cuma beruntung. Baik kepadanya tidak akan memberimu promosi (naik jabatan). Jangan buang energimu." Potong Petugas senior.

Petugas senior lalu pergi dengan alasan mau patroli tapi Petugas Woo tahu kalau Petugas Senior mau ke sauna.


Empat sekawan tiba di Restoran Kyung Mi tapi mereka hanya melihat Kyung Mi disana, tidak ada Seol Ok.


Nyonya Bertopi langsung membenarkan kecurigaannya dan untuk memastikan ia menelfon kantor polisi. Ia menanyakan dimana Joon Oh. Petugas yang menjawabnya mengatakan bahwa Joon Oh pergi patroli ke Pasar Bangtan.

Mereka semakin yakin kalau Seol Ok dan Joon Oh bersama saat ini tapi Nyonya Park tetap saja membantah. Ketiga temannya lalu mengajak ke Pasar untuk memastikan.


Seol Ok sampai duluan di tempat loker. Ia memperhatikan loker yang dijebol, lalu menggunakan sarung tangan untuk memeriksa. Hal pertama yang ia lihat adalah tumpahan bubuk putih di pojokan loker. Joon Oh keburu datang, mengatakan kalau Seol Ok tidak perlu memakai sarung tangan karena mereka sudah selesai melakukan pemeriksaan sidik jari.

"Ini hanya karena kasus per kasusnya dibuka kembali." Alasan Seol Ok.

"Semua laporannya sudah tercoreng dan tumpang tindih. Ini tidak akan membantu."


Seol Ok lalu menyinggung soal lokernya yang ada di tengah pasar dan ia biasa meletakkan barangnya disana jika terasa sangat berat. Ia lalu kembali ke depan loker yang dibobol. Katanya usahanya sangat berlebihan, buang-buang kesempatan saja.

"Aku tidak melakukan apa-apa. Aku hanya..." Jawab Joon Oh sambil tersenyum.

"Dia berusaha sangat keras."

"Apa? Aku benar-benar tidak melakukan apa-apa."

"Maksudku pencurinya. Dia berusaha sangat keras."

Joon Oh membuka mulutnya membetuk huruf 'O'. Lalu ia bertanya, apa Seol Ok sudah mendapatkan sesuatu?


Seol Ok mulai menjelaskan dan Joon Oh siap mencatat semuanya. Seol Ok melihat energi dan waktu dibuang percuma-cuma. Sebuah metode yang tidak fokus dan rumit. Dia amatiran, seorang yang profesional tidak akan jelas begini. Seorang profesional akan masuk ke loker dengan cepat dan mudah. Dia akan mendapatkan salinan kunci loker dan mengubahnya untuk membuat kunci cadangan.

"Jadi dia menggunakan kunci cadangan untuk membuka loker lainnya?" Tanya Joon Oh.

"Iya."

"Lalu aku harus mencari orang dengan catatan kriminal yang serupa."

"Dia seorang pemula. Dia tidak pernah memecah loker sebelumnya. Pada awalnya, dia pikir itu mudah. Dia memasukkan sesuatu yang tajam ke lubang kunci. Ketika itu tidak terbuka, ia menggunakan sesuatu yang lain. Sesuatu seperti linggis. Dia memaksa dengan kuat."

"Dia pasti orang yang kuat... jika ia bisa membuka pintu baja."

"Dia jadi lebih baik di loker berikutnya. Dia membuka sisanya dengan sedikit usaha."


Joon Oh membenarkan, loker yang terakhir memang tidak banyak kerusakannya. Seol Ok menambahi, jadi pelaku melakukannya dari kiri ke kanan, membuka sesuai urutan.

"Tapi.. kenapa dia berhenti di tengah jalan?" Tanya Joon Oh.

"Siapa yang menjaga loker ini?"

"Kios-kios pasar, loker, dan kantor dijaga oleh dua penjaga keamanan. Mereka pergi patroli jam 7 setelah pasar tutup. Pada saat mereka mengelilingi pasar, Itu sekitar satu jam."

Seol Ok mengerti, berarti petugas patroli mengejutkannya. Mereka muncul sebelum ia selesai. Joon Oh setuju karena laporan petugas patroli yang katanya melihat ada yang mencurigakan di tengah malam. Mereka menemukan loker jadi begtu pada jam 1.


Seol Ok kembali bertanya, apa saja yang pelaku ambil. Disinilah letak keheranan Joon Oh karena dia tidak menyentuh uang tunai, juga meninggalkan laptop, MP3 player, dan dompet merek mewah.

"Beberapa bahan makanan upacara peringatan, susu bayi, dan satu set hadiah ginseng yang dicuri." Lanjut Joon Oh.

Seol bertanya kembali, lalu kenapa ada orang yang mencuri itu. Joon Oh juga tidak yakin tapi ia ada pemikiran.


"Seseorang yang miskin, tapi tidak pernah dianggap mencuri karena ia orang yang baik. Ulang tahun kematian ayahnya akan tiba, tapi tidak punya uang. Itulah kenapa ia datang ke loker tersebut."

"Apa orang-orang menggunakan susu bayi untuk upacara peringatan?"

"Itu... Anak kecil ini... memiliki kakak yang terluka saat bekerja di lokasi konstruksi. Itulah sebabnya dia harus mengurus sendiri keponakannya. Susu bayinya untuk mereka."

"Bagaimana dengan hadiah ginseng?"

"Dia pasti tinggal dengan ibunya."

"Seorang pria muda yang bekerja untuk menghidupi keponakan dan ibunya bukankah membutuhkan uang tunai?"

"Kau benar. Kau bisa membeli itu dengan uang. Mengapa dia mencuri itu?"


Seol Ok tetap bersikukuh kalau pelakunya adalah seorang amatiran. Joon Ah menduga pelakunya anak-anak yang melakukannya untuk bersenang-senang.

"Tidak. Anak-anak tidak melakukan itu. Orang ini tidak profesional, tapi orang ini berusaha dengan baik bagi seorang amatiran." Bantah Seol Ok.

"Lalu..."

"Ini pasti orang dewasa. Orang dewasa... yang berbahaya."
>


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search