-->

Sinopsis Defendant Episode 13 Part 2

- Maret 11, 2017
>
Sumber Gambar dan Konten dari SBS

Sinopsis Defendant Episode 13 Part 2


Cheol Sik masuk ke rumah Seong Kyu yang tidak di kunci. Ia langsung melapor pada Jung Woo, Jung Woo menyuruhnya memeriksa lantai.

"Ya. Lantainya masih hangat. Sepertinya mereka baru saja pergi. Mungkin ke supermarket atau ke manalah. Aku akan tuggu mereka di sini. Dan... kau jangan membuangku, ya?"

Rindu tidur di lantai yang hangat, Cheol Sik pun langsung berbaring disana, menggunakan selimut juga.




Moong Chi sibuk membagi 2 juta dolarnya. Senyum tak pernah pudar dari wajahnya selama perjalanan menuju rumah. Moong Chi melihat ada petugas berjaga di dekat rumahnya, ia pun cepat-cepat bersembunyi.


Moong Chi kemudian menelfon kakaknya dari telfon umum. Ia menjelaskan kalau ia kabur dari penjara dan sekarang ada petugas yang berjaga di depan rumah.

"Ada SIM di dalam kamarku. Bawakan itu untukku. Aku tidak akan menyerahkan diri. Aku baru saja kabur. Aku hanya harus melakukan sesuatu sebelum kembali.
Jangan cemas. Bawakan saja itu untukku. Cepatlah."


Sang Kakak mengikuti perintah Moong Chi, ia bahkan sukse mengalihkan perhatian petugas yang mengikutinya.


Jaksa mendesak Min Ho untuk mengakui adanya dana ilegal itu. Min Ho bersikeras kalau ia tidak tahu apa-apa, sama seperti yang ia tegaskan dalam investigasi yang sebelumnya.

"Di mana Pak Yeo Seong Soo? Dan juga, kau memperlakukanku dengan sangat berbeda dari waktu itu, karena Pak Yeo tidak ada di sini."

"Pak Cha Seon Ho."

"Aku sudah bilang, aku tidak tahu apa-apa."

"Aku sudah dapat semua data dari Chamyung Grup. Sudah jelas kau memang melakukannya."

"Apa maksudmu? Siapa yang bilang begitu padamu?"

Min Ho berpikir, "Ayah?"


Seong Kyu menepati janjinya dengan mengajak Ha Yeon melihat kucing. Ha Yeon pamer kalau ayahnya akan membelikannya kucing. Seong Kyu hanya menanggapinya dengan senyum.


Anak buah Seok sampai di parkiran. Seok memerintahkan mereka untuk menyebar.


Tanpa mereka sadari Eun Hye dan Jung Woo juga sampai di sana. Eun Hye menanyakan apa rencana Jung Woo selanjutnya. Jung Woo tampak berpikir.


Ada panggilan untuk pemilik mobil bernomor plat 5450 yang diharuskan menuju lobi. Seong Kyu ingat kalau nomor itu adalah nomor tahanannya. Iya, Jung Woo menggunakan itu untuk memberi kode Seong Kyu agar menemuinya tapi sepertinya Seong Kyu tidak sadar.


Karena Seong Kyu tidak kunjung datang, Jung Woo memutuskan untuk mencari ke dalam dan ia meminta Eun Hye tetap di lobi untuk menunggu.

"Kalau kau bertemu Seong Kyu dan Ha Yeon sebelum aku kembali, masuklah ke mobil dan tunggulah di sana."

"Baiklah, akan kulakukan."


Jung Woo melihat Seong Kyu dari kantai 2 tapi tak jauh dari mereka ada Seok dan anak buahnya. Tanpa pikir panjang, Jung Woo menekan alaram kebakaran. Semua panik mencoba melarkan diri.


Jung Woo melihat Seong Kyu naik taksi bersama Ha Yeon. Jung Woo berpesan, 

"Seong Kyu. Jagalah Ha Yeon dengan baik. Kumohon."


Seong Kyu khawatir, pasti Ha Yeon sangat terkejut tadi. Ha Yeon memastikan kalauia baik-baik saja. Seong Kyu pun tersenyum.


Jung Woo kembali ke lobi. Ia mengatakan pada Eun Hye bahwa ia sempat melihat Ha Yeon dan Seong Kyu tapi ia kehilangan mereka.

""Aku harus menemukan mereka secepatnya. Cha Min Ho juga sedang mengincar mereka." Lanjut Jung Woo.

"Apa kau tahu tempat yang mungkin mereka datangi?"

"Saat kami bertemu di rumah sakit, harusnya aku minta nomor telponnya. Aku tidak tahu kalau kami akan berpisah seperti itu."

"Seandainya aku pulang lebih cepat, aku juga pasti bisa bertemu dengan mereka. Aku tidak menyangka mereka akan mencariku secepat itu."

"Benar."

"Seong Kyu 'kan kenal denganmu, Pengacara Seo. Aku harus membuatnya menghubungimu sekali lagi."

"Bagaimana caranya?"

"Aku harus membertahu Seong Kyu kalau aku sudah keluar."


Jun Hyuk ada di bandara. Deputi Jaksa menelfonnya, ia menjawab terkejut, "Apa maksud Anda?". Usai menutup telfon, ia melihat berita di TV Bandara.


Seong Kyu melihat berita mengenai Jung Woo dan Cheol Sik yang kabur dari rutan. Ia baru sadar kalau panggilan tadi itu adalah Jung Woo.

"Itu Kak Jeong Woo. Dia ada di sini. Apa yang harus kulakukan sekarang?" Gumam Seong Kyu.


Seok mengabari Min Ho perihal Jung Woo yang melarikan diri. Min Ho takjub, Jung Woo mengerahkan upaya yang luar biasa hanya demi sebuah pertarungan sederhana. Lalu ia menanyakan soal Seong Kyu.

"Maafkan Saya."

"Seok, lakukan dengan benar, mengerti? Dia pasti akan mencoba bertemu dengan Park Jeong Woo. Kau harus menemukannya."

Jaksa memanggil Min Ho untuk melakukan investigasi ulang.


Kepala Sipir geram, menanyakan siapa yang membocorkan pada media kalau tahanan mereka melarikan diri. Petugas menjawab kalau Jung Woo sendiri yang memberitahu media.

"Apa? Apa yang si bodoh itu lakukan? Jadi kenapa dia melarikan diri? Apa dia mau aku kehilangan pekerjaan? Bagaimana dengan Park Gwan Tae? Apa dia menelpon?"


Park Gwan Tae (Kepala Keamanan) saat ini tengah bersama Tae Soo, mereka mengawasi ibu Tae Soo. Kepala Keamanan mengancam Tae Soo, kalau Tae Soo sayang ibunya seharusnya lakukanlah segalanya dengan benar.

"Kudengar dia membunuh kakak dan keponakanmu. Bagaimana bisa kau membiarkan dia melarikan diri?"

"Kepala Keamanan. Anda harusnya menjaga mulutmu."

"Dasar bodoh."


Kepala Keamanan mendapat telfon, ia lalu menyalakan TV mengenai berita pelarian Jung Woo. Ia mengatakan pada Tae Soo kalau Jung Woo sendiri yang melapor dan Rutan pasti sedang dalam kekacauan sekarang.

"Hyeong, apa yang sebenarnya sedang kau rencanakan?" Batin Tae Soo.


Cheol Sik memprotes tindakan Jung Woo. Kalau semuanya makin runyam, Ia tidak akan bisa tinggal di Korea lagi. Jung Woo minta maaf karena hanya itu satu-satunya cara ia bisa memberitahu Seong Kyu kalau ia sudah keluar dari penjara. Seong Kyu akan menghubunginya dengan segala cara, jadi bersabarlah.

"Bagaimana kalau kita tertangkap? Bagaimana?"

"Cheol Sik, jangan cemas. Aku tidak akan tertangkap sebelum aku bisa menemukan Ha Yeon."

"Ah... Ibuku tidak boleh tahu. Ini gawat. Apa yang harus kita lakukan sekarang?"

"Aku akan menghubungimu lagi secepatnya."


Eun Hye ragu, apakah Seong Kyu benar-benar akan menghubungi mereka. Jung Woo yakin, mereka harus mempercayai Seong Kyu.

"Seong Kyu, kumohon." Doa Jung Woo.


Kepala Jaksa dipanggil Seputi Jaksa karena kasus Jung Woo ini. Deputi Jaksa amat sangat terkejut, Jung Woo benar-benar luar biasa, dia adalah jaksa pertama yang divonis mati kemudian melarikan diri dari penjara.

"Astaga. Kepala Choi, katakan padaku. Kesayanganmu Jung Woo itu, sudah melarikan diri dari penjara."

"Kalau Jung Woo melakukannya, dia pasti punya alasan."

"Apa juga ada alasan kenapa dia membunuh istrinya sendiri? Apa istrinya selingkuh?"

"Deputi Jaksa."

"Kita akan ambil alih kasusnya Jung Woo."

"Apa? Siapa yang akan.."


Pertanyaan Kepala Jaksa terjawab saat tiba-tiba Jun Hyuk masuk. Jun Hyuk akan pergi ke Amerika setelah menyelesaikan semua ini.


Keluar dari ruangan Deputi Jaksa, Jung Hyuk berpapasan dengan Min Ho. Lalu keduanya berbicara di atap.

"Sepertinya untuk kepergianmu ke Amerika harus dilakukan pelan-pelan saja berkat masalah yang dibuat temanmu." Sindir Min Ho.

Jun Hyuk menjawab kalau Jung Woo tidak akan bisa ditangkap. Min Ho mengharuskan untuk melakukan persidangan ulang. Jun Hyuk mengingatkan itu tidak mungkin terjadi.

"Dia keluar mungkin saja utuk mencari dua hal. Pertama, anaknya. Oh, benar. Aku tidak berencana membuatmu jadi orang jahat. Akulah yang akan menemukan anaknya."

"Dan? Apa yang akan kau lakukan padanya?"

"Ya.. tergantung bagaimana sikap Park Jung Woo nanti. Dan.. dia itu punya pisau."

Min Ho menjelaskan kalau Jung Woo memiliki pisau yang ia gunakan untuk menikam Ji Soo. Sepertinya pisau itu ada darahnya. Sebelum Jung Woo hilang ingatan, Jung Woo menggunakan itu untuk mengancamnya dan sekarang karena ingatan Jung Woo sudah kembali, Jung Woo berusaha mengambil pisau itu kembali.

"Kau harus.. menemukan pisaunya, Jaksa Kang."

Min Ho melangkah pergi, Jun Hyuk memanggilnya. Ia akan memastikan menemukan pisau itu jadi Min Ho juga harus menemukan Ha Yeon.


Moong Chi panik menunggu kakaknya yang tak kunjung datang padahal bank-nya sudah mau tutup. Setelah sampai, Si kakak mengakui kalau ia merasa seperi sedang syuting film mata-mata.

"Sudah kubilang naik taksi saja."

"Kalau aku naik taksi ongkosnya jadi mahal. Memangnya kau punya uang?"

"Jangan kayak orang susah deh."

"Kau yang gayanya seperti orang susah. Tidak ada siapa-siapa di sini." Jawab sang kakak sambil menurunkan koran Moong Chi.

Moong Chi meminta kakaknya bersiap untuk jadi orang kaya. Kakaknya mendebat, mimpi ya.. Moong Chi lah yang selama ini selalu kehilangan uang. Dan terakhir kakak menanyakan alasan Moong Chi melarikan diri padahal masa tahanannya tinggal beberapa hari lagi.

"Bukan urusanmu. Persiapkan saja dirimu dan jangan pingsan. Kalau kau sampai pingsan, bisa jadi masalah nanti."

Moong Chi lalu menanyakan SIM-nya.


Saat menghadap petugas Bank, Moong Chi melihat berita pelarian diri Jung Woo dan Moong Chi.


Moong Chi dan kakaknya jejingkrakan di luar setelah uang lotere itu masuk ke rekening Moong Chi. Kakaknya berjanji akan menjaga buku tabungan itu dengan baik, tapi berapa sandinya?

"Aduh, bagaimana bisa aku mempercayakan domba pada seekor serigala? Simpan sajalah bukunya dulu, ya?"

"Jadi kau mau aku hanya memelototi buku tabungan ini saja? Kapan kau akan keluar?"

"Aku juga tidak tahu. Nanti kucari tahu kalau aku sudah keluar dari penjara."

"Kau bilang semuanya berjalan akan lancar, dasar kunyuk kau."

Kakaknya minta angka pertamanya saja tapi Moong Chi hanya menjawabnya dengan menjulurkan lidah. Moong Chi lalu pamit.


Seong Kyu menelfon nomor Ji Hye menggunakan nomor pribadi. Eun Hye menjawabnya tapi Seong Kyu tidak mengatakan apapun. Jung Woo meminta ponsel Eun Hya dan barulah Seong Kyu mau bicara.

"Aku berhasil. Kau melihat beritanya, 'kan?"

"Ya."

"Ha Yeon-ku baik-baik saja, kan?"

"Ya. Dia sedang tidur sekarang."

"Terima kasih. Maaf karena aku baru bisa keluar sekarang. Aku akan ke sana. Kau dimana?"

Seong Kyu menyuruh Jung Woo untuk datang sendiri. Jung Woo memastikan hal itu, lalu ia menanyakan alamat Seong Kyu.  Jung Woo lega, semuanya sudah berakhir sekarang.


Min Ho sampai kesal didesak terus oleh jaksa. Jaksa kembali mengingatkan kalau mereka semua dokumennya. Min Ho menunjuk dokemen yang digelar di meja, ia tidak tahu menahu soal dokumen itu.

"Oh, benar. Kenapa kau tidak pakai saja alat pendeteksi kebohongan itu?"

Pengacara Min Ho menentang hal itu. Jaksa menjelaskan kalau alat itu tidak bisa dijadikan bukti di pengadilan. Min Ho memaksa, toh Jaksa juga tetap tidak percaya padanya. Ia berjanji akan mengakui semuanya kalau alatnya bilang ia bohong.

Akhirnya Jaksa setuju, setelah mendapat ijin dari atasannya di ruang pengawas.


Min Ho dipasangi alat pendeteksi kebohongan di lengannya. Alat menunjukkan kalau Min Ho jujur saat ia bilang tidak tahu menahu soal pemalsuan data keuangan itu.

"Anda memerintahkan mereka untuk melakukan penggalangan dana palsu dengan memanfaatkan semua bawahanmu."

"Tidak, aku tidak pernah melakukan itu." Jawab Min Ho dan alat menunjukkan kalau ia berkata jujur. "Lihat. Apa kau percaya padaku sekarang? Sudah kubilang, kalau alatnya bilang aku bohong, aku akan segera mengakui segalanya. Tapi lihat. Sepertinya kau mendapatkan hasil yang berbeda dengan apa yang kau harapkan. Kenapa kita tidak berhenti di sini saja?"


Jaksa memanggil, "Cha Seon Ho-Ssi."

"Ya." Jawab Min Ho dan alat menunjukkan kalau ia bohong.

Jaksa mengulagi lagi dan alat tetap menunjukkan hal yang sama. Jaksa lalu berbisik pada temannya, "Sepertinya dia bukan Cha Seon Ho. Apa mungkin dia Cha Min Ho?"

Min Ho bisa membaca gerakan bibir jaksa itu, ia kesal dan menyudahi pemeriksaan dengan paksa.


Di luar, Min Ho mengigat kalau semua orang menginginkan Seon Ho. Ia heran sendiri dibuatnya, kenapa semua orang menginginkan orang yang sudah meninggal.


Jung Woo dalam perjalanan menuju ke tempat Seong Kyu, ia menelfon ingin mendengar suara Ha Yeon. Kebetulan Ha Yeon sudah bangun, lalu Seng Kyu memberikan ponselnya pada Ha Yeon.

"Ayah."

"Halo, Ha Yeon."

"Ayah. Kapan Ayah akan datang?"

"Ayah hampir sampai. Ayah akan segera ke sana. Tunggu Ayah."

"Baiklah, Ayah. Aku akan menunggu Ayah."


Eun Hye memastikan agar Jung Woo membawa Ha Yeon, sementara ia akan menunggu di mobil. Jung Woo membawa ponsel Eun Hye lalu masuk ke dalam.


Di dalam motel sangat sepi. Jung Woo sampai di depan kamar Seong Kyu, kamar nomor 306. Ia mengetuk pintu tapi tidak ada jawaban, Jung Woo kemudian memutar gagang pintu dan pintunya tidak terkunci. Ia pun masuk dan disana ia melihat ada sepatu anak kecil.

Jung Woo memanggil Ha Yeon, tapi yang ia lihat malah Seong Kyu yang sedang duduk lemas menahan luka tusuk di perutnya. Jung Woo kesal, ia mengambil kain untuk menekan luka Seong Kyu agar pendarahannya berkurang, Seong Kyu akan menjelaskan tapi Jung Woo melarangnya. 
"Mereka mengambil Ha Yeon." Ucap Seong Kyu terbata.

"Cha Min Ho!"

"Maafkan aku."

Di luar suara sirine mobil polisi meraung-raung.


Eun Hye mengerti situasi, ia menghalangi mobil polisi dengan mobilnya. Eun Hye pura-pura panik, ia minta maaf karena tidak tahu kalau mobil polisi akan menuju ke arahnya.

Polisi memutuskan untuk turun dari mobil dan berlari saja.


Jung Woo menelfon ambulance untuk Seong Kyu. Seong Kyu menyuruh Jung Woo segara pergi dan temukan Ha Yeon. Jung Woo mengerti, ia meminta Seong Kyu menunggu petugas 119 sebentar lagi.


Jung Woo menuju pintu keluar tapi polisi sudah masuk, akhirnya ia berlari ke atap. Sampai di atap, Min Ho menelfon,

"Sepertinya aku yang menang kali ini, Jaksa Park Jung Woo."

"Cha Min Ho."

"Aku memenangkan pertandingan.. untuk menemukan anakmu."

"Dasar kau baj***** tengik."

"Kau dengar aku? Aku menang! HAHAHAHA"

"Kalau kau berani menyentuh anakku. Akan kubunuh kau."

"Baiklah kalau begitu. Semoga beruntung. Jaksa Park Jung Woo."

Jung Woo tiba-tiba menoleh ke belakang.
>

1 komentar:

avatar

Chingu tolong di lanjut sinopsis defendants nya ep 15&16... Semangat nulisnya chingu. Terima Kasih


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search