-->

Sinopsis Introverted Boss Episode 10 Part 1

- Februari 22, 2017
>
Sumber Gambar dan Konten dari tvN

Sinopsis Introverted Boss Episode 10 Part 1


Hwan Gi memasak Capjae, tepat saat itu Yi Soo datang. Yi Soo tidak menyangka kakaknya membuat capjae sendirian seolah membuatnya semudah memasak produk instan.

"Aku sudah merasa seseorang akan mengunjungiku." Jawab Hwan Gi lalu memberikan sepiring untuk Yi Soo.

Yi Soo senang dengan rasnya, ia mau minta resepnya. Hwan Gi menyuruhnya datang saja jik ingin makan pasti ia buatkan.

"Jangan begitu. Berikan resepnya sebagai hadiah pernikahanku. Aku ingin membuatkannya untuk suamiku."

"Kau.. harus ya menikah dengan dia?"

"Ya, harus. Aku menginginkannya."

"Yi Soo-ah"

"Dan... aku ingin diberi ucapan selamat. Kalau kau tidak memberiku ucapan selamat, aku akan sangat sedih."


Yi Soo meminta Woo Il menemaninya ke stasiun siaran. Sebenarnya untuk acara radio, tapi akan diambil rekaman video juga. Ia ingin membantu memeriksa penampilan Ayah.

"Jika ada waktu luang, bisakah mampir dulu ke suatu tempat sebelumnya? Aku ingin berkencan."

"Maaf. Ada sesuatu yang harus kukerjakan di kantor." Jawan Woo Il.

"Baiklah kalau begitu. Sampai jumpa di stasiun penyiaran."


Yi Soo sebanrnya sedih tapi ia tetap tersenyum. Ia membuka kotak kalung itu, kalung 3 tahun lalu yang diinginkannya.


Woo Il melihat Ro Woon dan Hwan Gi yang sedang bersama. Ia menyadari tatapan Hwan Gi pada Ro Woon.


Woo Il pun pergi setelah memastikan dan ia malah bertemu Yi Soo. Yi Soo bertanya, katanya ada yang harus dikerjakan, apakah di sana tempatnya?

"Jadi, ini tempat yang ingin kau tuju?" Woo Il balik bertanya.

"Benar, ini pekerjaan untuk Oppa. Baiklah, selamat bekerja. Aku akan menikmati kencanku." Ucap Yi Soo sambil merangkul lengan Woo Il.


Saat mereka berbalik, mereka melihat Ro Woon. Ro Woon mengucapkan terimakasih karena mereka sudah datang. Yi Soo juga mengucapkan selamat atas kesuksesan acara pembukaannya.

"Aku ingin mengucapkan selamat atas pernikahan kalian." Ucap Ro Woon dan Yi Soo membalasnya dengan ucapan terimakasih.


Ro Woon melihat kalung yang dipakai Yi Soo. Ia teringat miliknya, ia pun bilang kalau ia memiliki kalung yang sama. Woo Il teringat saat ia memberikan kalung yang sama pada Ji Hye 3 tahun lalu.

"Benarkah? Kalung ini punya arti khusus untukku." Jawab Yi Soo.

Woo Il tidak bisa membiarkan pembicaraan itu. Ia cepat-cepat menarik Yi Soo untuk pergi dari sana.


Sebelum siaran, Woo Il menemui Kim PD untuk memastikan kalau Tuan Eun hanya akan diberi pertanyaan yang sudah disepakati. Kim PD menjamin hal itu dan Woo Il berterimakasih atasnya. Kim PD juga membalas mengucapkan terimakasih dan mereka bersalaman.


Yi Soo menata gaya ayahnya.


Acara tanya jawab pun dimulai. Pertama host menanyakan soal Tuan Eun yang sebelumnya dikenal sebagai legenda dalam bidang PR (Public Relation). Tuan Eun menjawab kalau dahulu mereka harus tetap mewujudkan impian meski tidak memiliki apa pun. Ia sangat menyadari fakta bahwa keadaan sudah jauh berbeda sekarang. Angka pengangguran usia produktif...

"Tapi, bukankah Anda sudah menyerahkan perusahaan pada putera Anda?"


Tuan Eun melirik Woo Il. Woo Il juga terkejut oleh pertanyaan itu. Ia melihat Kim PD tapi ekspresi Kim PD menunjukkan kalau ia tidak tahu menahu.

Tuan Eun kemudian tersenyum dan menjawab pertanyaan host. puteranya menjabat sebagai salah satu dari dua Presdir di sana. Namun, dia sudah meninggalkan posisi itu. Seseorang yang lain...

"Saya tahu. Calon menantu Anda, kan? Namun, fakta bahwa Anda menyerahkannya pada anggota keluarga dapat menimbulkan kekesalan tersendiri pada mereka yang tidak terlahir dari keluarga berpengaruh. Dia juga bukan dari keluarga yang berpengaruh."


Tuan Eun kembali melirik Woo Il yang semakin tegang di tempat duduknya. Tuan Eun kembali tersenyum, ia mengatakan dengan jujur kalau Woo Il besar di panti asuhan. Yi Soo khawatir dengan Woo Il. Tapi Tuan Eun terus melanjutkan,

"Orang kaya yang menikahkan anak-anak mereka demi menambah kekayaan sangatlah tidak kusukai. Aku lebih mengandalkan seseorang yang bertalenta meski bukan dari keluarga berpengaruh. Aku akan selalu mendukung generasi muda berbakat seperti itu."

"Apakah ini alasan beliau... mengumumkan pernikahan kami?" batin Woo Il.

Ia sudah tidak tahan lagi dan pergi dari sana. Yi Soo mengikutinya.


Woo Il di toilet dan ia meneteskan airmata.


Di luar Yi Soo sudah menunggunya. Ia melihat Yi Soo tapi kemudian berjalan melewatinya tanpa mengatakan apa-apa.

Yi Soo mengikuti Woo Il. Ia tahu kalau Woo Il pasti sangat marah karena Ayah. Pertanyaan itu tidak terprediksi, Ayah mungkin merasa bingung...

"Aku akan pergi untuk sementara waktu. Aku akan memberitahu orang tuamu." Sela Woo Il.


Yi Soo tidak mengerti, apa maksudnya itu. ia lalu menghentikan Woo Il. Woo Il menatap kalung Yi Soo, ia tidak bisa bersama Yi Soo. Ia tidak bisa terus seperti ini.

"Oppa..."

"Kau tidak melakukan kesalahan apa pun. Aku... Maafkan aku."

Woo Il pun meninggalkan Yi Soo.


Yi Soo mengejar Woo Il tapi ia terhalang lampu merah. Yi Soo menangis, "Tidak. Jangan pergi."

Yi Soo mengingat kembali kata Woo Il barusan yang berarti kalau Woo Il tidak mau menikahinya. Yi Soo pun nekat menerobos lampu merah dan sebuah mobil menabraknya. Woo Il menoleh dan Yi Soo sudah terbaring di jalan.


Ro Woon minum-minum dengan reporter Woo. Ia memberikan pernyataan media yang ia tulis dan meminta Reporter Woo untuk memeriksanya. Judul artikel itu adalah "Bioskop Terburuk Menggelar Pembukaan Terbaik".

Reporter Woo meletakkanartikel itu setelah membaca judulnya, ia bertanya, apa Ro Woon sudah menemukan Mr. Smith. Ro Woon jadi teringat, sudah lama ia tidak dapat bunga lagi dari Mr. Smith.

"Apa yang kau lakukan belakangan ini di "Brain"? Kau akan tetap di sana selamanya? Kau tidak ingin tampil di panggung lagi?"


Ro Woon berjalan lesu. Ia tidak mengerti apa yang terjadi dengannya. Mr. Smith tidak mengiriminya bunga lagi, tapi ia tidak merasa kehilangan. Ia bahkan tidak menyadarinya.

"Mencari Mr. Smith hanya alasan. Apa sebenarnya yang sedang aku lakukan? Apa aku ingin... dipuji olehnya atau apa?"

Ro Woon mengingat apa yang ia lakukan pada Hwan Gi untuk membantunya dengan menciptakan stiker warna. Ro Woon lalu mengeluarkan tanda pegawainya.


Hwan Gi menelfon Ro Woon. Ro Woon terkejut sampai butuh waktu lama untuk mengangkatnya.

"Kau sudah bekerja dengan baik. Dan... terima kasih... sudah berada di sisiku." Kata Hwan Gi setelah Ro Woon menangkatnya dan Hwan Gi cepat-cepat menutupnya. Hwan Gi tersenyum karena bisa melakukan tugas itu.







-= Episode 10 : Pengakuan Percuma, Namun Paling Kuat =-



Ayah cemas menunggu Ro Woon pulang karena ini sudah jam 11 malam. Tapi tak lama kemudian Ro Woon pulang dan ayah lagi-lagi hanya bertanya apa Ro Woon sudah makan atau belum.

"Aku dapat pekerjaan. Di perusahaan PR." Jawab Ro Woon.


Hwan Gi masih terus saja tersenyum setelah berhasil menelfon Ro Woon. Woo Il tiba-tiba menelfon, sudah pasti mengabari soal Yi Soo karena Hwan Gi nampak terkejut.


Hwan Gi mengintip ruang rawat Yi Soo. Disana adiknya terbaring dan Woo Il ada disampingnya. Woo Il memegang tangan Yi Soo lalu Yi Soo terbangun.

"Maaf, Aku tidak lihat lampu lalu lintasnya." Ujar Yi Soo.

Kilas balik...


Dokter menjelaskan pada Hwan Gi kalau Yi Soo tidak cidera parah. Namun karena Yi Soo patah tulang rusuk, Yi Soo harus tetap di rumah sakit selama seminggu.

"Masalahnya, kami menemukan beberapa cedera di paha pasien saat melakukan pemeriksan. Saya rasa, dia memang mencoba melukai dirinya sendiri. Anda tahu itu?"

"Ya, saya tahu."

Woo Il mohon pada dokter agar tidak mengatakan hal itu pada siapapun.

Kilas balik selesai...


Hwan Gi mengkode Woo Il untuk mengajaknya bicara di luar. Woo Il menjelaskan kronologinya, ia bilang pada Yi Soo akan pergi. Yi Soo terkejut dan mengikutinya.

"Yi Soo mungkin sengaja melompat ke depan mobil yang lewat." Batin Hwan Gi.

Woo Il merasa itu kesalahannya. Hatinya terasa patah... ia merasa bersalah, tapi...

Hwan Gi memohon pada Woo Il agar tetap bersama Yi Soo.  tahu semestinya tidak meminta Woo Il seperti ini tapi ia mohon.

"Tidak peduli bagaimanapun perasaanku, kau ingin aku tetap bersama dia?"

"Yi Soo, saat ini sangat membutuhkanmu. Kumohon."

"Kau mau melakukan sesuatu untukku sebagai imbalan? Pecat Chae Ro Woon."


Ro Woon memegang gagang pintu ruangan Hwan Gi. Ia teringat dulunya ia begitu ingin membuka pintu itu. Tapi pada akhirnya, ia justru mulai menunggu di depan pintu daripada mengetuknya. Ia rasa, tidak masalah kalau pintu itu tetap tertutup. Ia harap, suatu saat, pintu itu akan terbuka lebar sendiri .

"Dan akhirnya... Secara tidak terduga, dia membuka pintu itu dari dalam."
Ro Woon kembali melepaskan gagang pintunya, ia tidak yakin apa tidak tidak masalah kalau ia melewati pintu itu. Ro Woon memegang lagi gagang pintunya.


Ro Woon akan mendorongnya tapi keduluan Hwan Gi yang menarik pintu itu dari dalam. Ro Woon terkejut sampai tidak bisa mengatakan apa-apa. Ia akan melangkah masuk tapi langkahnya selalu sama dengan hwan Gi jadi mereka tetap berhadapan.

"Um... Boleh aku masuk?" Tanya Ro Woon.

"Um..." suara Hwan Gi tercekat.


Sun Bong menunjukkan wajahnya kemudian. Ia yang menjawab menggantikan Hwan Gi kalau Ro Woon tidak boleh masuk. Gyo Ri mengatakan perusahaan telah merestrukturisasi beberapa staf. Ro Woon terkejut mendengarnya.

"Kau tidak tahu, Ro Woon?"

Terakhir Se Jong yang menunjukkan wajahnya. Ia sudah mengemasi barang-barang Ro Woon. Ro Woon masih belum paham, apa maksudnya restrukturisasi? ada apa?


Tapi Hwan Gi malah pergi. Ro Woon memanggilnya tapi Hwan Gi mengacuhkannya. Se Jong menjelaskan kalau Ro Woon dimutasi ke lantai bawah. Ia memberikan kotak yang berisi barang-barang Ro Woon. Ro Woon tidak mengerti dan mendorong kotak itu kembali pada Se Jong.


Ro Woon mengejar Hwan Gi, ia menahan Hwan Gi yang akan naik lift. Ro Woon bertanya, apa ia melakukan kesalahan. Hwan Gi menjawab kalau ini kesalahannya bukan Ro Woon.

"Apa maksudnya? Tidak bisakah kau jelaskan?"

Kilas Balik...


Woo Il bersedia menjelaskannya pada Ro Woon kalau Hwan Gi tidak bisa. Hwan Gi mengatakan kalau Silent Monster membutuhkan Ro Woon. Woo Il meluruskan, hwan Gi lah yang membutuhkan Ro Woon, bukan Silent Monster.

"Kau menyuruhku tetap bersama Yi Soo, tapi mempertahankan orang yang kau sukai di sisimu. Aku tidak keberatan masa lalu terungkap, tapi bagaimana dengan adikmu? Jika dia tetap di dekatmu, dia akan sering bertemu Yi Soo. Lambat laun, Yi Soo akan tahu. Apa yang kau rencanakan pada dia?"

"Aku tidak... Aku tidak akan melakukan apa pun padanya."

"Aku tahu. Kau tidak akan melakukan apa pun. Kau bodoh. Hanya menonton, tanpa tahu yang harus dilakukan. Jadi, biar aku yang lakukan. Aku akan menyingkirkan dia."

"Bagaimana.."

"Akan kucari caranya. Kau hanya perlu mundur seperti biasanya."

Kilas Balik Selesai...


Hwan Gi tidak menjawab Ro Woon malah menekan tombol untuk menutup pintu lift.


Ro Woon minum-minum dengan Yoo Hee dan Sun Bong. Yo Hee tidak mengerti, kenapa Ro Woon yang harus dimutasi. Ro Woon juga tidak merasakan apapun, bahkan semalam Hwan Gi menelfonnya.

"Lalu kenapa?" Tanya Yoo Hee.

"Sepele sih, tapi sebelumnya aku tidak pernah menerima telepon dari Bos."

Sun Bong berkata kalau Hwan Gi juga menelfonnya. Yoo Hee teringat juga kalau Hwan Gi menelfonnya.


Hwan Gi menelfon saat Yoo Hee sedang bersih-bersih. Anak keduanya malah mengeraskan volume TV. Otomatis Yoo Hee tidak bisa mendengar apa-apa. Lalu anak-anak nya membuat masalah jadi ia tidak bisa konsentrasi dengan apa yang dikatakan Hwan Gi.


Ro Woon penasaran dengan apa yang dikatakan Hwan Gi. Yoo Hee mengatakan kalau ia sibuk dengan anak-anak jadi ia tidak mendengar apa yang dikatakan Hwan Gi. Kalu Sun Bong tidak bicara banyak dengan Hwan Gi, berakhir setelah pembicaraan yang membosankan.

"Begitukah? Padaku, dia bilang..." Ucap Ro Woon senang.

"Dia bilang aku sudah bekerja dengan baik." Sela Sun Bong.


Waktu itu Sun Bicara banyak banget dan cepat hingga membuat Hwan Gi mengantuk.


Ro Woon masih senang walaupun mereka semua mendapat pujian tapi untuknya Hwan Gi tidak hanya bicara itu.

"Apa? Dia berterima kasih kau berada di pihaknya?" Sela Se Jong yang barusan datang. Ro Woon kecewakarena ternyata Hwan Gi mengatakan itu semua pada semua staf.

Yoo Hee bertanya, darimana saja Se Jong hingga baru datang, lalu dimana Gyo Ri. Se Jong menjawab kalau kekasihnya sibuk berdandan untuk pesta perpisahaan untuk Ro Woon ini karena mereka harus melepaskan Ro Woon dengan baik.

"Sayang?" Panggil Se Jong.


Gyo Ri berjalan masuk dengan dandanan baru bahkan sampai membuat semua pangling. Sayangnya Ro Woon tidak peduli. Ia malah menanyakan apa Gyo Ri juga mendapat telfon dari Hwan Gi.

"Maksudmu telepon terima kasih itu? Telepon itu?"

Ro Woon semakin kecewa karena semua orang mendapat ucapan yang sama sedangkan ia mengira hanya ia seorang.


Se Jong memulai aktingnya dengan menyuapi Gyo Ri

"Bos tidak akan kemari?" Batin Ro Woon.

>

2 komentar

avatar

Wuahhh sudah Ada cepat bgt... Terima kasih chingu. Ditunggu part 2 nya

avatar

Yi Soo ini emang punya kelainan juga yah. terlalu obsesi sama Woo Il dan ketika dia merasa bakal kehilangan, dia gak segan untuk nyakitin dirinya sendiri untuk dapat perhatian. Apa ya nama penyakitnya? Poor her...


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search