-->

Sinopsis Defendant Episode 4 Part 1

- Februari 03, 2017
>
Sumber Gambar dan Konten dari SBS

Sinopsis Defendant Episode 4 Part 1

 -- 1 Minggu Sebelum Sidang Pertama --


Mong Chi, Bang Jang dan Woo Ruk main Go-stop. Sementara Jung Woo mempelajari kasusnya.

Bang Jang yakin menang, ia mempertaruhkan Choco Pie miliknya. Woo Ruk lebih yakin lagi, ia mempertaruhkan Choco Pie dan ramen juga. Tapi Mong Chi malah paling yakin, ia mempertaruhkan semua miliknya. Semua pun ikut mempertaruhkan miliknya.

Bang Jang membuka yang pertama. Ternyatakartu Woo Ruk lebih tinggi nilainya, ia pun bersorak senang. Mong Chi memperingatkan, jangan begitu karena nanti bisa bikin sial Jung Woo. Mereka berdua pun memandang Jung Woo. Hal itu digunakan Mong Chi untuk menukar kartunya.

Mong Chi membuka kartunya dan nilainya paling tinggi. Mereka tak percaya lalu menggeledah
Mong Chi dan menemukan kalau Mong Chi curang. Mereka memutuskan untuk mengulagi lagi.



Mil Yang yang membaca buku bicara pada Jung Woo, apa ingatannya sudah kembali. Jung Woo menjawab sedikit.

"Kudengar pertarungannya bakal sengit karena banyaknya barang bukti."


Jung Woo menjawab kalau ada beberapa bagian yang mencurigakan juga. Ia harus memeriksa beberapa hal sampai sidangnya tiba.


Kepala Penjara menelfon seseorang (kemungkinan besar Min Ho) mengatakan kalau persidangannya sebentar lagi, jadi tidak perlu khawatir. Min Ho menyuruhnya melakukan sesuatu dan Kepala setuju karena menurutnya itu ide bagus.

Setelah menutup ponselnya, ia menelfon menggunakan telfon kantor.


Mong Chi, Bang Jang dan Woo Ruk melanjutkan permainan, kali ini Mong Chi tidak diijinkan memakai baju karena takut curang. Bang Jang yang memenangkan permainan. Tiba-tiba di luar petugas berteriak agar mereka bersiap untuk inspeksi.


Mereka bertiga segera menyembunyikan snack di atas loker dengan dibungkus selimut lalu berbaris rapi. Mereka hanya memeriksa loker Jung Woo dan menemukan sebungkus rokok.

Jung Woo membantah itu adalah miliknya. Tapi petugas tidak percaya, ia dibawa paksa menuju ruang hukuman. Ia meminta keringanan, ia akan pergi tapi tolong ijinkan ia membawa buku catatannya karena sidangnya sebentar lagi.


Jung Woo meronta saat dibawa masuk, ia terus membantah kalau rokok itu bukan miliknya, juga mengingatkan kalau persidangannya sebentar lagi.

Tapi petugas tidak ada yang mendengarnya. Ia di kurung di sel paling pojok.


Kepala Penjara menerima dokumen kasus dan buku catatan milik Jung Woo lalu ia menyerahkannya pada Min Ho. Min Ho berterimakasih, ia ada kenalan di Departemen Kehakiman, ia akan cari tahu apakah Kepala bisa dipindahkan ke Seoul.


Kepala berterimakasih, tapi ia penasaran kenapa Min Ho (yang ia tahu sebagai Seon Ho) melakukan hal kejam pada Jung Woo.

"Adikku memang suka membuat masalah, tapi kalau bukan karena Jaksa Park, dia tidak akan jadi begini." Jawab Min Ho.

Kepala merasa itu masuk akal. Min Ho lalu menuangkan minuman untuk`Kepala. Min Ho kemudian menyinggung soal Jung Woo yang kehilangan ingatan sebelumnya, ia berharap Jung Woo menghadapi sidang kali ini tanpa tahu kenapa dia ada di sana.

"Ah.. Itu karena aku ingin membalaskan dendamku padanya atas penderitaan adikku." Jelas Min So karena sepertinya Kepala bertanya-tanya melalui tatapannya.

"Dia sudah kehilangan ingatannya dua kali. Kalau kita beruntung, itu mungkin akan terjadi lagi. Kalaupun tidak terjadi, dia tidak akan ingat sudah mempersiapkan diri untuk sidang ini. Tidak ada yang perlu dicemaskan." Jawab Kepala.


Jung Woo terus berteriak minta dikeluarkan, ia sampai memukul-mukul pintunya. AKhirnya ia frustasi sendiri, ia memutuskan untuk berhenti dan mulai berpikir.

"Sidangku akan digelar sebentar lagi. Sidangku.." Gumamnya sedih.


Tiba-tiab ada suara dari luar, Yoon Tae Soo adik iparnya (adik kandung Ji Soo yang mencari mayat Ha Yeon). Tae Soo mengatakan kalau Jung Woo tidak akan bisa keluar.

Jung Woo mengatakan kalau rokok itubukan miliknya. Tae Soo juga tahu hal itu membuat Jung Woo terkejut. Tae Soo menjelaskan kalau sipir dan kepala keamanan membeci Jung Woo seperti ia membenci Jung Woo walaupun ia tidak tahu kenapa.

"Sidangku akan digelar sebentar lagi. Aku harus mempersiapkannya. Aku tidak bisa berdiri di persidangan dengan keadaan seperti ini. Tolong aku, Tae Soo." Mohon Jung Woo.

Tae Soo kesal, apa Jung Woo masih mau bilang kalau tidak membunuh kakak dan keponakannya. Jung Woo menangis mengatakan kalai ia tidakmengingatnya, ia akan membuktikannya di pengadilan. Ia masih punya waktu. Ia harus mencari jalan keluar dari semua ini.

Tae Soo diam saja dengan mata penuh kebencian kepada Jung Soo. Jung Woo memastikan,

"Ya. Kalau aku melakukannya.. Kalau aku melakukannya, aku akan membayar semua dosaku. Tapi untuk membuktikan itu, aku perlu dokumennya. Tolonglah aku, Tae Soo."

"Waktu itu, kau hanya bisa keluar saat ingatanmu hilang. Kau mungkin saja tidak bisa keluar.. sebelum kau kehilangan ingatanmu lagi."

Tae Soo pergi dari sana mengabaikan panggilan-panggilan Jung Woo.


Jung Woo hanya bisa berbaring lemas di sel hukuman. Setiap petugas mengawasinya ia selalu berada di posisi sama.


Kepala Penjara (Kepala Sipir) ditegur Min Ho karena Jung Woo belum juga kehilangan ingatannya. Kepala Sipir menyuruhnya bersabar, masih ada satu hari lagi sebelum persidangan, jadi tunggu saja. Setelah menutup telfon, kepala sipir marah-marah,

"Dasar anak muda. Kalau memang dia sebegitu hebatnya, kenapa dia tidak coba saja sendiri? Memangnya aku bisa mengontrol semuanya? Dia kan hilang ingatan sendiri."


Lalu sipir yang memeriksa Jung Woo tadi masuk, melapor kalau Jung Woo masih belum kehilangan ingatannya. Kepala Sipir makin kesal, apa yang harus mereka lakukan kalau begini, ia kan tidak mungkin bisa membuka isi kepala Jung Woo.

"Tidak bisakah kita melakukan sesuatu?" Tanya Kepala Sipir.

"Aku tidak yakin. Sepertinya kita tidak bisa melakukan apa-apa. Kita tunggu saja."

"Astaga. Harusnya dia suruh saja aku membunuhnya. Permintaannya itu sedikit aneh." Gumam Kepala sipir.


Jung Woo bangun, ia melihat tulisan "Ibu" di lantai. Lalu ia mulai menulis di lantai dengan kukunya. Dan saat petugas datang, ia berbaring seperti posisi sebelumnya.


Jung Woo mencoba kembali saat petugas pergi, tapi menulis dengan kuku tidak mudah, kukunya terus berdarah, ia sesekali berhenti karena kesakitan. Pertama ia menggunakan jari telunjuk, lalu jari tengah sampai semua jarinya berdarah.  Jung Woo teringat perkataan Tae Soo kalau ia mungkin saja tidak akan bisa keluar sebelum ingatannya hilang lagi.

"Bagaimana kalau.. Aku tidak.. mengenali mereka." Gumam Jung Woo.

Dengan semanat itu, ia terus menulis tidak peduli dengan tangannya yang terluka dan akhirnya ia berhasil menulis sebuah nama, Park Bong Goo.

-- Masa Kini --


Jung Woo yang kehilangan ingatan akan tulisan itu meminta penghuni sel pojok untuk untuk membacakan tulisan yang ada di sana. Pnghuni sel itu adalah Shin Cheol Sik. Cheol Sik menjawab ada tulisan disana "Park Bong Gu."


Jung Woo menanyakan lagi, apa ada tulisan lain. Cheol Sik membenarkan, memang ada tulisan lain. Jung Woo meminta Cheol Sik untuk membaca tulisan itu.

Cheol Sik menjawab kalau ia tidak bisa membaca. Jung Woo tidak percaya karena barusan Cheol Sik membaca nama "Park Bong Goo". 

"Itu.. kebetulan saja, Jaksa Park Jung Woo." Jawab Cheol Sik.


Jung Woo membantak, siapa Cheol Sik. Cheol Sik kecewa karena Jung Woo tidak mengingatnya, ia mengatakan kalau mereka hampir mati gara-gara Jeong Woo.

Jung Woo mengingat kata-kata itu, itu adalah kata-kata Cheol Sik, ia juga ingat bagaimana mereka berdua bisa lolos dari maut. Ia jugalah yang memenjarakan Cheol Sik atas tuduhan pembunuhan terhadap Kim Yong Joo.


Cheol Sik tersenyum karena Jung Woo mengingatnya. Ia bersikeras kalau ia bukan pelakunya. Jung Woo berpikir sejenak tapi ia tidak punya cara lain selain memohon pada Cheol Sik untuk mengatakan apa isi tulisannya. Sementara itu Kepala Sipir bersama beberapa sipir menuju sel hukuman.

Jung Woo menyadari hal itu tapi Cheol Sik tetap diam saja, akhirnya ia berhenti meminta tolong dan duduk diam.


Kepala Sipir membuka sel Cheol Sik dan menyuruhnya keluar. dua sipir yang diajaknya diminta untuk menggeledah sel tapi mereka tidak menemukan apa-apa. Kepala sipir lalu bertanya pada Cheol Sik, apa Cheol Sik melihat sesuatu. 


"Apa? Aku cuma makan.. dan baru saja mau tidur siang." Jawab Cheol Sik dan hal itu membuat Kepala Sipir jengkel,

"Katakan kalau kau melihat sesuatu. Aku akan mengirimmu ke sel gabungan."

Cheol Sik akan mengatakan sesuatu. Kepala sipir menantikannya dan Jung Woo sudah was-was. Tapi Cheol Sik hanya mengatakan kalau ia melihat 3 lalt disana. Kepala Sipir membalasnya dengan meninju perutnya lalu menyuruh sipir bawahannya memasukkan  Cheol Sik kembali kedalam sel.


Setelah semuanya pergi, Jung Woo bertanya kenapa Cheol Sik berbohong. Vheol Sik tersenyum karena hanya ia yang tahu rahasia Jung Woo sekarang. Jung Woo kesal, ia membenturkan kepalanya ke dinding.


Keluarga besarCha makan bersama karena hari ini ulang tahun Madam Myung, Yeon Hee yang menyiapkan semua makanannya tapi ia tidak yakin akan sesuai selera ibu mertuanya. Madam Myung mengatakan kalau semuanya enak.

"Hari ini adalah hari ulang tahunmu. Apa ada yang kau inginkan?" tanya Yeon Hee.

Min Ho menyarankan agar Yeong Hee pergi belanja dengan ibunya. Eun Soo yang mendengar saran ayahnya berkata ingin ikut. CEO Cha memuji cucunya yang sudah besar. Yeon Hee mengatakan kalau Eun Soo sudah mulai ikut kelas sepak bola. CEO Cha senang, anak-anak memang harus banyak bermain di luar.


"Dasar. Kau ini mirip sekali dengn ayahmu."

Yeong Hee memandang Min Ho yang tersenyum. Madam Myung tiba-tiba menanyakan Min Ho yang tidak datang, kenapa melakukan perjalanan lama sekali?

"Apa kau berhubungan dengannya terus, Seon Ho?"

Min Ho tersenyum menjawab iya. Madam Myung mengangguk mengerti. Madam Myung kasihan pada Min So, ia minta Seon Ho menjaga dia baik-baik kalau dia pulang nanti, supaya dia juga bisa merasa tenang.

Aku akan melakukannya. Jangan mencemaskan Min Ho." Jawab Min Ho dengan senyum.


Sementara Yeon Hee hanya diam mendengarkan. CEO Cha lalu mengajak Min Ho bicara berdua.

CEO Cha mengatakan bahwa "dia" memenangkan mendali emas di Pertandingan Dunia. Min Ho tidak mengerti apa maksud ayahnya.

"Aku bicara soal Lee Chan Young. Chamyung adalah sponsornya. Kau adalah kepala asosiasinya. Bagaimana bisa kau tidak tahu?"

Min Ho pura-pura mengerti setelah melirik seragam Anggar yang dipajang di samping, ia minta maaf. CEO Cha menyuruh Min Ho mengatur pertemuan untuk merayakan kemenangannya. Min Ho akan menggelar malam pesta untuk para pendukung. CEO Cha merasa itu ide bagus, ia setuju.


"lalu... Kenapa kau tidak bertanding dengan Lee Chan Young malam itu sebagai perayaan spesial?"

"Pertandingan?"

"Kau bisa melakukannya sebagai kepala asosiasi."

"Ayah itu.."

"Apa kau takut?"

Min Ho tidak bisa menolaknya. CEO Cha akan mentikannya lalu keluar.


Min Ho memandangi seragam Anggar milik kakaknya. Tiba-tiba kepala Sipir menelfon mengatakan kalau Jung Woo menolak menyerah untuk sidangnya. Min Ho kesal, tapi ia tidak bisa marah-marah pada Kepala sipir, ia mengatakan ia mengerti dan menutup telfon.


Min Ho melampiaskan kekesalannya dengan merubuhkan seragam Anggar kakaknya itu. Ia kesal, "kanepa semua orang melakukan ini padaku?"


Joon Hyuk kembali ke ruangannya dan disana sudah ada Eun Hye yang menunggunya. Joon Hyuk bertanya, aoa apa lagi. Eun Hye menanyakan apa yang terjadi pada Jung Woo.

"Tentang apa? Dia membuat kekacauan dengan pulpen yang kau bawa? Atau soal dia yang mengurungkan niat untuk membatalkan bandingnya? Jung Woo... merasa cukup bingung dengan masalahnya sendiri.. bahkan kalau itu bukan untukmu."

Eun Hye menjawab, ia hanya mencoba menolong Jung Woo. Joon Hyuk mempertanyakan apa yang bisa Eun Hye bantu untuk Jung Woo. Jung Woo akan lebih baik daripada Eun Hye di persidangan. Jung Woo akan menyampaikan pendapatnya jauh lebih baik dari diri Eun Hye. Jadi bagaimana Eun Hye akan membantu Jung Woo?

"Dia kehilangan ingatannya." Bantah Eun Hye.

"Bisa kau kembalikan lagi ingatannya itu?"


"Aku tidak bisa mengembalikan ingatannya, tapi aku bisa menolongnya.. lebih dari yang sudah kau lakukan selama ini. Biarkan aku menanyakan satu pertanyaan padamu. Tidak, dua pertanyaan. Apa kau membawa Park Jung Woo yang sedang hilang ingatan ke persidangan.. sebagai jaksa, atau sebagai temannya? Kedua, kalau Park Jung Woo kehilangan ingatannya lagi, apa kau tetap akan menyeretnya ke persidangan tanpa mencoba  menangguhkannya?"

Jun Hyuk akan menjawab semuanya dalam satu jawaban. Bagaimana kalau.. Jung Woo tidak kehilangan ingatannya? Eun Hye terkejut mendengarnya.


Jun Hyuk menjelaskan kalau Jung Woo kehilangan ingatan selalu di waktu yang penting. Pertama, Di hari pemeriksaan TKP. Kedua, satu bulan kemudian Jung Woo ingatannya lagi. Ketiga, di hari persidangan pertama Jung Woo kembali kehilangan ingatannya.


"Itu terjadi lagi pada tanggal 31 Desember. Dan sehari sebelum dia kehilangan ingatannya, dia mengatakan sesuatu padaku."

Jung Woo mengakui kalau ia yang melakukannya. Disana juga ada pengacaranya yang dulu. Ia senang karena Jung Woo akhirnya mengakuinya. Sebelum pergi, ia berpesan pada Joon Hyuk agar bermurah hati, toh mereka berdua adalah teman.


"Mungkin.. itu bukanlah yang terakhir. Dia mungkin akan kehilangan ingatannya lagi dan lagi. Dia kehilangan ingatannya di hari-hari penting. Dalam keadaan seperti ini, menurutmu seberapa besar aku bisa mempercayainya? Apa itu cukup menjawab pertanyaanmu?"


Tapi Eun Hye masih merasa ada yang aneh, kalau benar Jung Woo sengaja melakukannya, apa gunanya semua itu bagi Jung Woo, toh dia akan tetap menghadapi hukuman mati.

"Hanya Jung Woo yang tahu jawabannya." Jawab Joon Hyuk.


Eun Hye berjalan sampai ke lobi gedung kejaksaan, ia melihat tempat dimana ia dan Jung Woo dulu berdebat. Ia juga mengingat apa yang mereka perdebatkan.

Waktu itu Jung Woo menasehati Eun Hye, Jika ingin menang harusnya tidak boleh mempercayai terdakwa.

"Kau tahu kenapa kau selalu kalah? Karena kau selalu mengambil kasus yang sudah jelas akan membuatmu kalah."


Eun Hye jadi ragu, apa Jung Woo benar-benar kehilangan ingatannya.


Joon Hyuk juga mengingat pertemuan terakhirnya dengan Jung Woo, dimana Jung Woo sampai menangis mengatakan kalau ia tidak ingat apapun.

"Ulang tahun Ha Yeon masih terasa begitu hangat di ingatanku, tapi aku tidak bisa mengingat hal lain."

Ia juga ragu, apa benar Jung Woo tidak bisa mengingat apa-apa?


Joon Hyuk lalu mengeluarkan foto dari dalam laci. Foto hari pengangkatannya dan Jung Woo. Saat itu Ji Soo merangkul merea berdua.

Kilas balik...


Mereka bertiga minum-minum di tempat Ji Soo untuk merayakan kelulusan pengangkatan mereka menjadi jaksa. Ibu Ji Soo mendekat, ia tidak mengerti kenapa putrinya kuat sekali minum.

"Aigoo.. Siapa yang akan menikahinya kalau dia begini?"


"Kenapa? Maksudku.. bukankah aku.. adalah wanita yang lumayan."

Kedua pria itu menjawab kalau Ji Soo memang cukup lumayan, tidak buruk tapi agak aneh. Ji Soo tidak mengerti apa maksudnya. Ibu menjelaskan kalau maksud kedua pria itu adalah tidak puas dengan wanita seperti Ji Soo.

"Tidak, Bu." Jawab keduanya bersamaan.

Jung Woo melanjutkan kalau Ji Soo itu wanita yang keren tapi hanya seujung kuku. Joon Hyuk lebih murah hati lagi, ia menilai Ji Soo keren sebayak 2 ruas jari.


Ji Soo mengerti, lalu ia menuang segelas penuh soju, barang siapa yang menghabiskan isi gelas itu lebih dulu akan jadi menantu ibunya.

Joon Hyuk melihat Jung Woo, ia lalu akan mengambil gelas itu tapi keduluan oleh Jung Woo yang langsung menenggaknya tuntas. Dan dengan begitu Jung Woo menjadi menantu Ibunya Ji Soo.

Kilas balik selesai...


Joon Hyuk mendesah mengingatnya karena i terlambat sedetik saja dari Jung Woo waktu itu.


Cheol Sik terus memaksa Jung Woo untuk mengabulkan permintaannya jika memang ingin tahu apa tulisan di lantai sel pojok.

"Kau sudah membuat banyak masalah kan agar bisa dikirim ke ruang hukuman?"

"Bagaimana bisa aku melakukan itu?!" Bantak Jung Woo."

"Tepat sekali. Kita harus mencari cara. Apa kau berencana mengeluarkanku, begitu? Aku hanya mau dikeluarkan dari sini. Kalau aku di sini terus pikiranku rasanya jadi kosong. Coba lihat. "Aku tidak bisa mengingat.. apa yang tertulis di lantai. Aku adalah orang bodoh". Kau dan aku sama saja, dasar idiot!"


Jung Woo berdiri kesal, menegaskan kalau mereka tidak dalam sepatu yang sama (senasib). Cheol Sik balik membentak, menegaskan kalau ia bukan pelakunya! Ia dijebak dan bisa dalam masalah ini karen Jung Woo.

"Lakukan apa yang kau mau. Pikirkan dengan baik, Jaksa Park. Siapa yang sangat putus asa di sini?"

Jung Woo meninju dinding saking kesalnya. Cheol Sik tertawa, pasti sakit tuh!


Min Ho menghubungi seseorang (atasan kepala jaksa), menanyakan kenapa Jung Woo mengajukan banding. Orang itu menjawab karena Jung Woo pasti sudah gila.

"Apa?" Tanya Min Ho tak mengarti.

"Ha Ha Ha... Aku hanya bercanda. Hampir semua kejahatan kekerasan berakhir di Mahkamah Agung. Jangan mencemaskan itu, Presdir Cha."


Min Ho mengerti. Ia kemudian menonton video Seon Ho tanding Anggar dengan Lee Chan Young. Tapi ia tidak bisa berlama-lama.


Untuk mengurangi gugupnya, ia mencuci muka di toilet, dan saat ia kembali ke ruangannya. Di mejanya sudah ada surat. Ia membukanya dan isinya adalah rekam medis miliknya.


Min Ho kesal, ia cepat-cepat keluar mencari sipelaku dan melihat pelaku melarikan diri lewat tangga darurat. Min Ho mengejarnya sampai ke lobi.


Ia disana berlarian mengejar pelaku sampai membuat para pegawainya heran. Min Ho lau berteriak menyuruh semuanya berhenti, Semua pun menurut dan Min Ho melihat si pelaku berdidi di depan pintu keluar. Min Ho perlahan berjalan ke arah si pelaku.



>

1 komentar:


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search