-->

Sinopsis Meloholic Episode 7 Part 1

- November 28, 2017
>
Ditulis oleh: Diana Recap
Support Admin dengan kunjungi "www.diana-recap.com"

Sinopsis Meloholic Episode 7 Part 1

Sumber Gambar: OCN


Eun Ho sengaja menjebak penguntit itu saat perjalanan pulang dari membeli obat untuk Ye Ri. Ia bertanya, siapa penguntit itu tapi penguntit itu malah menunduk dan semakin menutupi wajahnya dengan topi, lalu ia berbalik dan lari.


Eun Ho mengejarnya san sempat melompat ke arahnya dan keduanya jatuh, tapi penguntit itu berdiri duluan, Eun Ho memegangi kakinya, tapi malah ditendang.


Eun Ho berdiri dan kembali mengejar, sayangnya ada motor tiba-tiba lewat. Ia menghindari motor itu dan tidak sengaja kepalanya membentur tiang lampu, jadinya ia pingsan.


Sementara itu, Ye Ri keluar untuk menyusul Eun Ho dan ia panik melihat Eun Ho tidak sadarkan diri.


Ye Ri lalu mendekat dan membangunkan Eun Ho. Eun Ho gemetar saat membuka mata, ia melotot.
 

Jadi dalam pingsannya, Eun Ho melihat orang uang menyerangnya, melihat punggungnya doang sih, tapi itu merupakan hal bagus.

"Aku ingat dia. Kini aku mengingatnya. Si perampok itu." Kata Eun Ho.


Si penguntit mengawasi mereka dari jauh, ia mendengar pengakuan Eun Ho pada Ye Ri. Penguntit itu adalah Sajang Oppa.


Eun Ho menggambar gambar pakaian si penyerang berdasarkan ingatannya. Tapi Eun Ho payah banget menggambarnya jadi semuanya gak paham itu gambar apaan.

"Apa ini? Kucing?" Tanya Joo Seung.


Min Jung mengejek, ia bisa menggambar lebih bagus dengan kakinya. Eun Ho tidak tahu apa itu, tapi itu yang ialihat. Gambar itu sesuai dengan yang ia lihat.

Joo Seung: kau yakin ini yang kau lihat? Terlihat persis seperti itu.

Min Jung: Kau pikir bisa menangkapnya dengan gambar ini?

Eun Ho: Ya. "Universitas Eunha". Ada kemungkinan dia juga kuliah di universitas kita.

Min Jung: Kau bilang pelaku insiden loker juga dari universitas yang sama. Kenapa banyak sekali kriminal di universitas itu? Karena itu aku takut berkuliah.

Joo Seung: Kau harus diterima dahulu. Nilai matematikamu lima. Bagaimana bisa? Bagaimana bisa mendapat nilai itu?

Min Jung: Setidaknya aku dapat lima poin. Lebih baik daripada nol.


Sementara Min Jung dan Joo Seung berdebat masalah nilai, Ye Ri menyemangati Eun Ho dengan  memegang tangan Eun Ho, ia yakin mereka akan menangkap pelakunya.

Batin Ye Ri: Ya. Kita harus menangkapnya. Jangan khawatir.

Eun Ho: Ya, pasti.


Tuh kan bener, si penguntit itu Sajang Oppa dan sekarang ia sedang mengobati luka di lengannya karena jatuh tadi. Sajang Oppa tersenyum mengingat saat Ye Ri menyelamatkan Eun Ho tadi.

Kemudian ia memegang cincinnya.

"Tunggu aku. Aku akan menemukan pemilikmu."


Eun Ho bermimpi mengejar si penyarang dan ia berhasil menangkapnya, tapi saat akan melihat wajahnya, cuma hitam saja.


Eun Ho tersentak dari tidurnya. Tapi lebih terkejut lagi melihat Joo Ri ada di ranjangnya.


EUn Ho sampai melompat ke lantai, pokoknya ia super terkejut.

"Kau mimpi apa? Kemarilah. Noona akan nyanyikan lagu pengantar tidur untukmu. Kemarilah."

"Hei. Kenapa kau di sini lagi?"

"Karena.."

Kilas Balik..


Saat Ye Ri mau mengambil minum, ia mendengar suara rintihan Eun Ho yang sedang tidur. Suaranya ketakutan banget. 


Karena pintu kamar Eun Ho gak ketutup, ia masuk saja dan mendapati Eun Ho sedang mengigau, meminta seseorang berhenti karena ia pasti akan menangkapnya.


Ye Ri pun duduk dan menemani Eun Ho, ia mengelus rambut Eun Ho dan itu membuat Eun Ho agak tenangan. Namun saat ia akan keluar, ia melihat Eun Ho sangat menggoda, jadi jantungnya berdebar kencang, lalu Joo Ri muncul.

Kilas Balik Selesai..


Joo Ri tidak mau disalahkan. Eun Ho tak mau tahu dan menyuruh Joo Ri keluar.

"Aku ingin bersamamu sedikit lebih lama."

"Hentikan."


Eun Ho tak sengaja menyentuh tangan Joo Ri, maka ia bisa membaca pikiran Joo Ri.

"Kau akan jatuh cinta kepadaku. Kau akan jatuh cinta kepadaku. Kau menyukaiku. Kau menyukaiku. Kau menyukaiku."


Akhirnya Eun Ho mengaku, "Aku menyukaimu."

Joo Ri sangat senang, "Ye.. Yee.. Yoo Eun Ho menyukai Han Joo Ri."

"Tidak. Ini karena tanganku. Aku tidak sadar dengan ucapanku. Lupakan."


Eun Ho meminta Joo Ri melanjutkan ceritanya tadi, mengenai si penguntit yang merusak sepeda dan membuka lokernya. Siapa itu?

"Kenapa kau bertanya kepadaku? Tanyalah Ye Ri, bukan aku."

"Dia bilang tidak tahu. Pasti itu salah satu pria yang kau permainkan. Katakanlah semuanya. Apakah Kim Sun Ho?"

"Aku mau pergi."




Eun Ho menarik tangan Joo Ri untuk memberitahu semuanya, tapi mereka malah berakhir di ranjang. Eun Ho langsung berhentibicara dan hanya memandangi Joo Ri, tapi ia segera sadar dan memilih tidak melihat, lalu melanjutkan bicaranya.

"Kau terus bilang tidak tahu apa pun. Berhentilah berbohong. Aku punya cara untuk mencari tahu."

"Baik. Terserah kau. Cari tahu aku berbohong atau tidak."


Eun Ho menggenggam tangan Joo Ri dan Joo Ri memejamkan matanya, sedetik kemudian Ye Ri yang bangun dan marah saat melihat Eun Ho.

"Sedang apa aku di sini?"

"Ye Ri-ah, ini tidak seperti kelihatannya. Jangan salah paham. Akan kujelaskan."


Ye Ri langsung mendorong Eun Ho dan memukulinya dengan bantal.


Di kelas, Eun Ho memotreti gambarnya.


Yoo Sik lewat dan mengomentari gambar Eun Ho yang sangat jelek itu, siapa yang menggambarnya? Keponakan Eun Ho?

"Aku." Jawab Eun Ho.


Lalu Yoo Sik menggambarkannya untuk Eun Ho, ia menggambar berdasarkan deskripsi Eun Ho dan hasilnya mirip banget.

"Oh.. Ini sama persis. Kau mahir menggambar."

"Aku tadinya ingin kuliah seni, tapi ingin gaji yang lebih stabil. Jadi, aku pindah jurusan."

"Sulit bagi semuanya."

"Penghasilan psikolog besar. Akan ada banyak orang yang membutuhkan bantuan seiring dengan kehidupan di dunia yang makin sulit. Jika kita memperhatikan orang di sekitar, pasti banyak orang dengan masalah kejiwaan."


Ye Ri lewat di depan mereka, Eun Ho memanggilnya, tapi Ye Ri hanya mendengus dan pergi.


Eun Ho lalu memotret gambar Yoo Sik dan mengunggahnya di forum Universitas,

"Jika kau melihat jaket tudung dengan gambar ini" Tulis EUn Ho dibawah gambar itu.

Yoo Sik kesal, pikir Eun Ho akan ada orang yang membaca tulisan Eun Ho itu? Lalu ia merebut ponsel Eun Ho untuk memperbaiki tulisan Eun Ho.

"Kau harus menyelipkan dirimu ke dalam tulisanmu. Perhatikan!"

Hujan di akhir musim semi membasuhku hari itu.
Itu cinta pada pandangan pertama.
Aku pria tampan yang berkuliah di Universitas Eunha.

Eun Ho memuji keahlian Yoo Sik. Tapi Yoo Sik heran, siapa yang Eun Ho cari?

"Apa? Kau tidak perlu tahu. Mungkin dia berbahaya."


Eun Ho juga mengirimkan gambar itu pada Yoo Seung. Yoo Seung sepertinya mengenali gambar itu.


Eun Ho ke kantor Joo Seung sambil membawa minuman manis untuk Ye Ri. Tapi Ye Ri masih cemberut saja.

"Aku tidak suka yang manis. Han Joo Ri yang suka hal manis."

Ye Ri lalu menginterogasi Eun Ho, apa yang kemarin sedang mereka lakukan berdua? Kenapa Eun Ho memejamkan mata?

"Apa? Aku tidak melakukan apa pun. Dia memancingku."

"Tapi kenapa? Dia selalu menjauhkan para pria dariku. Tapi kenapa dia tidak menjauhkanmu?"

"Kurasa.. Itu.."

Eun Ho terpikir saat Joo Ri mengajaknya pacaran, tapi ia tidak bisa bilang semua itu pada Ye Ri. Pada akhirnya itu membuat Ye Ri kesal dan menyambar tasnya lalu pergi.


Eun Ho mengejar Ye Ri, ia menyerah, ia akan mengatakan semuanya, tapi Janji dulu jangan marah padanya.


Ye Ri malah tersenyum mendengar Joo Ri menyukai Eun Ho, kenapa Eun Ho baru mengatakannya sekarang? 

"Aku tidak ingin membuatmu cemas. Aku seharusnya jujur kepadamu."

"Kenapa pria selalu bilang begitu? Jadi, kau senang?"

"Apa?"

"Kau pasti senang karena sangat populer."


Sebelum menjawab, Eun Ho ingat pertanyaannya tadi pada Yoo Sik, bagaimana kalau Yoo Sik memiliki dua pacar.

"Bisa-bisanya kau menanyakan itu kepadaku. Aku benci orang yang selingkuh."

"Aku tidak bicara tentang selingkuh. Bagaimana jika pacarmu berubah dari waktu ke waktu seperti karakter kartun?"

"Itu luar biasa. Jadi, ada satu tubuh.. dengan dua kepribadian."

Eun Ho lalu menggenggam tangan Ye Ri, jangan cemas, yang Ye Ri cemaskan tidak akan terjadi.

"Apa maksudmu?" Tanya Ye Ri.

"Apa? Maksudku.."


Eun Ho diam sebentar untuk membaca apa yang Ye Ri pikirkan.

"Aku tidak suka iri dengannya. Kenapa dia menyukai Eun Ho? Eun Ho bahkan membelikan baju untuk Joo Ri. Astaga. Mereka juga pergi ke Dream World bersama. Aku ingin pergi ke sana bersama Eun Ho. Mereka pernah ke mana saja? Mereka makan bersama juga? Ada daftar restoran yang ingin kudatangi bersama Eun Ho. Bagaimana jika mereka sudah ke semua restoran itu?"


Eun Ho: Ye Ri-ah. Tidak akan ada artinya jika aku makan di restoran terbaik atau pergi ke tempat indah tanpa dirimu.

Ye Ri: (Tersenyum) Aku tidak bilang apa pun.


Ye Ri berpikir lagi, ia meminta Eun Ho mengatakan semua yang dilakukannya bersama Joo Ri.

Eun Ho: Aku akan mengatakan semuanya saat kau tidak sadarkan diri.

Pikiran Ye Ri: Jangan menatap matanya dengan matamu yang indah. Jangan genggam tangannya dengan tanganmu yang hangat.

Eun Ho: Tanganku hanya untukmu. Tidak ada yang bisa menggenggamnya selain dirimu.

Ye Ri: Berjanjilah. Jangan sentuh dia.

Pikiran Ye Ri: Jangan menatapku seperti itu. Aku tidak bisa menerima diriku. Aku sungguh kekanak-kanakan.


Eun Ho lalu mengecup kening Ye Ri. Setelahnya, ia mengaku kalau ia ingin mencium Ye Ri tapi ia akan berhenti karena Joo Ri bisa keluar lagi. Ye Ri makin terpesona.


Yoo Sik mengirimi Eun Ho pesan, mengatakan kalau ada yang membalas postingan Eun Ho. EUn Ho pun pamit pada Ye Ri.


Ye Ri menyadari, orang-orang melihatnya dengan tatapan aneh. Ia panik lagi, kepalanya sakit lagi.


Joo Ri keluar dan bertemu dengan Yeo Jin, ia menegur Yeo Jin yang berani memukul kepalanya kemarin.

"Eonnie~ Biar kujelaskan. Bukan itu maksudku. Ye Ri yang menyuruhku."

Pada akhirnya Yeo Jin minta maaf, ia bersalah.

Joo Ri: Lupakan! Jika Eun Ho menanyaimu tentang Sun Ho, katakan kau tidak tahu apa pun.

Yeo Jin: Kenapa?

Joo Ri: Lakukan saja. Juga jangan ceritakan apa pun kepada Ye Ri.


Eun Ho menemui orang yang membalas postingannya. Eun Ho mengamati orang itu dan orangnya terlalu kecil, bukan orang itu yang Eun Ho cari.

"Kukira penulisnya wanita." Kata orang itu.

"Itu aku. Aku yang menulisnya. Aku punya alasan penting untuk menemukan jaket tudung itu. Kau pernah melihat jaket itu?"

Orang itu lalu mengambilkan jaket itu, "Ini sudah di sini, bahkan sebelum klubku menggunakan ruangan ini. Anggota kami memakai ini sesekali saat malam. Tidak ada yang mencucinya selama tiga tahun ini."



Eun Ho bertanya, "klub apa yang menggunakan ruangan ini sebelum kalian?"

"Aku tidak yakin, tapi sepertinya semacam komunitas peneliti novel. Klub tentang novel."

"Komunitas Peneliti Novel."

"Siapa yang mau bergabung dengan klub semacam itu? Karena tidak ada anggotanya, maka harus di tutup. Tapi ada satu orang terakhir. Kurasa dia ketuanya."


Tepat saat itu Joo Ri menguping di pintu. Eun Ho bertanya lagi, orang itu tahu siapa nama ketuanya?

"Aku pernah mendengarnya. Namanya.. Kim Sun Ho. Benar. Itu namanya."

"Kim Sun Ho."

Eun Ho mengingat saat Joo Ri juga menyebut nama Kim Sun Ho. Joo Ri tampak takut.


Eun Ho terus kepikiran, "Mantan pacar Ye Ri juga bernama Kim Sun Ho. Mungkinkah dia orang yang sama?"


Dan tiba-tiba Joo Ri merangkul tangannya. Joo Ri terkesan karena Eun Ho langsung bisa mengenalinya. Eun Ho merindukannya ya?

"Lepaskan aku."

"Joo Ri lapar sekali. Mari makan tteokbokki."


Eun Ho kembali membicarakan mengenai Sun Ho, tapi Joo Ri mengubah topik dengan kembali mengatakan ingin makan tteokbokki di tempat baru yang rasanya manis, pedas, dan lezat.

"Baiklah. Ayo. Tapi izinkan aku bertanya satu hal tentangnya. Sun Ho berkuliah di universitas ini?"

"Aku tidak terlalu mengenalnya. Ye Ri yang berpacaran, bukan aku. Ye Ri itu licik."

Pikiran Joo Ri: Apa yang harus kulakukan? Dia tidak boleh mencari tahu tentang Sun Ho. Aku harus menghentikan dia menemukan Sun Ho. Jika tidak, tamatlah riwayatku dan Ye Ri.


Eun Ho pun berhenti dan mengonfirmasinya, apa yang terjadi pada mereka jika ia menemukan Kim Sun Ho?

"Apa maksudmu?"

"Kenapa kau sangat cemas jika aku mencari tahu tentangnya?"

Joo Ri sontak melepaskan tangan Eun Ho, Eun Ho ini apa?

"Kau mengenal Sun Ho, bukan? Di mana dia?"


Eun Ho akan memegang tangan Joo Ri lagi tapi Joo Ri tidak mengijinkannya, malah menarik tangannya kebelakang.

Joo Ri lalu memegang tangan Eun Ho sambil berpikir, "Aku tidak memakai bra hari ini." 

Eun Ho melotot terkejut dan memandang dada Joo Ri dengan pandangan mesum. Joo Ri yakin sekarang kalau Eun Ho tadi membaca pikirannya.


Eun Ho terus berusaha menyentuh tangan Joo Ri dan menanyakan dimana EUn Ho, tapi Ye Ri terus menghindar. Sampai akhirnya Ye Ri menindihnya dengan punggungnya di dinding.

"Kenapa kau mencoba menggenggam tanganku? Kau bisa membaca pikiranku jika menggenggam tanganku?"

Joo Ri awalnya becanda tapi Eun Ho diam saja, tandanya seius. Joo Ri langsung melindungi dadanya dengan tangan.


Eun Ho kembali bertanya, diaman Kim Sun Ho. Joo Ri kembali menjawab tidak tahu. Eun Ho memaksa, sebaiknya Joo Ri memberitahunya.

"Apa imbalannya jika aku memberitahumu?"

"Apa maumu?"

"Katakan kau akan memacariku, bukan Ye Ri. Maka akan kuberi tahu."

"Apa?"

"Kenapa ekspresimu begitu? Baiklah. Kini aku kecewa."

"Boleh saja."

"Sungguh?"

"Ya."

"Bisakah kau ulang untuk meresmikannya?"

"Ya, aku ingin berpacaran denganmu, Joo Ri. kau puas? Sudah puas?"


Eun Ho kemudian menyentuh tangan Joo Ri, tapi tadi saat Eun Ho mengatakan ingin berpacaran dengan Joo Ri, Joo Ri memejamkan mata dan itu membuat Ye Ri kembali danmendengar semuanya.

"Tadi kau bilang apa?" Tanya Ye Ri.

"Apa? Biar kujelaskan, Ye Ri."


Ye Ri memutar Eun Ho dan menorongnya ke tembok, ia meminta Eun Ho mengatakannya. Eun Ho hanya menunduk sambil mengucapkan maaf dengan bahasa formal.


Ye Ri kesal dan pergi.


Min Jung berdoa sebelum membuka pengumuman Pemenang Fiksi Web. Namun namanya tidak ada dalam daftar pemenang.


Min Jung lalu pergi ke toko buku Sajang Oppa dan menangis disana. Sajang Oppa hanya diam menunggu sampai Min Jung berhenti menangis. 

"Bagaimana ini? Apa yang harus kulakukan?" Keluh Min Jung.


Min Jung akhirnya berhenti menangis dan mendekati Sajang Oppa. Sajang Oppa bertanya, apa Min Jung sudah baikan. Min Jung menjawab iya dan meminta maaf. 

"Orang terus bertanya apa aku gagal ujian saat menangis di jalan." Cerita Min Jung.

"Astaga. Baguslah kau kemari."

"Karena ucapanmu baik sekali, kini aku ingin menangis lagi."

Sajang Oppa mengusap airmata Min Jung dengan tangannya. "Astaga. Kau bisa mencoba kontes lainnya. Banyak sekali kontes semacam itu."

"Tapi tetap saja, semua temanku menyukai novelku, jadi, kukira aku akan menang."

"Novelmu tentang apa?"

"Gadis remaja yang miskin, namun tegar, bertemu dengan pria tampan dan kaya. Tunangan si Pria muncul dan mencoba membunuhnya.. kau tidak menyukainya. Aku ingin mengejutkan kakakku setelah memenangkan kontes itu. Dia terus mengomeliku karena tidak belajar dengan giat."


Sajang Oppa lalu mengajak Min Jung duduk, "Menulis novel dengan imajinasi itu bagus. Tapi lebih baik lagi jika menulis tentang dirimu sendiri. Aku yakin kau punya kisah yang orang lain tidak ketahui. Kisah yang dibayangkan banyak orang tidak menyenangkan untuk dibaca."

"Kisah yang hanya bisa ditulis olehku. Seperti novel yang ditulis oleh Sarangbaragi? Mungkin kau tidak mengenalnya. Ada rumor di antara para penggemarnya. Sarangbaragi hanya menulis kisah dari pengalamannya sendiri."

"Sungguh?"

"Kisahnya nyata dan menyenangkan. Karena itu ada rumor seperti itu. Kuharap aku bisa menulis seperti dia."

Sajang Oppa tersenyum.

"Bagaimana jika begini? Gadis remaja yang tidak pandai dalam hal apa pun tidak sengaja bertemu dengan pemilik toko buku."

"Lalu?"

"Dia jatuh cinta pada pandangan pertama. Dia ragu mengungkapkan perasaannya. Dia juga berpikir untuk menyerah karena dia hanya remaja. Tapi dia tidak bisa berhenti menyukainya."

"Kapan ujian masuk kuliahmu?"

"Tanggal 16 November."

"Waktunya kurang dari enam bulan. Dia mungkin bisa menunggu selama itu."

"Benar kan?"

Min Jung berbunga-bunga.


Eun Ho mengikuti Ye Ri sampai ke kantor, ia mohon Ye Ri mau mendengarkan penjelasannya.

"Bagaimana bisa kau memintanya menjadi pacarmu?"

"Hei. Orang mungkin berpikir aku menyelingkuhimu."

"Kau selingkuh dariku. kau tadi selingkuh."

"Ye Ri-ah. Tenanglah dan dengarkan aku."

"Bicara dengan Joo Ri saja. Kini kau berpacaran dengannya."


Ye Ri lalu pergi dengan kesal. Eun Ho memaki Joo Ri sebagai penyebab masalah ini.


Ternyata daritadi Joo Seung ada di sana, namun baru bersuara setelah Ye Ri pergi, "Aku tidak terlihat? Ini ruanganku."

"Hyung! Sejak tadi kau di sini?"

"Aku ingin kau punya pacar. Tapi sebaiknya kau tidak membuang waktumu dengannya."


Ternyata Joo Seung menunggu perwira Kim.


Joo Seung menunjukkan gambar di laptopnya, gambar seseorang memakai jaket bergambar itu, Eun Ho bertanya, darimana Joo Seung mendapatkan gambar itu?

Joo Sung: Anda tahu kasus pembunuhan di kamar mandi tiga tahun lalu? Foto ini disimpan di ponsel korban pertama. Lihat ini. Bandingkan dengan foto yang kau kirimkan. Sama persis, bukan?

Eun Ho: Jadi, perampok dan pembunuh itu orang yang sama, ya?


Perwira Kim: Aku tidak bisa mengatakan dengan pasti. Aku harus melaporkan ini. Harus kulaporkan bahwa ada saksi dari kasus pembunuhan berantai. Aku juga akan menanyai orang-orang tentang jaket itu.

Eun Ho kembali memikirkan cerita orang yang ia temui tadi mengenai Kim Sun Ho.


Eun Ho akan mengatakannya pada Perwira Kim tapi tidak jadi. Perwira Kim pun pamit. Dan usai Perwira Kim pergi, Joo Seung menanyai Eun Ho, ada apa? Tapi Eun Ho kembali menjawab tidak ada apa-apa.

>


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search