-->

Sinopsis Meloholic Episode 6 Part 1

- November 22, 2017
>
Sinopsis Meloholic Episode 6 Part 1

Sumber Gambar: OCN


Eun Ho terkejut melihat Byeong Cheol ada disana. Byeong Cheol dengan santainya menyapa Eun Ho. Lama tidak berjumpa, Hyung.

"Kau.."

"Aku memberi dia.. pakaian itu sebagai hadiah. Dia terlihat cocok mengenakannya, bukan?"

"Yaa! Kau memang gila. Jangan memancingku. Sebaiknya kau pergi."

Byeong Cheol lalu membuka topinya. Dalam hatiYe Ri melarang Eun Ho karena terlalu berbahaya. Eun Ho menyuruh Ye Ri menutup matanya, ia akan mengakhirinya dalam dalam sepuluh detik, jadi Ye Ri hitung saja.


Eun Ho sok jago ingin memukul Byeong Cheol, tapiia malah yang kena pukul dan.. tumbang. Hahaha..


Jadilah keduanya disandera Byeong Cheol. Byeong Cheol lalu mendekati Ye Ri, menyuruhnya berjanji untuk menutup mulut, maka ia akan melepaskan ikatan dan plaster mulutnya. Ye Ri menurut dan Byeong Cheol pun meleas semua.

"Kau ingat.. hari pertama kita bertemu?" Tanya Byeong Cheol.

Kilas Balik.. 


"Aku jatuh cinta pada pandangan pertama kepadamu. Aku bisa melihatmu menyembunyikan sesuatu. Sosok misteriusmu menarik perhatianku."


Lalu setelah kelas usai, Byeong Cheol mendekati Ye Ri, ia ingin menjadi teman Ye Ri dan meminta nomor Ye Ri. Tapi karena dalam masa penyamaran Ye Ri kabur, terlebih anak-anak memperhatikan mereka.


Namun kemudian Joo Ri muncul dan mendekati Byeong Cheol. Bahkan meminum minuman Byeong Cheol tanpa ijin dulu. Byeong Cheol tentu saja senang.


Hari berikutnya, Byeong Cheol melihat Ye Ri dan ia langsung memeluknya dari belakang. Ye Ri terkejut dan mendorong Byeong Cheol. Byeong Cheol juga terkejut. Ye Ri kemudian memukulinya karena menganggap Byeong Cheol mesum.

Kilas Balik Selesai..


"Kau terus bermain-main denganku. Terus bermain-main. Aku tidak tahu kenapa kau melakukannya. Aku sangat.. bersemangat. Kau melatihku seperti penjaga. Makin kau melatihku, aku makin jatuh cinta kepadamu. Itu terasa.. begitu menegangkan. Itu kali pertamaku merasakannya."

Eun Ho menyadari ini luar biasa.

Byeong Cheol melanjutkan, "Kau bilang jangan menghubungimu lagi. Aku bahkan meninggalkan kampus demi melupakan dirimu. Tapi kau terus meragukanku karena mengganggu Eun Ho."


Byeong Cheol menyalahkan Eun Ho karena muncul diantara ia dan Ye Ri. Mereka tidak akan punya masalah jika Eun Ho tidak ada.

Eun Ho meminta Byeong Cheol tenang dan mendengarkannya dulu. Mereka belajar psikologi, jadi diskusikan masalah ini dari sisi psikologis.


Byeong Cheol tentu tidak mau, ia berdiri dan akan memukul Eun Ho. Ye Ri tidak bisa membiarkan itu, ia mendorong Byeong Cheol, tapi ia terpental dan kepalanya terbentur meja. Ia pingsan.

Eun Ho khawatir, ia terus memanggil-manggil Ye Ri.


Ye Ri bangun tapi yang muncul bukan Ye Ri, melainkan Joo Ri. Eun Ho memastikan, Ye Ri baik-baik saja kan? Tidak ada yang terluka kan?

"Aku tidak baik-baik saja. Sakit sekali. Pasti akan lebih buruk jika wajahku terluka." Jawab Joo Ri.

"Kau Han Joo Ri?"

"Kau bodoh sekali. Jika kau akhiri hubunganmu dengan Ye Ri sesuai perkataanku, ini tidak akan terjadi. Kenapa menyeret dirimu ke dalam masalah ini?"

"Ini semua karenamu."

"Dia begitu baik kepadaku kapan pun aku bersikap baik kepadanya. Jadi, aku ingin berhenti menemuinya setelah beberapa saat. Aku tidak tahu dia akan menjadi penguntit seperti ini."


Eun Ho melihat Byeong Cheol mulai bangun, ia meminta Joo Ri berhenti tapi Joo Ri tetap bicara, "Awalnya, kupikir dia hanya lamban. Astaga. Dia memang mesum."

"Diamlah."

"Apa?"

Eun Ho melirik ke belakang Joo Ri. Joo Ri menoleh dan terkejut melihat Byeong Cheol sudah berdiri.


Ye Ri lalu berusaha menangkan Byeong Cheol. "Maaf, tapi aku mencintaimu."

Tapi Byeong Cheol tidak kemakan rayuan Joo Ri lagi, ia mendorong Joo i ke sofa lalu mengambil benda untuk memukulnya. Eun Ho melihat itu jadi ia menggunakan tubuhnya sebagai tameng.


Eun Ho yang kena pukulan itu. Joo Ri terkejut. Eun Ho memastikan keadaan Joo Ri, tidak apa-apa kan? Joo Ri bilang iya.


Eun Ho mengancam Byeong Cheol, akan ia bunuh Byeong Cheol kalau sampai melukai Joo Ri/Ye Ri. Joo Ri terpesona dengan Eun Ho.


Byeong Cheol kesal dan mulai memukuli Eun Ho.

"Kau akan melakukan apa? Huh?! Kau akan melakukan apa dengan ini? Katakan. kau akan melakukan apa?"


Joo Ri menghentikan Byeong Cheol dengan bilang akan mengikuti mau Byeong Cheol. Akan kuikuti semua perkataan Byeong Cheol, jadi, berhentilah.

"Kau mau mengikuti semuanya? Sungguh?"

Eun Ho melarang Joo Ri tapi Joo Ri tetap pada perkataannya tadi. Joo Ri akan melakukan semuanya tapi.. Lupakan deh!


Byeong Cheol mendekat untuk menerima bisikan Joo Ri, namun Joo Ri malah membenturkan kepalanya dengan keras ke kepalanya. Joo Ri lalu menendang Byeong Cheol dengan jurus sailor moon.


"Orang mesum pantas dihajar. Inilah yang ingin kukatakan. kau paham?!"

Joo Ri senang dan  menyuruh Eun Ho bangun karena Byeong Cheol sudah tersungkur.

Joo Ri mengakhiri semuanya, "Atas nama keadilan, aku akan menghukummu. Terimalah!"


Yeo Jin ternyata cuma berpura-pura kencan dengan teman Yoo Sik karena marah pada Yoo Sik. Jadi sekarang mereka jalan berdua lagi. Dan saat sampai di depan apartemen Ye Ri, mereka dikejutkan dengan adanya mobil polisi.


Byeong Cheol dibawa ke kantor polisi. Joo Ri kesal, "Nikmati masa kurunganmu!" Dan Byeong Cheol memandangnya emosi. Joo Ri tak kalah emosi, ia siap menghajar Byeong Cheol lagi. Polisi langsung bergegas memasukkan Byeong Cheol ke dalam mobil.


Namun, Byeong Cheol masih sempat tersenyum, senyum mengejek Eun Ho.


Yeon Jin khawatir, Ye Ri-ah, apa yang terjadi. Joo Ri menyapa Yeo Jin, Senang bisa bertemu lagi, Yeo Jin. Yoo Jin langsung merangkul lengan Yoo Sik takut.

"Kau tidak tahu cara menyapa orang?"

Yoo Sik baru menyadari wajah Eun Ho, habis berkelahi ya? Eun Ho menjawab bukan apa-apa.


Perwira Kim menyarankan Eun Ho ke rumah sakit. Eun Ho mengiyakan. Dan untuk Ye Ri, Perwira Kim menyuruhnya ke Kantor polisi untuk menulis kesaksian.

"Tidak. Aku mau bersama Eun Ho." Jawab Joo Ri.

Eun Ho memegang tangan Joo Ri, jadi ia bisa membaca pikiran Joo Ri yang saat ini memeluknya.

"Kurasa aku jatuh cinta dengan Eun Ho."

Eun Ho lalu mendorong Joo Ri dan Yeo Jin tiba-tiba memukul belakang kepala Joo Ri dengan tasnya. Joo Ri membungkuk karena pukulan itu, kesakitan.


Yoo Sik khawatir, ia meminta maaf pada Eun Ho karena ulah Yeo Jin itu. Tapi pukulan Yeo Jin ada manfaatnya karena itu bisa mengembalikan Ye Ri.


Min Jung mengawasi Sang Sung diam-diam. Sang Sung menyadari itu dan hanya tersenyum saja.


"Sajang Oppa! Kau terlihat senang hari ini."

*Oh.. ternyata aku salah denger kemarin, Min Jung memanggil pria pemilik toko buku itu Sajang (pemilik) Oppa, bukan Sang Sung, mian.. hehehe.

"Ada yang mengganggu pikiranku sejak lama. Tapi sudah mulai terasa jelas. Aku pun merasa ini akan berjalan lancar." Jawab Sajang Oppa.

Sajang Oppa lalu berkata ini sudah larut dan iajuga perlu menutup toko. Min Jung lalu berkata kalau ia juga mau pergi.


Sajang Oppa tiba-tiba mengajak Min Jung makan mie di seberang jalan. Min Jung tentu saja mengangguk setuju, apalagi Sajang Oppa akan mengantar Min Jung ke halte bus.


Min Jung kembali melihat cincin Sajang Oppa, ia bertanya, kekasih yang Sajang Oppa katakan itu.. siapa namanya?

"Kenapa bertanya?"

"Aku hanya penasaran."

Sajang Oppa tidak menjawab.


Ye Ri dan Eun Ho lalu bicara di tepi sungai Han. Eun Ho tidak mengerti. Ye Ri bilang Joo Ri muncul jika Ye Ri dilamar di hadapan orang. Lalu kenapa tadi Joo Ri muncul?

"Kurasa aku terlalu gugup. Aku tidak mau kau terluka. Joo Ri.. hanya muncul saat  seseorang memanggilnya, saat seseorang berdiri di hadapanku, dan.. saat aku gugup atau bersemangat karena orang itu."


Eun Ho manggut-manggut, baguslah! Ia melarang Ye Ri gugup atau bersemangat saat bersamanya. Maka mereka akan baik-baik saja, kan?

"Aku bukan biksuni. Dia akan muncul begitu aku kehilangan akal."

"Baik. Minta dia keluar saja. Aku tidak peduli."

"Kau tidak boleh menghadapinya. Dia akan melakukan segala cara agar kita berpisah."

"Aku bisa menanganinya."

"Tidak bisa."

"Aku bisa."


Ye Ri kemudian berdiri dan mencopot jaketnya, menunjukkan pakaian yang saat ini ia kenakan. Eun Ho sungguh bisa? Eun Ho tidak tahu. Ada banyak pakaian seperti itu di lemarinya. Ada banyak hal yang tidak ia ketahui. Ia memakai pakaian seperti itu tanpa sepengetahuannya. Dan ia berkeliling melakukan hal-hal aneh. Ia sendiri bahkan tidak tahan. Bagaimana cara Eun Ho menghadapinya?

"Memangnya kenapa? Aku sangat menyukaimu."

Eun Ho lalu memakaikan kembali jaket Ye Ri dan memagnag tangan Ye Ri, "Ye Ri-ah. Entah kau menjadi Sailor Moon atau tidak, aku tetap menyukaimu. Meski kau mengenakan kostum yang lebih buruk atau melakukan hal yang lebih buruk, itu bukan masalah bagiku. Apa pun yang terjadi, aku sangat menyukaimu. Kurasa aku tidak bisa hidup tanpa menemuimu lagi."

"Aku pun begitu. Jantungku terasa seperti mau meledak karena sangat menyukaimu." Jawab Ye Ri dalam pikiran yang bisa di dengar Eun Ho.


Eun Ho bertanya lagi, jika Ye Ri kehilangan akal, Joo Ri bisa muncul, bukan?

"Tidak. Butuh beberapa saat sampai dia muncul. Kenapa?"

"Maka aku bisa melakukan ini sekarang."

"Melakukan apa?"


Eun Hoo mencium Ye Ri. Lalu memakaikan kalung itu. Lalu menciumnya lagi.


Eun Ho membawa Ye Ri ke rumah Joo Seung, ia tidak bisa membiarkan Ye Ri tinggal di rumah Ye Ri itu lagi.

"Bagaimana bisa aku membiarkanmu tidur di rumah itu? Tapi juga terasa salah jika aku bersamamu malam ini. Aku bisa melakukannya secara perlahan."

"Bagaimana jika ada yang dengar? Astaga."

"Apa? Hanya ada kita berdua."

"Astaga."


Tiba-tiba Min Jung masuk, keduangya pun membuang tangan masing-masing yang tadi digenggam erat. Min Jung menyuruh Eun Ho keluar karena itu adalah kamarnya.


Selanjutnya, Joo Seung masuk membawakan selimut untuk Ye Ri. Kemudian Joo Seung menarik Ye Ri keluar.


Min Jung mewakti-wanti Ye Ri, ia sangat sensitif saat tidur, jadi, berhati-hatilah! Ye Ri mengerti, jadi ia menunggu sampai Min Jung pulas.


Lalu Eun Ho mengirim pesan.

"Kau sudah tidur?"
"Belum. Aku tidak bisa tidur."
"Kenapa?"
"Kurasa karena ini bukan rumahku."
"Aku juga tidak bisa tidur... Jantungku berdebar karenamu."


Ye Ri gerak-gerak manja membaca pesan itu, tapi ia ingat pesan Min Jung tadi, jadi ia diam lagi.

"Jangan pikirkan apa pun mulai sekarang. Byung Cheol sudah tidak ada, segalanya akan baik-baik saja." Pesan Eun Ho Selanjutnya.

"Baiklah. Terima kasih."
"Selamat malam."
"Kau juga."


Lalu mereka tidur bersama, seakan sedang bersandingan dan bergandengan tangan.


Esoknya, Min Jung curhat pada Sajang Oppa kalau keduanya saling berkirim pesan semalaman membuatnya tidak bisa tidur.

"Dia akan tinggal di rumahmu mulai sekarang?"

"Tidak. Tidak akan kubiarkan."

"Dia akan segera pindah begitu dapat tempat tinggal."

"Benarkah? Dia telah menyelesaikan masalah penguntitnya?"

"Kurasa begitu. Menakutkan sekali. Bukankah mendoakan yang terbaik untuk orang yang disukai itu benar? Aku tidak tahu soal ini, tapi penguntit itu yang melukai tangan Eun Ho Oppa. Dia merusak motornya juga. Dia sudah gila. Kenapa dia melakukan hal semacam itu?"

"Kau benar. Kenapa dia melakukan hal semacam itu?"


Sajang Oppa berbalik menatap Min Jung membuat Min Jung semakin terpesona. Lalu Min Jung melihat sesuatu terselip disebuah buku, sebuah sapu tangan. Kalo gak salah itu saputangan Ye Ri yang pas dipantai ketinggalan.

*OMO!!! Jangan-jangan yang menguntit mereka dipantai adalah Sajang Oppa. Berarti yang melepas mur rem sekuter Yeo Jin untuk mencelakai Eun Ho juga dia don? Hi.. merinding~


Ye Ri, Eun Ho, Yeo Jin dan Yoo Sik minum-minum bersama.

Yoo Sik: Aku tidak menduga Byeong Cheol melakukan hal macam itu. Dia terlihat seperti kutu buku, tapi ternyata dia pria bermuka dua.

Semua tersedak mendengar itu.


Lalu Eun Ho membahas soal Ye Ri yang sudah minum banyak, gak pa-apa kan nanti? Ye Ri menjawab tidak apa-apa. Yeo Jin menjelaskan Ye Ri lebih kuat minum jika dibanding Joo Ri.

Yeo Jin: Kecuali Ye Ri tertarik secara seksual kepadamu dan kehilangan akal, Joo Ri tidak akan muncul saat ini.

Yoo Sik: Siapa Joo Ri, watita ya?

Yeo Jin kesal dan menyumpal mulut Yoo Sik dengan makanan.


Eun Ho dan yang lain melihat Joo Seung sedang sendirian, sedang cerita pada bartender kalau ia baru saja putus cinta. Yoo Sik lalu mengajak Eun Ho menghampiri Joo Seung.

Para wanita bertanya, kenapa? Yoo Sik menjawab, Joo Sung bisa saja membayarkan minuman mereka juga. Joo Seung tidak akan minta kita membayar soalnya dia profesor mereka.

"Baik. Mari kita lakukan." Jawab Eun Ho.


Eun Ho pada Ye Ri: Kita bisa menghiburnya dan mungkin mengizinkanmu tinggal lebih lama.

Ye Ri tetap tidak setuju tapi Eun Ho dan Yoo Sik nekat saja. Mereka langsung mendekati Joo Seung.


Joo Seung sudah mabuk. Eun Ho khawatir, apa ada masalah?

"Apa? Hei, Bedebah!! Menurutmu, kau tahu segalanya? Tidak, bukan? kau hanya tahu apa yang wanita pikirkan. Kau hanya tahu apa yang wanita pikirkan. Kalian tahu ini? Jika dia memegang tangan wanita seperti ini, dia mengetahui apa yang wanita itu pikirkan."

Eun Ho segera menutup mulut Joo Seung karena sudah keterlaluan. Ia menyuruh Eun Ho berhenti. Joo Seung malah menggoda Eun Ho.


Yeo Jin khawatir pada Ye Ri, kenapa minum banyak hari ini?

"Aku banyak berjalan hari ini, jadi, minumannya terasa lebih enak."

"Kau sebaiknya tidak mabuk. Di sini terlalu ramai."

"Jangan khawatir. Aku tidak akan mabuk. Aku lelah sekali hari ini, jadi, jantungku tidak berdetak cepat. Berhenti mengomeliku, minumlah."


Kebetulan di bar itu sedang ada acara.

"Halo. Senang bisa bertemu dengan kalian. Sudah setahun sejak kami membuka pub ini. Kami telah menyiapkan sepuluh tiket masuk sebagai hadiah. Tapi ini tidak gratis. Di panggung ini, jika ada seseorang yang menampilkan keahliannya yang luar biasa, aku akan memberikan hadiahnya. Ada yang mau?"


Joo Seung menyuruh Yoo Sik maju. Yoo Sik menolaknya. Joo Seung mengancam, Mereka mau membayar semua minuman ini? Yoo Sik pun segera mengangkat tangannya.


Joo Seung juga menyuruh Eun Ho maju. Eun Ho menolaknya tapi Ye Ri dan Yeo Jin memaksa, akhirnya ia maju juga.


Eun Ho dan Yoo Sik menampilkan dance terbaik mereka. Ye Ri sangat terpesona pada Eun Ho dan jantungnya muai berdetak kencang.

Ia tidak bisa membiarkan itu, lalu ia menyanyikan lagu kebangsaan untuk meredakannya.

"Sampai hari perairan Laut Timur dan Pegunungan Baekdusan"
"Kering dan terkikis"
"Tuhan bantulah kami"
"Semangat untuk negara kami"


Tapi Ye Ri gagal, ia tumbang saat Eun Ho mengedip padanya. Yeo Jin khawatir dan membangunkan Ye Ri.

Yoo Sik dan Eun Ho selesai dengan penampilan mereka. Ye Ri masih belum bangun, sementara Joo Seung memakai jaketnya dan meninggalkan tempat.


Eun Ho mencoba menghentikan Joo Ri tapi tidak bisa. Joo Ri menjadikan lagu kebangsaan tadi sebagai lagu rep.

"Hei DJ, mulai iramanya.
"Yo, yo, yo"
"Sampai hari perairan Laut Timur dan Pegunungan Baekdusan, yo"
"Tuhan bantulah kami"
"Semangat untuk negara kami"
"Semangat untuk negara kami"
"Angkat tangan kalian"


Yoo Sik malu, apalagi semua orang mulai memotret Joo Ri. Eun Ho juga tidak mampu menghentikan Joo Ri.


AKhirnya Yeo Jin turun tangan, ia kembali memukul belakang telinga Joo Ri dan Joo Ri membungkuk. Saat Joo Ri kembali tegak, Ye Ri kembali.


Semuanya lega. Eun Ho lalu memeluk Ye Ri.

>


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search