-->

Sinopsis Meloholic Episode 4 Part 1

- November 15, 2017
>
Sinopsis Meloholic Episode 4 Part 1

Sumber Gambar: tvN

Sinopsis Episode 3: Part 1 | Part 2


Usai meloncat dari motor, Eun Ho kembali mengingat kejadian malam saat ia diserang 3 tahun lalu. Ia hampir saja melihat wajah pelaku.


Ye Ri memanggiil-manggil Eun Ho karena Eun Ho tak kunjung membuka matanya. Eun Ho bergumam, hampir saja, ia hampir melihat wajahnya.


Ye Ri tak mengerti apa yang EUn Ho gumamkan itu, ia lalu membantu Eun Ho bangun. Nereka berdua baik-baik saja, tapi sekuter Yeo Jin tidak.

"Gawat." Ujar Eun Ho.

"Kita harus bagaimana?" Tanya Ye Ri.


Eun Ho lalu menghubungi bengkel mungkin.


Eun Ho duduk disamping Ye Ri setelahnya. Dan saat menatap Ye Ri, ia terus ingat saat bibir mereka bersentuhan tadi. Eun Ho akan merangkul Ye Ri tapi Ye Ri tiba-tiba memandangnya jadi ia urungkan.


Ye Ri memandang ke depan lagi, jadi Eun Ho kembali mempunyai kesempatan untuk merangkulnya. Kali ini ia berhasil, namun saat akan mencium Ye Ri, Ye Ri memanggilnya, menyuruhnya menatap ke depan.

Ada bintang jatuh. Ye Ri berkata pemandangannya sangat indah, lalu ia berdoa. Eun Ho juga ikutan.


Eun Ho menanyakan apa harapan yang Ye Ri panjatkan barusan. Ye Ri menjawab rahasia karena jika ia beri tahu, tidak akan menjadi kenyataan. Eun Ho berdecak, ia juga punya rahasia.

"Apa itu?" Tanya Ye Ri penasaran.

"Aku bisa membaca pikiran orang lain. Aku mengalami kecelakaan tiga tahun lalu, setelah itu, aku mendapatkan kemampuan khusus."

Ye Ri tidak percaya. Eun Ho lalu mengatakan kalau ia bisa melihat isi pikiran Ye Ri sekarang. Ia tahu soal orang yang masih Ye Ri cintai.

"Apa?" Ye Ri terkejut.


Perwira Kim sedang menyiram bunga dan tiba-tiba ia teringat dengan dokumen yang tempo hari Eun Ho tunjukkan padanya, mengenai pembunuhan berantai itu.


Ia kemudian menganalisis denah disekitar apartemen Chereville. Ia mencocokkan dengan lokasi penyerangan Eun Ho malam itu.

"Pembunuhan kedua terjadi di Unit 302 dari Apartemen Chereville. Pada hari itu, Eun Ho mengalami kecelakaan tepat di sana. Jarak dan jangka waktu menandakan ucapan Eun Ho benar. Mungkinkah perampok dan pembunuh berantai itu orang yang sama? Jika benar, dia berada di mana?"


Lalu Eun Ho menanyakan soal apa yang akan Ye Ri katakan tadi saat di sekuter. Ye Ri berpikir, tapi sepertinya ia tidak bisa mengatakannya.


Min Jung menyadari kalau Eun Ho baru pulang pagi ini.
"Tapi kemarin kau pergi dan sekarang sudah pagi. Berarti kau menginap." Ujar Min Jung.

"Astaga, aku lelah."


Eun Ho melewati Min Jung dan Min Jung bisa mencium aroma wanita asing pada tubuh Eun Ho.


Min Jung lalu mengikuti Eun Ho, bertanya, apa Eun Ho kemarin menginap bersama seorang wanita? Eun Ho menjawab dengan senyuman lebar lalu masuk ke kamarnya.

Min Jung melihat punggung Eun Ho ada rumputnya. Ia terkejut, apa yang Eun Ho lakukan di atas rerumputan?


Min Jung berjalan sambil menggumamkan sebuah puisi.

Dia telah tiada
Cintaku telah direbut oleh wanita sial lain
Pegunungan hijau berubah menjadi merah dan..

Tapi ia lupa syair selanjutnya. Lalu ia mengerang saja.

Pokoknya, karena itulah aku mulai kehilangan akal.


Tiba-tiba seorang pria menabraknya dan menumpahkan minuman ke bajunya. Min Jung awalnya kesal, tapi setelah melihat wajah pria itu ia langsung terpesona.

Pria itu khawatir karena seragam Min Jung terkena noda. Min Jung menjawab, hatinya yang telah ternodai, bukan bajunya.

"Apa?"

"Tidak, maksudku tidak apa-apa. Akan hilang saat kucuci."

Pria itu lalu mengeluarkan dompet, ia akan membayar biaya laundry-nya. Tapi setelah ia lihat, ia tidak memiliki uang tunai.

"Tidak apa-apa. Aku tahu kita baru bertemu, tapi kau tidak perlu membayarkan apa pun."


Lalu Pria itu memberi Min Jung kartu namanya. Pria itu adalah pemilik toko buku di sebarang jalan. Pria itu berkata akan memberi Min Jung hadiah jika Min Jung berkunjung nanti karena Min Jung tampaknya adalah siswa SMA.

"Tentu, aku akan datang. Pasti." Kata Min Jung.


Joo Seung memperhatikan gerak0gerik Eun Ho dan Ye Ri saat mereka bekerja.


Joo Seung lalu bertanya pada Ye Ri, apa kemarin segalanya baik-baik saja di Jeongdongjin? Ye Ri menjawab iya, kemarin ia antarkan semuanya sesuai perintah Joo Seung.

"Oke."


Joo Seung lalu beralih pada Eun Ho. Berkata kalau ia melihat pasir di lantai toilet di sebelah bak mandi, ia rasa itu dari Jeongdongjin.

"Pasti dari tempat bermain. Min Jung mengikuti hari olahraga beberapa hari lalu." Jawab Eun Ho.


Joo Seung kembali ke tempat duduknya, ia duduk membelakangi mereka berdua. Eun Ho menyentuh kaki Ye Ri dengan kakinya. Lalu Joo Seung memutar kursinya menatap keduanya. Mereka cepat-cepat mejauhkan kaki masing-masing.


Joo Seung tetap merasa ada yang aneh, ia menebak, keduanya pergi ke Jeongdongjin, bukan? Keduanya kompak tidak menjawab dan hanya menatap Joo Seung.

"Mungkin tidak." Ujar Joo Seung kemudian dan ia kembali memutar kursinya, membelakangi mereka.


Eun Ho dan Ye Ri kembali saling menautkan kaki. Mereka bicara melalui pesan.

Eun Ho: Han Ye Ri~
Ye Ri: Sudah kubilang, hentikan.
Eun Ho: Kau mau menonton film hari Jumat?
Ye Ri: Ya, baiklah.

Kilas Balik..


Ye Ri setuju pacarann dengan Eun Ho, tapi ia meminta Eun Ho merahasiakan hubungan mereka dari yang lain. Eun Ho heran, kenapa?

"Pasti terasa memalukan di hadapan profesor. Aku baru saja mulai bekerja. Dan kau sangat populer di sekolah. Kaulah pria yang berkencan dengan idola negara ini."

"Sudah kujelaskan kepadamu. Dia hanya teman."

"Itu tidak penting. Aku tidak mau yang lain mengetahui hubungan kita."

"Baiklah. Kita rahasiakan."

Kilas Balik selesai..


Ye Ri menunggu Eun Ho di taman, ia memajamkan matanya kesal karena ia tidak bisa memberitahu Eun Ho soal sisi 'gila' nya.


Lalu Eun Ho datang, mereka saling melambai.


Selama jalan bersama, Eun Ho terus cari kesempatan untuk merangkul Ye Ri. Namun pada akhirnya mereka hanya membicarakan soal cuaca yang indah.


Eun Ho sangat senang, rasanya ia benar-benar mengencani Ye Ri. Ye Ri hanya tersenyum membalasnya. Eun Ho lalu menarik tangan Ye Ri, bertanya apa ada hal yang ingin Ye Ri lakukan bersamaku?

"Yang ingin kulakukan bersamamu?" Ulang Ye Ri.

"Ya. Sesuatu yang sangat kau ingin lakukan bersamaku."


Ye Ri berpikir sebelum menjawab dan Eun Ho dapat membaca semuanya. Ye Ri ingin melakukan hal normal dan tidak penting bersama Eun Ho.


Ia mau berjalan perlahan dengan Eun Ho di Gangnam, tempat semua orang berjalan cepat.


Ia tidak mau menunggu lama. Dan berpura-pura marah saat Eun Ho berusaha meminta maaf.


Ia mau menaiki sepeda dengan Eun Ho di Sungai Han.


Lalu berbaring di rerumputan dan bermain, menghabiskan waktu bersama.


Dan satu lagi, ia belum pernah ke Dream World. Ia mau pergi ke Dream World dan menaiki wahana yang membosankan. Ia mau berkencan dengan normal seperti yang orang lain lakukan.


Dan tiba-tiba Eun Ho mimisan, Ye Ri panik. Eun Ho baik-baik saja? Pusing kah?

"Tidak apa-apa. Sering terjadi." Kata Eun Ho sambil Ye Ri mengelap darah di hidungnya

"Astaga. Kurasa kau harus ke dokter."

"Tidak apa-apa. Aku pasti bekerja terlalu keras. Tubuhku pasti sudah kelelahan."

"Tapi aku tetap khawatir."

"Tidak usah khawatirkan. Ayo."


Mereka bersama Yeo Jin pergi ke bengkel tempat sekuter Yeo Jin di perbaiki. Montir yang menangani sekuter Yeo Jin mengatakan kalau ia sudah mengganti semuanya yang perlu diganti.

Yeo Jin menyesal telah meminjamkannya pada Eun Ho. Ye Ri membela kekasihnya, semua ini bukan salah Eun Ho. Sekuter Yeo Jin saja yang rem-nya tidak berfungsi padahal sebelumnya baik-baik saja.


Montir menerangkan ini dan itu tentang rem, lalu menyimpulkan kalau ada orang yang sengaja mencabut salah satu mur rem.


Ye Ri berpikir, apa orang yang itu adalah orang yang sama dengan orang yang mengejarnya kemarin?


Eun Ho juga bertanya-tanya dalam hati, siapa kira-kira yang melakukannya?


Perwira Kim menemui Joo Seung, ia menceritakan analisis Eun Ho kemarin. Tapi Joo Seung menjawab kalau itu sangat tidak mungkin terjadi.

"Pelaku insiden ini hanya melakukan kejahatan setelah merencanakannya. Sementara, perampokan Eun Ho tidak sengaja terjadi. Jika pelakunya memang sama, dia tidak akan meninggalkan Eun Ho. Dia pasti sudah menghabisinya. Artinya, sangat tidak mungkin bahwa pelakunya dan perampok itu orang yang sama." Lanjut Joo Seung.

"Menurutku juga begitu."

"Itu pendapatku sebagai ahli analisis profil. Tapi sebagai profesor psikologi, inilah pendapatku. Kurasa itu sangat mungkin."

"Apa?"

"Perkataanmu terdengar ambigu. kau membuatku bingung."

"Itu membingungkan? Aku tidak bisa memahami pemikiran pelaku sepenuhnya. Orang yang bekerja di bidang ini selalu cenderung ambigu karena selalu ada pengecualian."

"Maksudmu, kau pun tidak yakin antara keduanya? Agar ini bisa berakhir, Eun Ho harus mengingat wajahnya. Terima kasih atas waktumu."


Perwira Kim akan pergi, tapi Joo Seung menahannya, ia penasaran kenapa Perwira Kim sangat tertarik dengan kasus pembunuhan berantai ini padahal ia dengar kepolisian menyerah.

"Pada 14 Maret 2014, korban pertama, Kim Yoon Hee yang berusia 21 tahun tewas terbunuh adalah.. adikku."

Joo Seung jelas terkejut, lalu Perwira Kim bertanya, menurut Joo Seung, kenapa pelakunya berhenti membunuh?


Eun Ho masih bersama Ye Ri. Ia kemudian menunjukkan kemampuannya dalam menggunakan mesin capit boneka.


Eun Ho jago banget, jadi ia dengan mudah bisa mendapatkan banyak boneka untuk Ye Ri. Ye Ri sangat bahagia.

"Kau tahu? Saat latihan menembak, aku mengenai 20 dari 20, lalu istirahat." Cerita Eun Ho.

"Kau sungguh pandai dalam hal ini."

"Saat menangkap sesuatu, aku tidak akan melepaskannya, baik itu boneka, maupun orang. Terutama kau, Han Ye Ri."


Ye Ri tersipu dengan pengakuan Eun Ho itu. Ye Ri lalu membahas soal hadiah Eun Ho itu, Eun Ho sudah memberinya banyak hal, tapi ia tidak punya apa pun.

"Tidak apa-apa. Bukan masalah." Kata Eun Ho.

Lalu Ye Ri mengecup bibir Eun Ho, "Anggap saja ini hadiah dariku."


Ye Ri akan lanjut jalan, tapi Eun Ho menariknya untuk menciumnya. Ye Ri sangat terkejut sampai menjatuhkan semua bonekanya.

Lucunya, semua bonekanya sampai tersipu melihat mereka.


Dan akhirnya mereka sampai di depan rumah Ye Ri. Keduanya sama-sama sedih karena harus berpisah.

"Aku pergi." Kata Eun Ho setelahmemberikan tas berisi semua boneka tadi pada Ye Ri.

"Oh? hehe ya.. kau harus pergi."

"Kau sungguh ingin aku pergi?"

"Apa? Ya. Pulanglah dengan selamat."

"Aku akan pulang setelah melihatmu masuk."

"Tidak apa-apa. Aku akan masuk setelah melihatmu pulang."

"Masuklah. Bagaimana jika ada yang menculikmu? Karena kau cantik sekali."

Ye Ri kembali tersipu. Eun Ho kemudian merasa kalau mereka begitu terus bisa sampai semalaman, ia pun menyuruh Ye Ri cepat masuk. Ye Ri mengerti dan akan masuk.


Tapi Eun Ho memintanya menunggu sebantar. Eun Ho lalu menyentuh wajah Ye Ri dengan kedua tangannya.

"Aku ingin mengingat wajah manis ini agar bisa memikirkanmu semalaman."


Ye Ri membatin, "Aku ingin waktu berhenti seperti ini."

Eun Ho menjawab, "Aku juga.. Aku ingin waktu berhenti agar bisa menatapmu selamanya."

Ye Ri terkejut, apaan? Eun Ho langsung bilang bukan apa-apa dan segera menyuruh Ye Ri masuk.


Ye Ri sudah naik dan memencet pasword rumahnya, tapi Eun Ho masih saja belum pergi.

"Oh.. Aku mau pulang. Masuklah."

"Aku akan mengirim pesan setelah mandi. Sampai jumpa."

"Sampai jumpa."


Eun Ho sangat senang. Ye Ri juga masih tersipu setelah masuk rumah.

>

1 komentar:


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search