-->

Sinopsis While You Were Sleeping Episode 15

- Oktober 20, 2017
>

Sinopsis While You Were Sleeping Episode 15

Sumber Gambar: SBS


Hak Young mengancam, jika putusan hakim menyatakannya bersalah, akan ia ungkap rahasia Woo Tak kepada polisi.

"Do Hak Young!"

"kau tidak mau, bukan? Jadi, lakukan semua yang kau bisa.. untuk membuatku tidak bersalah."

Hong Joo keluar rumah, ia yakin Woo Tak mengenal Hak Young saat teringat bagaimana Woo tak sangat serius menonton berita mengenai Hak Young.


Woo Tak mengambil surat pengunduran diri dari dalam laci. Ia mengajak Hak Young segera menyerahkan diri dan ia akan mengundurkan diri.

"Itu yang kau mau, bukan?" Tanya Woo Tak.

Hak Young langsung merebut surat itu dan merobeknya, "Bedebah! Dasar gila! Aku tidak bermaksud melakukan itu. Teganya kau... Aku hanya frustrasi. Tidak bisakah katakan saja kau memercayaiku? Dasar tidak berperasaan! Bedebah!"


Setelah marah-marah Hak Young merebahkan tubuhnya di lantai, ia lelah, kesal, frustasi. Woo tak cuma bisa menghela nafas.


Hong Joo menuju rumah Woo Tak, ia bahkan meminta pak supir taksi untuk lebih cepat.


Akhirnya Woo Tak menghubungi polsi dan mereka membawa Hak Young.


Sebelumnya, Woo Tak masih belum bisa memercayai Hak Young, jadi ia meminta Hak Young menatakan semunaya padanya karena jika ia percaya kepada Hak Young setelah mendengar semuanya, orang-orang juga akan percaya kepada Hak Young.


Setelah Hak Young dibawa oleh polisi, Hong Joo datang. Hong Joo sangat menghawatirkan Woo Tak.

"Lihat! Sudah kubilang. Aku benar. Sudah kubilang pria itu akan masuk ke rumahmu. Bukankah aku menyuruhmu untuk mengunci pintu? huh? Kenapa kau tidak mendengarkanku? Astaga!"


Hong Joo memukuli Woo Tak kesal, lalu Woo Tak menahan tangannya, sakit~

"Kau menangis?" Tanya Hong Joo.

"Ya. Pukulanmu keras sekali. Sakit sekali sampai aku menangis."

"Woo Tak-ah."


Hong Joo melaporkan pada sunbae-nya kalau Hak Young menyerahkan diri. SI Sunbae heran, kenapa tiba-tiba dia menyerahkan diri?

"Ada yang meyakinkannya." Jawab Hong Joo sambil melihat Woo Tak disampingnya.

"Siapa?"

"E.. Aku akan melaporkan itu dan memberi tahu Anda nanti."


Woo Tak berkomentar, Hong Joo pintar menahan diri padahal Hong Joo sangat penasaran.

"Apa? Banyak yang ingin kutanyakan, tapi kutahan. kau akan menjawab pertanyaanku? kau bisa diwawancara?"

"Tidak. Berapa banyak yang kau lihat di mimpimu?"

"Do Hak Young masuk ke rumahmu. Dia memintamu memihaknya karena dia pikir itu tidak adil."

"Hanya itu?"

"Ya, hanya itu. Kenapa? Ada yang lebih penting setelah itu?"

"Tidak ada. Itu saja."

"Baiklah."


Dalam mimpi Jae Chan, Woo Tak memeluk Hong Joo di depan rumah Hong Joo untuk berterimakasih atas hari ini, karena Hong Joo sudah mengkhawatirkannya. 


Jae Chan tak percaya, Woo Tak memeluknya?


jae Chan kemudian bertanya pada adiknya yang masih tidur, "Kenapa dia memeluknya untuk berterima kasih? kau memeluk semua orang yang membantumu?"

"Mereka boleh berpelukan jika mau, seperti orang Amerika."

"Orang Amerika? Hyung bisa memeluk Hee Min atau Bu Moon jika berterima kasih... Tidak masuk akal! Aku tidak akan melakukan itu. Tidak akan meskipun ada yang menyelamatkan kakak atau negara. Kenapa? Karena ini Korea!!"

"Anggap saja mereka berpelukan karena saling menyukai."

"Hei! Itu tidak boleh terjadi."

"Memangnya Hyung siapa sampai merasa keberatan?"

"Karena Hyung... Hyung..."

Jae Chan tidak bisa menjawabnya karena memang tidak ada hubungan apa-apa antara ia dan Hong Joo. Jae Chan pun keluar.


Jae Chan memutuskan untuk berhenti mengurus hal yang tidak penting. Tapi kemudian ia menedengar suara mobil di liar dan ia melihat Woo tak dan Hong Joo keluar dari mobil itu.


Hong Joo akan masuk tadpi Woo tak menarik tangannya, "Hong Joo-ya. Soal hari ini..."

Woo Tak sudah siap memeluk Hong joo tapi tiba-tiba Jae Chan memanggilnya sambil berjalan keluar. Jae Chan sampai lupa memakai sebelah sandalnya.


Woo Tak menyadari kenapa Jae Chan sampai buru-buru keluar begitu, ia pun melepaskan tangan Hong Joo.

Jae Chan bertanya, apa Woo Tak datang untuk sarapan? Ia juga mau soalnya.

"Kalau begitu..." Kata Hong Joo.


Woo Tak mengingat mimpinya, saat Jae Chan menginterogasinya. Woo Tak pun mengiyakan pertanyaan Jae Chan, ia datang pagi kesana untuk sarapan. Lalu Woo Tak mengajak yang lain masuk.


Hak Young dibawa ke kantor polisi. Ia menjelaskan pada para reporter kalau ia bukan pelakunya. Reporter heran, lalu kenapa Hak Young menyerahkan diri?

"Temanku memintaku menyerahkan diri karena hukum akan melindungiku. Dia berkata hukum akan melindungiku yang tidak bersalah! Aku percaya kepadanya, jadi, aku menyerahkan diri."


Saat sarapan, di rumah Hong Joo juga menyaksikan berita itu. Ibu berkomentar. kenapa Hak Young banyak bicara seolah-olah sudah melakukan hal baik?

"Aku hanya masuk dan memperbaiki Internet mereka. Aku sungguh tidak membunuhnya..." Lanjut Hak Young.

Ibu kemudian menyuruh mereka mematikan beritanya dan fokus pada sarapan. Woo tak yang memegang remote mematikan TV.

"Senang kau sarapan bersama kami, Woo Tak." Kata Ibu.

"Terima kasih."

"Seringlah datang. Setiap hari lebih baik."


Jae Chan bingung, haruskah ia bicarakan soal mimpi? Kenapa ia sangat ragu? Ah.. Kenapa Woo Tak tidak mengatakan apa-apa?

Woo Tak seperti mendengar apa yang Jae Chan pikirkan karena selanjutnya Woo Tak mengajak Jae Chan bicara.

"Apa? kau mendengarku?" Tanya Jae Chan terkejut.

"Apa? Apa maksudmu?"

"Ah.. Tidak apa-apa. Apa itu?"


Woo Tak mengakui bawasannya Do Hak Young yang diberita itu adalah temannya. Semunya terkejut, termasuk ibu.

"Kami satu SMA. Dahulu dia tinggal bersamaku." Lanjut Jae Chan.

"Astaga. Tidak mungkin. Jadi, teman yang meyakinkannya untuk menyerahkan diri..." Tanya Ibu.

"Aku. Dia ke rumahku pagi hari, jadi, aku membujuknya untuk menyerahkan diri." Jawab Woo Tak.

Woo Tak kemudian beralih pada Jae Chan, memberitahu bahwa kasusnya akan diserahkan kepada Jae Chan. Ia melihatnya di dalam mimpi.

"Kepadaku?" Tanya Jae Chan.

"Itu sebabnya aku meyakinkannya. Kupikir kau bisa membuktikan dia tidak bersalah."


Hong Joo menyahut, bagaimana Woo Tak bisa tahu Hak Young tidak bersalah? Apa Woo Tak juga melihatnya di dalam mimpi?

"Tidak, tapi aku tahu karena sudah lama mengenalnya. Hak Young tidak akan pernah..." Kata Woo Tak.

Jae Chan menyela, "Membunuh? Bagaimana kau bisa sangat yakin? Andai aku bisa mengenal teman lamaku sebaik itu. Maka, sidang tidak perlu diadakan. Andai semudah itu menyelesaikannya antara teman dan keluarga."

"Menurutmu dia bersalah?"

"Tidak. Tapi aku tidak bisa mengatakan dia tidak bersalah juga. Aku belum yakin sebelum menyelidikinya. Kita lihat saja, dia bersalah atau tidak."


Hong Joo dan Jae Chan mampir ke kafe Cho Hee sebelum berangkat kerja. Sambil mengantri, Jae Chan bercerita kalau Woo Tak memeluk Hong Joo di mimpinya.

"Kenapa?" Tanya Hong Joo.

"Dia berterima kasih kepadamu."

"Tidak mungkin. Selain itu, aku tidak memeluk orang hanya karena dia memelukku."

"Tidak, kau memeluknya erat. Bukan hanya berpelukan, kau juga menepuk punggungnya. kau memeluk sembarang orang?"

"Tidak."

"Ah.. Woo Tak-ssi bukan sembarang orang rupanya. Apa hebatnya dia? Aku juga ingin tahu."


Cho Hee membisisiki Hong Joo, tapi dengan suara keras. Cho Hee meminta Hong Joo mengatakan saja kalau Jae Chan tidak hebat, ia rasa "Kepiting Youngdeok-ssi" sedang cemburu.

Jae Chan: Aku mendengarnya! kau salah. Aku tidak cemburu. Jangan salah paham.

Cho Hee: Maafkan aku.

Jae Chan masih kesal pada Hong Joo, apa hebatnya Han Woo Tak coba? Dan juga kesal pada Cho Hee, Kepiting Youngdeok apaan?


Hong Joo menjawab pertanyaan Jae Chan sambil naik ke atas, mungkin karena seragam Woo Tak, Hong Joo sedikit menyukai pria berseragam seperti polisi, Angkatan Laut, pilot. Terkadang ia menyukai Woo Tak saat dia memakai seragam, hanya terkadang.

"Cih.. Jaksa juga memakai jubah. Kenapa kau biasa saja saat aku memakai jubah?"

"Jubah itu bukan apa-apa. Kau seperti anggota paduan suara. Aku tidak suka."


Jae Chan kemudian membayangkan bersama teman sekantornya menampilkan paduan suara dengan suka cita. Ia kesal karenanya.


Hong Joo merasa tidak adil, kenapa ia membuat alasan pada Jae Chan, kan semua itu belum terjadi.

"Itu akan terjadi jika aku tidak keluar pagi tadi. Ini bukan cemburu. Hanya penasaran." Kata Jae Chan.

"Huh? Penasaran?"

"Woo Tak adalah teman tersangka. Aku menanyakan ini karena ingin tahu kenapa kau terkesan melindungi. Aku bertanya sebagai jaksa."


Hong Joo menegaskan, ia tidak memihak Woo Tak, ia juga tidak melindunginya. Ia sangat yakin Do Hak Young bersalah.

"Sangat yakin? Berdasarkan apa?" Tanya Jae Chan.

"Hanya Do Hak Young yang terekam kamera pengawas. Dia juga mencurigakan karena kabur dari polisi. Selain itu..."

Hong Joo berhenti sebentar, ia mengingat mimpinya, dimana ia melihat saat Hak Young mengancam Woo Tak akan mengungkap rahasia Woo Tak jikaia dinyatakan bersalah. *Jadi Hong Joo berbohong pada Woo Tak mengenai apa yang ia lihat dalam mimpi.

Hong Joo melanjutkan, "Woo Tak hanya berkata dia percaya kepada pembunuh itu karena teman, bukan karena Woo Tak sungguh berpikir dia tidak bersalah."

"Kau memihak Woo Tak?"

"Kau bercanda? Jika harus memilih, aku akan ada di pihakmu, bukan dia. Ku harap Do Hak Young menebus perbuatannya. Aku juga tidak ingin melihatnya bebas seperti Kang Dae Hee. Aku yakin kau bisa membuktikan dia bersalah."

"Ini bukan dukungan, bukan?"

"Bukan, ini ancaman. Jika kau tidak bisa, sepertinya aku akan kecewa."

Kilas Balik..


Ahjussi itu pergi dengan mobilnya, Hong Joo akan mengejarnya karena ingin mengatakan sesuatu tapi Jae Chan menahannya, mengatakan apa?

"Bukan urusanmu. Lepaskan!" Bentak Hong Joo.

"Ayo pergi bersama. Ada yang ingin kukatakan kepadanya juga."


-=EPISODE 15=-
Keangkuhan dan Prasangka


Woo Tak membantu Ibu Hak Young (kemungkinan besar) membersihkan restorannya dari tulisan-tulisan kutukan yang menyebut Hak Young telah membunuh pahlawan nasional.

"Eomonim, bagaimana jika Eomonim menutup kedai selama beberapa hari? Sampai persidangan berakhir?"

"Woo Tak-ah, apa Hak Young psikopat? Psikopat tidak punya emosi. Bagaimana mungkin putraku psikopat? Dia menangis kencang saat Putri Duyung menjadi busa laut. Bagaimana mungkin dia psikopat?"

"Ya, tidak mungkin."

"Aku tahu dia tidak sebaik itu. Dia mencuri uangmu saat kalian masih kecil, dan dia sangat membuatku cemas. Tapi dia tidak mungkin membunuh orang, bukan?"

"Tentu saja."


Kemudian ada dua orang petugas pengantar lewat, mereka kebut-kebutan, Woo Tak refleks menarik Ibu Hak Young untuk melindunginya.


Jadi ceritanya keluarga Atlet Yoo Soo Kyung menunjuka Yoo Beom sebagai pengacara mereka. Ibu Soo Kyung tidak mengerti, Hak Young kan sudah lama menyerahkan diri. Kapan Yoo Beom akan membuktikan dia bersalah? Kenapa Jaksa Jung Jae Chan sangat lamban dengan kasus ini?


Yoo Beom menjelaskan, itu karena Jae Chan yang paling kurang berpengalaman di departemennya. Jae Chan belum pernah menangani kasus sebesar itu. Jadi, dia menyelidikinya berulang kali.

"Setiap hari pasti sangat menyakitkan bagi Anda berdua. Dia tidak pengertian."


Usai menandatangani berkas, ayah Soo Kyung mengaku bahwa ia menderita kanker pankreas. Dokter bilang, hidupnya tinggal beberapa hari. Ia harus melihat Do Hak Young dipenjara sebelum ia mati.

"Jika hukum membebaskannya, mungkin aku akan..."

"Jangan khawatir, Pak. Aku akan memastikan dia dituntut dalam sepekan."


Sekretaris Yoo Beom ikut dalam pertemudan itu dan ia memperhatikan Yoo Beom.


Setelah keluar, sekretaris membicarakan apa yang ia amati tadi bahwa Yoo Beom tidak tidak melepas jam tangan atau menggulung kertas hari ini.

"Benarkah?" Tanya Yoo Beom.

"Anda tidak akan menuntut mereka? Tidak. Aku juga penggemar Atlet Yoo Soo Kyung. Kuanggap itu penghormatan."

"Sepertinya suasana hatimu sedang bagus."

"Tentu saja. Aku selalu melawan hukum, tapi kali ini tidak. Aku merasa seperti pemain hebat yang dahulunya pemain kecil. Tolong siapkan berkas pengaduan."

"Baik."


Hong Joo bermimpi Jae Chan membeli cincin, tapi Jae Chan tidak tahu ukurannya.


Ia juga melihat Jae Chan berlatih bagaimana memberikan cincin itu.


Kemudian dari seberang, Jae Chan melihat seseorang dan ia melambai dengan senyum lebar. Setelah lampu berubah hijau, Jae Chan menghampiri orang itu.


Hong Joo terbangun dengan senyum lebar. Ia tak menyangka bakalan memimpikan hal semacam itu juga.

"Jantungku kenapa? Apa aku akan mati karena jantungku mau lepas? Oh.. Cincin rasanya berlebihan untuk sekarang."


Menu sarapan pagi ini adalah masakan Vietnam. Seung Won bertanya, apa Ibu pernah membuka restoran Vietnam? Ibu membenarkan, sekitar tiga tahun lalu, tapi tidak berjalan lancar. Ada restoran Vietnam lain di samping restorannya, dan chef-nya dari Vietnam.


Hong Joo diam-diam terus melirik Jae Chan dan wajahnya berubah merah. Ibu hanya melihat saat wajah Hong Joo memerah, ia khawatir, Hong Joo demam kah?

"Karena aku makan sup panas." Jawab Hong Joo.


Woo Tak lalu bertanya, pukul berapa aku harus ada di Kantor Jaksa?

"Pukul 14.00." Jawab Jae Chan.

Seung Won heran, ngapain Woo Tak ke kantor jaksa? Woo Tak menjawab jujur, untuk menghadiri pemeriksaan saksi.

Jae Chan: kau tidak boleh memihak temanmu. kau juga harus jujur.

Woo Tak: Tentu saja.


Ibu menginterupsi, apa Jaksa bisa tahu jika seorang saksi berbohong? Jae Chan tentu saja membenarkan. Seung Won menambahi, mungkin sulit dipercaya, tapi Hyung-nya itu dikenal sebagai detektor kebohongan.

Ibu: Woo.. Benarkah? Letnan Han, bagaimana sarapanku hari ini? Enak?



Ibu kemudian bertanya pada Jae Chan, Woo Tak jujur gak? Jae Chan tanpa ragu menjawab kalau Woo Tak jujur. Ibu bertanya lagi pada Woo Tak, apa Woo Tak menganggap dirinya sendiri ganteng?

Woo Tak: Tidak sama sekali.

Jae Chan: Dia berbohong.

Hong Joo: Dia merendah.

Seung Won: Dia benar-benar pembohong.

Woo Tak: Wow.. Kalian hebat.


Ibu terus bertanya, apa ada yang Woo Tak suka? Woo Tak bilang iya, ia  menyukai seseorang. Jae Chan kembali mengatakan kalau Woo Tak menjawab dengan jujur.

Ibu: Apa itu Hong Joo?

Hong Joo: Ibu!

Ibu: Tidak apa-apa. Ibu hanya menggodanya. Apa itu Hong Joo?

Jae Chan menantikna jawaban Woo Tak, ia udah cemas aja. Namun kemudian Woo Tak membantahnya, bukan Hong Joo yang ia suka.

"Dia.. Dia jujur." Kata Jae Chan.

"kau benar. Aku tidak sabar untuk pemeriksaan hari ini."

"Ya. Kuharap kau jujur seperti sekarang."

"Ya."

Ibu lalu menyuruh Hong Joo untuk pakai lipstik karena barusan Hong Joo ditolak Woo Tak.


Hong Joo sampai di kantor, tapi Seonbae-nya melarangnya mengeluarkan barang, menyuruhnya untuk pergi lagi sekarang.

"kau mendapat masalah." Lanjut Seonbae.

"Apa maksudmu?"

"Keluarga Yoo Soo Kyung menggugat Do Hak Young atas pembunuhannya."

"Tapi dia sudah diselidiki. Mereka bisa menggugatnya lagi?"

"Mereka pasti frustrasi karena penuntutan sangat lamban. Cepat dengarkan pendapat wakil penggugat."

"Siapa wakilnya?"

"Pengacara Lee Yoo Beom dari Haegang. kau mau nomor ponselnya?"

"Tidak. Aku sudah punya."

Hong Joo langsung berangkat.


Woo Tak mengunjungi Hak Young di penjara. Hak Young menagih omongan Woo Tak, ia sudah melakukan semua seperti yang Woo Tak katakan, ia mengakui semuanya kepada Jae Chan, ia juga sudah melakukan deteksi kebohongan. Tapi kenapa ia masih di sana?

"Karena Jaksa Jung sangat berhati-hati."

"Kehati-hatiannya akan membunuhku. Mereka hanya akan memberiku pengacara publik saat sidang. Apa kata jaksa itu? Apa dia mencari pelaku sebenarnya?"

"Akan kutanyakan itu kepadanya."

"Aku sedang diperiksa sebagai saksi."

"Benarkah?"

"Saat sekolah di akademi polisi, aku paling unggul di hukum pidana. Aku akan berusaha yang terbaik dan membelamu saat sidang."

"Baik. Baik, terima kasih banyak. Aku sungguh.. tidak punya siapa-siapa lagi selain kau." Hak Young menangis haru, lalu bertanya apa Woo Tak sudah menemui ibunya? Apa ibunya baik-baik saja?

"Dia baik-baik saja. Kau juga harus baik-baik saja."


Di kantor polisi, rekan-rekan Woo Tak membahasnya. Rekan Woo Tak yang pria berkata kalau Woo Tak sangat berhati lembut, jadi harus kuat menghadapi jaksa, tidak seperti Kyung Han.

Kyung Han: Woo Tak berbeda dariku. Dia pintar karena lulus akademi polisi. Dia juga berani. Dia bukan tipe orang yang takut kepada jaksa. Bukan berarti aku tidak pintar, tapi dia sedikit lebih pintar dariku. Bukan berarti juga aku pengecut, tapi dia sangat berani.


Jae Chan dan Pak Choi makan siang bersama, mereka juga membicarakan Woo Tak. Pak Choi membicarakan latar belakang Woo Tak yang sangat hebat. Woo Tak lulus dari akademi polisi dengan nilai tinggi, juga mendapat penghargaan dari Perdana Menteri saat lulus. Ia sempat berbicara dengannya dan Woo Tak sangat pandai bicara, bisa meyakinkan mereka jika mereka tidak fokus.

"Pak Choi. Bagaimana jika aku tidak bisa menangani kasus ini?"

"Kau akan mendapat masalah. Kau akan disalahkan Pak Kepala. Maksudku, oleh semua warga. Kenapa? kau tidak yakin?"

"Tidak, bukan begitu. Pak Choi, ada yang ingin kutanyakan."


Sementara itu, Hyang Mi disibukkan dengan bertumpuk dokumen yang harus is stempel satu per satu.Asisten Hee Min dan Asisten Kepala Park mendatanginya, bertanya sedang apa ia.

Hyang Mi: Sedang menua. Ada 7.000 halaman kasus Do Hak Young. Kepala Park akan memeriksa ulang, jadi, jumlahnya 14.000 halaman. Aku menyalinnya, memberi lubang, dan menjepitnya. Itu sebabnya aku hanya menua di sini.

Asisten Kepala Park kemudian meletakkan bunga di meja Hyang Mi, mereka membeli bunga itu karena indah. Beberapa hari ini, bunga musim semi sedang mekar.

Hyang Mi: Benarkah? Aku bahkan tidak sempat melihat bunga karena Do Hak Young. Aku belum melihat musim semi.

Asisten Hee Min: Masih banyak hari tersisa.

Hyang Mi: Kapan? Dokumen ini tidak akan segera pergi. Kapan aku bisa pergi?


Woo Tak datang dan ketiga wanita itu langsung terpesoan padanya. Woo Tak ingin bertemu Jae Chan.

Hyang Mi: Anda... siapa?

Woo Tak: Aku Han Woo Tak. Aku kemari untuk diperiksa sebagai saksi.

Hyang Mi: Ya, Han Woo Tak-ssi. Silakan tunggu di sana.

Hyang Mi bahkan mau menggoda Woo Tak, ia bertanya parfume pada Asisten Hee Min dan Asisten Kepala Jaksa, sayang,mereka berdua tidak membawa.


Hong Joo mendatangi Yoo Beom. Yoo Beom mengulurkan tangan mengajak berjabat tapi Hong Joo tidak menanggapinya.

"Astaga, aku kecewa. kau reporter yang kuhubungi dahulu karena kita punya masa lalu."

"Terima kasih. Aku sangat tersanjung."

"kau masih sama."

Sekretaris Yoo Beom bertanya pada Hong Joo, mau minum apa? Hong Joo minta minuman bersoda dingin.


Hong Joo mulai membahas kenapa ia datang, tidak biasanya ada wakil untuk penggugat. Lalu apa yang Yoo Beom lakukan sebagai penggugat?

"kau sangat mengenal Jaksa Jung, bukan?" Yoo Beom balik bertanya, "Dia baru, jadi, sangat lamban. Dia juga keras kepala."

"Dia mengikuti keyakinannya dan berhati-hati."

"Bukti akan tercemar dan bahkan hilang jika Jae Chan terus mendengarkan ucapan tersangka dan menoleransi hak tersangka untuk tetap diam."

"Apa bergosip tentang jaksa adalah pekerjaanmu sebagai wakil?"

"Bagaimana jika pelakunya hilang? Keluarga korban akan menderita. Itu sebabnya aku menggugatnya mewakili keluarga korban."

"Lee Yoo Beom-ssi. Apa yang ingin kau katakan?"

"kau tidak mengerti?"


Jae Chan kembali ke kantor dan di depan ada orang-orang berdemo menuntut Jae Chan cepat bergerak.

Suara Yoo Beom: Jae Chan tidak akan menang dengan bukti yang dia miliki. Do Hak Young tidak akan dituntut, dan dia bisa bebas. Artinya jaksa yang menangani kasus akan disalahkan. Aku di sini untuk menghentikan itu.


Yoo Beom melanjutkan, kali ini ia akan memihak Jae Chan. Jadi, Hong Joo juga bisa membantunya, bukan?


Jae Chan mengundang Hee Min, Jaksa Lee, jaksa Son dan Kepala Park untuk melihat pemeriksaanya, soalnya ia tidak mau membuat kesalahan.



Para asisten Jaksa melihat Woo Tak penuh kekaguman, mereka tidak menyangka seragam polisi terlihat sangat bagus begitu.

Asisten Jaksa Son: Pria yang tampan untuk polisi.

Hyang Mi: Benar. Kenapa jaksa tidak terlihat tampan seperti dia?

Asisiten Kepala Park: Jaksa Jung tampan. Kau menyukainya, bukan?


Hyang Mi: Hanya sesaat. Sangat sesaat. Kalian harus membaca surelnya. Dia benar-benar membosankan. Sebenarnya, dia bukan apa-apa tanpa pekerjaannya sebagai jaksa.

Tiba-tiba Jae Chan muncul, "Wajah tampan dan tinggi, mungkin?"


Kemudian Jae Chan berjalan menumju ruang pemeriksaan. Hyang Mi bertanya, apa jae Chan mendengar perkataannya dari tadi?

"Ya, dari awal sampai akhir." Jawab Asisten Kepala Park. 

"Astaga, apa yang kulakukan?"



Woo Tak sudah menunggu Jae Chan di ruang interogasi.

Jae Chan: Kau sudah datang. kau datang awal. kau sudah makan siang?

Woo Tak: Ya, aku sudah makan. Ada beberapa jaksa yang menyaksikan, bukan?



Jaksa Lee dan yang lain terkejut. Jaksa Lee bertanya, apa Woo Tak bisa melihat mereka?

"Menurutmu bisa?" Hee Min balik bertanya. *Jelas jawabannya tidak.

Kepala Park: Pria itu membuat Do Hak Young mengaku, bukan?

Hee Min: Ya. Semoga dia tidak membuat Jaksa Jung teperdaya.

Jaksa Lee: Kasus ini terlalu berat untuk junior seperti Jaksa Jung.

Kepala Park: Jangan memanggilnya junior di sini. Jaksa Jung terlihat lebih dapat diandalkan daripada orang sepertimu yang tidak melakukan autopsi. Jangan sampai kasus ini seperti kasus Kang Dae Hee yang dianggap tidak bersalah. Siapa yang memperbaiki kesalahanmu? Siapa yang kembali menuntut Kang Dae Hee setelah dia bebas?



Jaksa Lee: Jung Pro.

Hee Min: Jaksa Jung, Pak.

Kepala Park:Kalian masih berpikir dia tidak bisa menangani ini?

Jaksa Lee: Tidak.

Hee Min: Tidak, Pak.

Jaksa Son: Kasus ini sangat mirip kasus Kang Dae Hee. Dia jelas pelakunya, tapi hanya ada bukti tidak langsung.

Kepala Park: Aku yakin kepada Jaksa Jung. Dia akan menemukan bukti penting dan langsung dari pemeriksaan ini. Semangat!

"Semangat!" Semua.


Jae Chan bertanya pada Woo Tak, bagaimana bisa mengenal Hak Young.

"Kami satu SMA. Kami tinggal bersama sampai 1,5 tahun lalu."

>


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search