-->

Sinopsis While You Were Sleeping Episode 20

- Oktober 27, 2017
>
Sinopsis While You Were Sleeping Episode 20

Sumber Gambar: SBS


Jae Chan melihat Hong Joo dari belakang, ia langsung aja memeluknya.

"Kenapa kau baru datang? Aku sangat merindukanmu."


Tapi ternyata yang dipeluk Jae Chan itu bukan Hong Joo, karena Hong Joo baru datang, lantas siapa?


Pak Choi muncul di depan Hong Joo dan melihat Jae Chan, "Laki-laki memang seperti hewan." Lalu ia melihat kebelakang, ada Hong Joo, ia membuka mulutnya lebar-lebar.


Jae Chan akhirnya membuka matanya dan melihat Hong Joo ada di depannya. Jae Chan bingung, "Apa? Kenapa aku..."

Pak Choi kemudian mendekat, memberitahukalau yang Jae Chan peluk itu adalah Hyang Mi.


Jae Chan langsung melepaskan Hyang Mi, ia terkejut banget.

"Jaksa Jung... Maksudku... Haruskah kupanggil kau Jae Chan-ssi sekarang?"

"Tidak, Hyang Mi-ssi."


Hong Joo mulai kesal, ia pelan-pelan jalan mendekati mereka. Sementara Hyang Mi meminta maaf pada Jae Chan karena baru datang, maaf sudah membuat Jae Chan menunggunya.


Pak Choi membisiki Hyang Mi untuk berbagik dan menyingkir dari Jae Chan.

"Kau tidak tahu apa-apa. Tunggu."

"Aku tahu! Menyingkir darinya!"

Pak Choi pun menarik Hyang Mi menjauh.


Sementara Jae Chan mencoba menjelaskan pada Hong Joo kalau ini hanya salah paham. Hong Joo meniup poninya kesal, lalu bicara oenuh tekanan, "Salah paham?"

"Hong Joo-ssi."


Hong Joo: kau Hyang Mi-ssi, bukan? Maaf. Ibuku berkata kesalahpahaman terjadi saat orang itu kurang mengerti. Kesalahpahaman hari ini terjadi hanya karena Jae Chan dan aku kurang mengerti. Kejadian seperti ini tidak akan terulang lagi, dan kami akan berusaha keras. Mohon jangan menyimpan dendam dan lepaskan tanganmu.


Hyang Mi baru paham apa yang terjadi, ia malu dan menyesal. lalu Pak Choi mengajak Hyang Mi meninggalkan mereka berdua, tapi Hyang Mi menepis tangan Pak Choi.

"Apa kau Nam Hong Joo dari Samgyeopsal Hong Joo?" Tanya Hyang Mi.

"Benar."


Hong Joo kemudian mengambilkan syal Hyang Mi yang jatuh saat Jae Chan tiba-tiba memeluk Hyang Mi. Tapi cara mengambilnya itu seksi banget, Hong Joo sengaja menunjukkan pesonanya.

Hyang Mi gak bisa apa-apa, ia ingat kata-kata Aisisten Kepala Park, "Dia sungguh cantik dan sangat cerdas. Sungguh seorang femme fatale."


Hyang Mi mengambil syal itu lalu Pak Choi memaksa Hyang Mi untuk meninggalkan mereka berdua.


Jae Chan menjelaskan pada Hong Joo kalau mereka berdua tadi sangat mirip dari belakang. Atau sepertinya ia masih dalampemulihan setelah operasi. Ia masih melihat dan mendengar sesuatu dan...

"Cukup. Alasanmu memperburuk keadaan."

"Baik."


Jae Chan melihat jari Hong Joo tapi tidak ada cincin disana, ia pun mengonfirmasi, Hong Joo menerima cincinnya kan? Hong Joo membenarkan.

"Kumasukkan juga suratmu. kau sudah membacanya?"

"Aku menulis surat?"

"kau menulisnya untukku 13 tahun lalu. kau tidak ingat?"

"Kita pernah bertemu? 13 tahun lalu?"

"Ayahmu tewas karena tentara yang kabur itu, bukan?"

"Ya."

"Ayahku juga tewas karena dia, dan kita bertemu di pemakaman. kau sungguh tidak ingat?"

"Entahlah.."

Jae Chan ingat lagi saat ia pertama bangun dan bicara dengan Hong Joo.


Hong Joo: Aku bahkan tidak ingat kejadian bulan lalu. Bagaimana mungkin aku ingat kejadian 13 tahun lalu?


Jae Chan menghentikan Hong Joo, tapi saat itu Hong Joo bilang ingat padanya, saat Hong Joo menjenguknya di ICU.

"Aku tidak pernah ke ICU."

"Tidak mungkin. Aku melihatmu."

"Jae Chan-ssi, mungkin itu khayalanmu. Orang biasanya berhalusinasi setelah operasi. Mungkin kau juga. Maaf.. aku tidak ingat."


Jae Chan nampak sedih setelahnya. Kemudian Seung Won masuh sehabis bersih-bersih diri. Seung Won bertanya, apa Jae Chan tidak ngantuk?


Jae Chan balik bertanya, apa Seung Won ingat Kastanye? Seung Won ingat, anak laki-laki yang menolong Jae Chan di pemakaman ayah?

"Hmm.. Kastanye itu.. adalah Nam Hong Joo."

"Kakak bilang Kastanye adalah anak laki-laki. Kakak salah."

"Hong Joo juga tahu kalian pernah bertemu?"

"Hmm,, dia tahu. Tapi dia tidak tahu."

"Apa maksud Kakak?"

"Katanya dia tidak ingat karena sudah lama sekali. Bagaimana bisa dia melupakannya? Mungkinkah itu?"

"Tapi Kakak bilang itu hanya satu hari. Mungkin dia tidak ingat."

"Tapi kakak ingat setiap menit dan detik hari itu. Mungkin itu tidak ada artinya bagi dia."

"Bukan tidak ada artinya, tapi mungkin ingatan Hong Joo buruk."


Jae Chan kemudian menyuruh Seung Won mematikan lampu, ia mau tidur.


Esoknya, Jae Chan ke ruangan Ketua Yoo, ia minta ijin pada detektif yang bertugas untuk menjenguk Ketua Yoo karena ada yang ingin ia katakan. Ia juga sudah menyebutkan namanya.

"Jaksa Yoo Man Ho adalah Jaksa Shin." Kata Detektif.

"Aku satu divisi dengannya. Kami satu sekolah."


Chan Woo menghampiri, mengatakan pada Jae Chan untuk menunjukkan kartu identitas karena tidak akan ada yang percaya jika hanya mengatakannya saja.

"Siapa kau?" Tanya Jae Chan.

"Berpura-pura menjadi jaksa bisa berakibat buruk. Anda bisa dipenjara sampai tiga tahun atau didenda 7.000 dolar. Anda tahu itu?"

"Tentu saja aku tahu, itu.. KUHP Pasal 128."

"Pasal 118."

"Benar. Pasal 118. Tentu saja aku tahu."

"Anda penipu! Jaksa macam apa yang tidak mengetahuinya?"

Jae Chan pun mengalah, lalu bertanya pada Detektif, ia bisa menemuinya kalau jaksa Shin datang kan? Detektif mengiyakan.


Lalu Jae Chan menelfon Hee Min, ia sengaja melakukannya di depan yang lain supaya tidak menganggapnya penipu.

"Halo, Jaksa Shin? Ini Jaksa Jung."

"Aku tahu. Tidak perlu mengatakannya keras-keras."

"kau tidak lupa, bukan? Aku ingin bicara dengan Yoo Man Ho-ssi."

"Aku tahu. Aku akan ke sana begitu pekerjaanku selesai. Sudah dahulu."

Jae Chan lalu pergi dari sana, ia minta maaf pada Hee Min karena sudah menyita waktu Hee Min, tapi ia mohon dengan snagat agar Hee Min datang.

"Ya, aku tahu."


Usai menutup telfon, Hee Min menggerutu, harusnya Jae Chan itu tidak melakukan hal yang akan dia sesali.

Hyang Mi tiba-tiba membentaknya, "Itu maksudku! Kenapa dia melakukan hal yang akan dia sesali? Kenapa?!! Kenapa?!!!"


Asisten Hee Min membenarkan apa yang Asisten Kepala Park bilang tempo hari, Hyang Mi akan dongkol, akan membenci Jae Chan.

"Tunggu saja. Dia akan jatuh cinta dengannya lagi." Kata Asisten Kepala Park.


Jaksa Lee menelfon Hyang Mi, menanyakan berapa nomor kamar Jae Chan, ia mau menjenguk.

"Aku tidak tahu! Aku tidak bekerja untuk Jaksa Jung lagi. Aku bekerja untuk Jaksa Shin."

Jaksa Lee menggerutu, apa Hyang Mi harus sekejam itu?


Jaksa Lee kemudian melihat Jaksa Son, tapi jaksa Son menghindar gitu.


Tapi Jaksa Lee mengejarnya. Jaksa Son pura-pura baru lihat Jaksa Lee, ia tidak menyangka melihat Jaksa Lee di sana.

"Anda tidak mendengarku?" Tanya Jaksa Lee.

"Aku tidak mendengar apa-apa. Ada apa kau kemari?"

"Apa maksud Anda? Aku ingin menjenguk Jae Chan. Bukankah Anda juga?"

"Aku kemari karena..."


Lalu Chan Woo memanggil Jaksa Son. Chan Woo tahu siapa nama Jaksa Lee dan ia berkata kalau ia sudah banyak mendengar nama Jaksa Lee.

"kau pintar!" Puji Jaksa Lee. Lalu ia bertanya, apa Chan Woo sakit?

"Dia terkena gagal ginjal kronis." Jawab Jaksa Son.


Jaksa Son menjelaskan, Chan Woo pingsan karena anemia saat 8 tahun, jadi mereka memeriksakannya. Hasil pemeriksaan menyatakan kalau Chan Woo terkena gagal ginjal. Chan Woo harus menjalani dialisis 3-4 kali seminggu. Belakangan makin parah, jadi, harus setiap hari.

"Kami sedang menunggu transplantasi karena itu satu-satunya cara. Itu cukup berat."

"Aku tidak tahu karena Anda tidak pernah bilang."


Jaksa Son: Sebelumnya, saat hujan, aku sering berpikir, "Tidak. Aku baru mencuci mobil. Apa aku membawa payung?" Itu yang kupikirkan. Tapi setelah putraku sakit, kau tahu apa yang kupikirkan? "Pasti banyak kecelakaan mobil karena hujan deras. Apa akan ada orang yang bisa memberikan ginjalnya kepada putraku di antara orang-orang yang tewas?" Aku mengharapkan itu sambil memandangi hujan. Suara ambulans berarti ada yang terluka. Ini mungkin tragedi mengerikan bagi orang lain. Tapi bagi orang seperti kami, itu membuat kami memiliki
harapan meskipun kecil. Aku tahu aku kejam.

Jaksa Lee: Tidak. Anda tidak kejam.

Jaksa Son: kau tidak mendengar apa-apa dariku. Aku tidak mau berpikir seperti itu bahkan di tempat kerja.

Jaksa Lee: Ya. Aku tidak akan mengatakan apa-apa.


Seorang perawat menghampiri Jae Chan untuk memberikan anting yang ditemukannya di dekat ranjang Jae Chan. Jae Chan ingat, waktu itu Hong Joo juga memakai anting itu.


Hong Joo menemui Jae Chan sambil membawa makanan dari luar.

"kau ingin mempermainkanku? Makananku di sini tidak enak." Kata Jae Chan.

"Ah.. Benar. Aku tidak memikirkannya. Haruskah kumakan ini di luar?"

"Makan saja di sini agar setidaknya aku menciumnya."

Lalu Hong Joo mendekatkan makanannya ke hidung Jae Chan, "Ini. kau bisa menciumnya semaumu."

"Ah.. Yang benar saja!"

"Kenapa? kau bilang ingin menciumnya."


Jae Chan lalu mengeluarkan anting itu, milik Hong Joo kan? Hong Joo terkejut, bagaimana Jae Chan menemukannya? Ia sudah mencarinya dari kemarin.

"Ada di lantai ruang ICU. Kenapa kau berbohong kepadaku? kau menemuiku di ICU saat operasiku selesai, bukan?"

"Apa-apaan ini? kau menginterogasiku?"

"Kau ingat semua dari kejadian 13 tahun lalu, bukan? kau ingat semuanya termasuk Kastanye dan waduk itu, bukan?"

"Aku haus. Aku akan mengambil air."

Hong Joo akan menghindar tapi Jae Chan tidak membiarkannya, ia menahan Hong Joo yang akan pergi.


"Jangan melarikan diri dan katakan sekarang. kau membuatku berpikir aku berhalusinasi karena operasiku. Aku ingat semuanya dengan jelas. kau mengatakannya sendiri kau ingat hari itu. Kenapa kau menghindarinya? Kenapa kau berpura-pura tidak mengingat apa pun?"


Akhirnya Hong Joo kembali duduk, ia pun mengakuikalau ia ingat Jae Chan, bagaimana mungkin ia melupakan Jae Chan?

Hong Joo: kau orang yang bersamaku di hari tersedihku. kau yang menciptakan hari yang paling ingin kulupakan.

Jae Chan: Kenapa kau ingin melupakan hari itu?

Hong Joo: Aku... Aku nyaris membunuhmu hari itu.

Jae Chan: Apa maksudmu? kau menyelamatkanku.

Hong Joo: Aku ragu-ragu.


Hong Joo, "Aku sempat berpikiran jahat. Aku sangat marah kepada lelaki itu. Kupikir.. tidak akan terlalu penting jika kau mati bersamanya.

Aku sangat ketakutan saat kau keluar dari air. Kupikir.. aku membunuh seseorang."


Tangan Hong Joo masih gemetar memikirkan kejadian hari itu sekarang. Hong Joo tahu alasannya tidak bisa diterima. Tapi ia kehilangan orang yang sangat ia sayangi. Kepergiannya terlalu besar bagiku. Ia tidak mampu menahannya. Jadi, ia mengisinya dengan kemarahan. Penyesalannya melekat seperti bekas luka.

"Kau 13 tahun lalu.. adalah bekas luka bagiku. Luka yang sangat dalam. Maafkan aku. Kupikir tidak masalah jika aku berpura-pura tidak ingat. Tapi melihat itu sangat melukaiku, kurasa aku salah."


Jae Chan jadi tidak semangat ngapa-ngapain, ia bahkan tidak mengangkat telfpn Hee Min. Parahnya, ia lupa kenapa Hee Min kesana.

"Kau memintaku datang. Katanya kau ingin bertemu Yoo Man Ho." Kata Hee Min kesal.

"Ah.. Benar! Aku lupa. Biar kuambil catatanku dulu."


Kebetulan saat mereka masuk Ketua Yoo sedang membuka matanya. Jae Chan membolak-balikbuku catatannya. Hee Min berbisik, apa Jae Chan akan mengatakan semua itu?

"Ya, benar." Balas Jae Chan.

"Jangan berlebihan. Dia akan mati."

Jae Chan: Yoo Man Ho-ssi. Aku Jaksa Jung, yang menangani kasus  pembunuhan putri Anda. Aku ingin meluruskan kesalahpahaman Anda soal penyelidikan itu.

Sebelum Jae Chan melanjutkan, ia ingat kata-kata Hong Joo, "Tapi aku kehilangan orang yang sangat kusayangi. Kepergiannya terlalu besar bagiku. Aku tidak mampu menahannya. Jadi, aku mengisinya dengan kemarahan. Penyesalannya melekat seperti bekas luka."


Jae Chan selanjutnya menutup buku catatannya, ia memposisikan Kepala Yoo seperti Hong Joo.

"Abeonim~ Aku tahu Anda sangat kesal. Seseorang membunuh putri cantik dan berharga Anda karena marah. Anda tidak bisa memahami itu. Jadi, Anda pasti membenci Do Hak Young. Anda juga pasti membenciku karena membebaskannya. Aku mengerti kekesalan Anda.

Aku telah menemui banyak orang di sekitar Yoo Su Kyung untuk ini. Semuanya memuji, menghormati, dan menyayanginya. Bahkan tersangka utama, Do Hak Young, berkata putri Anda baik. Ini bukti paling penting bahwa dia tidak dibunuh."

Mendengar itu, Ketua Yoo menggenggam erat selimutnya. Nyonya Yoo menyadarai itu dan ia menggenggam tangan Ketua Yoo itu.

Jae Chan melanjutkan, "Aku harus memberi tahu Anda ini. Semoga Anda tidak salah paham dengan putri Anda yang amat baik. Dia bukan orang yang akan membuat orang lain marah.:

Ketua Yoo dan Nyonya Yoo menangis haru. Jae Chan dan Hee Min kemudian pamit.


Nyonya Yoo memanggil Jae Chan saat di luar, ia memohon maaf pada Jae Chan, ia tahu permintaan maafnya tidak berarti banyak. Tapi ia.. benar-benar meminta maaf.

"Catatan itu. Boleh kubaca? Aku ingin membacanya dengan saksama." Pinta Nyonya Yoo. "Aku hanya mendengar kata-kata Pengacara Lee. Sekarang aku ingin tahu pendapatmu."

"Baik." Jae Chan pun memberikan catatannya.

"Terima kasih banyak telah mengatakan bahwa putriku baik."

"Tidak perlu berterima kasih."


Jae Chan mengucapkan terimakasih pada Hee Min karena sudah mau datang. Hee Min bertanya, kenapa sikap Jae Chan berubah pada mereka?

"Sikap apa?" Tnaya balik Jae Chan.

"Tadinya kau ingin menyalahkannya dan menanyakan banyak hal. Kenapa kau tiba-tiba menjadi lembut?"

"Aku hanya berpikir.. aku tidak lebih baik dari siapa pun."

"Apa maksudmu? Apa yang kau lakukan?"


Jae Chan lalu melepas jarum infusnya dan berlari meninggalkan Hee Min. Hee Min memanggil-manggil sambil membawa infus Jae Chan, tapi Jae Chan tidak menanggapinya.


Hong Joo ketiduran di dalam taksi, saat ia bangun ia melihat jam tangannya, lalu meminta Pak supir putar balik ke rumah sakit.


Sementara itu, Jae Chan sudah berganti pakaian, ia kemudian berlari ke luar. Ia merasa perutnya sakit tapi ia tidak peduli.


Di luar hujan, Jae Chan juga sama sekali tidak peduli. DI tengah hujan, ia menelfon Hong Joo tapi tiba-tiba Hong Joo muncul dengan payung.

"Kau sudah gila? Kenapa kau keluar seperti ini? Kembali ke dalam!"

"Waktu kunjungan sudah habis. kau datang untuk menemuiku?"

"kau keluar untuk mencariku kan? Di sini hujan. kau bahkan tidak tahu di mana aku."


Jae Chan bertanya, apa Hong joo melihatnya dalam mimpi? Hong Joo membenarkan. Dalam mimpinya, Jae Chan basah kuyup karena hujan padahal sedang sakit. Jae Chan tersesat.

"Di dalam mimpiku, kau kehilangan akal. Kau demam, lukamu terinfeksi. Tapi kau dengan bodohnya mencariku di tengah hujan."

Jae Chan ke rumah Hong Joo, tapi Hong Joo tidak ada.


Jae Chan mendekatkan Hong Joo padanya karena Hong Joo masih kebasahan. Jae Chan bertanya lagi, apa pada akhirnya ia menemukan Hong Joo di mimpi Hong Joo?

"Ya. Tapi kau hampir mati."


Hong Joo dan Jae Chan bertemu saat Hong Joo baru turun dari bis. Hong Joo langsung membuang payungnya saat melihat Jae Chan basah kuyup sambil memegangi perutnya.

"Aku berkata apa saat kita bertemu? kau mendengarnya juga?" Tanya Jae Chan lagi.

"Kau merasakan hal yang sama denganku."

Jae Chan salam mimpi Hong Joo: 13 tahun lalu. Aku seperti dirimu. Tapi aku tidak jujur.

Hong Joo dalam mimpi: Apa maksudmu?

Jae Chan dalam mimpi: Aku juga ragu.


Jadi saat Jae Chan menyuruh Hong Joo menyelamatkannya dan Ahjusshi itu sebenarnya ia juga ragu.


"Saat aku masuk ke air untuk menyelamatkan pria itu, aku juga ragu untuk sesaat. Haruskah aku keluar saja? Aku juga sangat marah sepertimu kala itu."


Hong Joo: kau bilang di mimpiku kau marah sepertiku. kau melawan dirimu.

Jae Chan: Itu sangat berat. Aku juga sepertimu. Bagiku itu juga bekas luka. Jadi, aku mencoba melupakannya, tapi teringat lagi karena kau. Tapi akhirnya, kita membuat keputusan. Bahwa kita seharusnya tidak melewati batas. Aku masuk ke air dan kau menarik tali itu. Aku menyelamatkan Ahjusshi polisi itu, dan kau menyelamatkanku. Bagaimana? Apa aku mengatakan ini di dalam mimpimu?

Hong Joo mengangguk.


Hong Joo melanjutkan, "Lalu kau.. memintaku tidak menghindari apa pun. Kau memintaku untuk tidak melarikan diri. kau juga berkata jangan menghilang saat kau mencariku."

"Jadi, bagaimana jawabanmu di mimpimu?"


Dalam mimpinya Hong Joo menarik Jae Chan kemudian menciumnya. Sekarang pun ia melakukan hal yang sama.


Lalu giliran Jae Chan yang mencium Hong Joo. Pokoknya yang dimipi kejadian semua.


Jae Chan: Senang bertemu denganmu lagi, Nam Hong Joo.

Hong Joo: Senang bertemu denganmu lagi, Jung Jae Chan.

>

4 komentar

avatar

Lanjut terus kak,mulai suka deh,,,

avatar

mbak dianaa thank you 💕
suka deh ama mereka makin lama makin sweet

avatar

Yg ending pas kiss scene,bertebaran d IG

avatar

ini masih ada lanjutannya kan kaaa


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search