-->

Sinopsis While You Were Sleeping Episode 2

- September 28, 2017
>

Sumber Gambar: SBS


Ada dua Ibu di depan kamar Rawat Hong Joo. Mereka melihat tulisan di depan pintu, "Menginterogasi tersangka".

"Menginterogasi tersangka? Apa yang terjadi?" Tanya Ibu satu.

"Kamu tahu, wanita yang siuman setelah koma 10 bulan. Kudengar seorang jaksa akan menginterogasi dia di sini."

"Di kamarnya?"

Lalu Jae Chan dan Pak Choi datang. Pak Choi bertanya, apa Ibu-ibu itu adalah Wali Hong Joo? Kedua ibu itu menjawabnya. Lalu Pak Choi dan Jae Chan masuk.


Sebelum memulai interogasi, Pak Choi menyalakan kamera untuk merekam Hong Joo. Setelah selesai, Jae Chan membuka laptop dan mulai menanyai Hong Joo.

"Nam Hong Joo-ssi. Kau tahu kau diinvestigasi karena melanggar Kasus Khusus Terkait UU Kecelakaan Lalu Lintas, bukan? kau berhak tetap diam dan menolak menjawab pertanyaan yang bisa memberatkanmu. Tetap diam tidak akan digunakan untuk memberatkanmu."


Hong Joo teringat mimpinya, saat ia berjalan ke arah Jae Chan dan langsung memeluknya.

"Karena ini aku, aku bisa memercayaimu."


Jae Chan melanjutkan, Hong Joo juga berhak berkonsultasi dan didampingi oleh pengacara saat diinterogasi.

"Baik." Jawab Hong Joo.

"14 Februari 2016. Saat perjalanan pulang di mobil ibumu, kau menabrak Pak Han Woo Tak di persimpangan jalan Sanggu-dong dan menewaskannya. Benar?"

"Bukan aku yang menyetir. Pria yang bersamaku, Lee Yoo Beom, yang menyetir mobilnya."

"Benar, itu yang kau katakan saat diinterogasi oleh detektif."

"Ya, tapi dia tidak memercayaiku."

Pak Choi lalu memberikan berkas pemeriksaan Yoo Beom pada Jae Chan. Jae Chan lalu menyampaikan pada Hong Joo kalau ia sudah menginterogasi Pak Yoo Beom.

"Apa yang dia katakan?" Tanya Hong Joo.

"Aku bertanya apakah dia yang menyetir hari itu, dia berkata..."


Kembali saat interogasi Yoo Beom.

"Itu yang paling kusesali. Seharusnya aku yang menyetir hari itu. Aku berusaha mencegahnya. Aku melarangnya menyetir karena jalanan licin, tapi dia harus bergegas pulang sebab ibunya tidak menjawab telepon. Aku tidak bisa membiarkan dia pulang sendiri. Karena itu, aku ikut dengannya. Aku khawatir."


Hong Joo membantahnya, semua yang Yoo Beom katakan itu bohong. Benar Yoo Beom yang menyetir hari itu, bukan dirinya.

Pak Choi menjawab, "Kami sudah menganalisis darah di kantong udara di kursi pengemudi, dan DNA-mu ditemukan di sana." Pak Choi juga menunjukkan hasilnya.

"Tidak mungkin."

"Bahkan rekaman kamera dasbor dari ambulans menunjukkan kau diselamatkan dari kursi pengemudi. Lee Yoo Beom-ssi diselamatkan dari kursi penumpang."

"Sumpah, bukan aku yang menyetir."

Lalu Jae Chan bertanya, bagaimana Hong Joo bisa menjelaskan soal DNA itu dan rekaman CCTV itu?


Hong Joo yakin seseorang memalsukan buktinya. Lalu kita melihat bagaimana Yoo Beom mengeluarkan Hong Joo dari kursi penumpang lalu mendudukkannya di kursi pengemudi. Yoo Beom juga menghapus darahnya di kantong udara.

Hong Joo menjelaskan, "Aku kehilangan kesadaran begitu kecelakaan terjadi. Seseorang pasti memindahkanku ke kursi pengemudi. Dia pasti mengelap darahnya dari kantong udara, menempelkan darahku, dan mendudukanku di kursi pengemudi."


Pak Choi menyimpulkan, apa "Seseorang" yang dimaksud Hong Joo itu--

"Yoo Beom-ssi. Aku yakin dia melemparkan semuanya kepadaku agar bisa lolos." Jawab Hong Joo.

Jae Chan mengetikjawaban Hong Joo itu, "kau berpikir dia menjebakmu". Tapi semua itu hanya spekulasi, sedangkan mereka butuh bukti.

"Lalu aku harus bagaimana? Aku tidak bisa membuktikan aku tidak bersalah." Pasrah Hong Joo.

"Semua bukti mengarah kepadamu. Lebih baik mengakuinya karena itu bisa dianggap mengurangi penyebab hukuman."

"Meskipun aku tidak menyebabkan kecelakaan itu?"

"Keluarga korban memintamu dihukum. Mengelak justru bisa menambah masa hukumanmu."

Hong Joo sedih mendengarnya.


Setelah interogasi usai, Hong Joo menghubungi Yoo Beom, tapi nomornya sudah tidak aktif.


Hong Joo putus asa, ia menatap ke luar dengan tatapan kosong. Ia teringat permintaannya pada Ibunya

"Jika terjadi sesuatu kepada Ibu karena aku, aku tidak akan bisa melanjutkan hidupku. Hanya Ibu yang kumiliki di dunia ini. Jadi, jangan tinggalkan aku. Mengerti?"

Airmata Hong Joo mengalir.


Dan tiba-tiba Hong Joo sudah berada di atap, ia berdiri di pembatas besi. Disana juga ada Jae Chan dan yang lain.


Jae Chan membujuk Hong Joo agar tidak nekat. Hong Joo membentak mereka, melarang semuanya mendekat, ia akan lompat jika mereka memaksa.

"Turunlah dahulu. Kita bisa membicarakannya." Kata Jae Chan.

"Apa gunanya? Aku sudah mengatakan semuanya. Saat itu Hari Kasih Sayang dan sedang turun salju! Karena itu Yoo Beom yang menyetir, bukan aku!, dan seseorang tewas. Lalu dia membuat seolah-olah aku pengemudinya!!! Tidak ada yang percaya meski aku berusaha keras menjelaskan. Apa gunanya?"


Jae Chan mengatakan kalau ia percaya! Ia percaya semua kata-kata Hong Joo! Jadi, tolong kemarilah. Jae Chan mendekati Hong Joo dan masih mengulurkan tangannya.

"Jika ini mimpi, aku akan sangat senang. Jika ini mimpimu.. Terima kasih.. karena sudah memercayaiku."


Hong Joo nekat, ia melepaskan pegangannya dan melayang. Jae Chan berhasil mengangkap tangan Hong Joo tapi terlepas. Hong Joo jatuh!


"Tidakkkk!" Teriak Jae Chan saat bangun tidur. Huft! Untung itu cuma mimpi Jae Chan. Hari ini masih tanggal 14 Februari 2016, pukul 5:30 pagi.

"Astaga. Bagaimana mimpi bisa.. terasa begitu nyata?"


Adik Jung keluar dari kamarnya dan terkejut melihat seseorang berdiri di depan jendela, itu Jae Chan.

"kau sudah bangun?" Sapa Jae Chan.

"Astaga, Hyung membuatku takut. Kenapa Hyung bangun sangat cepat?"

"Aku bermimpi aneh. Itu membuatku takut, dan terasa sangat nyata."

"Mimpi apa?"


Jae Chan menjelaskan, ia melihat gadis yang tinggal di seberang jalan. Adik Jung memotong, ia tahu pasti sesuatu akan terjadi saat Jae Chan menyebut gadis itu tidak sopan, biasanya komedi romantis berawal seperti itu.

"Dia bahkan hadir dalam mimpimu. Aku suka alurnya. Apa genrenya? Komedi romantis? Melodrama penuh gairah? Atau dewasa?" Tanya Adik Jung.


Jae Chan mendesah sebelum menjawab kalau Hong Joo meninggal dalam mimpinya. Adik Jung berubah jadi terkejut, Apa? Kalau begitu, thriller!

"Benar. Film thiriller yang terasa sangat nyata."

"Nyata apanya?"


Adik Jung lalu ikut berdiri di depan jendela, ternyata di bawah ada Ibu Hong Joo yang sedang mengelap mobil. Adik Jung bertanya, apa tadi Jae Chan bilang, Ibu Hong Joo akan meninggal? Tapi mana mungkin, Ibu Hong Joo kelihatan sehat wal afiat. Jae Chan bersyukur karena hal itu.


Adik Jung juga heran, kenapa Yoo Beom pakai muncul segala? sangat random!

"Aku berpapasan dengannya baru-baru ini." Kata Jae Chan.

"Hyung membiarkan dia? Seharusnya Huyng memukulnya."

"Aku hanya menyapa dengan senyum lebar seperti orang bodoh."

"Jika menjadi Hyung, aku akan memukulnya dan meludahi wajahnya."

Jae Chan hanya tersenyum.

"Omong-omong, gadis itu kekasih Yoo Beom dalam mimpi Hyung?"

"Mereka bertemu di Hari Valentine, jadi, aku rasa begitu."

"Itu mimpi buruk. Dua orang yang paling Hyung benci muncul dalam mimpimu. Hyung sama saja menulis sinetron yang payah."

"Hari ini tanggal berapa?"


"14 Februari. Ini Hari Valentine, seharusnya Hyung mengambil mobil baru Hyung. Semua pasangan bermesraan, sedangkan Hyung terlihat menyedihkan sambil uji kemudi mobil baru."

"kau ada rencana?"

"Ada."

"Batalkan, dan jangan terlambat."

"Astaga, menyebalkan!"


Jae Chan kembali mendekati Hong Joo saat di halte bis. Hong Joo kesal, apa mau Jae Chan? Dari semua bangku, kenapa kau duduk disampingnya?

"Aku ingin bertanya sesuatu."

"Kepadaku?"

"kau mengenal pria bernama Lee Yoo Beom?

"Bagaimana kau tahu.. kau memata-mataiku, ya? kau mencari tahu tentangku untuk mendekatiku, bukan?"

Hong Joo langsung berdiri dan Jae Chan terkejut, jadi Hong Joo mengenal Yoo Beom? Hong Joo langsung memanggil taksi.


Jae Chan memegang lengan Hong Joo, "Tunggu. kau akan bertemu dia hari ini, bukan?"

Hong Joo menepis tangan Jae Chan, "Hentikan. Aku akan berteriak jika kau terus seperti ini."

"Aku tahu ini terdengar gila, tapi tolong dengarkan aku. Jangan menemui dia hari ini. Jangan menyetir sebab akan bersalju. Pokoknya, jangan mendekati mobil."

Hong Joo tidak peduli dan saat taksinya datang ia langsung masuk dan meninggalkan Jae Chan.

"Hei, kau mendengar perkataanku?" Tanya Jae Chan.


Ahjusshi supir taksi bertanya, apa Hong Joo baik-baik saja?

"Dia pasti penguntit. Kenapa dia peduli aku menyetir atau tidak? Itu bukan urusannya."

Hong Joo teringat jawaban Pria yang kemarin ia ingatkan untuk tidak menyalakan korek. Reaksi dan jawaban pria itu sama persis dengannya sekarang ketika menghadapi Jae Chan.

Hong Joo lalu bertanya pada Ahjusshi, apakah hari ini turun salju? Ahjusshi menjawab tidak, hari ini akan cerah.

Hong Joo membuka kaca pintu dan melihat matahari bersinar terang di langit.


Yoo Beom membeli bunga seperti dalam mimpi Jae Chan. Membeli di toko bunga yang sama.


Jae Chan menunggu Adik Jung dan ia tak sengaja bertemu Yoo Beom. Yoo Beom bertanya, apa Jae Chan akan kencan? Juga menyinggung soal mobil baru jae Chan.

"Ada apa kau kemari?" Tanya Jae Chan.

"Aku mau kencan."

"Dengan Nam Hong Joo-ssi?"


Jae Chan mendapat jawabannya kala Hong Joo memanggil Yoo Beom tak jauh dari mereka. Hong Joo baru keluar dari mobil.


Jae Chan lalu berusaha menghalangi Yoo Beom bertemu dengan Hong Joo. Ia mengajak Yoo Beom makan sushi yang dijanjikan Yoo Beom itu.

"Hari ini tidak bisa. Kami sudah ada rencana."

"Aku tidak ada rencana, jadi, traktir aku hari ini, ya?"

"Hei, kau kenapa? Ini Hari Valentine."

"Karena itu!! Ah.. aku ingin sekali makan sushi sekarang, tapi makan sushi sendirian di Hari Valentine akan aneh."

"Dua pria makan bersama di Hari Kasih Sayang lebih aneh."


Hong Joo akhirnya mendekati mereka dan itu membuat Jae Chan diam pada Yoo Beom.


Jae Chan bicara pada Hong Joo, sudah ia bilang, pulang saja hari ini, kan?

"Kenapa aku harus pulang? Katakan alasannya."

"Itu..."


Yoo Beom menyela, ia merasa satu-satunya yang tidak tahu apa yang sedang terjadi? Yoo Beom lalu mengajak Hong Joo masuk.

Tapi sebelumnya, ia memperingatkan Jae Chan, "Yaa! kita harus membicarakan ini lain hari."

Jae Chan tidak bisa apa-apa lagi, hanya memandang mereka berjalan masuk ke restoran.


Saat itu Adik Jung datang, ia memuji mobil Jae Chan yang sangat keren.

"Hyung! Temanku ada resital piano hari ini. Hyung mau ikut?"

"Baiklah. Seharusnya Hyung tidak mencampuri urusan orang lain. Ayo."


Mereka masuk mobil dan tiba-tiba salju turun. Adik Jung heran, karena menurut perkiraan cuaca, hari ini tidak turun salju.

Jae Chan kembali teringat Hong Joo sebelum meloncat, Hong Joo mengatakan hari ini turun salju.

"Hei, Hyung tahu ini akan terdengar gila, tapi kurasa hal-hal terjadi persis seperti dalam mimpi Hyung."

"Mimpi buruk Hyung tadi pagi?"

"Ya."

"Hyung. Itu gila. Sudahlah, kita pergi saja."

"Hyung harus memeriksa satu hal lagi. Satu hal lagi saja."

"Astaga, sebentar lagi dimulai."


Jae Chan tetap di dalam mobil, mengawasi keadaan. Adik Jung juga ikut tapi ketiduran.


Hong Joo berdiri, ia harus pulang karena lupa mengunci pintu. Ibu Hong Joo juga keluar dari kafe dan berjalan pulang. Dan pria itu mengikuti Ibu.


Hong Joo diikuti Yoo Beom berjalan ke mobil. Jae Chan melihat semua itu dan melihat kalau Hong Joo memberikan kunci mobilnya pada Yoo Beom.

"Ternyata benar. Yoo Beom yang menyetir."


Jae Chan keluar mobilnya, ia memanggil Hong Joo dan Yoo Beom, tapi mereka tidak dengar. Adik Jung terbangun dan ikut keluar.

"Yaa! cepat hubungi polisi. Minta mereka menghentikan mobil dengan pelat nomor berakhiran 4773."

"Hyung sudah gila? Menghubungi polisi lalu berkata apa? "Menurut mimpi Hyungku, akan segera terjadi kecelakaan"?"

"Ini gila."

"Sikap Hyung sangat aneh. Kenapa Hyung sangat memedulikan gadis itu?"

"Bukan begitu. Hyung hanya.. Hyung hanya tidak ingin dia berakhir seperti Hyung. Bagaimana jika Yoo Beom menyalahkan dia atas semuanya?"

"Bertemu Yoo Beom lagi pasti membuat Hyung sangat stres. Mungkin karena itu Hyung bermimpi buruk."


Jae Chan sudah duduk dibalik kemudi mobil. Ia berusahan tidak peduli dengan Hong Joo, tapi mimpinya kembali muncul diingatannya, saat ia tidak bisa menahan tangan Hong Joo.

"Augh!!"


Jae Chan tidak bisa diam, ia bahkan lupa sama adiknya.


Jae Chan negebut meskipun salju turun dengan sangat deras.

Sementara di mobil Hong Joo, mereka sampai pada saat Hong Joo menitipkan ibunya pada Yoo Beom untuk melindungi ibunya kalau ia menyebabkan kecelakaan.

"Baiklah. Apa pun yang terjadi, aku akan melindungimu dan ibumu. Sudah tenang?" Tanya Yoo Beom dan Hong Joo menjawabnya dengan senyuman.

Yoo Beom lalu bertanya, pa hubungan Hong Joo dengan Jae Chan? Tampaknya tadi, Jae Chan--


Belum sempat Yoo Beom menyelesaikan kat-katanya, tiba-tiba ada yang menabrak mobilnya dari samping. Kantong udara mengembang dan mereka dan mobil berputar-putar sebelum akhirnya berhenti, bukan menabrak tiang lampu jalan lagi.


Hong Joo masih membuka matanya, ia melihat Jae Chan berjalan ke arahnya, sama persis seperti di mimpinya.


Jae Chan membuka pintu mobil, bertanya, apa Hong Joo baik-baik saja? Hong Joo tidak menjawab, nafasnya masih ngos-ngosan karena terkejut.


Sementara pria yang harusnya mereka tabrak selamat, walaupun masih terguncang dengan apa yang terjadi di depannya.


Ternyata Jae Chan menunggu mobil Hong Joo lewat dan tepat sebelum mobil menabrak pria itu, ia menabrakkan mobilnya dari samping.


Jae Chan melepaskan sabuk pengaman Hong Joo dan memintanya keluar. Ia memastikan sekali lagi, Hong Joo tidak terluka kan?


Jae Chan juga bertanya pada Pria iru, apa baik-baik saja? Pria itu menjawab iya.


Yoo Beom juga keluar dari mobil, menelaah apayang terjadi barusan, "Jung Jae Chan! kau menabrak mobil ini?"

"Ya, kurasa mobilku tergelincir karena salju."

"Ini disengaja, bukan?"

"Tidak, sudah kubilang mobilku tergelincir karena salju. Aku minta maaf."


Tapi Yoo Beom tidak percaya, ia kesal dan mendorong Jae Chan beberapa kali sampai menuju tengah jalan.

"kau pikir aku buta? kau mengikuti kami dan menabrak mobil ini. Itu jelas disengaja. Beraninya kau berbohong di depanku."

"Bukan itu."

"Lalu apa? Hei, jawab aku! kau membutuhkan uang? Ini penipuan kecelakaan mobil atau apa?"

"Jika aku tidak melakukan itu, kau akan menewaskan seseorang."

"kau benar-benar sudah gila."

"kau sudah gila. kau melakukan ini karena kecelakaan motor itu?"

Kilas Balik...


Tapi Yoo Beom tidak percaya, ia kesal dan mendorong Jae Chan beberapa kali sampai menuju tengah jalan.

"kau pikir aku buta? kau mengikuti kami dan menabrak mobil ini. Itu jelas disengaja. Beraninya kau berbohong di depanku."

"Bukan itu."

"Lalu apa? Hei, jawab aku! kau membutuhkan uang? Ini penipuan kecelakaan mobil atau apa?"

"Jika aku tidak melakukan itu, kau akan menewaskan seseorang."

"kau benar-benar sudah gila."

"kau sudah gila. kau melakukan ini karena kecelakaan motor itu?"

Kilas Balik...


Yoo Beom menaiki motor baru Jae Chan dan menyebabkan kecelakaan,menabrak restoran kayaknya atau toko gitu, pokoknya motornya sampai masuk ke dalam memecahkan cincing kaca.

"Bagaimana ini? Sepertinya polisi datang." Kata Jae Chan panik.

"Sial, ini gila."

"Ayah akan tahu aku membeli motor itu."

Yoo Beom punya ide, "kau harus memohon kepada polisi saat mereka tiba. Katakan kau menyesal dan akan membayar kerusakannya."

"Apa maksudmu? kau yang menaikinya. Kenapa aku yang harus membayar?"

"Katakan kau yang menaikinya. Itu akan terlihat lebih alami."

"Maksudmu kau akan berbohong kepada mereka?"

"Tidak, Jae Chan-ah. Aku akan mengatakan yang lebih masuk akal kepada mereka. Jujur saja. Lebih masuk akal jika kau yang melakukannya."

"Itu tidak masuk akal! Ini kesalahanmu. Aku akan memberi tahu polisi yang sebenarnya saat mereka tiba."


"Benarkah?" Lalu Yoo Beom mengambil tasnya di lantai dan memasukkan kembali bukunya yang keluar, " "Tindak Pidana, Latihan Soal". Aku akan mengatakan kepada mereka bahwa ini ulahmu."

"Hyung!"

"Tidak ada saksi. Hanya ada kita di sini. Aku penasaran. Menurutmu siapa.. yang akan polisi percaya?" Yoo Beom lalu pergi dari TKP.

*Gilaaaaa.



Kilas Balik selesai..


Yoo Beom: Aku hampir menewaskan seseorang? Berhenti berbicara omong kosong. Jae Chan-ah, kau sudah gila. kau tidak sadar?

Yoo Beom akan memukul Jae Chan tapi Jae Chan menahan tangannya, "Tidak, aku waras. kau akan menewaskan pria itu jika aku tidak menghentikan mobil. kau juga akan merusak bukti untuk menjebak wanita itu, seolah-olah dia yang menyetir."

"Cukup. kau gila!"


Jae Chan melanjutkan sambil melihat Hong Joo, "Wanita itu akan punya catatan kriminal karena menewaskan seseorang, dan ibunya juga akan meninggal karena terguncang. Serta wanita itu.. akan bunuh diri seperti orang bodoh karena merasa dijadikan korban. HYUNG.. mampu melakukan itu."

"kau belum berubah sama sekali. kau masih menyalahkan orang dan memberikan alasan konyol. Sebenarnya, kau yang nyaris membunuh kami."

"Tidak. Aku melakukan itu untuk menyelamatkan nyawa."

"Siapa yang akan percaya?"


Yoo Beom lalu berjalan mendekati Hong Joo, bertanya, apa Hong Joo mempercayai perkataan gila Jae Chan itu?


Hong Joo hanya menatap Jae Chan.

Narasi Jae Chan: Benar. Siapa yang akan memercayaiku jika aku bilang melihatmu dalam mimpiku dan kemari untuk mengubah yang kulihat dalam mimpiku karena kau terlihat begitu sedih. Tidak akan ada yang percaya bahwa aku mengubah masa depanmu."


Hong Joo mengepalkan tangannya. Dari sini kejadiannya sama persis seperti di mimpi Hong Joo.

Hong Joo lalu berjalan menuju Jae Chan dan ikat rambutnya terlepas, jatuh ke jalan yang bersalju.


Sampai pada Jae Chan, Hong Joo langsung memeluknya. Jae Chan awalnya menat kebawah, lalu merubah tatapannya ke depan, menatap Yoo Beom.


Hong Joo lalu mempererat pelukannya, "Terima kasih." dan Hong Joo menangis.


Jae Chan membalas pelukan Hong Joo, ia menepuk-nepuk punggung Hong Joo.

Daebaaaaaaaaaaaaaaaaakkkk!!!!!! Drama Pre-produksi memang beda! Serasa nonton film!

>

16 komentar

avatar

Ini film emg yg dtgu2 dth 2017... Smg ttp bagus kblkgnya... Dtunggu terus bak diana...

avatar

Kereeeennnn,,,, sukakkkk. Semangat

avatar

Ih....bkin greget bgt ini drama semangat ya kak nulisnya ☺😊

avatar

Wah br episode 2 udh seruu d tunggu lanjutan nya,semngt ters recap nya mba

avatar

good👍😍
tpi ko d hp aku gambarnya gak langsung kebuka ya?!!

avatar

Seruuuu ...semangat mba' Di..

avatar

Ditunggu lanjutannya

avatar

Udah lama baru baca sinop yg aku tunggu2... Lee jong suk emang keren drama'y😊 smoga rating'y tinggi...fighting mba, biar up'y cpetan tiap minggu'y...hehee

avatar

Pake crome aja browsernya..
Biasanya gak kebukanya kalo lewat UC..

avatar

keren.. makasih sinopsisnya mbak 😀😀

avatar

Br 2 ep tp udh seru bgt
💪💪💪💪💪

avatar

Waw episode pertama sudah mengguncang😂terus update ya mbak😙semangat mbak sayang😊

avatar

Seru,,,, sudah lama banget nunggunya,, update terus ya min,,, hwaiting.....

avatar

Ditunggu kelnjutannyaaaa....dramanya kerennn bangetttt XD

avatar

Sebel banget sama si yeo boem ni😬!!sumpahhhhh pingin tak lipet2 ni org yg kyk gini!!!😡 apa nasibnya kalo org licik kyk gt hdp jadi jaksa ato pngcra,,ancurr dh

avatar

parahhhhhhhhh ..bagus banget nih drama


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search