-->

Sinopsis Hospital Ship Episode 15

- September 24, 2017
>

Sumber Gambar: MBC


Young Eun mengaku pada Eun Jae kalau Hyun itu adalah tunangannya dan ia merindukan Hyun. Eun Jae terkejut mendengarnya.


Hyun mengerti penjelasan ibu itu yang ternyata adalah orang Indonesia, namanya Yannie Kim. Anak ibu itu sakut dan sekarang ada di rumah. Hyun kemudian menuntunnya keluar

Hyun mengatakan pasa Eun Jae ada pasien lain dan meminta Eun Jae menangani tangan Ibu itu dulu.


Eun Jae tanpa menjawab apa-apa langsung membawa Ibu itu ke ruang operasi. Saat itu Young Eun berkata, "Bukankah tunanganku hebat?"

Kilas Balik..


Ternyata Young Eun mendengar percakapan Eun Jae dan Hyun malam itu, mengenai pintu. Young Eun kelihatan tidak suka.

Kilas Balik Selesai..


Eun Jae merawat luka ibu itu, ia akan menjahitnya tapi tiba-tiba ia melamun, melamunkan pengakuan Young EUn bahwa Hyun adalah tunangannya.

Perawat Pyo sampai heran melihat Eun Jae yang begitu, secara Eun Jae selama ini selalu fokus.


Hyun membawa anak ibu itu yang dalam keadaan pingsan. Hyun meminta yang lain membawa peralatan, monitor juga.


Alat-alat pun dipasang di tubuh anak itu. Hyun meminta Ah Rim memasang infus. Suhu tubuh anak itu 38,7 ℃, mengalami diare dan sakit perut selama lebih dari 12 jam. Tekanan darahnya 80 di atas 50, detak jantung per menit lebih dari 130.

"Bukankah ini sepsis (sakit parah akibat peradangan seluruh tubuh yang disebabkan oleh infeksi)?" Tebak Eun Jae dan Hyun mengangguk.


Hyun bertanya pada si ibu, apa anaknya selama 10 hari terakhir ada demam atau batuk? Si Ibu menggeleng. Hyun bertanya lagi, ada sakit kepala?

"Tiba-tiba dia sakit kemarin." Jawab Ibu dengan bahasa isyarat.


Lalu Hyun menanyakan pertanyaan Eun Jae tadi pada ibu dan ibu bilang tidak. Hyun lalu memeriksa apa ada luka tapi tidak ada, jadi menurutnya bukan vibriosis. Apa penyebabnya kalau begitu?

Hyun memutuskan untuk memberi anak itu vasopressor (zat pengerutan jaringan otot dari pembuluh darah) dan antibiotik spektrum luas serta akan memantau kondisinya.


Eun Jae mengatakan, meskipun mereka telah memberi pertolongan pertama, tapi anak itu harus dirawat di Rumah Sakit. Mereka harus melakukan tes kultur darah
dan mengidentifikasi strain jadi mereka bisa mengobatinya  dengan benar.

"Kita akan segera kembali, jadi kita bisa mentransfernya sendiri, 'kan?" Tanya Hyun.

"Aku akan siapkan ambulan."

"Baik."


Sementara Hyun dan Eun Jae berekrja sama untuk menolong anak itu. Beruntung setelah pemberian CPR dan penggunaan alat kejut jantung, detak jantung si anak kembali.

"Ini bukan infeksi biasa." Kata Hyun.

"Pasti ada alasan lain."


Lalu mereka membalik tubuh si anak, dan ternyata dibagian punggung bawah anak itu ada luka yang terinveksi, vibrio sepsis.

"Jika kita tidak segera mengoperasinya, dia mungkin akan meninggal dalam 48 jam." Lanjut Eun Jae.

"Ayo pindahkan ke ruang operasi." Jawab Hyun.


Kapten Bang mencoba menenangkan Ibu itu dan Hyun tiba-tiba menggotong anak itu keluar. 

Hyun memanggil Young Eun, "Yong Eun-ah! tolong jelaskan pada Ibunya. Hidupnya dalam bahaya kecuali segera dioperasi."

"Oh.. Baik."

"Hanya kau yang bisa berkomunikasi dengannya. Tolong urus dia."

"Baik, Oppa."


Young Eun menjelaskan apa yang dikatakan Hyun tadi pada Ibu dan Ibu sangay sedih mendengarnya, tapi Young Eun menyakinkan anak Ibu akan segera baik-baik saja.


Di ruang operasi, Ah Rim malah membahas penggilan Hyun tadi pada Young Eun, Hyun tapi bicara santai (banmal) pada Young Eun.

"Kenapa kau memanggil Nn. Choi dengan namanya? Apa hubungan kalian?" Tanya Ah Rim.

Hyun tidak menjawabnya. Dan Ah Rim mendapat teguran dari perawat Pyo karena tidak melihat kondisi pasien yang sedang kritis, malah meributkan hal lain. Operasi pun dimulai.


Young Eun membawakan minuman untuk Ibu tapi Ibu masih saja menangis. Young Eun menenangkan, anak Ibu akan baik-baik saja karena seorang dokter hebat sedang menanganinya sekarang.

Young Eun lalu memaksa si Ibu untuk menerima minuman itu.


Choon Ho membawa Ayah anak itu. Ibu mengeluhkan kondisi anak mereka, lalu ayah memeluk Ibu.


Young Eun masuk ke dapur, disana ada Joon Young, Jae Geol dan dua perawat. Mereka mengajak Young Eun bergabung. Joon Young lalu membuatkan kopi untuk Young EUn.

Joon Young memulai obrolan, bertanya bagaimana Young Eun bisa pandai bahasa isyarat. Young Eun menjawab kalau ia mepelajarinya bersama Hyun.

"Apa kau berteman dekat dengan Hyun?" Tanya Jae Geollagi.

"Bisa dibilang begitu."

Dua suster semakain penasaran, apa mereka berkencan? dimana mereka bertemu? Young Eun menjawab di kelas bahasa osyarat.

Kilas Balik..


Hyun pertama kali mengikuti kelas bahasa isyarat dan ia datang terlambat. Kebetulan kursi yang kosong ada di samping Young EUn, Hyun pun duduk disana.

Lalu pelajaran selanjutnya adalah berkomunikasi dengan orang disebelah. Hyun berpasangan dengan Young Eun. Dan begitulah mereka mulai mengenal.

Kilas Balik Selesai..


Young Eun melanjutkan, "Oppa berada di tahun keempat, dan aku senior di sekolah seni."

"Kenapa kau belajar bahasa isyarat?" Tanya Joon Young.

"Aku ingin inspirasi artistik. Berkomunikasi dengan tangan  sangat mengagumkan. Dan Oppa... Dia bilang itu demi pasiennya. Selama tugasnya, di mengurus pasien rumah sakit anak-anak. Dia menderita kanker darah, dan tuli."


"Oppa ingin tahu apa yang dibicarakan anak itu. Dia ingin membantunya."

"Dia pasti belajar sangat keras." Komentar Joon Young.

"Dia murid terbaik di kelas."

"Pasien itu beruntung.  Dia pasti senang." Komentar perawat.

"Aku rasa tidak begitu."


Suatu hari, Hyun mengajak Young Eun mengunjungi pasien itu. Hyun bicara padanya menggunakan bahasa isyarat, bertanya apa pasien itu menginginkan sesuatu.

"Air. Aku haus. Beri aku air."

"Aku akan segera membawanya."


Hyun baru akan mengambilkannya, tapi mendadak keadaan pasien itu memburuk, detak jantungnya berhenti. Dokter yang berjaga datang, berusaha mengembalikan detak jantungnya tapi tidak berhasil.


Hyun sangat sedih, ia mengangis, anak itu meninggal tanpa sempat minum, padahal dia sangat haus. Hyun menyesal karena tidak bisa memberi anak itu air.

Young Eun tak bisa berbaut apa-apa, ia hanya memeluk Hyun dan mengelus rambutnya.


Young Eun: Seorang pria dewasa menangis. Lalu aku membuat keputusan. Aku harus membuatnya menjadi milikku. Aku seharusnya tidak membiarkan dia pergi. Itulah yang aku pikirkan.

Kedua perawat langsung terpesona pada Hyun, dan sepertinya itu membuat Jae Geol iri.


Jae Geol kembali ke ruangannya dengan tidak bersemangat. Joon Young mengikutinya, Joon Young agak tidak percaya, ia pikir Hyun tidak punya pacar.

"Kau tidak dengar yang dia katakan?" Tanya Jae Geol.

"Bagaimana dengan Nn. Choi?"

"Bagaimana aku tahu? Tanya sendiri."

"Apa itu untuk menggoda dr. Song? Kau yakin mereka ada rasa?"

"Itulah yang aku rasakan."

"Apa dia mengincar dua-duanya?"


Joon Young tak menyangka, bagaimana Hyun bisa melakukan sesuatu yang tidak bisa Jae Geol lakukan?

"Benar, tapi Hyun bukan tipe seperti itu." Tanggapan Jae Geol.

"Yang diam-diam itu menghanyutkan."


Ambulan tiba untuk menjemput anak itu. Hyun menjelaskan pada orang tuanya kalau anak itu sudah melewati masa kritis jadi akan segera baikan. Si ibu sangat senang dan berterima kasih, ia sampai memeluk Hyun.


Di ruang ganti, para perawat membahas mengenai Hyun dan Young Eun yang sudah menjalin hubungan selama 6 tahun. Mereka mungkin akan segera menikah. Ah Rim sangat terkejut sampai-sampai ia gagap.


Sementara Eun Jae memiliki cara sendiri untuk mengekspresikan kekagetannya. Ia membanting pintu loker dan pura-pura pintunya bermasalah.

Perawat Pyo menyadari sesuatu, ia senyam-senyum.


Jae Geol dan Joon Young mengonfirmasi omongan Young EUn pada Hyun. Hyun membantah soal tuanangan, tapi membenarkan kalau mereka memang bekencan.

"Apa kau membuangnya?" Tanya Jae Geol dan melihat ekspresi Hyun saat ini, Jae Geol menyimpulkan kalau Hyun yang dibuang.

"Belum lama ini." Kata Hyun.


Joon Young: Mengapa dia menceritakan kisah cinta kalian dan bilang kau sudah tunangan?

Jae Geol: Karena dia tidak bisa menemukan orang yang lebih baik.

Joon Young: Kurasa akan sulit mendapatkannya.

Hyun: Dimana dia?

Joon Young: Bagaimana aku tahu? Telpon dan tanya dia.

Hyun: Aku tidak punya nomornya.

Joon Young: Kau menghapusnya? Wahh.. Menghapus nomor berarti  semuanya sudah selesai. Jadi kenapa...

Jae Geol: Dia tidak bisa memilikinya,  jadi orang lain juga tidak bisa.

Joon young: Siapa? Dokter Song?

Hyun: Hei.

Joon young: Apa ada yang lain?


Young Eun masak banyak untuk para staff RS Kapal. Joon Young dkk pulang dan terkejut melihat banyaknya makanan di meja. Para Staff perempuan turun dan ge,bira melihat banyaknya makanan, keculai Eun Jae dan Ah Rim tentunya.


Semua memuji rasa masakan Young Eun. Saking gembiranya, Won Gong sampai menyuruh Eun Jae menulis segala yang Eun Jae butuhkan, ia pasti akan membelikannya.

"Kau terlalu bersemangat padahal bukan milikmu." Komentar Perawat Pyo.

"Aku bersikap positif karena kita akan punya nasib baik. Jadi Nn. Choi bisa melukis beberapa mahakarya." Jawab Won Gong.


Won Gong kemudian menjelaskan kalau mulai hari ini, Young Eun akan tinggal bersama mereka di asrama. Ah Rim kesal, bagaimana bisa Young Eun mengambil asrama mereka?

" "Mengambil"? Jangan bicara kata kasar seperti itu." tegur WOn Gong.

Young Eun menjelaskan, melukis itu harus dengan hati, bukan hanya sekedar hasil. Cara terbaik untuk mengetahui hati seseorang adalah hidup bersama, makan dan tidur bersama.

Ah Rim: Kau sangat pintar bicara. Semuanya terdengar sangat sempurna.

Perawat Pyo: Nn. Choi, aku paham maksudmu, tapi kenapa tidak tinggal di tempat lain? Tidak ada kamar lagi. Hanya ada tiga kamar di lantai atas.

Ah Rim: Benar! Perawat Pyo dan aku satu kamar, dan satu lagi--


Young Eun menyela, Eun Jae hanya sendiri dikamarnya, kan? Eun Jae membenarkan.

"Ayo kita tidur bersama, Unnie." Ajak Young Eun.

Semua orang berhenti makan, terkejut.

"Tentu, mengapa tidak?" Jawab Eun Jae.


Eun Jae membawa Young Eun ke kamarnya dan Young Eun shock melihat kamar Eun Jae yang hanya sebuah ruangan kosong. Kenapa tidak ada apapun? Apa Eun Jae akan segera pindah?

"Keluarkan barang-barangmu." Kata Eun Jae.

Lalu Eun Jae akan keluar. Young EUn bertanya, mau kemana Eun Jae? Eun Jae balik bertanya, apa ia harus menjawabnya?

"Tidak." Jawab young Eun canggung.


Saat Eun Jae keluar, Hyun menariknya untuk bicara berdua.

"Ada yang ingin kau katakan?" Tanya Hyun.

"Tidak."

Eun Jae akan pergi tapi Hyun kembali menariknya.


Eun Jae marah, Hyun ini sedang ngapain. Hyun bertanya kenapa tidak ada yang Eun Jae katakan? Eun Jae pasti sudah dengar rumor kalau Young Eun dan dirinya...

"Kau tidak dengar?"

"Tidak, aku dengar."

"Lalu mengapa kau diam? Kau seharusnya marah dan bertanya padaku. "Apa yang kau lakukan? Apa semua ini?" "Apa yang telah kau lakukan padaku?""

"Mengapa? Mengapa aku harus tahu semua itu?"

"Itu... Apa kau sungguh tidak merasakan apa-apa? Apa aku... idak berarti bagimu?"

"Tentu saja."


Young Eun tiba-tiba datang dan langsung merangkul Hyun. Young Eun mengajak Hyun jalan-jalan. Hyun merasa tidak enak pada Eun Jae, jadi melepaskan tangan Young Eun tapi Eun Jae keburu pergi.


Hyun lalu mengajak Young Eun keluar untuk bicara, bukan untuk jalan-jalan.


Eun Jae kembali ke kemarnya, kesal, bahkan ia menendang koper Young Eun.


Hyun menyuruh Young Eun mengemasi barangnya lalu kembali. Young Eun menjelaskan kalau ia ini bekerja bukan main-main.

"Lalu bekerjalah dengan baik. Jangan bicara omong kosong."

"Seperti apa?"

"Apa kita sudah tunangan?"

"Memangnya tidak?"

"Young Eun-ah."

"Kita punya cincin pasangan dan berjanji punya putra dan putri yang mirip dengan kita. Bukankah itu artinya tunangan? Apa harus ada upacara supaya kita disebut tunangan?"

"Itu terjadi sebelum kita putus."

"Kita tidak pernah putus."

"Sudah lebih satu tahun."

"Kita tidak pernah putus."

"Kau meninggalkanku."

"Itu sebuah kesalahan."

"Young Eun-ah."


Young Eun kembali mengatakan kalau ia membuat kesalahan, ia dan Hyun tidak pernah putus. Young EUn bahkan menunjukkan pesan terakhir Hyun padanya, apa Hyun tidak ingat?

"Aku ingat. Tapi malam itu, kau..."

Kilas Balik..


Hyun menolak diajak putus oleh Young Eun, maka ia mengirim pesan untuk membujuk Young Eun.

"Kau tidak bisa begini! Pikirkan lagi!"


Hyun mendatangi rumah Eun malam itu, tapi ia malah melihat Young EUn sedang bermesraan dengan pria lain. Hyun sangat sakit.

Kilas Balik selesai..


Young Eun tidak mengerti malam itu ia kenapa tapi Hyun tidak menjelaskannya.

"Aku tidak membalas pesanmu?" Tebak Young Eun.

"Lupakan. Itu semua masa lalu."

"Ya, lupakan saja. Itu bukan pertama kalinya. Kau selalu ada saat aku kembali. Kau menungguku di sana dan membawaku kembali, 'kan?"

"Karena aku ingin setia pada cinta yang aku pilih."

"Jangan bicara masa lalu. Aku.. sangat menyesali perbuatanku. Jadi Oppa, yang terakhir ini--"

"Tidak. Tidak ada lagi."

"Kenapa?"

"Aku tidak ingin menjelaskannya."


Hyun berdiri, Young Eun bertanya, apa ada orang lain? Hyun menyuruh Young Eun menyelesaikan saja pekerjaannya lalu pergi.

"Oppa!"

"Dokter Kwak. Mulai sekarang panggil itu. Aku akan memanggilmu Nn. Choi."

"Tidak."

"Dan mari kita bersikap hormat."

"Kita bisa membicarakannya lagi."

"Tidak ada yang ingin aku katakan. Ini terakhir kali kita bicara secara pribadi." Dan Hyun meninggalkan Young Eun.


Eun Jae kembali jogging malam ini dan saat ia kembali Young Eun sudah ada di kamar.


Lalu datanglah Ah Rim membawakan selimut dan alas tidur.

"Aku tidak bisa tidur dengan sesuatu yang tipis seperti ini. Punggungku bisa sakit."

"Kalau begitu.. minta pada Dokter Song untuk meminjamkan kantong tidurnya."

"Tidak, aku akan tidur di kamar Oppa."

Young Eun lalu keluar dan menuju kamar Hyun.


Perawat Pyo masuk, ia heran melihat Young EUn berpakaian seperti itu, mau kemana dia?

" "Punggungku bisa sakit. Aku akan tidur di kamar Oppa". " Jelas Ah Rim.

"Apa? Dia sudah gila? Dokter Song. Ini masuk akal?"

"Apa itu penting bagiku?"

"Kau tidak keberatan?"

"Apa aku harus keberatan?"

"Ti-Tidak juga sih."

"Kita harus tidur sekarang. Kita besok akan berlayar sejam lebih awal."


Perawat Pyo bergumam kalauada yang aneh, tapi saat Ah Rim bertanya apa itu, perawat Pyo menjawab Ah Rim tidak perlu tahu.


"Apa dia sungguh tidak keberatan? Aku tidak pernah salah menduga hal seperti ini." Gumam Perawat Pyo.


Eun Jae bersiap tidur dan Young Eun masuk ke kamar Hyun.
>


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search