-->

Sinopsis Pounding Spike 2 Episode 17

- Januari 27, 2017
>
Sumber Gambar dan Konten dari Sohu TV

Sinopsis Pounding Spike 2 Episode 17

-= Episode 17 – Start Again =-


Da Won minta maaf pada I Ra karena ia tidak bisa bilang yang sesungguhnya saat I Ra mengajaknya kencan kemaren. Da Won merasa bersalah pada I Ra tapi mereka tetap harus mengakhiri hubungan mereka.

"Terus? mau putus?"

Okey, I Ra setuju tapi sebagai gantinya Da Won harus mentraktirnya makan hari ini.


-- 2 bulan kemudian --

Da Won cerita pada I Ra kalau ia tidak tahu kabar apa-apa dari Hae Sung tapi ia tahu dimana Hae Sung menjalani rehabilitasi.

"Lalu? Apa kau memintaku kesana? Herrr! kenapa aku?"

Oh ya, I Ra teringat soal cincin pasangan mereka. I Ra  minta Da Won mengembalikannya karena mereka sudah putus sejak lama. Da WOn mengatakan kalau cincin itu ada pada Unnie-nya.

"Han Ah Reum?"

Da Won mengangguk. I Ra lalu minta nomor ponselnya AH Reum. Da WOn menjelaskan kalau Ah Reum hanya pulang sekali sebulan. I Ra tak percaya, kok bisa-bisanya Ah Reum punya waktu untuk mencuri cincin itu.

"Sampaikan padanya untuk mengembalikan cincinku."

Da WOn mengangguk takut-takut. I Ra beralasan kalau ia memintanya demi Da Won, jika tidak nanti Da WOn merindukannya terus jika melihat cincin itu tapi kemudian diralatnya, bukan itu deh, sayang aja kan cincinnya emas. Da Won tersenyum dengan candaan I Ra itu.

I Ra pergi tapi beberapa detik kemudian balik lagi, sudah ia pikirkan, ia ingin tahu dimana rumah sakit Hae Sung.


I Ra pergi ke rumah sakit mencari Hae Sung pada resepsionis tapi kebetulan Hae Sung lewat. I Ra mengelak kalau ia datang kesana untuk mencari Hae Sung.

Okey, kalau begitu sampai jumpa. Hae Sung pergi duluan.



Tapi pada akhirnya mereka bucara juga berdua. I Ra bertanya, berapa lama lagi waktu rehabilitasi Hae Sung, masih lama kah? Hae SUng mengiyakan.

"Jadi, sulit bagimu untuk ikut kompetisi?"

"Mungkin."

"Sembuhlan dulu. Yang penting adalah kau sehat, kan? Tidak masalah!"

Hae Sung memandang I Ra, dengarkan baik-baik. meskipun I Ra tidak bilang begitu, ia selalu baik-baik saja. okey?


Hae Sung memandang I Ra, dengarkan baik-baik. meskipun I Ra tidak bilang begitu, ia selalu baik-baik saja. okey?

Hae Sung sudah sembuh, ia langsung menuju ke kantor Agensi KD. Pelatih menyambutnya dengan tangan terbuka. Karena rehabilitasi Hae Sung sudah selesai, ia meminta Hae Sung untuk tandatangan kontrak sebelum Hae Sung berubah pikiran.

Hae Sung mengambil bolpoin tapi meletakannya lagi. Hae Sung berencana untuk mengikuti kompetisi kampus. Pelatih menentangnya. Agar cepat, ia menyuruh Hae Sung jap jempol saja.

"Pelatih, Aku gagal di kompetisi musim semi. Aku akan menebusnya. Saat kompetisi selesai, aku pasti akan kembali ke tim professional."

Pelatih menjelaskan, saat kompetisi kampus selesai, kompetisi professional dimulai. Kenapa juga Hae Sung harus membuang tenaganya untuk kompetisi itu?

"Untuk menebus kompetisi musim semi? Itu bukan kesalahanmu sama sekali. Aku sudah mendengar semuanya. Tim Universitas Daehan adalah yang terburuk."

Pelatih memaksa lagi Hae Sung untuk jap jempol tapi Hae Sung malah pergi.


Hae Sung menemui Hyeong sahabatnya di Agensi KD. Hyeong menasehati sebaiknya Hae Sung mematuhi perintah pelatih. Hae Sung mengatakan kalau ia belum menandatangani kontrak jadi tidak akan berefek pada kompetisi kampus.

"Sadarlah Dong Hae Sung! Karena operasi keduamu, orang-orang mulai meragukan kemampuanmu. Jika kau terus keras kepala seperti ini, tim akan menolakmu. Lalu apa yang akan kau lakukan?"

Hae Sung hanya tersenyum.


Pelatih Son mengumpulkan anak-anak. Ia mengingatkan kalau kompetisi sebentar lagi dan untuk mahasiswa tahun ke-empat, ini adalah kompetisi terakhir. Jika mendapat peringkat lebih rendah dari kpmpetisi musim semi, bersiap-siaplah untuk menjadi pengangguran. 

"Durasi kompetisi ini sangat panjang. Jadi jaga kesehatan kalian. Mengerti?!"


I Ra mengejar Pelatih Son setelah membubarkan anak-anak. Ia menanyakan apakah pelatih Son sudah memasukkan daftar nama pemain. Pelatih Son belum melakukannya. I Ra lalu meminta pelatih untuk memasukkan nama Hae Sung.

"Dia bahkan tidak bisa mengikuti latihan. kenapa harus?"

"Dia akan kembali. Dia pasti akan mengikuti kompetisi. Jadi pelaih.. mohon masukkan dia ya?"

"Go I Ra, yang mendaftar pemain untuk mengikuti kompetisi musim semi bukan kau, kan?"

I Ra terkejut, kenapa. Ia menegaskan kalau yang melakukannya benar dirinya kok. Pelatih Son menjawab, ia sudah memasukkan nama Hae Sung untuk kompetisi kali ini. Jelas I Ra senang mendengarnya.


Da Won berlatih dengan Jung Ah. Jung Ah mengoreksi gerakan-gerakan Da Won. Jung Ah senang karena gerakan Da Won sudah lebih luwes dari sebelumnya.

Tapi Da Won kelihatan sedih dan Jung Ah menyadarinya. Jung Ah menebak Da Won sedang mengkhawatirkan sesuatu. Da Won hanya mendesah.


Da Won menceritakan masalahnya. Jung Ah tak mengerti kenapa Da Won sangat khawatir seperti itu padahal Da Won bilang sendiri kalau operasi kedua Hae Sung sukses.

"Jika kau khawatir, pergilah ke rumah sakit mengunjunginya."

Da Won takut akan mengganggu rehabilitasi Hae Sung. Jung Ah awalnya tidak paham tapi setelah ia mengingat saat-saat berkencan dengan I Ra, ia menjadi paham. Waktu I Ra juga pernah cidera tapi I Ra selalu lengket padanya mulai dari dirawat dirumah sakit hingga pemulihan. Jung Ah merasa sangat bosan.

"Unnie pernah berkencan dengan Go I Ra Sunbaenim?"

"Go I Ra tak memberitahumu?"

"Ya. Kenapa kalian putus?"

Jung Ah melarangnya bertanya. Kecepatan I Ra dalam berhubungan diatas normal. Sedari awal sudah sangat kencang. Baik itu ciuman maupun memakai cincin pasangan hanya dalam waktu 4 bulan. Jung Ah menjelaskan kalau I Ra tidak bisa semudah itu menerima kalau mereka sudah putus.


"Kau tidak rindu Hae Sung?"

"Tentu. Aku sangat merindukannya."

Dan Da WOn malah menangis. Jung Ah bigung dibuatnya. Ia mencoba menghibunr Da Won. Tapi tiba-tiba pintu dibuka oleh seseorang. Hae Sung!

Hae Sung meminta Jung Ah keluar diam-diam. Lalu ia duduk disamping Da Won.


Da Won tidak sadar sampai Hae Sung berdehem. Da Won sangat terkejut melihat Hae Sung. Hae Sung pikir Da Won akan datang setidaknya sekali, bahkan I Ra pun datang mengunjunginya. Jika ia tahu Da Won akan menjaga janjinya hingga akhir, ia tidak akan pernah mengatakan itu.

Da Won langsung memeluk Hae Sung. "Oppa... Aku rindu."


Hae Sung melepaskan Da Won, membelai rambut Da Won, melihatnya lekat-lekat, "Aku lebih merindukanmu, sampai mau gila rasanya. Aku mencintaimu, Han Da Won."


Hae Sung mengantar Da Won pulang. Da Won terus saja melihat tanagnnya yang terluka sampai membuatnya iri. Ia minta Da Won juga melihat wajahnya.

"Jadi oppa akan ikut kompetisi universitas Daehan?"

"Ah itu... mungkin akan sedikit lebih sulit."

"kenapa?"


-- Hari Pertandingan --

Tim Universitas Daehan kalah telak melawan Universitas Hankwang.


Ketua tim pemandu sorak kesal, tidak ada gunanya menjadi pemandu sorak mereka.


Saat makan bersama semua anggota tim murung. Pelatih Son sampai membanting sendoknya, disana itu pemakaman apa? Pelatih Son lebih suka kalau mereka saling bertengkar dari pada melihat wajah sedih mereka.

Senior mendesah, ia menyadari jika Hae Sung ada maka mereka tidak akan kalah telak begini. Yang satunya mengingatkan kalau mereka juga kalah 0:3 saat kompetisi musim semi. Yang satunya lagi membantahnya, meskipun mereka kalah 0:3 tapi skornya tidak beda jauh.

Han Sol yang mendengarkan bergumam, dulu aja mereka semua menyalahkan Hae Sung, sekarang malah ingin Hae Sung bergabung. Won Ryeong bertanya, apa Hae Sung benar-benar tidak mau bergabung?


Pertandingan selanjutnya, Hae SUng datang. Semua senang dan langsung menyerbunya.


Han Sol heran, seingatnya ia tidak pernah melihat Hae Sung senyum lebar seperti itu. Hyun Sung menyahut, Hae SUng memang begitu orangnya hanya saja Hae Sung tidak tersenyum di depan mereka tapi pada Da Won.

Tapi mereka tidak peduli lagi dan langsung ikut-ikutan menyerbu Hae Sung.


I Ra datang belakangan bersama pelatih Son. I Ra bertanya, apa yang terjadi, pelatih Son sudah tahu kan kalau Hae Sung akan datang?

"Tentu saja. Jika aku tidak tahu, aku tidak akan memasukkan dia dalam daftar pemain."

I Ra kesal karena Pelatih menyembunyikan hal ini darinya. Pelatih tidak peduli.


Hae Sung mendapat telfon dari ayahnya. Ayahnya menelfon karena mendengar Hae Sung akan ikut kompetisi hari ini. Hae Sung curiga, darimana ayahnya tahu, apa jangan-jangan ayahnya yang memohon pada pelatih Son?

"Iya, ayahmu menemui pelatihmu dan membujuknya." Ujar Ibu.

Ayah kesal, kenapa juga ibu bilang-bilang. Dan hal itu membuat Hae Sung tersenyum. Ibu menjelaskan kalau ayahnya ingin sekali datang menonton tapi ia melarangnya karena takut Hae Sung gugup nanti dan menyebabkan membuat kesalahan.

Ayah mengelaknya tapi Hae Sung tahu kalau ayahnya tidak serius. Hae Sung mengatakan kalau pertandingan universitas mungkin membosankan jadi ia melarang mereka datang. Nati saja datang saat ia mengikuti perandingan V.

"Oke! jangan memaksakan diri!" Jawab ayah.

Hae Sung mengerti.


Tim pemandu sorak masuk dan Hae Sung melambai pada Da Won.

"Oppa.. terimakasih sudah mau kembali.."

\\
>


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search