-->

Sinopsis Pounding Spike 2 Episode 15

- Januari 19, 2017
>
Sumber Gambar dan Konten dari Sohu TV

Sinopsis Pounding Spike 2 Episode 15

-= Episode 15 – Change =-


Saat latihan, Han Sol tidak bisa melakukan smash karena yang melempar bolanya adalah Hae Sung, ia kesal dengan kejadian semalam.  I Ra menegurnya, apa Han Sol buta. Han Sol mendesah kesal, siapa yang buta sebenarnya? (sindiran untuk I Ra).


I Ra mengkhawatirkan keadaan Hae Sung yang bertanding selama ini tanpa digantikan, apa benar baik-baik saja. Hae Sung tak percaya, apa I Ra mengkhawatirkan dirinya sekarang?

“Kenapa tidak? AKu selalu khawatir dan menyayangi semua anak anggota tim. “
Hae Sung menjawab kalau ia bukan aanak-anak jadi I Ra tidak perlu mengkhawatirkannya. Hae Sung lalu berjalan, waktunya istirahat. I Ra kesal dan menyusul Hae Sung, ia memastikan agar Hae Sung selalu menjaga tubuhnya.


Hyun Sung memperhatikan mereka, ia yakin kalau I Ra sampai tahu pasti sakit hati banget, tapi ia tetap memutuskan untuk merahasiakannya.


Won Ryeong juga begitu, ia meminta Jin Ha untuk tutup mulut, bersikaplah seperti tidak tahu apa-apa.


Han Sol juga kesal dengan Hae Sung, ia beransai, jika ada Soo Bin pasti akan jauh lebih baik. Soo Bin tiba-tiba masuk, Han Sol senang, ia memanggil ceweknya itu.

“Siapa kau? Kenapa kau memanggil musuh sebagai pacar?” jawab Soo Bin.

Han Sol merengek, mengatakan kalau ia sangat mencintai Soo Bin.


I Ra memberi air minum untuk Hae Sung. I Ra menanyakan pendapat Hae Sung, kali ini mereka akan menang atau kalah.

“Kau bercanda?”

Senyum I Ra langsung sirna. Hae Sung bertanya, apa para junior dilarang bermain. Tidak juga sih, hanya saja  para junior itu kurang pengalaman. Hae Sung menjelaskan, karena mereka tidak siperbolehkan bermain dalam pertandingan makanya pengalamannya tidak ada.

“Saat aku 12 tahun, aku sudah mengikuti kompetisi professional. Tanpa pengalaman.”

Hae Sung sudah mendata mereka. I Ra terkejut, kapan? Bagaimana? Hae Sung menjawab saat ia jadi kapten. Hae Sung selesai minum dan berterimakasih. Ia meninggalkan I Ra yang masih kesal.


Usai latihan, I Ra mengajak Hae Sung bicara berdua. Soal daftar para junior itu, ia yang akan mengambil tanggung-jawab. Kenapa, tanya Hae Sung.

“Apa kau lupa hampir dipukul para senior waktu itu?”

“Taka pa. AKu tak peduli.”

Tapi I Ra peduli. Hae Sung bertanya, apa mereka tidak akan memukul kalau I Ra yang bilang. I Ra mengingatkan kalau ia dan para senior sama-sama anak tahun keempat dan ia terkenal tukang marah jadi akan baik-baik saja.

“Pokoknya. Tetaplah diam.”

Hae Sung mendesah menatap kepergian I Ra.


Ditengah makan bersama, Pelatih Son pergi duluan. I Ra juga bangkit ingin bicara dengan Pelatih Son. Pelatih Son setuju. Tapi sebelumnya ia bicara pada Da Won dulu. 

“Hei Da Won, waktu itu aku berteriak padamu, kau tidak marah, kan?”

Da Won tersenyum mengiyakan. I Ra puas dan menyusul Pelatih Son. Han Sol melihat naik darah melihat kelakuan Da Won.


I Ra membicarakan soal daftar pemain, ia minta maaf karena tanpa persetujuan pelatih Son ia membuat daftar itu.

“Bukan kau yang melakukannya, kan?”

I Ra meyakinkan kalau ia yang melakukannya. Kalau begitu ya sudah. I Ra senang, kalau begitu ia boleh memberitahu para anak-anak soal ini.  Pelatih Son membebaskan, I Ra berterimakasih.


I Ra diprotes para senior karena mendaftar para Junior untuk ikut pertandingan, memang I Ra siapa? Pelatih? Apa dipikirnya posisi kapten bisa membuat I Ra melakukan segalanya sesuai kehendaknya.

“Aku..” Hae Sung akan menjelaska tapi I Ra menyela, menegur para senior yang bahkan kemampuannya tidak cukup tapi masih sok. Sampai kapan mau jadi pecundang. Para senior tersinggung dan menyerang I Ra.


Pelatih Son datang, mereka berbaris melingkar. Pelatih Son memberi pilihan, kenapa mereka tidak keluar saja dari voli dan jadi petinju. Ji Young menjelaskan kalau I Ra membuat daftar pemain seenaknya sendiri.

“Han Ji Young. Kau sudah tahun keempat tapi masih juga ngadu seperti ini? Kau mahasiswa tahun keempat atau kelas empat? HAH!”

“Pelatih. Daftar itu..” Hae Sung menyela.

Pelatih balik menyelanya, apa Hae Sung juga mau mengadu padanya. Pelatih memutuskan, pemain yang bermain untuk pertandingan kali ini adalah sesuai dengan daftar untuk pertandingan sebelumnya. Para senior menang.

I Ra dan Hae Sung mendesah kesal.


Soo Ji dan temannya serta  Asisten Kim berlari menju tempat pertandingan karena merekakhawatir akan terlambat lagi. Tapi setelah masuk mereka senang karena pertandingan belum selesai dan bisa menyorakkan dukungan.


Saat jeda pertandingan, Pelatih mengumpulkan semuanya, apa para senior tahu dimana masalah mereka dalah karena mereka selalu berpikiran negative. Pelatih Son marah dan memutuskan untuk menggunakan formasi daftar I Ra.


Hae Sung dan I Ra bisa tersenyum dan para junior bersemangat. I Ra menjelaskan kalau Hae Sung masih menjadi pusat tim jadi patuhi komando Hae Sung. I Ra percaya pada mereka semua, Han Sol, Hyun Sung, Won Ryeong dan Jin Ha.


Hae Sung menjelaskan, jangan berpikir untuk menerima bola darinya, fokus saja memukul bola kedaerah lawan. Semua mengerti, mari lakukan yang terbaik. DAEHAN OI!!!!

Terbukti formasi itu adalah yang terbaik dan mampu memperbaiki skor. Soo Bin buru-buru masuk gedung pertandingan, ia mencari-cari Han Sol yang ternyata ikut bermain. Ia pun berteriak saat Daehan mencetak skor.


Dan akhirnya… mereka menang untuk yang pertama melawan Universitas Myung–won. Semua orang berteriak gembira baik penonton, pelatih, pemain serta pemandu sorak.


Di kamar, para pemain nerganti baju tiba-tiba Soo Bin masuk dengan santainya. Mereka panik dan bergegas memakai baju. Apalagi saat itu Han Sol baru keluar dari kamar mandi dan hanya memakai handuk.

Setelah Han Sol memakai celana, ia meminta Han Sol mendekat, ia tahu bahu Han Sol pasti sakit. Tujuan Soo Bin kesana adalah untuk menempelkan koyo ke bahu Han Sol. Semua menyoraki perhatian Soo Bin itu.

Jin Ha bahkan menyodorkan punggungnya minta koyo juga tapi Soo Bin malah memukulnya. Soo Bin lalu buru-buru keluar. Han Sol menyusulnya sambil membawa gunting yang ketinggalan.


Han Sol memberikan gunting itu tapi Soo Bin tidak sadar kalau guntingnya terjatuh saat ia akan memasukkannya ke saku. Setelah mereka pergi seseorang mengambil gunting itu.


Han Sol bercerita kalau Hae Sung dan Da Won berkencan. Soo Bin kesal karena Han Sol diam saja tidak memberitahu I Ra. Han Sol beralasan kalau ikut campur urusan orang lain itu tidak sopan.

“Omong kosong! Han Da Won sudah berselingkuh. Kasihan Go I Ra.”


Tepat saat itu mereka melihat Da Won keluar dan disambut pelukan oleh Hae Sung. Soo Bin melempar kotak obatnya pada I Ra ia berlari mendekati Hae Sung – Da Won.

Sampai disana Soo Bin akan memukul Da Won tapi Hae Sung menahan tangannya. “Apa-apaan kau!”

“Kau siapa?!” Balas Soo Bin.


Soo Ji tiba-tiba muncul, ia membawa gunting dan hendak menyerang Da Won dengan tenaga penuh. Da Won menutup matanya refleks. Kemudian gunting itu jatuh dengan darah.




>


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search