-->

Sinopsis Defendant Episode 2 Part 1

- Januari 26, 2017
>
Sumber Gambar dan Konten dari SBS

Sinopsis Defendant Episode 2 Part 1


Cha Seon Ho (Sebagai Min Ho) dinyatakan meninggal. Min Ho (sebagai Seo Ho) menangisi kakaknya. Jung Woo yang melihat hal itu terkejut, apalagi ia menduga kalau Min Ho menyamar sebagai Seon Ho dengan banyaknya kejanggalan yang ia temukan. Apalagi saat Seon Ho sadar, kata yang pertama diucapkannya adalah memanggil adiknya, Min Ho.


CEO Cha datang ke rumah sakit, semua jajaran direksi menyambutnya.


Dokter mengumumkan meninggalnya Min Ho, tanggal 17 September, pukul 1 siang. Min Ho pun berdiri. Jung Woo meminta izin untuk memastikan beberapa hal. Ada prosedur yang harus dijalankan.


Min Ho menatap Jung Woo tajam. Jung Woo mengatakan kalau mereka harus melakukan otopsi untuk melihat apakah ini bunuh diri atau bukan.

"Apa maksudmu? Kau kan tahu dia meninggalkan catatan bunuh diri."

"Kita tidak punya pilihan. Dia adalah tersangka kasus pembunuhan."

"Apa kau tidak butuh persetujuan keluarga untuk melakukannya?"

"Itu sama saja dengan membunuhnya dua kali. Aku tida bisa membiarkannya."

Jung Woo tidak peduli, ia memanggil detektif asistennya untuk mengisi dokumen otopsi. Detektif mengerti dan segera bergerak.

Sekretaris pribadi Seon Ho membaritahu Min Ho kalau CEO Cha sudah tiba. Min Ho ketakutan, ia memunggungi semua orang untuk menyembunyikan wajah takutnya. Tapi Jung Woo bisa melihat tangannya gemetar.


Min Ho menuju ruangan CEO Cha, ia menghela nafas dahulu sebelum membuka pintu.


"Cha Min Ho.." Kata CEO Cha.

"Ayah. Kumohon.." Sela Min Ho.

"Apa benar.. dia sudah meninggal?" Lanjut Ketua Cha.

Min Ho tak menyangka ayahnya tidak mengenalinya. Ia pun membenarkan pertanyaan ayahnya. CEO Cha mengerti malah menganggap ini adalah hal yang bagus untuk Chamyung Group dan untuk Seon Ho.

"Anggap saja dia pergi dengan segala kesulitan yang dia sebabkan. Kalian berdua adalah saudara dari darah yang sama.. tapi dia berbeda denganmu. Anggap saja dia tidak pernah ada. Lupakan semuanya."

Min Ho mengerti. *sakiiittt*

CEO Cha mewanti-wanti. Min Ho harus mempersiapkan diri, semua mata sedang tertuju pada mereka sekarang.

Min Ho undur diri, setelah di luar, ia merenungkan kata-kata ayahnya tadi.


Min Ho berjalan di bangsal VIP, kebetulan ibunya (Madam Myung) ada di sana. Madam Myung mengenali Min Ho sebagai Min Ho bukan Seon Ho dan ia yakin akan hal itu, bahkan walaupun perawat menjelaskan kalau dia Seon Ho.

Madam Myung agak kesal karena Min Ho datangnya lama sekali, padahal ia sangat merindukan Min Ho. Kenapa.. Min Ho tidak datang ke sini lebih cepat?


Min Ho hanya diam saja. Perawat menjelaskan kalau penyakit Madam Myung semakin hari semakin parah. Min Ho kemudian berbisi pada perawat agar tidak mengatakan soal kematian Min Ho (Seon Ho).

Perawat lalu mengajak Madam Myung pergi. Madam Myung menggerutu, kenapa Seon Ho tidak datang? dimana dia?


Min Ho berbalik, ternyata Jung Woo melihat hal itu. Jung Woo mendekati Min Ho.

"Apa saja yang dia tahu? Apa itu.." Batin Min Ho.

Jung Woo mengatakan akan ada surat penahanan dalam waktu dekat.

"Seberapa jauh dia akan mencoba menyelidiki ini?" batin Min Ho.


CEO Cha menatap foto keluarga di meja kerjanya. Ia sudah kehilangan seorang anak. Ia tidak bisa kehilangan yang satunya juga.


Dokter melakukan otopsi pada jenazah Seon Ho. Ia memulai dari analisa penyebab kematian, luka dalam akibat jatuh dari gedung. Jung Woo memintanya untuk mengidentifikasi jasadnya lebih dulu.

Dokter merasa itu tidak perlu karena sudah terkonfirmasi identitasnya, keluarga juga ada di sana. Tapi dokter tetap melakukannya setelah melihat tatapan memaksa dari Jung Woo.


Dokter mulai mengambil sidik jari tapi semuanya rusak. Min Ho teringat, pasti itu gara-gara tangan Seon Ho tergores saat berpegangan di lantai balkon sebelum jatuh.


Dokter akan melakukan tes DNA saja dan beruntung mereka mempunyai riwayat rekam medis Seon Ho. Jung Woo menolaknya karena kembar identik juga punya DNA sama. Dokter membenarkan, Jadi apa yang akan dilakukan?

"Identifikasi dia dengan sidik jarinya."

"Sudah kubilang. Sidik jarinya sudah rusak."

"Kalau begitu kita bisa ambil sidik jarinya Tuan Cha Seon Ho."

"Apa maksudmu?"

"Hasilnya akan ketahuan juga. Kalau Tuan Cha Seon Ho berhasil diidentifikasi, maka jasad ini juga."

Min Ho kembali menatap Jung Woo. Ia menyanggupi permintaan Jung Woo. Dokter mengatakan kalau hasilnya akan keluar besok.


Min Ho menatap kepergian Jung Woo sebelum masuk mobil sampai mobilnya jalan. Mobil Seon Ho datang bersama sekretarisnya. Ia melampiaskan kekesalannya dengan memukul pintu mobil. Kayaknya sekretarisnya curiga tapi tidak mendalam. Min Ho menyuruh menjalankan mobil dan sekretarisnya menurut.


Jung Woo menemui kepala jaksa. Ia mendapat teguran karena Jung Woo sudah melakukan otopsi semaunya. Kepala mengingatkan, ini adalah kejadian yang buruk bagi Chamyung Group dan bagi kejaksaan.

"Kita sudah dapat catatan bunuh dirinya. Kenapa.."

Jung Soo menyela, ia mengungkit soal Kepala yang merusak kasus ini dengan catatan bunuh diri palsu.

"Makanya aku suka ini. Apa kau mau berakhir seperti aku?"

"Ya."

Kepala tersenyum tapi kemudian berubah serius. Apa yang sebenarnya ingin Jung Woo lakukan? Mereka sudah bilang ini kasus bunuh diri. Apa Jung Woo mau bilang kalau ada seseorang yang membunuhnya?

"Anda akan melihat.. kalau hasilnya keluar besok."

"Bagaimana kalau kau salah?"

"Percayalah padaku, Kepala Jaksa."

Kepala jaksa mengerti, ia meminta Jung Woo keluar.


Min Ho menyentuh papan nama kaknya, Presdir Cha Seon Ho. Ia kesal mengingat kelakuan Jung Woo, akhirnya ia membanting papan nama itu hingga pecah berkeping-keping.


Jung Woo menatap bagan mengenai "Tersangka pembunuhan di Villa Chamyung, Cha Min Ho". Ia kemudian meninggalkan ruangannya,

"Besok kau akan berakhir." Batinnya.


Min Ho berdiri di atap gedung, ia menelfon seseorang.


Jung Woo berlari menuju ruang otopsi. Dokter memberikan hasil sidik jari Min Ho yang ternyata cocok dengan milik Seon Ho, berarti yang meninggal adalah Min Ho.

"Catatan bunuh dirinya juga ditulis olehnya." Lanjut dokter.

Jung Woo masih belum bisa percaya, ia mendekati jenazah Seon Ho, "Apa kau... benar Cha Min Ho?"

Dokter mengatakan penyebab kematiannya adalah beberapa keretakan dan syok akibat tekanan darah rendah yang disebabkan oleh jatuhnya tubuh dari ketinggian. Keretakan ada di bagian tengkorak.


Jung Woo keluar dari ruang otopsi, ia berpapasan dengan Min Ho yang akan mengambil jenazah kakaknya untuk dimakamkan.

"Adikmu meninggal. Bagaimana bisa kau malah tertawa?"

Min Ho tidak menjawabnya, di balik punggung Jung Woo ia tersenyum menang.


Min Ho mendekati kakaknya. Ia minta maaf tapi ia tidak punya cara lain. Ia harap Seon Ho mengerti. Terakhir, ia berterimakasih pada kakaknya.


Dokter meminta Min Ho menandatangani berkas setelah itu Dokter baru bisa mengirim jenazah ke rumah sakit. Oh ya.. dokter bertanya, apa almarhum biasa menggunakan kaca mata, karena ia melihat ada bekas jejak kaca mata di pelipisnya.

"Dia suka.. memakai kaca mata hitam (sun glass)." Jawab Min Ho.

Dokter memandang foto Min Ho di internet dan tidak memakai kaca mata tapi dokter menjawab kalau ia mengerti.

Min Ho keluar dan dokter sepertinya mencurigai sesuatu.


Jung Woo makan malam bersama tim-nya. Kepala Jaksa memuji kerja bagusnya, ia menuangkan minuman untuk Jung Woo.

"Dan kau harusnya mendengarkan aku. Sampai kapan kau mau melakukan penyelidikan sembarangan?"

Jung Woo hanya diam saja, lalu Kepala Jaksa mengajak semuanya bersulang. Kepala Jaksa menyuruh Jung Woo mengakhiri kasus ini, ia butuh laporan dari Jung Woo.


Dokter pulang dari pekerjaannya tapi saat di jalan ada truk besar yang membuntutinya. Saat ia berhenti di lampu merah, si supir truk menelfon seseorang mengenai apa yang harus dilakukannya.

"Ya, Pak." Jawab supir itu setelah mendapat instruksi.


SI supir lalu melajukan truk-nya dengan kecepatan tinggi, menabrak mobil dokter. Hal itu menyebabkan mobil dokter ringsek dan ia kehilangan nyawa. Setelah itu, supir truk melarikan diri dengan truk-nya.


Ternyata yang menyuruh si supir truk adalah Min Ho. Ia memuji supir itu yang telah melakukan semuanya dengan baik.


Min Ho melakukan konferensi pers untuk permintaan maaf dari Chamyung Group dan CEO Cha menontonnya dari TV.

"Saya benar-benar minta maaf.. karena sudah membuat kekacauan ini. Pertama, kami akan mendonasikan semua aset milik Wakil Presdir Cha Min Ho. Selanjutnya, kami akan bekerja sama dengan semua akttifitas penyelidikan.. yang berkaitan dengan masa lalu Cha Min Ho. Juga, kami akan mengkompensasi.. semua orang yang dirugikan akibat insiden ini." Kata Min Ho.


Min Ho memerintahkan sekretaris untuk membuat acara pemakaman yang sederhana. Sekretaris mengerti. Dan saat pintu lift tertutup, Min Ho menyeringai puas.


Detektif asisten Jung Woo mencopoti foto-foto di bagan, karena kasusnya sudah berakhir. Staf wanita yang ada di sana mendekati Jung Woo yang sedang membaca kembali laporannya.

Staf wanita itu mengatakan kalau Kepala jaksa ingin segera melihat laporan akhir Jung Woo. Jung Woo memberikan laporan itu tapi mengambilnya kembali.


Jung Woo mengamati amplop laporan. Ia teringat kalau Min Ho punya sedikit keanehan dalam catatan rekam medisnya. Min Ho takut jarum dan segala objek yang tajam. Tapi hanya Min Ho saja, sedangkan Seon Ho tidak.

"Aku harus menyerahkan ini kepada seseorang lebih dulu." Ucap Jung Woo lalu keluar.


Pemakaman Seon Ho dihadiri orang-orang besar dan Min Ho yang memimpin acaranya. Kata orang-orang harga saham Chamyung naik gara-gara Min Ho si anak pembangkang meninggal.


Jung Woo datang melayat sekalian memberikan laporan akhir insiden Min Ho. Sebenarnya tujuannya sih untuk menunjukkan sisi tajam amplop itu dan Min Ho mulai gelisah, tapi ia bisa menguasai dirinya.

"Kau tidak bisa menyembunyikan dirimu yang sebenarnya. Cha Min Ho." Batin Jung Woo.



Kilas balik...


Saat berolahraga Anggar bersama kakaknya. Kakaknya tidak sengaja melukai matanya dengan pedang tajam dan mulai saat itu ia takut pada ketajaman.

Kilas balik selesai...

Min Ho menyadari kalau diamplop itu ada tajamnya tapii ia menahan dan menerimanya. Ia juga berterimakasih.


Min Ho kemudian mencuci mukanya di toilet unuk menenangkan diri.


Jung Woo menunggu Min Ho di luar, tapi saat Min Ho keluar dan melihatnya ia tidak berkata apa-apa malah pergi begitu saja.

Min Ho melihatnya dan mendesah.


Min Ho mengantar kakaknya sampai tempat dikremasi.

"Sekarang semuanya sudah berakhir, Hyeong... Selamat tinggal."


Min Ho akan membawa abu kakaknya menuju tempat persemayaman. Ia masih terbayang-bayang oleh Jung Woo. Bahkan ia sampai berhalusinasi kalau Jung Woo ada di depannya padahal tidak.

Sekretaris menanyainya, pa dirinya baik-baik saja. Min Ho menjawab iya lalu masuk dalam mobil.


Dalam perjalanan, Min Ho berpikir mengenai apa yang harus ia perbuat untuk Jung Woo.


-- 4 bulan kemudian --

Jung Woo duduk di sel tahanan, ia menangis karena tidak bisa mengingatnya. Ia tidak bisa mengingat apa-apa.

Ingatan terakhirnya adalah saat merayakan ulangtahun putrinya bersama sang istri dan kebahagiannya bersama mereka berdua.


Pengacara Jung Woo sedang menuju sel. Ia bicara di telfon, menenangakn si penelfon kalau kasusnya akan dibereskan secepatnya. Kasusnya sudah ditutup. Ia hanya hanya perlu tanda tangan saja untuk mengakhirinya.


Jung Woo dibawa petugas menemui pengacaranya tapi Jung Woo malah tidak mengenali pengacara itu. Pengacara meminta petugas meninggalkan mereka berdua.

Pengacara meminta Jung Woo duduk. Jung Woo menanyakan identitas pengacara itu. Pengacara melarang Jung Woo pura-pura, jujur saja toh hanya ada mereka berdua.

"Kau tahu ingatanmu hilang? Sekarang itu sudah tidak ada gunanya lagi. Kalau memang begitu, kau harusnya sudah dikirim ke pusat kesehatan mental. Kau kan lebih tahu soal itu."

Pengacara menyiapkan dokumen untuk Jung Woo tandatangani. Tapi Jung Woo diam saja membuat pengacara kesal karena Jung Woo sudah janji akan mengakui semuanya.

"Apa kau tidak ingat bahwa.. kau membunuh istri dan anakmu lalu membuang jasadnya?"


Jung Woo terus mengulangi, jaksanya Jun Hyuk.


Jun Hyuk menemui dokter Jung Woo. dokter menjelaskan kalau ia sudah memberikan ifo bahwa Jung Woo kehilangan ingatannya lagi pagi ini. Jun Hyuk mengiyakan, ia sudah diberitahu soal itu.

"Ini adalah kali ke lima."

"Dan selalu sama setiap kali itu terjadi. Dia selalu bilang dia baru saja mengadakan pesta ulang tahun anaknya semalam.. dan dia tidur di rumahnya."

Dokter mengangguk, Jung Woo kehilangan ingatan saat tertidur, seperti yang pernah terjadi sebelumnya. Jun Hyuk berkata, Di hari keempat setelah insiden terjadi, Jung Woo bangun dan tidak bisa mengingat empat hari sebelumnya. Dan sampai 1 bulan, 2 bulan, dan 3 bulan selalu begitu. Dan sekarang ingatannya selama 4 bulan ke belakang sudah hilang.

"Seperti yang kuberitahu sebelumnya, hilang ingatan yang dia alami, berbeda dengan hilang ingatan biasa. Fakta bahwa ingatannya selalu kembali ke 4 bulan yang lalu itu sangat penting. Dia mengatakan.. sedang mengadakan pesta ulang tahun anaknya dan dia tidur di rumah. tu adalah masa-masa yang sangat diinginkan olehnya untuk kembali lagi. Setelah hari itu, semua hari yang ia jalani dianggap seperti mimpi buruk seperti yang kau tahu."

"Tapi ini bukan yang pertama atau kedua. Apa mungkin seseorang kehilangan ingatannya secara berulang-ulang?"

"Bukan tidak mungkin, meskipun kasus seperti ini jarang terjadi. Setelah mengalami kejadian yang membuatnya mengalami trauma yang tidak sanggup ia hadapi, pertahanan dirinya lantas akan muncul."

Jun Hyuk mengangguk, ini membuat semua orang syok.

-- 4 bulan sebelumnya --


Jun Hyuk heran melihat semua barang-barang di ruangan Jung Woo disita. Seseorang menjelaskan kalau Jung Woo dalah tersangka kasus Wolhwa-dong.  


Kepala jaksa mendapat banyak telfon karena kasus itu. Lalu Jun Hyuk masuk ke ruangannya. Ia menyangkal kalau Jung Woo adalah tersangkanya.

Kepala Jaksa tidak menjawab, ia memerintahkan Jun Hyuk untuk turun menghentikan wartawan dan bawa Jung Woo naik.


Jun Hyuk melindungi Jung Woo dari kerumunan wartawan dengan bantuan beberapa personil keamanan.


Kasus Jung Woo langsung menjadi berita hangat. Kejaksaan pun mengadakan rapat darurat.


Atasan kepala Jaksa menanyainya, apa yang harus mereka lakukan. Kepala Jaksa mengatakan akan memberikan pengarahan setelah penyelidikan nanti.

"Apa menurutmu mereka akan percaya asas praduga tak bersalah? Kalau kita mengeluarkan pendapat setelah investigasi kita akan dianggap melindungi dan citra kita di mata publik akan jadi semakin buruk. Kau mengerti maksudku, kan?"

Kepala Jaksa memaksa kalau mereka harus melakukan penyelidikan. Si atasan tidak peduli, ia menyuruh Kepala Jaksa memberikan arahan segera. Ini Ini adalah kasus yang tak pernah terjadi di tubuh Kejaksaan. Takdir kejaksaan ditentukan oleh ini!


Usai rapat Kepala Jaksa menyuruh Jun Hyuk untuk menangani kasus Jung Woo karena itu adalah satu-satunya cara agar Jung Woo bisa menerima keadaan.


Setelah itu, Kepala Jaksa masuk ruang konferensi dan menjawab semua oertanyaan para reporter. Kebanyakan dari mereka menanyakan kebenaran kasus Jung WOo dan apa buktinya.


Setelah itu, Jun Hyuk menemui Jung Woo di ruang pemeriksaan. Ia menanyakan apa yang sudah Jung Woo lakukan. Tapi Jung Woo malah berkata kalau ia harus menemukan Ha Yeon, ia meminta bantuan Jun Hyuk juga.

"Kau yang harusnya mengatakan padaku, dimana dia?"

"Aku harus menemukannya. Aku harus menemukannya. Putri kesayanganku Ha Yeon." Tangis Jung Woo.


>


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search