-->

Sinopsis On The Way To The Airport Episode 15 Part 1

- November 11, 2016
>
Sumber Gambar dan Konten dari KBS2

Sinopsis On The Way To The Airport Episode 15  Part 1


Kevin berlari ke hotel karena Jin Suk menelfon. Jin Suk kelihatan sangat marah, ia minta pada Kevin untuk mengantarnya ke rumah Soo Ah malam itu juga.

Kevin diam saja, ia menyuruh Jin Suk untuk istirahat di hotel itu saja malam ini dan akan menjemput Jin Suk besok.

"Berikan aku alamat Soo Ah!"

Kevin menjawab kalau ia akan kembali besok pagi, ia tidak menghiraukan Jin Suk yang terus memaksanya. Ia malah pergi setelah memberi hormat.



Jin Suk menghubungi ibunya yang saat ini tengah berkemas. Jin Suk menanyakan alamat Soo Ah. Nyonya Kim mencari surat Hyo Eun di laci dan memberitahukan alamatnya pada Jin Suk.


Do Woo membawa Soo Ah masuk ke rumahnya. Soo Ah bertanya, apa Do Woo tidak sedih (karena perceraiannya).

"Rasanya dingin. Istriku tiba-tiba menjadi orang lain. Aku bertanya-tanya, apa ini? Tapi kemudian aku memiliki pikiran. Aku hanya memiliki Kim Hye Won dalam hidupku.  Dia bukan istriku tapi bukan orang asing juga, Hanya Kim Hye Won.

Dia mungkin tidak ingin menjadi temanku. Dia wanita yang pernah aku cintai, dan pernah tinggal bersamaku. Kita berpisah setelah kejadian sulit tapi mungkin kami bisa tersenyum dan nyaman kembali suatu hari nanti."

Semua hubungan memiliki jalan masing-masing dan berakhir dengan jalan masing-masing juga. Do Woo merasa nyaman jika berpikir demikian.


Karena Do Woo menamai hubungannya dengan Hye Won seperti itu, kedengarannya sangat special.  Ia yakin Hye Won akan sangat berterimakasih.

Do Woo melihat tangan Soo Ah yang ditempeli koyo. Soo Ah menyembunyikannya dan berkata kalau ia tampaknya harus segera pergi. Do Woo memegang tangan Soo Ah untuk memijitnya.

Do Woo meminta Soo Ah tinggal 5 menit lagi.


Hyo Eun mendengar suara gedoran. Ia terbangun dan memanggil ibunya tapi ibunya tidak ada disampingnya. Hyo Eun lalu turun ke kamar mandi tapi Soo Ah juga tidak ada di sana. Ia menuju jendela dan ternyata ayahnya ada di luar.


Jin Suk meminta Hyo Eun untuk membukakan pintu,  setelah di dalam, Jin Suk bertanya dimana Soo Ah, 

“Mungkin Ibu keluar sebentar. Aku tidak tahu kenapa ibu tidak ada. Mungkin di dekat sini.”

Jin Suk hampir mempercayai Hyo Eun. Hyo Eun memastikan kalau ibunya tidak pernah meninggalkannya sendirian di rumah.


Jin Suk melihat meja makan baru, ia teringat kalau itu buatan Do Woo juga teringat saat Soo Ah ngotot Cuma ingin meja makan. Lalu Jin Suk menyuruh Hyo Eun naik ke kamarnya.

Hyo Eun menghubungi Soo Ah tapi tidak kunjung diangkat. Hyo Eun cemas, dimana ibunya? Kemudian Hyo Eun mendengar suara benturan dari luar.


Hyo Eun keluar, ternyata ayahnya sedang merusah meja makan itu dengan batu. Puas menggunakan batu, Jin Suk mengambil pot Bungan Lizzie Hyo Eun. Hyo Eun mencoba melarang ayahnya tapi tidak berhasil.

Ayahnya melembarkan Lizzie ke atas meja hingga pecah berantakan. Hyo Eun menangis keras.


“Aku bersalah Ayah. Aku minta maaf.”

Jin Suk hanya menyuruh Hyo Eun untuk kembali masuk ke dalam. Hyo Eun terus menangis dan  minta maaf. Jin Suk berteriak kesal lalu membalik meja.


Do Woo membukakan pintu Soo Ah, ia akan mengantar Soo Ah tapi Soo Ah menolaknya, mungkin Hyo Eun bangun dan Do Woo mengerti.


Soo Ah mendapat pesan dari Kevin yang mengatakan kalau Jin Suk ada di Jeju Hotel, Jin Suk sangat marah, ia akan menjemput Jin Suk besok pagi.  Soo Ah bergegas ke rumahnya.

Sampai disana ia mendapati halamannya berantakan dan tidak ada siapun disana. Soo Ah menghubungi Hyo Eun.


Ia bertanya, dimana Hyo Eun, apa Hyo Eun bersama ayahnya. Hyo Eun menjawab kalau ia akan ke Seoul sekarang bersama ayahnya.

“Kau baik-baik saja?”

Hyo Eun diam saja tanda iya. Soo AH bernafas lega lalu meminta Hyo Eun memberikan ponselnya pada Jin Suk.


Soo Ah menyuruh Jin Suk menjauh dari Hyo Eun. Jin Suk melangkah menjauh, apa Soo Ah sudah mengerti situasinya saat ini?!

“Kamu bisa mengatakan apapun kepadaku sekehendakmu. Tapi minta maaflah pada Hyo Eun dahulu. Hyo Eun ketakutan!”

Jin Suk menoleh ke Hyo Eun dan benar saja apa yang dikatakan Soo Ah, Hyo Eun ketakutan.  Soo Ah meminta Jin Suk untuk memeluk Hyo Eun dan bilang kalau semua baik-baik saja.  Cepat!

“Choi Soo Ah!”

Soo Ah meminta Jin Suk menunggu, ia akan kesana sekarang. Jin Suk menyindir, apa Soo Ah mempunyai keberanian untuk datang kesana?

“Aku pergi, aku tidak peduli apa yang akan kau lakukan padaku. “


Jin Suk menghampiri Hyo Eun, memintanya berdiri karena waktu keberangkatan sudah tiba. Jin Suk mengulurkan tangannya lembut. Hyo Eun menanyakan ibunya.

Jin Suk mengambil tangan Hyo Eun, jika mereka pergi maka Soo Ah juga harus pergi. Hyo Eun mengerti, ia hampir menangis lagi. Jin Suk mengenggam tangan Hyo Eun dengan kedua tangannya.  Hyo Eun masih menunjukkan tatapan ketakutan.

Jin Suk melingkarkan tangannya di pundak Hyo Eun. Saat tiba di Seoul nanti, ia janji untuk membelikan Hyo Eun pot bunga baru. Hyo Eun malah menangis. Jin Suk memeluknya, melarangnya menangis.


Soo Ah sampai di bandara, ia menghubungi Hyo Eun tapi tidak ada jawaban.


Pagi hari, Do Woo ke rumah Soo Ah tapi gerbangnya tidak tertutup dan meja terbalik di luar. Do Woo menuju pintu tapi terkunci, ia menggedor memanggil-manggil Soo Ah.

Do Woo lalu menghubungi Soo Ah. Dan ia bergegas menuju Soo Ah berada saat itu juga.


Soo Ah masih ada di bandara, Do Woo datang, Soo Ah mengatakan kalau ia hanya memiliki beberapa jam tersisa. Ia harus ke Seoul dengan penerbangan 11 tepat hari ini.


Jin Suk membawa Hyo Eun yang tertidur ke rumah ibunya, ia menitipkan Hyo Eun pada ibunya karena akan ada penerbangan . Nyonya Kim mengerti, jangan cemaskan Hyo Eun pastikan untuk tidur dahulu sebelum terbang, kalau perlu ia bisa menunda kepergiannya ke Selandia baru.

“Pergi saja. Karena itu akan membuat Soo Ah pulang.” Ujar Jin Suk.

Nyonya Kim mengerti, ia tidak ada dan Jin Suk di pesawat, ia yakin Soo Ah tidak punya pilihan lain selain pulang.  Jin Suk menghawatirkan ibunya yang harus terbang sendiri. Nyonya Kim tersenyum, memangnya ia anak kecil?

Nyonya Kim menyuruh Jin Suk untuk tidur, ia akan menyiapkan tempat tidur. Jin Suk mengatakan kalau ia akan ke bandara.

Nyonya Kim mengatakan ini murni karena kepedulianku. Jangan mengirim Soo Ah layaknya orang asing lagi. Jin Suk menegaskan kalau ini bukan kesalahannya, sedikitpun bukan.

“bagaimanapun juga, baik-baiklah pada Soo Ah jika dia pulang.”


Do Woo membalik meja di halaman. Ia memunguti pecahan pot dan bunga Lizzie Hyo Eun. Lalu ia memasukkan mejanya kembali. Soo Ah sedang mengepak beberapa pakaian.


Do Woo bertanya, apa suami Soo Ah memang selalu garang. Tidak, tidak sama sekali, jawab Soo Ah.

“Apa kau tahu apa hal terbodoh yang telah aku lakukan?”

Do Woo menyesal telah mempercayai semua kata-kata Annie, “Aku bertemu ayah”, “ibu dan ayah seperi ini”, Do Woo percaya itu semua.

Soo Ah selesai dan ia turun menemui Do Woo, Soo Ah menjelaskan kalau suaminya bukanlah pria kasar, ia tidak menyembunyikan apapun.

“Dia bisa saja berubah kasar jika kehilangan kendali diri. Aku tahu ia akan begitu jika kaku kembali.” Do Woo memaksa.

Soo Ah kekeh kalau suaminya tidak begitu. Ia sudah mensimulasikan situasi ini berulang kali di kepalanya. Dan kesimpulan yang diambilnya adalah… ini adalah masalah antara dirinya, Hyo Eun dan suaminya.

“Ini adalah masalah keluarga kami.”

Soo Ah tidak ingin membuka semuanya khususnya pada Do Woo. Ia bisa mengatasi semua ini sendiri.

Do Woo teringat keputusannya dulu, ia juga menyembunyikan masalah keluarganya pada Soo Ah, ia mengatasinya sendiri. Dan sekarang Do Woo tidak bisa menjawab Soo Ah.

Soo Ah tahu Do Woo menderita di Seoul sebelum berakhir di lingkungan ini. Tapi dia tidak tahu banyak. Apa iaa kesal karena Do Woo tidak memberitahunya secara detail.? Jawabannya tidak, sudah sulit untuknya membuat tebakan kedua.

“Jika aku tahu detailnya, kita tidak akan bersama seperti ini. Kau tahu betapa bersyukurnya aku. Kau menghadapi semuanya dengan berani. Aku ingin melakukan hal yang sama. Jangan langsung menyimpulkan situasi barusan. Aku akan kembali. Bukalah pameran ibumu dan tunggu saja. Hanya akan memakan waktu beberapa hari.”


Do Woo mengetuk-ngetuk meja dengan cemberut lalu ia keluar duluan disusul Soo Ah.  Soo Ah merasa kalau lebih baik ia ke bandara sendirian.

“Kupikir lebih baik aku menyampaikan sampai jumpa dari sini, aku akan kembali.”

Do Woo masih cemberut, ia merebut koper Soo Ah, ia yang akan mengantar Soo Ah.  Soo Ah melihat jam, masih ada 1,5 jam tersisa, enaknya mereka ngapain ya.?

“Kita tidak tidak melakukan banyak hal saat bersama.” Gerutu Do Woo.

Do Woo berkata kalau ia akan membuatkan secangkir teh.


Mereka ke rumah Do Woo dan Do Woo benar-benar membuatkan Soo Ah secangkir teh. Soo Ah langsung meminumnya.

Bagi Do Woo, situasi saat ini rasanya sama seperti saat ia bertemu suami Soo Ah, dimana ia tidak bisa berkata apapun padanya.  Seperti itu perasaannya saat ini. Soo Ah juga teringat pertemuaanya dengan Hye Won, ia tahu betul rasanya.

Do Woo merasa kalau hubungan mereka semakin sulit, bagaimana mereka bisa berakhir seperti ini.

“Kita sekarang… bertengkar, kan? Pertengkaran pertama kita.” Ujar Soo Ah.

Do Woo tidak setuju, bagaimana ini bisa dibilang pertengkaran. Tidak ah. Soo Ah tahu kalau Do Woo tipe orang yang tidak bertengkar, ia juga begitu dan bagi orang tipe mereka berargumen seperti tadi adalah bertengkaran besar.

“Aku akan bertengkar jika memang harus, tapi ini bukan.” Tegas Do Woo.

Soo Ah hanya tersenyum, ia baru saja melakukan sesuatu yang belum pernah dicobanya. Masih ada lagi hal yang tidak pernah dicobanya, sesuatu yang sangat ingin dilakukannya.

Soo Ah melihat jamnya lagi, masih ada 1 jam 10 menit tersisa, lalu ia keluar dan Do Woo mengikutinya.


Soo Ah ingin berjalan lurus ke depan dengan bergandengan tangan. Ia tidak akan peduli pada orang-orang yang melihat mereka atau melintasi mereka. Do Woo pun mengabulkan keinginan Soo Ah itu.

Tiba-tiba teman Do Woo datang, Soo Ah sudah panic tapi Do Woo tetap menggenggam tangannya malah semakin erat. Teman Do Woo pun melintas saja tanpa menegur atau yang lain, Do Woo kemudian merangkul Soo Ah.


Mereka berhenti, Do Woo menatap Soo Ah, “Siapapun yang melihat atau mengetahui… “ Lalu ia memeluk Soo Ah.


Do Woo mengantarkan Soo Ah ke bandara, mereka tidak bicara apapun selama di mobil. Saat berpisah di bandara pun mereka tidak mengucapkan apa-apa hanya saling memandang dan tersenyum.


Jin Suk mengambil selebaran pengumuman lowongan pekerjaan di Oakland, lalu meremasnya sambil jalan.


Hyo Eun mengantar neneknya naik naik taksi. Nyonya Kim memberikan pelukan perpisahan, ia memastikan kalau Hyo Eun tetap hangat.

“Fighting!!”

Hyo Eun mengantar neneknya dengan senyum.


Hyo Eun kembali ke rumah, ia melihat foto rumah bibinya di Selandia baru dan teringat percakapannya dengan Nyonya Kim tadi.

Hyo Eun cerita kalau ia membuat janji dengan Soo Ah, ia akan memikirkan matang-matang lalu memutuskan dimana ia akan tinggal. Ibunya sudah menderita di Jeju karena dirinya.

Hyo Eun tersenyum, ia akan memikirkannya masak-masak lalu membuat keputusan.


Nyonya Kim menunggu pesawatnya, ia mengirim pesan untuk Soo Ah.

“Soo Ah, kau pulang, kan? Hyo Eun saat ini sendirian. Aku akan tinggal dengan Jin Sook. Aku berharap kau akan datang kesini bersama Hyo Eun. Soo Ah, mari kita hidup dengan baik. Pokoknya harus pulang!!!”

Nyonya Kim mendesah, hidup dengan baik? Bagaimana caranya hidup dengan baik?


Do Woo kembali ke rumahnya. Ia melihat giok Anni di rak, ia lalu mengambilnya.

Ternyata tadi Soo Ah yang meletakkannya disana. Soo Ah memenuhi janjinya untuk mengembalikan giok itu.


Do Woo memesang papan yang menunjukkan kalau pameran sudah dibuka.

Teman Do Woo datang, ia merasa taka da pembukaan tanpa adanya pesta. Ia menyarankan pesta tapi Do Woo menolaknya.

Si teman kelihatannya akan menanyakan sesuatu tapi tidak keluar dari mulutnya, ia pergi saja. Do Woo menatap laut jauh ke depan.


Soo Ah sudah sampai di Seoul, ia berjalan menuju rumahnya setelah turun dari bis.

Di rumah Hyo Eun dan Jae Ah berdebat saat akan memasak nasi goreng kimchi. Soo Ah datang lalu Jae Ah menyerahkan nasi gorengnya pada kakaknya itu.


Saat makan, Jae Ah bertanya, apa Soo Ah benar-benar kembali. Tidak, Soo Ah datang untuk menjemput Hyo Eun kembali ke Jeju karena Hyo Eun sangat suka di sana.

Jae Ah bertanya apa yang terjadi. Nyonya Kim menelfonnya  katanya Soo Ah dan Hyo Eun akan tinggal di Selandia baru. Soo Ah membantahnya, ia dan Hyo Eun akan kembali ke Jeju. Lalu Soo Ah menawari Hyo Eun, haruskah meraka kembali besok?

“Ada kandidat baru. Seoul, jeju dan rumah bibi. Aku akan berpikir matang-matang sebelum memutuskan mau memilih tinggal dimana.” Jawab Hyo Eun.

Jae Ah bertanya, apa kriteria Hyo Eun. Hyo Eun juga masih memikirkan itu.



>

5 komentar

avatar

Seruu bgittt
D tunggu part 2 bgmna ksh selanjutt'a

avatar

Seruu bgittt
D tunggu part 2 bgmna ksh selanjutt'a

avatar

Trimakasih kkak,dtunggu kelanjutanny.jgn pk lama y hehe..��

avatar

Final episode nya bikiin meweekk.. ����
Tapi teteep happy endiing
Thanks sinobsis nyaa...walo udh nnton tp tetep seneng baca sinobsisnya ��
Fighting !!!

avatar

iya betul mba, happy ending siihh. tp sedih bgt saat hyo eun memilih selandia baru...pokoknya sediihh tp seneng. menyakitkan tp membahagiakan...gitu deh. berawal di bandara berakhirnya jg di bandara....huuuaaaa....harusnya jgn tamat duluuu


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search