Sumber Gambar dan Konten dari KBS2
Sinopsis On The Way To The Airport Episode 12 Part 2
Jin Suk
makan bersama Kevin, ia mendengar kalau Kevin banyak membantu istrinya. Kevin
mengelak, tidak banyak kok hanya apa yang ia tahu.
Jin Suk
tiba-tiba berkata kalau ia akan ke Jeju hari itu, ia harus mengunjungi
keluarganya disaat libur. Kevin terlihat cemas mendengarnya.
Soo Ah masih di bandara bersiap pulang. Kevin menelfonnya mengabarkan kalau Jin Suk akan berkunjung. Kevin menyuruh Soo Ah berbohong dengan mengatakan kalau Hyo Eun pergi camping, Hyo Eun juga boleh menginap ditempatnya kalau Jin Suk tidak langsung pulang.
"Aku
minta maaf. Seharusnya aku tidak mengundangnya." Sesal Kevin.
Soo Ah
mengatakan tidak apa-apa, ini bukan salah Kevin juga. Soo Ah bingung. Pertama,
ia meminta Kevin untuk memberitahunya saat pesawat mereka mendarat.
Soo Ah
bingung apa lagi yang harus dilakukannya. Lalu ia menghubungi Do Woo mengatakan
kalau ia tidak bisa bertemu Do Woo pukul 2:00 hari ini karena ada urusan
mendadak. Do Woo mengerti.
Soo Ah kemudian menemui Hyo Eun, ia menjelaskan kalau ayahnya akan berkunjung. Ia meminta Hyo Eun untuk pulang ke rumah nenek tetangga dan jika Jin Suk menginap maka Kevin akan menjemputnya.
"Apakah
Kevin Samcheon benar-benar membantu kita? Apa ibu benar-benar percaya
padanya?"
Soo Ah
melarag Hyo Eun menghawatirkan hal itu, yang terpenting Hyo Eun jangan pulang
dahulu.
"Bagaimanapun
juga kita harus menghadapi ini. Jadi ayo kita lakukan dengan baik."
Setelah
mengatakannya Soo Ah berjalan pergi. Hyo Eun memanggilnya untuk memberi
semangat.
Soo Ah membereskan rumah, lalu meletakkan buku-buku sekolah internasional Hyo Eun yang dulu di meja. Ia membuat buku-buku itu seolah digunakan untuk belajar.
Selanjutnya Soo Ah ke toko kelontong dekat rumah dan Do Woo melihatnya dari dalam mobil. Dan Do Woo melihat Jin Suk yang sedang menuju rumah Soo Ah.
Ternyata Soo Ah pergi untuk membeli air dan langsung meminumnya di depan toko.
Jin Suk dan Kevin sampai duluan di rumah. Jin Suk heran, kemana gerangan Soo Ah sekarang ini. Kevin menenangkan, karena gerbangnya tidak di kunci pasti Soo Ah masih ada di dekat sana.
"Tak
bisa dipercaya. pagar ini tidak berguna." Ujar Jin Suk.
Kevin
memastikan kalau ini kota yang samai. Selanjutnya Soo Ah datang. Jin Suk lalu
masuk ke dalam rumah dengan kesal.
Do Woo teringat pertemuannya dengan suami Soo AH di kafe waktu itu dan sekarang ia melihat suami Soo Ah menuju rumah Soo Ah.
Jin Suk melihat seisi rumah, lalu ia bertanya, apa tidak ada meja? Lalu dimana Hyo Eun belajar? Soo Ah beralasan kalau ia perlu melihat apaka Hyo Eun nyaman atau tidak.
"Dia
butuh pengaturan yang tepat untuk beradaptasi dengan baik." Jawab Jin Suk.
Mendadak Jin
Suk membicarakan kalau Mi Jin ternyata berkencan dengan Jae Ah. Soo Ah merasa
itu tidak anah, kenapa mereka tidak boleh saling bertemu? Ia yakin ada alasan
tertentu.
Jin Suk
mengira begitu. Tapi kenapa Mi Jin memberikannya makanan?
"Oh,
bukankah sudah aku beritahu? Aku bertemu dia sekali dan dia memberiku beberapa
makanan. Itu sedikit aneh, tapi rasanya enak. Dia seorang juru masak yang baik.
Oh, aku sudah berterima kasih padanya, Jadi jangan meneleponnya untuk
mengucapkan terima kasih. Dia akan membawakannya lagi nanti. Jangan lakukan
itu."
Soo Ah hanya
tertawa. Baginya lucu sekali. Pertanyaan pertama yang Jin Suk tanyakan adalah
tentang Mi Jin dan Jae Ah. Jin Suk menjawab kalau itu muncul begitu saja, tidak
ada maksud apa-apa.
"Apa
kau sering bertemu Mi Jin?" Tanya Soo Ah.
"Jae Ah
bilang sesuatu, bukan?" Tanya Jin Suk.
Soo Ah menjawab
tidak. Jin Suk kembali bertanya, kalau begitu kenapa Soo Ah bertanya hal itu.
Soo Ah menjawab seperti Jin SUk tadi, itu muncul begitu saja, tidak ada maksud
apa-apa.
"Ada
apa dengan Mi Jin? Dia bilang kalau Jae Ah mencurigai sesuatu. Dia memberiku
makan lebih dulu tapi dia ingin aku untuk berhati-hati. Dia aneh." Ujar
Jin Suk.
Soo Ah
pura-pura percaya, ia senang mereka berdua rekan yang baik. Jin Suk melarang
Soo Ah salah paham. Ia menganalogikan hubungannya dengan Mi Jin seperti
hubungan Soo Ah dengan rekan kerja pria yang lain.
Tiba-tiba ada tamu. Ia adalah rekan kerja Do Woo, ia kesana karena DO Woo memintanya untuk memeriksa ukuran meja pesanan Soo Ah. Setelah mengira-ngira ia pun pergi kembali.
Soo Ah
menjelaskan kalau sekarang ia tidak berhubungan dengan Mi Jin lagi jado Jin Suk
bisa tenang. Jin Suk mengalihkan pembicaraan, apa atapnya tidak bocor?
Jin Suk selanjutnya mengajak Soo Ah ke toko perabot. Ia memastikan agar Soo Ah hidup dengan semestinya, toh Soo Ah juga memiliki pekerjaan disana dan Hyo Eun bersenang-senang di sekolah.
"Aku
akan datang ke sini sekali atau dua kali sebulan untuk bersantai... Dan kau
bisa lakukan semaumu. Bukankah itu menyenangkan?"
Jin Suk
menanyakan keinginan SOo Ah, mau satu tempat tidur atau dua. Soo Ah rasa tidak
perlu, ia hanya butuh kasur. Jin Suk mengingatkan kalau Soo AH harus tinggal
disana sampai Hyo Eun lulus SD, jadi harus membeli beberapa perabotan.
"Apa
kau takut aku segera kembali ke Soul?"
"Ya.
"Ya?"
"Bagi
beberapa pasangan yang telah menikah selama lebih dari 10 tahun, Hidup secara
terpisah adalah sebuah harapan."
Soo Ah tidak
mengerti, bagaimana bisa itu sebuah harapan? Jin Suk menjelaskan, sangat bijak
untuk menghabiskan waktu secara terpisah. Sangat memilukan. Sesuatu seperti
itu.
Soo Ah lalu
bertanya, apa "sangat memilukan" itu yang Jin Suk inginkan dari
keluarga?
"Jangan
mengeluh. Kau sudah bebas, bukan? Secara keuangan dan psikologis. Nikmati itu.
Jarang ada pria sepertiku. Aku seperti budak mengirim uang untukmu agar kau
bisa tenang. Di tempat seperti ini. Ini seperti sebuah kemewahan. Manfaatkan
itu."
"Pasangan
menikah apa yang tidak ingin hidup bersama? Apa kau menyesal kita menikah?
Bagimu aku ini apa?"
Buat Jin Suk
Pertanyaan seperti itu haya ntuk orang-orang yang memiliki perasaan satu sama
lain. Perlu merasakan sesuatu untuk bisa berpura-pura memikirkan jawabannya.
Dan mereka sudah terlalu tua untuk itu.
Lalu Jin Suk memilih satu set meja makan untuk Soo Ah. Soo Ah tidak mau karena ia sudah memesan meja makan. Saat Jin Suk menawari perabit lain, Soo Ah bersikeras kalau ia sudah membeli meja.
"Sebuah
meja makan tidak baik untuk semuanya."
Tapi Soo Ah
tetap bersikeras kalau itu sudah lebih dari cukup.
Selanjutnya
Soo AH duduk di sebuah ranjang dan Jin Suk mengikutinya. Pemilik menyuruh
mereka untuk berbaring disana untuk mencoba.
Tapi saat
Jin Suk berbaring, Soo Ah malah pergi.
Mi Jin mengunjungi kafe Hyun Joo. Hyun Joo langsung tahu, Itu Jin Seok, bukan?
Mi Jin
menjawab kalau itu salah, hanya gosip. Hyun Joo menjelaskan kalau ia pernah
melihat Mi Jin dan Jin Suk bicara di pojokan tepatnya sedang bertengkar.
"Itu
dulu sekali. Kami putus saat itu... Jin Seok masih lajang dan beratmu 48kg.
Senang sekarang?"
Hyun Joo
meminta Mi Jin untuk minta maaf pada Soo Ah. Mi Jin malah menatap Hyun Joo,
menuntut alasan atas perintah Hyun Joo itu.
"Aku
tahu. Kau tidak melakukan kesalahan, Tapi itu kesetiaan diantara wanita yang
sudah menikah. Mantan pacar suami harus tidak boleh terlihat berkeliaran. Kau
harus meminta maaf. Tidak ada kata terlambat. Maka Semua akan baik-baik
saja."
Mi Jin
bertanya, apa kafe Hyun Joo tidak menjual alkohol. Hyun Joo memina Mi Jin untuk
minta maaf terlebih dahulu dan kembalilah jika merasa bersalah dan marah. Maka
saat itu ia akan mentraktir minuman.
Ji Eun menyuruh Mi Jin untuk melakukan ikat mengikat katanya itu bisa menangkan. Itu sebagai ganti minuman karena Ji Eun harus rapat sebentar lagi.
Kemudian
Kyung Soo mengabarkan kalau Do Woo ada di jeju dan sudah mendapatkan tempat
untuk menyimpan sumua karya Nyonya Go.
Mi Jin berpikir, apa yang terjadi? Soo Ah meninggalkan Do Woo dan pergi, Tapi secara kebetulan bertemu dia di sana?
Kevin menemui Soo Ah di Bandara. Ia bertanya, apa Jin Suk sudah pergi?
"Ya.
Dia datang atas kemauannya sendiri dan pergi begitu saja."
Kevin
khawatir mengenai sekolah Hyo Eun. Soo Ah menjelaskan kalau Jin Suk tidak tahu
dan sama sekali tidak curiga.
Kevin
bertanya lagi, apa Soo Ah akan terus berbohong? Untuk apa lagi? Soo Ah dan Hyo
Eun melakukannya dengan baik.
Soo Ah
membenarkan Kevin, Kenapa ia berbohong? Saat itu, ia ingin berbohong hanya
untuk pergi. Tapi sekarang, ia ingin berbohong hanya untuk tinggal di sana.
Haruskah ia terus berbohong atau ia berhenti saja?
Kevin menjawab dengan menunjukkan cara Soo Ah melakukan pengecekan terakhir bagasi pesawat. Pemeriksaan selesai.
"Sudahi
itu. Lalu menikmati keuntungannya dengan penuh harga diri." Lanjut Kevin.
Orang-orang dari perusahaan pindahan mendatangi rumah tua. Mereka mendapat pesanan untuk mengambil barang-barang Hye WOn.
Hye Won saat ini ada di kafe yang juga menjadi temapt pertemuannya dengan Annie dulu.
Saat itu,
Hye Won mengarang semua tentang diri Annie. Annie suka makanan korea dan ingin
belajar arsitektur. Annie minta itu diganti dengan tembikar saja.
Hye Won
tidak setuju, ia akan mengirimi Annie e-mail apa yang ia tulis, jadi Annie
hanya perlu menghafalnya saja.
"Aku tidak ingin menjadi Annie. Mari kita tetap gunakan Eun Woo."
"Keluarga
barumu membutuhkan nama baru." Bantah Hye Won.
Annie
menuntut alasan kenapa ia harus jadi mandiri dan berpendirian keras saat
belajar di luar negeri. Hye Won memerintahkannya untuk melakukan seperti yang
ia katakan.
Hye Won
kemudian mengganti arsitektur dengan tembikar. Annie akan mengintip tapi tanpa
sengaja ia menumpahkan air dalam gelas. Hye Won mengeluarkan saputangannya
untuk mengelap sambil menggerutu kalau Anni sangat ceroboh.
"Apa
impianmu?" Tanya Annie.
"Kenapa
kau peduli?"
Ia putri Hye Won, harus tahu apa impian ibunya. Hye Won mengatakan kalau kebanyakan anak-anak tidak peduli tentang impian ibu mereka.
"Katakanlah
aku peduli. Ketik itu. Aku mandiri, berpendirian keras dan berbakti. Eun Woo.
Seo Eun Woo.
"Mari
kita biarkan Do Woo memanggilmu dengan sebutan itu. Dia seorang ayah... Tidak
layak menerimamu. Dia terlalu baik untukmu."
Annie
bertanya, apakah dengan begitu, impian Hye Won menjadi kenyataan? Saat Hye Won
bertemu Do Woo? Annie masih menuntut Hye Won untuk mengatakan apa impiannya.
"Aku
tidak suka kata itu."
Annie
menjelaskan kalau "impian" adalah kata yang hanya digunakan oleh
anak-anak sengsara. Annie mendengar itu dari ayah kandungnya dan ayah
kandungnya mendnegar itu dari Hye Won.
"Memang
benar. Saat dia mengatakan, aku tahu kenapa kau tidak mencariku." Lanjut
Annie.
Hye Won meninggalkan kafe itu dan kopi pesanannya yang masih utuh.
Hye Won selanjutnya menemui Nyonya Hong, ia menginginkan Nyonya Hong untuk mendanai pemeliharaan rumah tua. Do Woo akan merawatnya dengan baik. Do Woo harus tinggal disana dan merawat itu agar kelak bisa menjadi milik Nyonya Hong.
"Tak
ada yang lain selain dia yang bisa menjaga rumah itu dalam kondisi seperti itu.
Aku akan pastikan bahwa yayasan bisa memiliki itu jika ia tidak memiliki ahli
waris."
Nyonya Go
mempertanyakan tunjangan perceraian Hye Won.
Kilas
balik...
Annie bertanya pada Hye Won, apa yang ingin Hye WOn capai dengan hidup seperti itu. Hye Won bersedia menjawab jika pertanyaan itu diajukan Annie, bukan Eun Woo.
"Itu
karena kau, Putriku."
Annie
percaya itu, akan ia pastikan Hye Won tidak menyesal telah membawanya masuk
dalam keluarganya. Ia akan melakukan semua yang Hye Won katakan. Ia akan
menggunakan nama Annie.
Kilas balik
selesai...
sebagai tunjangan, Hye Won minta diijinkan untuk belajar dan bekerja sebanyak yang ia inginkan. Itu... Impiannya.
"Impianmu?"
"Jalan
yang ingin aku capai dan tempat dimana aku ingin bekerjar."
Hye Won
memberikan semua rinciannya pada Nyonya Hong.
Setelah dari
Nyonya Hong, Hye Won menuju ke suatu temapat.
Do WOo dan rekannya menyelesaikan meja pesananSoo AH. Rekannya cerita kalau ia tidak pernah menggunakan meja makan yang ia buat sendiri. Menurutnya itu tidakenak, rasanya seperti ia satu-satunya orang yang hidup di dunia.
"Orang-orang
yang hidup sendirian belajar untuk menghargai apa yang orang lain berikan pada
mereka." Lanjut rekan.
Selanjutnya
Seok menelfon Do Woo mengabari kalau Hye WOn memutuskan pindah.
Hye WOn saat ini ada di tempat pemakaman Annie. Do Woo menghubunginya. Hye Won berkata kalau ia akan berkunjung minggu ini, mereka harus mengucapkan selamat tinggal.
Do Woo
menawarkan untuk datang ke Seoul dan Hye Won menyilahkannya jika Do Woo ada
waktu. Tapi kemudian Hye Won mengatakan tidak usah, ia sudah eninggalkan surat
pada Seok. Jagalah itu sendiri.
Do Woo tetap
akan datang. Hye Won minta izin untuk bertanya terakhir kalinya. Jika Annie
tidak pernah muncul, Apa Do WOo akan tetap memperhatikannya? Semua karena
Annie, kan? Do Woo bisa mengatakan yang sebenarnya sekarang.
"Aku
memperhatikanmu sejak lama. Aku tidak akan menikah denganmu jika aku tidak
mencintaimu. Sekarang, Kau bisa hidup tanpa kecemasan."
Diperlihatkan
saat Do Woo pertama kalinya tertarik dengan Hye Won, semalam sebelum Annie
muncul.
Do Woo
berpesan agar Hye Won mengunjungi Annie kalau bisa. Annie pasti akan
menyukainya. Hye WOn menjawab akan memikirkannya.
Tapi sekarang Hye Won sudah berdiri di depan Annie, ia lalu mematikan ponsel.
Hye Won
teringat Annie waktu itu yang memohon agar mereka semua bisa tinggal bersama
sebagai satu keluarga. Annie berjanji akan melakukannya dengan baik.
"Nenek,
paman Seok, kau, ayah Doh Woo dan aku. Bisakah kita semua menjadi
keluarga?"
Hye Won
menyesali keputusannya saat itu. Seharusnya ia menuruti Annie dengan hidup
bersama sebagai keluarga.
Do Woo menatap jauh ke laut luas. Ia berbicara pada Annie.
"Apa
kau sedang mencari ibumu?"
Soo Ah pulang dari bandara menggunakan bis. Ia merenungkan percakapannya dengan Jin Suk tadi di toko perabot.
Bahkan
setelah turun pun ia masih memikirkannya ditambah nasehat Kevin untuk
mengakhiri kebohongannya. Soo Ah lalu
melakukan pengecekan terakhir di pesawat.
"Pemeriksaan
selesai."
Soo Ah mengirim pesan pada Do Woo dan Do Woo bergesas menemui Soo Ah. Soo Ah minta diajak berkendara.
Soo Ah duduk
di depan. Ia bertanya, apa Do Woo tidak memiliki banyak pertanyaan?
"Tentu
saja. Aku bahkan tidak tahu dimana harus memulainya."
Lalu Soo Ah
meminta Do Woo menghentikan mobilnya.
Setelah mobil berhenti Soo Ah minta ijin untuk duduk di belakang. Dan ia menunjukkan pesan yang selama ini seharusnya tertuju pada Do Woo.
"Kau bisa membaca ini untuk sementara.
Ini tentang saat aku datang ke sini... Dan bagaimana aku berakhir di sini.
Jawaban atas semua pertanyaanmu ada di sana. Aku mengirimkan pesan itu padaku
sendiri... Setiap kali aku memikirkanmu."
Soo Ah turun
dari mobil dan Do Woo membaca pesan Soo Ah. Ia juga melihat rumahnya di potret
oleh Soo Ah sebelum ia menemukan rumah itu.
"Aku
menemukan tempat yang jauh dari tempat lain. Tempat ini sama sepertimu. Aku
sangat ingin memberitahumu tentang ini. Dan akhirnya aku menemukan cara. Aku
mengirimkan pesan padaku sendiri setiap kali aku memikirkanmu. Sekarang, aku
bisa memberitahumu apapun dan segalanya.
Sejak hari
itu... Aku mengelilingi tempat yang sama."
Ternyata
tadi sebelum Do Woo menghampirinya, Soo Ah bergumam pada dirinya sendiri kalau
ia merindukan Do Woo.
"Aku
mengatakan hal yang sama. Sejak hari itu, Aku mengelilingi tempat yang sama...
Dan mengatakan hal yang sama."
Dan pada akhirnya Do Woo membawa Soo Ah berkendara dengan Soo Ah duduk di bak belakang mobil.
>
1 komentar:
Lanjuttnya ....��
Mdh2n tidak lama,makasih
EmoticonEmoticon