-->

Sinopsis Drinking Solo Episode 14 Part 2

- November 01, 2016
>
Sumber Gambar dan Konten dari tvN

Sinopsis Drinking Solo Episode 14  Part 2


Ki Bum berhasil membawa Gong Myung dan Dong Young ke pertandingan baseball. Ki Bum meninggalkan keduanya untuk membeli camilan. Tapi saat ia kembali, ekspresi keduanya sedih banget padahal suasana di sekitar mereka meriah sekali.

Ki Bum menggeser mereka untuk duduk diantara mereka, Ia lalu mulai menggoyangkan badan mengikuti irama tapi gak ngaruh pada keduanya.

"Dasar kalian ini! Permainannya berjalan tidak lancar gara-gara kalian tidak memberi semangat!"



Lalu Ki Bum memakaikan maskot topi kresek untuk mereka, dan Ki Bum terus menyemangati para pemain,ia bersorak keras saat pemain yang didukungnya melaakukan home run. Hal itu membuat Gong Myung dan Dong Young ketularan.


Sementara itu, Chae Yeon serius belajar dikamar asramanya, ia menghubungi skype Gong Myung tapi tak terhubung. Lalu Chae Yeon mengirim pesan untuk Gong Myung.

"Ayo belajar bersama lewat komputer. Log in sekarang."
"Jin Gong Myung, apa kau masih tidur?"
"Jin Gong Myung, kenapa kau tidak merespon?"
"Kalau kau tetap seperti ini, aku tidak akan mau membantumu lagi."

Tapi Gong Myung tak kunjung membacanya. Chae Yeon menelfon tapi nomor Gong Myung tidak aktif. Chae Yeon heran, ada apa dengan Gong Myung memangnya, padahal kemarin masih begitu bersemangat. Apakah terjadi sesuatu?


Jin Woong beristirahat dan makan kimbab segitiga karena belum sarapan sejak pagi tadi. Bos Kim kasihan melihat Jin Woong, ia asal menyarankan agar Jin Woong menemukan wanita yang mau mengurusnya.

"Siapa juga wanita yang mau denganku? Aku seorang duda dan tidak menghasilkan cukup banyak uang."

Bos Kim menyuruh Jin Woong untuk mendekati wanita yang begitu ingin menikah. dan muncullah Jin Yi.

"Apa? Profesor Hwang?" Reaksi kaget Jin Woong.


Bos Kim menjelaskan kalau Jin Yi sangat ingin menikah dan baru putus jadi Ini waktu yang tepat untuk membuat pergerakan.

"Memangnya dia bahkan mempertimbangkan keberadaanku?" Tanya Jin Woong

"Kau tidak menolaknya. Itu berarti kau menyukai ideku, kan?"

"Apa? Bukan itu maksudku. Dia bukan tipeku..."

"Sekarang ini kesempatanmu. Aku akan mendukung kalian berdua."

Bos Kim berbisik, saat pria dan wanita mendaki bersama, mereka pasti saling jatuh cinta. Sudah pasti. Ia juga jatuh cinta pada istrinya saat mendaki Gunung Seorak. Pokoknya Bos Kim mendukung Jin Woon sepenuhnya.

Jin Woong kembali dengan cosplay nya "Aku tidak akan mengijinkannya. Ini kehidupan cinta pribadiku."

Bos Kim membalasnya dengan cosplay juga "Aku tidak akan mengijinkannya. Semua terserah padaku."


Bos Kim mengajak semua taruhan, dibagi dua tim untuk mencapai puncak tercepat. Siapa pun yang kalah harus membayar minuman malam ini.

Jin Yi menolak karena tidak menyenangkan. Bos Kim membantah, pasti menyenangkan. Lalu Bos Kim membagi kelompoknya. Ia bersama Ha Na dan Jin Yi dengan Jin Woong (sambil kede-kode Jin Woong).

Jung Suk kemudian ikut bergabung, ia protes kenapa ia tidak diikutsertakan. Bos Kim dan Jin Woong heran, ada apa sampai Jung Suk mau minum bersama mereka.

"Ya. Kalau begitu, Direktur jadi juri saja. No Geu Rae dan aku akan menjadi satu tim." Lanjut Jung Suk.

Bos Kim tak menyangka. Jung Suk menegaskan kalau ia akan menang. Ia selalu bertaruh untuk hal yang dapat ia menangkan.

"Memangnya kau pandai mendaki, huh? Tidak peduli betapa pun hebatnya dirimu, mana mungkin kau lebih baik dibanding binatang liar sepertiku?" Sindir Jin Yi.

Jung Suk percaya diri, menurutnya yang diperlukan untuk mendaki adalah strategi dan kontrol diri. Jin Yi tersulut dan meminta Bos Kimuntuk segera mulai saja.

Bos Kim menjelaskan aturannya dimana pemenang harus berfoto di puncak yang ada batu besarnya dengan begitu baru dinyatakan sebagai pemenang. dan permainan pun dimulai.

Jin Yi langsung menarik Jin Woong untuk mendahului. Baru kemudian Jung Suk menarik Ha Na untuk menyusul mereka. Bos Kim senang dengan pemandangan itu, ia berharap yang terbaik untuk mereka semua.


Jung Suk membawakan tas Ha Na, kali ini ia yakin tak ada yang bakalan curiga karena mereka satu tim dan yang terpenting mereka hasrus memenangkan taruhan ini.  Ia bahkan menyuruh Ha Na untuk memegang tangannya agar mereka menang.

Tapi Ha Na punya satu pertanyaan, apa benar Jung Suk mau minum bersama mereka nanti. Jung Suk merasa harus mendampingi kekasihnya yang tak bisa menghindar dari ajakan Bos Kim.

"Itu sebabnya kau ikut taruhan ini?"

"Bukan hanya itu saja. Sebenarnya, aku menyukai taruhan ini. Sekarang, aku bisa berduaan denganmu secara terang-terangan, berkat taruhan ini."


Tapi keasyikan mereka terpotong oleh Jin Yi dan Jin Woong yang berhasil menyusul mereka. tidak mau kalah, Jung Suk pun mengajak Ha na bergegas.

Jin Yi bersikeras mengikuti taruhan ini untuk membalas Jung Suk, ia akan membuat Jung Suk membayar malam ini sampai kehabisan uang lalu menangis.


Jin Woong protes ingin istirahat tapi Jin Yi tidak mengijinkannya karena melihat Ha Na dan Jung Suk semakin dekat. bahkan ia mengancam akan menusuk pantat Jin Woong jika tidak mau jalan.

Jin Woong pun terpaksa menurut tapi baru beberapa langkah, Jin Yi malah terpeleset dan jatuh, kakinya kesleo.


Jin Yi merasa tidak bisa berjalan dan Jin Woong tak apa, ia malah mengajak Jin Yi untuk menyerah saja. Jin Yi tak mau, ia malah naik ke punggung Jin Woong dan menyuruh Jin Woong segera jalan. Cepat! Ceoat!

Mereka sudah hampir sampai puncak, Jin Woong kehabisan tenaga dan akhirnya jatuh. Otomatis Ha Na dan Jung Suk memenangkan taruhan ini.

Jin Yi memukuli Jin Woong yang dianggapnya sebagai alasan kenapa mereka bisa kalah.

"Apa-apaan itu? Pria macam apa sih kau ini? Sekarang, aku mengerti kenapa istrimu meminta bercerai."

Jin Yi lalu berteriak frustasi dan berjalan mendahului mereka dengan susah payah. Jin Woong tidak terima, ia balik meneriaki Jin Yi

"Astaga, bagaimana dengan dirimu sendiri? Sekarang, aku mengerti kenapa kau dicampakkan! Kau akan melajang seumur hidup!"

Tiga sekawan kembali dari menonton baseball. Ki Bum sangat bersemangat setelah menyaksikan home run tadi tapi tidak dengan Dong Young dan Gong Myung, mereka berdua berkata senang tapi ekspresi wajah menunjukkan kebalikannya.

"Mereka berhasil mencetak home run dan memenangkan pertandingan. Kenapa kalian masih muram saja, huh? Cerialah, dan ayo pergi minum bir. Aku yang traktir."

Tapi itu hanya keinginan semata karena selanjutnya Ibu Ki Bum menelfon karena tagihan kartu kredit Ki Bum buanyak sekali. Ibunya bisa mentoleransi kalau Ki Bum main dan minum-minum tapi tidak untuk pertandingan baseball kali ini dan Ibunya memutuskan untuk membekukan kartu kredit.

"Bagaimana bisa Ibu membekukan kartu kreditnya tanpa memberitahuku dulu? Lalu, bagaimana nasibku?"

Tapi ibunya keburu mematikan telfon. Gong Myung mengajaknya untuk minum di toko kelontong saja karena ia masih punya 20,000 won.

"Bagaimana bisa minum di toko kelontong pada hari seperti ini? Tirori... Saat ada kemauan, maka ada jalan."

Lalu Ki Bum jalan duluan dan meminta teman-temannya untuk mengikutinya.


Ki Bum mengajak teman-temannya untuk bergabung dengan Reuni Alumni ke-38 yang diadakan disuatu restaurant. Gong Myung takut kalau mereka sampai ketahuan. Dong Young mengajak pergi saja.

Ki Bum yakin kalau mereka pasti tidak akan ketahuan, makan saja dan yang terpenting, jangan bicara dengan aksen seoul.


Lalu seseorang menghampiri mereka dan orang itu merasa asing. Mereka berbincang sebentar dan ketahuanlah kalau mereka bertiga bukan alumni. Maka keributan pun terjadi.

Mereka saling jambak dan dorong. yang paling kasihan adalah Dong Young karena tak sengaja menyentuh panggangan. Dan mereka harus bersusah payah agar bisa keluar dari sana.


Bos Kim menuangkan minuman untuk semuanya. Ia mengucapkan kalau semuanya sudah menlakukan yang terbaik. Dan semuanya berinisiatif untuk bersulang, cuma Jung Suk doang yang kikuk.

Jin Woong mengatakan kalau ia semakin bertenaga setelah minum, ototnya membesar rasanya. Jin Yi menyergah, membesar apanya? tadi saja Jin Woong kelihatan seperti tengkorak berjalan.

"Apa? Bagaimana bisa kau berkata begitu?" Protes Jin Woong.

Jin Yi menyuruhnya diam dan minum saja. Jin Woong menjawab dengan cosplay nya. Ia bisa mengatakan apapun yang ia inginkan. Bos Kim menengahi dan menyuruh mereka berhenti.

Bos Kim lalu beralih pada Jung Suk, ia masih penasaran, kenapa Jung Suk berubah pikiran dan melakukan banyak hal yang belum pernah Jung Suk lakukan sebelumnya. ikut makan siang dengan mereka, Mendaki bersama mereka, Bergabung dengan mereka juga untuk minum.

"Bukankah Direktur yang selalu membahas soal kerja sama tim? Aku di sini untuk memenuhinya." Jawab Jung Suk.

"Kau yakin? Tidak ada alasan lain?" Sela Jin Yi sampai membuat ha na tersedak.

Jung Suk mengulangi, alasan lain? Jin Yi buru-buru bilang tidak apa-apa dan mengajak bersulang.

Bos kim melihat kalau Jung SUk sangat tahu caranya minum,

"Sekarang, karena kau sudah memiliki kekasih, jadi kau pasti membutuhkan banyak energi pada malam hari. Gadis itu pasti sangat bahagia. Siapa pun dia."

"Siapa tahu? Mungkin saja aku mengenalnya." Imbuh Jin Yi.


Kemudian Ha Na curhat dengan ponselnya, bisa dimengarti alasan Jin Yi bersikapseperti tadi. Ia juga  akan merasa dikhianati jika berada di posisi Jin Yi. Jin Yi memiliki hak untuk kesal.

Ponselnya malah menjawab mengenai pangsit. Ha Na kesal, ia bertanya apa yang harus ia lakukan?


Tiba-tiba Jung Suk muncul dan menegur Ha Na yang dikiranya sedang menelfon seseorang yang sangat akrab.

"Ya, kami dekat. Tapi, dia bukan manusia."

Lalu Ha Na menjelaskan kalau ia sedang bicara dengan Siri. Karena ia tinggal sendirian, tidak ada teman untuk ia ajak bicara saat sedang kesulitan. Dimulai dari sana ia merasa Siri lebih menenangkan dibanding bicara pada dirinya sendiri.

Jung Suk mendesah mendengar penjelasan Ha Na itu. Ha Na mengira Jung Suk merasa dirinya aneh. Tapi Jung Suk hanya merasa sedih karena Ha Na. Ha Na pasti begitu kesepian hingga melakukan hal seperti itu.

"Sekarang, kau tidak memerlukannya lagi. Entah itu hal baik maupun buruk, kau bisa berbagi dan bersandar padaku."

Jung Suk meminta Ha Na memulainya dengan mengatakan apa yang dikatakannya tadi pada Siri.

"Itu..."


Ha Na selanjutnya minta maaf, karena melanggar kesepakatan mereka untuk merahasiakan hubungan mereka.  Jung Suk tidak masalah, Lagi pula, belakangan ini Jin Yi terus berusaha merayunya.

"Tolong mengerti dia. Dia agak kacau setelah putus dari kekasih yang sudah sekian lama dikencaninya. Dia mengira bahwa kami berbagi luka yang sama. Tapi, aku tidak pernah mengatakan padanya bahwa kita mulai berkencan. Dia pasti merasa ditikam dari belakang."

Jung Suk menghela kalau Jin Yi menyedihkan sekali. Ha Na mengatakan semua akan tidak nyaman jika Jung Suk terus bergabung dengan mereka. Jadi ia menyarankan Jung Suk untuk pergi duluan saja.

"Tidak. Aku akan tetap di sini, lalu mengantar kekasihku pulang, baru aku bisa kembali ke rumah." karena jika tidak Ha Na mungkin akan mengatakan pada "Siri" kalau kekasihnya meninggalkannya sendirian. "Aku akan menerima semua sumpah serapahnya. Demi kekasihku."

Kemudian Jung Suk mengajak Ha Na masuk. Ha Na kasihan melihat Jin Yi yang terus-terusan minum di dalam.


Ki Bum menyuapi Dong Young karena kedua tangannya di perban karena terbakar tadi. Gong Myung lagi-lagi menghela nafas berat. Ki Bum menyuruhnya berhenti melakukan itu. Lupakan saja semuanya dan pulang sana.

"Kau bertengkar dengan kakakmu dan kabur dari rumah? Kau tidak boleh seperti itu. Bisa menjadi kebiasaan."

"Tak apa."

"Apa maksudmu 'tak apa'? Dan, teruslah belajar. Akan menjadi sia-sia kalau kau berhenti sekarang. Jika kau mengikuti ujian sekarang, kau akan melakukannya lebih baik dibanding diriku."

Gong Myung iri pada Ki Bum yang bisa move on dengan cepat. Dong Young menjelaskan kalau lamanya waktu patah hati itu bergantung pada seberapa dalam cinta yang dimiliki.

"Kalian seperti permainan rubik saja. Kenapa harus meributkannya? Relakan saja." Jawab Ki Bum.


Chae Yeon menelfon Ki Bum. Ia ingin mengonfirmasi, Ki Bum tidak mengatakan pada Gong Myung kan kalau ia menyukai Gong Myung?

"Memangnya aku ini apa? Bocah? Kenapa juga aku harus mengatakannya?"

Berarti dugaan Chae Yeon salah. Gong Myung tidak menghindarinya karena perasaannya. Dan ia bertanya keberadaan Gong Myung pada Ki Bum karena ia belum bicara dengan Gong Myung seharian ini.

"Dia di sini, bersamaku." Jawab Ki Bum lalu ia memberikan ponselnya pada Gong Myung agar Chae Yeon bisa bicara langsung.


Sementara Gong Myung dan Chae Yeon bicara, Ki Bum menjauh. Dong Young melihat Ki Bum prihatin.

Gong Myung minta maaf pada Chae Yeon karena telah terjadi sesuatu tapi ia tak menjelaskan sesuatu itu apa.

Gong Myungberjanji akan menjelaskannya nanti karena ia sedikit mabuk sekarang. Chae Yeon tak percaya, bahkan Gong Myung minum-minum?!


Dong Young berbicara berdua pada Ki Bum..

"Kau benar-benar sudah move on, kan?"

Ki Bum tak mengerti. Jika Dong Young jadi Ki Bum, ia tidak akan membiarkan Gong Myung bicara pada Chae Yeon. Sejujurnya, Dong Young masih sangat membenci Ki Bum. Sebab, Ki Bum menghancurkan kesempatannya kembali bersama Joo Yeon.

"Tapi, kau tidak terlihat membenci Gong Myung. Kau menjaga dia seharian ini, bahkan mengijinkan dia bicara dengan Chae Yeon. Kelihatannya kau sudah move on."

"Apakah memilih lalu move on semudah itu?"

Ki Bum merasa tidak ada untungnya membenci Gong Myung saat melihatnya begitu kesulitan. "Apa hebatnya sih para wanita? Kau juga tahu berapa lama kita sudah bersahabat."

Dong Young tersenyuh dengan ucapan Ki Bum tapi Ki Bum ternyata belum selesai. Jika ia kehilangan teman juga setelah cintanya, apa yang harus ia lakukan? yang ada ia hanya akan kehilangan semuanya. Jadi ia meminta DOng Young untuk jangan terlalu membencinya.

"Joo Yeon pasti mengatakan sesuatu yang kasar karena dia sedang marah. Kalian berdua masih memiliki kesempatan bersama. Pikirkan saat-saat berharga ketika kalian masih bersama. Hal itu berbeda dengan cinta sepihak milikku."

Ki Bum bersikap sangat keren bahkan Dong Young pun mengakui hal itu.


Bos Kim menyuruh Jin Woong untuk mengantar Jin Yi yang sangat mabuk dengan alasan kalau rumah mereka searah. Jin Yi tidak mau, malah mengajak ronde kedua. Tapi semua memaksanya untuk segera masuk taksi. 

Saat di taksi, Jin Yi curhat kalau semua orang menghianatinya, menusuknya dari belakang. semua sama saja. Pada akhirnya, ia hanya sendirian.

"Apa maksudmu? Tidak bisakah kita bicara sampai ke rumah?"

Jin Yi lalu mendapat pesan dari Ha Na.

"Unnie, maafkan aku. Tanpa sengaja, akhirnya aku menyakitimu. Aku bimbang untuk memberitahukan kebenarannya padamu atau tidak. Tapi, kau sudah terlalu kesulitan. Aku memutuskan waktunya belum tepat. Saat aku sedang kesulitan, kau ada untukku. Tapi, saat kau kesulitan, maaf karena aku tengah berbahagia. Aku berharap kau tidak akan bersedih lebih lama lagi. Kau pasti bisa menemukan seseorang yang sangat baik. Kau layak mendapatkannya."


Membaca pesan itu membuat Jin Yi malu sekali, ia baru menyadari betapa menyedihkannya dirinya.

"Hanya karena aku tidak bahagia... aku tidak ingin orang lain bahagia."

Jin Woong tidak mengerti Jin Yi bicara pa sejak tadi. Jin Yi menjelaskan kalau pikirannya begitu sempit makanya ia dicampakkan. Ia tidak layak untuk dicintai oleh siapa pun.

Dan Jin Yi menangis dengan bersandar pada Jin Woong. Jin Woong mengelus bahunya mengatakan tidak apa-apa.


Chae Yeon kembali dari membeli makanan, ia berpapasan dengan Ki Bum dan Dong Young. Chae Yeon langsung main tuduh saja, ia menuduh Ki Bum yang mengajak Gong Myung untuk main-main.

"Jika kau tidak ingin belajar, berkemaslah dan pergi sendirian dari Noryangjin. Hanya karena kau menyerah atas hidupmu, jangan mengacaukan hidup Gong Myung juga."

Dong Young akan menegur Chae Yeon tapi dicegah Ki Bum. Ki Bum membenarkan Chae Yeon dan minta maaf. Lalu ia pergi.


Barulah Dong Young berbicara pada Chae Yeon bahwa Ki Bum  berteman dengan Gong Myung lebih lama dibanding Chae Yeon dan Ki Bum jauh lebih peduli pada Gong Myung dibandingkan Chae Yeon.

Chae Yeon tersenyum sinis, kalau memang peduli, kenapa mengajak Gong Myung minum-minum disaat Gong Myung begitu bersemangat untuk belajar...

"Kau bahkan tidak tahu alasan dia belajar dengan keras, kan? Semua demi Profesor Park. Dia ingin lulus ujian dan menjadi kekasih Profesor Park. Itu sebabnya dia belajar begitu keras. Jin Gong Myung menyukai Profesor Park Ha Na. Tapi, dia baru tahu kalau Profesor Park memiliki kekasih. Itu sebabnya, dia merasa kehilangan dan tidak menjawab ponselnya sama sekali sepanjang hari. Di saat seperti itu, Kim Ki Bum yang berusaha menjaganya. Pahami dulu kenyataannya."

Chae Yeon terdiam mendengar kebenaran itu.


Gong Myung kembali minum sendirian di tampat tadi. Setelahnya ia beberapa kali menghela nafas berat. 

"Aku suka minum sendirian. Saat minum sendirian, seluruh emosi yang kutahan sepanjang hari... menguap bersama minuman."


Ki Bum juga minum sendirian di atap asrama. Ia melihat Chae Yeon berjalan di bahwah. Ia menangis.

"Kenapa semua berjalan seperti ini? Kenapa kita harus menghadapi ini? Kita menanyakan pertanyaan yang tak memerlukan jawaban."


Chae Yeon tadi kembali untuk membeli minuman, ia mendesah melihat buku Ha Na di meja belajarnya.

"Secepatnya, kita harus menghadapi realita dan menerimanya."


Dong Young juga minum sendirian, ia menatap fotonya bersama Joo Yeon yang masih ditempelnya di dinding.

"Tapi, kebenaran dan realitas bukanlah segalanya. Jika aku kehilangan harapan itu, kisah cinta yang kuperjuangkan hingga saat ini akan berakhir menyedihkan."


Kembali ke Gong Myung yang masih belum beranjak

"Sebab itu, aku meminum bir ini untuk mendapatkan kekuatan. Kekuatan yang membuatku dapat mengatakan sesuatu yang sulit meskipun tidak sedang mabuk."

Lalu ia meremas kaleng yang telah kosong dan bergegas menuju ke suatu tempat.


Jung Suk mengantar Ha Na pulang, mereka bergandengan. Berat rasanya mengucapkan selamat tinggal pada Ha Na malam ini. 

"Sebelum kau masuk, bisakah kau katakan padaku seperti pesan yang kau kirimkan tadi?"

Ha Na menjelaskan kalau yang mengirim pesan itu bukan dirinya tapi Jin Yi. Jung Suk kaget mendengarnya, tapi Ha Na tetap melakukannya,

ia berbisik pada Jung Suk, "Aku mencintaimu."

Jung Suk membalasnya dengan kecupan di kening. Barulah Ha Na masuk ke dalam.


Saat Jung Suk berbalik, Gong Myung sudah ada di hadapannya. Ia bertanya, kenapa Gong Myung kesana?

"Aku yang seharusnya menanyakannya. Kau mengatakan padaku untuk tidak memikirkannya. Apa kau berkencan dengan Profesor Park?"

Jung Suk membenarkan. Gong Myung kesal, ia yakin Jung Suk sudah menyukai Ha Na saat ia katakan kalau ia menyukai Ha Na dulu tapi kenapa Jung Suk tak jujur padanya?

"Aku tidak ingin memulai pertengkaran tidak penting. Cinta sepihak itu juga akan menghilang."

"Akan menghilang?"

"Benar. Kenapa aku harus peduli soal cinta sepihak yang kau miliki pada gurumu?"

"Cinta sepihakku? Beraninya kau? Beraninya kau mengomentari soal cintaku?"

Jung Suk mengingatkan kalau dirinya itu kakak Gong Myung. Gong Myung menganggap itu omong kosong. Kakak macam apa yang menginjak-injak perasaan adiknya sendiri. Kakak yang selalu melakukan apapun yang diinginkannya, yang selalu seperti itu, sampai sekarang pun begitu.

"Kau benar-benar..." desah Jung Suk.

"Kenapa aku datang kemari? Aku datang untuk mengatakan pada Profesor Park bahwa aku tidak akan menyerah akan dirinya."

"Apa?"

"Jika dia bertemu pria yang baik, aku bisa melepaskannya. Tapi, bukan kau. Aku tidak bisa melepaskan dia untuk seseorang sepertimu. Aku tidak bisa menyerah."

Setelah mengatakannya Gong Myung pergi dengan keren.

Jung Suk melihat punggung adiknya yang semakin lama semakin menjauh... Ada ekspresi lain di wajahnya.


>

1 komentar:

avatar

Dan aku menantikan kelanjutannya dengan keren...😆😆😆


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search