Sumber Gambar dan Konten dari tvN
Sinopsis Drinking Solo Episode 14 Part 2
Ki Bum berhasil membawa Gong Myung dan Dong Young ke pertandingan baseball. Ki Bum meninggalkan keduanya untuk membeli camilan. Tapi saat ia kembali, ekspresi keduanya sedih banget padahal suasana di sekitar mereka meriah sekali.
Ki Bum
menggeser mereka untuk duduk diantara mereka, Ia lalu mulai menggoyangkan badan
mengikuti irama tapi gak ngaruh pada keduanya.
"Dasar
kalian ini! Permainannya berjalan tidak lancar gara-gara kalian tidak memberi
semangat!"
Lalu Ki Bum memakaikan maskot topi kresek untuk mereka, dan Ki Bum terus menyemangati para pemain,ia bersorak keras saat pemain yang didukungnya melaakukan home run. Hal itu membuat Gong Myung dan Dong Young ketularan.
Sementara itu, Chae Yeon serius belajar dikamar asramanya, ia menghubungi skype Gong Myung tapi tak terhubung. Lalu Chae Yeon mengirim pesan untuk Gong Myung.
"Ayo belajar bersama lewat komputer. Log in
sekarang."
"Jin Gong Myung, apa kau masih
tidur?"
"Jin Gong Myung, kenapa kau tidak
merespon?"
"Kalau kau tetap seperti ini, aku tidak
akan mau membantumu lagi."
Tapi Gong
Myung tak kunjung membacanya. Chae Yeon menelfon tapi nomor Gong Myung tidak
aktif. Chae Yeon heran, ada apa dengan Gong Myung memangnya, padahal kemarin
masih begitu bersemangat. Apakah terjadi sesuatu?
Jin Woong beristirahat dan makan kimbab segitiga karena belum sarapan sejak pagi tadi. Bos Kim kasihan melihat Jin Woong, ia asal menyarankan agar Jin Woong menemukan wanita yang mau mengurusnya.
"Siapa
juga wanita yang mau denganku? Aku seorang duda dan tidak menghasilkan cukup
banyak uang."
Bos Kim
menyuruh Jin Woong untuk mendekati wanita yang begitu ingin menikah. dan
muncullah Jin Yi.
"Apa?
Profesor Hwang?" Reaksi kaget Jin Woong.
Bos Kim menjelaskan kalau Jin Yi sangat ingin menikah dan baru putus jadi Ini waktu yang tepat untuk membuat pergerakan.
"Memangnya
dia bahkan mempertimbangkan keberadaanku?" Tanya Jin Woong
"Kau
tidak menolaknya. Itu berarti kau menyukai ideku, kan?"
"Apa?
Bukan itu maksudku. Dia bukan tipeku..."
"Sekarang
ini kesempatanmu. Aku akan mendukung kalian berdua."
Bos Kim
berbisik, saat pria dan wanita mendaki bersama, mereka pasti saling jatuh
cinta. Sudah pasti. Ia juga jatuh cinta pada istrinya saat mendaki Gunung
Seorak. Pokoknya Bos Kim mendukung Jin Woon sepenuhnya.
Jin Woong
kembali dengan cosplay nya "Aku tidak akan mengijinkannya. Ini kehidupan
cinta pribadiku."
Bos Kim
membalasnya dengan cosplay juga "Aku tidak akan mengijinkannya. Semua
terserah padaku."
Bos Kim mengajak semua taruhan, dibagi dua tim untuk mencapai puncak tercepat. Siapa pun yang kalah harus membayar minuman malam ini.
Jin Yi
menolak karena tidak menyenangkan. Bos Kim membantah, pasti menyenangkan. Lalu
Bos Kim membagi kelompoknya. Ia bersama Ha Na dan Jin Yi dengan Jin Woong
(sambil kede-kode Jin Woong).
Jung Suk
kemudian ikut bergabung, ia protes kenapa ia tidak diikutsertakan. Bos Kim dan
Jin Woong heran, ada apa sampai Jung Suk mau minum bersama mereka.
"Ya.
Kalau begitu, Direktur jadi juri saja. No Geu Rae dan aku akan menjadi satu
tim." Lanjut Jung Suk.
Bos Kim tak
menyangka. Jung Suk menegaskan kalau ia akan menang. Ia selalu bertaruh untuk
hal yang dapat ia menangkan.
"Memangnya
kau pandai mendaki, huh? Tidak peduli betapa pun hebatnya dirimu, mana mungkin
kau lebih baik dibanding binatang liar sepertiku?" Sindir Jin Yi.
Jung Suk
percaya diri, menurutnya yang diperlukan untuk mendaki adalah strategi dan
kontrol diri. Jin Yi tersulut dan meminta Bos Kimuntuk segera mulai saja.
Bos Kim
menjelaskan aturannya dimana pemenang harus berfoto di puncak yang ada batu
besarnya dengan begitu baru dinyatakan sebagai pemenang. dan permainan pun
dimulai.
Jin Yi
langsung menarik Jin Woong untuk mendahului. Baru kemudian Jung Suk menarik Ha
Na untuk menyusul mereka. Bos Kim senang dengan pemandangan itu, ia berharap
yang terbaik untuk mereka semua.
Jung Suk membawakan tas Ha Na, kali ini ia yakin tak ada yang bakalan curiga karena mereka satu tim dan yang terpenting mereka hasrus memenangkan taruhan ini. Ia bahkan menyuruh Ha Na untuk memegang tangannya agar mereka menang.
Tapi Ha Na
punya satu pertanyaan, apa benar Jung Suk mau minum bersama mereka nanti. Jung
Suk merasa harus mendampingi kekasihnya yang tak bisa menghindar dari ajakan
Bos Kim.
"Itu
sebabnya kau ikut taruhan ini?"
"Bukan
hanya itu saja. Sebenarnya, aku menyukai taruhan ini. Sekarang, aku bisa
berduaan denganmu secara terang-terangan, berkat taruhan ini."
Tapi keasyikan mereka terpotong oleh Jin Yi dan Jin Woong yang berhasil menyusul mereka. tidak mau kalah, Jung Suk pun mengajak Ha na bergegas.
Jin Yi
bersikeras mengikuti taruhan ini untuk membalas Jung Suk, ia akan membuat Jung
Suk membayar malam ini sampai kehabisan uang lalu menangis.
Jin Woong protes ingin istirahat tapi Jin Yi tidak mengijinkannya karena melihat Ha Na dan Jung Suk semakin dekat. bahkan ia mengancam akan menusuk pantat Jin Woong jika tidak mau jalan.
Jin Woong
pun terpaksa menurut tapi baru beberapa langkah, Jin Yi malah terpeleset dan
jatuh, kakinya kesleo.
Jin Yi merasa tidak bisa berjalan dan Jin Woong tak apa, ia malah mengajak Jin Yi untuk menyerah saja. Jin Yi tak mau, ia malah naik ke punggung Jin Woong dan menyuruh Jin Woong segera jalan. Cepat! Ceoat!
Mereka sudah
hampir sampai puncak, Jin Woong kehabisan tenaga dan akhirnya jatuh. Otomatis
Ha Na dan Jung Suk memenangkan taruhan ini.
Jin Yi
memukuli Jin Woong yang dianggapnya sebagai alasan kenapa mereka bisa kalah.
"Apa-apaan
itu? Pria macam apa sih kau ini? Sekarang, aku mengerti kenapa istrimu meminta
bercerai."
Jin Yi lalu
berteriak frustasi dan berjalan mendahului mereka dengan susah payah. Jin Woong
tidak terima, ia balik meneriaki Jin Yi
"Astaga,
bagaimana dengan dirimu sendiri? Sekarang, aku mengerti kenapa kau dicampakkan!
Kau akan melajang seumur hidup!"
Tiga sekawan kembali dari menonton baseball. Ki Bum sangat bersemangat setelah menyaksikan home run tadi tapi tidak dengan Dong Young dan Gong Myung, mereka berdua berkata senang tapi ekspresi wajah menunjukkan kebalikannya.
"Mereka
berhasil mencetak home run dan memenangkan pertandingan. Kenapa kalian masih
muram saja, huh? Cerialah, dan ayo pergi minum bir. Aku yang traktir."
Tapi itu
hanya keinginan semata karena selanjutnya Ibu Ki Bum menelfon karena tagihan
kartu kredit Ki Bum buanyak sekali. Ibunya bisa mentoleransi kalau Ki Bum main
dan minum-minum tapi tidak untuk pertandingan baseball kali ini dan Ibunya
memutuskan untuk membekukan kartu kredit.
"Bagaimana
bisa Ibu membekukan kartu kreditnya tanpa memberitahuku dulu? Lalu, bagaimana nasibku?"
Tapi ibunya
keburu mematikan telfon. Gong Myung mengajaknya untuk minum di toko kelontong
saja karena ia masih punya 20,000 won.
"Bagaimana
bisa minum di toko kelontong pada hari seperti ini? Tirori... Saat ada kemauan,
maka ada jalan."
Lalu Ki Bum
jalan duluan dan meminta teman-temannya untuk mengikutinya.
Ki Bum mengajak teman-temannya untuk bergabung dengan Reuni Alumni ke-38 yang diadakan disuatu restaurant. Gong Myung takut kalau mereka sampai ketahuan. Dong Young mengajak pergi saja.
Ki Bum yakin
kalau mereka pasti tidak akan ketahuan, makan saja dan yang terpenting, jangan
bicara dengan aksen seoul.
Lalu seseorang menghampiri mereka dan orang itu merasa asing. Mereka berbincang sebentar dan ketahuanlah kalau mereka bertiga bukan alumni. Maka keributan pun terjadi.
Mereka
saling jambak dan dorong. yang paling kasihan adalah Dong Young karena tak
sengaja menyentuh panggangan. Dan mereka harus bersusah payah agar bisa keluar
dari sana.
Bos Kim menuangkan minuman untuk semuanya. Ia mengucapkan kalau semuanya sudah menlakukan yang terbaik. Dan semuanya berinisiatif untuk bersulang, cuma Jung Suk doang yang kikuk.
Jin Woong
mengatakan kalau ia semakin bertenaga setelah minum, ototnya membesar rasanya.
Jin Yi menyergah, membesar apanya? tadi saja Jin Woong kelihatan seperti
tengkorak berjalan.
"Apa?
Bagaimana bisa kau berkata begitu?" Protes Jin Woong.
Jin Yi
menyuruhnya diam dan minum saja. Jin Woong menjawab dengan cosplay nya. Ia bisa
mengatakan apapun yang ia inginkan. Bos Kim menengahi dan menyuruh mereka
berhenti.
Bos Kim lalu
beralih pada Jung Suk, ia masih penasaran, kenapa Jung Suk berubah pikiran dan
melakukan banyak hal yang belum pernah Jung Suk lakukan sebelumnya. ikut makan
siang dengan mereka, Mendaki bersama mereka, Bergabung dengan mereka juga untuk
minum.
"Bukankah
Direktur yang selalu membahas soal kerja sama tim? Aku di sini untuk
memenuhinya." Jawab Jung Suk.
"Kau
yakin? Tidak ada alasan lain?" Sela Jin Yi sampai membuat ha na tersedak.
Jung Suk
mengulangi, alasan lain? Jin Yi buru-buru bilang tidak apa-apa dan mengajak
bersulang.
Bos kim
melihat kalau Jung SUk sangat tahu caranya minum,
"Sekarang,
karena kau sudah memiliki kekasih, jadi kau pasti membutuhkan banyak energi
pada malam hari. Gadis itu pasti sangat bahagia. Siapa pun dia."
"Siapa
tahu? Mungkin saja aku mengenalnya." Imbuh Jin Yi.
Kemudian Ha Na curhat dengan ponselnya, bisa dimengarti alasan Jin Yi bersikapseperti tadi. Ia juga akan merasa dikhianati jika berada di posisi Jin Yi. Jin Yi memiliki hak untuk kesal.
Ponselnya
malah menjawab mengenai pangsit. Ha Na kesal, ia bertanya apa yang harus ia
lakukan?
Tiba-tiba Jung Suk muncul dan menegur Ha Na yang dikiranya sedang menelfon seseorang yang sangat akrab.
"Ya,
kami dekat. Tapi, dia bukan manusia."
Lalu Ha Na
menjelaskan kalau ia sedang bicara dengan Siri. Karena ia tinggal sendirian,
tidak ada teman untuk ia ajak bicara saat sedang kesulitan. Dimulai dari sana
ia merasa Siri lebih menenangkan dibanding bicara pada dirinya sendiri.
Jung Suk
mendesah mendengar penjelasan Ha Na itu. Ha Na mengira Jung Suk merasa dirinya
aneh. Tapi Jung Suk hanya merasa sedih karena Ha Na. Ha Na pasti begitu
kesepian hingga melakukan hal seperti itu.
"Sekarang,
kau tidak memerlukannya lagi. Entah itu hal baik maupun buruk, kau bisa berbagi
dan bersandar padaku."
Jung Suk
meminta Ha Na memulainya dengan mengatakan apa yang dikatakannya tadi pada
Siri.
"Itu..."
Ha Na selanjutnya minta maaf, karena melanggar kesepakatan mereka untuk merahasiakan hubungan mereka. Jung Suk tidak masalah, Lagi pula, belakangan ini Jin Yi terus berusaha merayunya.
"Tolong
mengerti dia. Dia agak kacau setelah putus dari kekasih yang sudah sekian lama
dikencaninya. Dia mengira bahwa kami berbagi luka yang sama. Tapi, aku tidak
pernah mengatakan padanya bahwa kita mulai berkencan. Dia pasti merasa ditikam
dari belakang."
Jung Suk
menghela kalau Jin Yi menyedihkan sekali. Ha Na mengatakan semua akan tidak
nyaman jika Jung Suk terus bergabung dengan mereka. Jadi ia menyarankan Jung Suk
untuk pergi duluan saja.
"Tidak.
Aku akan tetap di sini, lalu mengantar kekasihku pulang, baru aku bisa kembali
ke rumah." karena jika tidak Ha Na mungkin akan mengatakan pada
"Siri" kalau kekasihnya meninggalkannya sendirian. "Aku akan
menerima semua sumpah serapahnya. Demi kekasihku."
Kemudian
Jung Suk mengajak Ha Na masuk. Ha Na kasihan melihat Jin Yi yang terus-terusan
minum di dalam.
Ki Bum menyuapi Dong Young karena kedua tangannya di perban karena terbakar tadi. Gong Myung lagi-lagi menghela nafas berat. Ki Bum menyuruhnya berhenti melakukan itu. Lupakan saja semuanya dan pulang sana.
"Kau
bertengkar dengan kakakmu dan kabur dari rumah? Kau tidak boleh seperti itu.
Bisa menjadi kebiasaan."
"Tak
apa."
"Apa
maksudmu 'tak apa'? Dan, teruslah belajar. Akan menjadi sia-sia kalau kau
berhenti sekarang. Jika kau mengikuti ujian sekarang, kau akan melakukannya
lebih baik dibanding diriku."
Gong Myung
iri pada Ki Bum yang bisa move on dengan cepat. Dong Young menjelaskan kalau
lamanya waktu patah hati itu bergantung pada seberapa dalam cinta yang
dimiliki.
"Kalian
seperti permainan rubik saja. Kenapa harus meributkannya? Relakan saja."
Jawab Ki Bum.
Chae Yeon menelfon Ki Bum. Ia ingin mengonfirmasi, Ki Bum tidak mengatakan pada Gong Myung kan kalau ia menyukai Gong Myung?
"Memangnya
aku ini apa? Bocah? Kenapa juga aku harus mengatakannya?"
Berarti
dugaan Chae Yeon salah. Gong Myung tidak menghindarinya karena perasaannya. Dan
ia bertanya keberadaan Gong Myung pada Ki Bum karena ia belum bicara dengan
Gong Myung seharian ini.
"Dia di
sini, bersamaku." Jawab Ki Bum lalu ia memberikan ponselnya pada Gong
Myung agar Chae Yeon bisa bicara langsung.
Sementara Gong Myung dan Chae Yeon bicara, Ki Bum menjauh. Dong Young melihat Ki Bum prihatin.
Gong Myung
minta maaf pada Chae Yeon karena telah terjadi sesuatu tapi ia tak menjelaskan
sesuatu itu apa.
Gong
Myungberjanji akan menjelaskannya nanti karena ia sedikit mabuk sekarang. Chae
Yeon tak percaya, bahkan Gong Myung minum-minum?!
Dong Young berbicara berdua pada Ki Bum..
"Kau
benar-benar sudah move on, kan?"
Ki Bum tak
mengerti. Jika Dong Young jadi Ki Bum, ia tidak akan membiarkan Gong Myung
bicara pada Chae Yeon. Sejujurnya, Dong Young masih sangat membenci Ki Bum.
Sebab, Ki Bum menghancurkan kesempatannya kembali bersama Joo Yeon.
"Tapi,
kau tidak terlihat membenci Gong Myung. Kau menjaga dia seharian ini, bahkan
mengijinkan dia bicara dengan Chae Yeon. Kelihatannya kau sudah move on."
"Apakah
memilih lalu move on semudah itu?"
Ki Bum merasa
tidak ada untungnya membenci Gong Myung saat melihatnya begitu kesulitan.
"Apa hebatnya sih para wanita? Kau juga tahu berapa lama kita sudah
bersahabat."
Dong Young
tersenyuh dengan ucapan Ki Bum tapi Ki Bum ternyata belum selesai. Jika ia
kehilangan teman juga setelah cintanya, apa yang harus ia lakukan? yang ada ia
hanya akan kehilangan semuanya. Jadi ia meminta DOng Young untuk jangan terlalu
membencinya.
"Joo
Yeon pasti mengatakan sesuatu yang kasar karena dia sedang marah. Kalian berdua
masih memiliki kesempatan bersama. Pikirkan saat-saat berharga ketika kalian
masih bersama. Hal itu berbeda dengan cinta sepihak milikku."
Ki Bum
bersikap sangat keren bahkan Dong Young pun mengakui hal itu.
Bos Kim menyuruh Jin Woong untuk mengantar Jin Yi yang sangat mabuk dengan alasan kalau rumah mereka searah. Jin Yi tidak mau, malah mengajak ronde kedua. Tapi semua memaksanya untuk segera masuk taksi.
Saat di
taksi, Jin Yi curhat kalau semua orang menghianatinya, menusuknya dari
belakang. semua sama saja. Pada akhirnya, ia hanya sendirian.
"Apa
maksudmu? Tidak bisakah kita bicara sampai ke rumah?"
Jin Yi lalu
mendapat pesan dari Ha Na.
"Unnie,
maafkan aku. Tanpa sengaja, akhirnya aku menyakitimu. Aku bimbang untuk
memberitahukan kebenarannya padamu atau tidak. Tapi, kau sudah terlalu
kesulitan. Aku memutuskan waktunya belum tepat. Saat aku sedang kesulitan, kau
ada untukku. Tapi, saat kau kesulitan, maaf karena aku tengah berbahagia. Aku
berharap kau tidak akan bersedih lebih lama lagi. Kau pasti bisa menemukan
seseorang yang sangat baik. Kau layak mendapatkannya."
Membaca pesan itu membuat Jin Yi malu sekali, ia baru menyadari betapa menyedihkannya dirinya.
"Hanya
karena aku tidak bahagia... aku tidak ingin orang lain bahagia."
Jin Woong
tidak mengerti Jin Yi bicara pa sejak tadi. Jin Yi menjelaskan kalau pikirannya
begitu sempit makanya ia dicampakkan. Ia tidak layak untuk dicintai oleh siapa
pun.
Dan Jin Yi
menangis dengan bersandar pada Jin Woong. Jin Woong mengelus bahunya mengatakan
tidak apa-apa.
Chae Yeon kembali dari membeli makanan, ia berpapasan dengan Ki Bum dan Dong Young. Chae Yeon langsung main tuduh saja, ia menuduh Ki Bum yang mengajak Gong Myung untuk main-main.
"Jika
kau tidak ingin belajar, berkemaslah dan pergi sendirian dari Noryangjin. Hanya
karena kau menyerah atas hidupmu, jangan mengacaukan hidup Gong Myung
juga."
Dong Young
akan menegur Chae Yeon tapi dicegah Ki Bum. Ki Bum membenarkan Chae Yeon dan
minta maaf. Lalu ia pergi.
Barulah Dong Young berbicara pada Chae Yeon bahwa Ki Bum berteman dengan Gong Myung lebih lama dibanding Chae Yeon dan Ki Bum jauh lebih peduli pada Gong Myung dibandingkan Chae Yeon.
Chae Yeon
tersenyum sinis, kalau memang peduli, kenapa mengajak Gong Myung minum-minum
disaat Gong Myung begitu bersemangat untuk belajar...
"Kau
bahkan tidak tahu alasan dia belajar dengan keras, kan? Semua demi Profesor
Park. Dia ingin lulus ujian dan menjadi kekasih Profesor Park. Itu sebabnya dia
belajar begitu keras. Jin Gong Myung menyukai Profesor Park Ha Na. Tapi, dia
baru tahu kalau Profesor Park memiliki kekasih. Itu sebabnya, dia merasa
kehilangan dan tidak menjawab ponselnya sama sekali sepanjang hari. Di saat
seperti itu, Kim Ki Bum yang berusaha menjaganya. Pahami dulu
kenyataannya."
Chae Yeon
terdiam mendengar kebenaran itu.
Gong Myung kembali minum sendirian di tampat tadi. Setelahnya ia beberapa kali menghela nafas berat.
"Aku
suka minum sendirian. Saat minum sendirian, seluruh emosi yang kutahan
sepanjang hari... menguap bersama minuman."
Ki Bum juga minum sendirian di atap asrama. Ia melihat Chae Yeon berjalan di bahwah. Ia menangis.
"Kenapa
semua berjalan seperti ini? Kenapa kita harus menghadapi ini? Kita menanyakan
pertanyaan yang tak memerlukan jawaban."
Chae Yeon tadi kembali untuk membeli minuman, ia mendesah melihat buku Ha Na di meja belajarnya.
"Secepatnya, kita harus menghadapi
realita dan menerimanya."
Dong Young juga minum sendirian, ia menatap fotonya bersama Joo Yeon yang masih ditempelnya di dinding.
"Tapi,
kebenaran dan realitas bukanlah segalanya. Jika aku kehilangan harapan itu,
kisah cinta yang kuperjuangkan hingga saat ini akan berakhir menyedihkan."
Kembali ke Gong Myung yang masih belum beranjak
"Sebab itu, aku meminum bir ini untuk
mendapatkan kekuatan. Kekuatan yang membuatku dapat mengatakan sesuatu yang
sulit meskipun tidak sedang mabuk."
Lalu ia
meremas kaleng yang telah kosong dan bergegas menuju ke suatu tempat.
Jung Suk mengantar Ha Na pulang, mereka bergandengan. Berat rasanya mengucapkan selamat tinggal pada Ha Na malam ini.
"Sebelum
kau masuk, bisakah kau katakan padaku seperti pesan yang kau kirimkan
tadi?"
Ha Na
menjelaskan kalau yang mengirim pesan itu bukan dirinya tapi Jin Yi. Jung Suk
kaget mendengarnya, tapi Ha Na tetap melakukannya,
ia berbisik
pada Jung Suk, "Aku mencintaimu."
Jung Suk
membalasnya dengan kecupan di kening. Barulah Ha Na masuk ke dalam.
Saat Jung Suk berbalik, Gong Myung sudah ada di hadapannya. Ia bertanya, kenapa Gong Myung kesana?
"Aku
yang seharusnya menanyakannya. Kau mengatakan padaku untuk tidak memikirkannya.
Apa kau berkencan dengan Profesor Park?"
Jung Suk
membenarkan. Gong Myung kesal, ia yakin Jung Suk sudah menyukai Ha Na saat ia
katakan kalau ia menyukai Ha Na dulu tapi kenapa Jung Suk tak jujur padanya?
"Aku
tidak ingin memulai pertengkaran tidak penting. Cinta sepihak itu juga akan
menghilang."
"Akan
menghilang?"
"Benar.
Kenapa aku harus peduli soal cinta sepihak yang kau miliki pada gurumu?"
"Cinta
sepihakku? Beraninya kau? Beraninya kau mengomentari soal cintaku?"
Jung Suk
mengingatkan kalau dirinya itu kakak Gong Myung. Gong Myung menganggap itu
omong kosong. Kakak macam apa yang menginjak-injak perasaan adiknya sendiri.
Kakak yang selalu melakukan apapun yang diinginkannya, yang selalu seperti itu,
sampai sekarang pun begitu.
"Kau
benar-benar..." desah Jung Suk.
"Kenapa
aku datang kemari? Aku datang untuk mengatakan pada Profesor Park bahwa aku
tidak akan menyerah akan dirinya."
"Apa?"
"Jika
dia bertemu pria yang baik, aku bisa melepaskannya. Tapi, bukan kau. Aku tidak
bisa melepaskan dia untuk seseorang sepertimu. Aku tidak bisa menyerah."
Setelah
mengatakannya Gong Myung pergi dengan keren.
Jung Suk
melihat punggung adiknya yang semakin lama semakin menjauh... Ada ekspresi lain
di wajahnya.
>
1 komentar:
Dan aku menantikan kelanjutannya dengan keren...😆😆😆
EmoticonEmoticon