Sumber Gambar dan Konten dari tvN
Sinopsis Drinking Solo Episode 14 Part 1
Bos Kim yang mengawali episode ini dengan minum anggur beras dan makanan ringan di pasar tradisional.
Jung Suk pulang, ia terkejut karena Gong Myung ada di sofa sedang duduk minumsendirian.
"Apa
yang sedang kau lakukan di sini? Kau membuatku takut! Kenapa kau minum-minum?
Kau semestinya belajar! Jika kau tidak belajar, lebih baik mandi sana lalu
tidur!"
Jung Suk
berbalik. SMS dari Ha Na masuk, ia senyum saat membacanya.
"Kau sudah sampai di rumah dengan selamat?"
Gong Myung
sengaja bertanya, apa Jung Suk punya kekasih.
"Apa?"
"Suasana
hatimu tampaknya sedang bagus. Sebab itu, aku menebak kau pasti memiliki
kekasih atau semacamnya."
Jung Suk
mengaku kalau ia memiliki kekasih. Gong Myung lanjut lagi, siapa memangnya?
"Kau
tidak perlu tahu. Berhenti memikirkan hal-hal tidak penting, fokus saja pada
belajar."
Jung Suk dikamarnya bergumam, Gong Myung memang bodoh soal belajar, tapi instingnya bagus sekali.
"Haruskah
kukatakan yang sebenarnya pada dia? Tidak, lagi pula, perasaannya itu hanya
cinta sepihak. Dia mungkin akan segera menyerah dengan sendirinya. Aku tidak
perlu ikut campur. Aku tidak ingin masalah itu membuatku sakit kepala."
Gong Myung masih di sofa, ia mengingat waktu dimana ia mengaku pada Jung Suk kalau ia naksir Ha Na sepihak dan akan mulai berkencan setelah lulus ujian.
"Dia
mengetahui dengan jelas perasaanku pada Profesor Park... tapi tetap menusukku
dari belakang? Ah..."
Dong Young berjalan sendirian membawa soju dan camilan. Gong Myung menelfon untuk mengajaknya minum bersama. Minum soju yang sedang dibawa Dong Young juga boleh.
Dong Young
menoleh dan ternyata Gong Myung ada di depannya.
Selanjutnya mereka menuju ke atap dan sudah ada Ki Bum disana. Gong Myung bertanya, kenapa Ki Bum minum sendirian.
Dong Young
yang menjawabnya, kenapa lagi!? tentu saja Ki Bum sedih gara-gara Jung Chae
Yeon.
"Karena
Shabu? Kenapa?"
Ki Bum hanya
mendesah, ia teringat jawaban Chae Yeon saat ia bertanya apa Chae Yeon suka
Gong Myung atau tidak. Gong Myung mengulangi pertanyaannya lagi, kenapa Ki Bum
sedih?
"Kau
tidak perlu tahu. Pokoknya terjadi sesuatu."
Dong Young membenarkan, jangan mendesak Ki Bum. Karena itu sesuatu yang hanya berhubungan dengan Ki Bum. Lalu Dong Young menengguk soju-nya langsung dari botol.
"Hey,
ada apa denganmu?" Tanya Gong Myung.
Dong Young
menjelaskan kalau hubungannya dengan Joo Yeon sudah benar-benar berakhir. Gong
Myung kaget, memangnya kenapa? ia kira mereka akan kembali bersama setelah Dong
Young lulus ujian.
Dong Young
mendesah, ia teringat provokasi Ki Bum seharian tadi, lalu saat ia bertanya
langsung pada Joo Yeon dan pada kahirnya Joo Yeon malah mengakhiri hubungan
mereka.
Gong Myung
bertanya lagi, kenapa mereka benar-benar berakhir. Dong Young melirik Ki Bum
kesal. Ki Bum agak takut, lalu ia menjawab Gong Myung,
"Yeah,
um, jangan tanya lagi. Dia juga memiliki masalah yang ingin disimpan
sendiri."
Gong Myung mendesah, Ada apa dengan mereka bertiga hari ini?
Dong Young
heran, apa maksud Gong Myung dengan 'mereka bertiga'?
"Aku
rasa, aku tidak memiliki kesempatan dengan Profesor Park. Dia memiliki
kekasih."
Gong Myung
lalu merebut soju Dong Young dan meminumnya sendiri. Dong Young gantian
mendesah, kenapa semuanya terjadi hari ini?
"Tapi...
kenapa kau meninggalkan rumahmu?" Tanya Dong Young.
Ki Bum
terkejut, Apa? Kenapa Gong Myung pergi dari rumah? Kenapa?
Gong Myung kembali mendesah, ia teringat saat Kakaknya memeluk Ha Na, lalu ia melarang teman-temannya bertanya, pokoknya terjadi sesuatu. Gong Myung minta Ki Bum untuk mengijinkannya menginap di kamarnya.
Ki Bum tidak
mengijinkannya. Gong Myung memaksa, kan kamar Ki Bum lebih luas dari kamar Dong
Young. Ki Bum tetap bersikeras kalau Gong Myung tidak boleh menginap dikamarnya, lalu ia pergi dengan membawa soju
dan camilan miliknya.
Gong Myung
bertanya pada Dong Young, kenapa sih dengan Ki Bum?
"Dia
punya alasan pribadi." Lalu Dong Young mengajak Gong Myung ke kamarnya
saja.
Jung Suk mencari-cari remot TV, ia masuk kamar Gong Myung karena mengira Gong Myung yang membawanya tapi ternyata kamar Gong Myung kosong.
"Sepertinya,
dia kabur karena besok akhir pekan. Dasar berandal."
Jung Suk akan menelfon Gong Myung untuk memarahinya tapi keburu Ha Na yang menelfonnya. Ha Na membhas cuaca yang tampak sangat bagus belakangan ini,
"Bagaimana
kalau kita jalan-jalan di Sungai Han besok?"
Jung Suk
setuju. Lalu ia menambahi kalau setelahnya mereka bisa makan siang. Ha Na juga
setuju, tapi mau makan apa?
"Apa
pun tidak masalah selama aku makan bersamamu!" Jawab Jung Suk
"Lalu,
apa yang sebaiknya kita lakukan setelah makan siang?"
"Apa
pun juga, selama itu bersamamu!"
"Aku
juga begitu. Apa pun tidak masalah bagiku! Ya, kalau begitu, sampai jumpa
besok. Oke."
Haduh dua
orang ini ~
Ha Na memakai masker malam ini karena besok mau kencan dengan Jung Suk. Tapi Bos kim malah menulis di group mengajak semuanya untuk mendaki besok.
Jin Woong
sebenarnya ingin istirahat besok tapi ia tidak bisa menolak ajakan Bos Kim
karena takut kena marah.
Jin Yi juga
setuju, ia ingin menghirup udara segar untuk meredakan depresinya. Ha Na belum
juga membalas, lalu ia menulis untuk
menolak, tapi belum sampai terkirim, Bos Kim dan Jin Yi sudah memanggilnya,
jangan sampai tidak ikut pokoknya.
Ha Na pun
tidak punya pilihan lain selain ikut dengan mereka walaupunkesal berat karena
gagal kencan dengan Jung Suk. Tapi kemudian ia da ingat, kenapa Jung Suk taka
da dalam group itu, apa Bos Kim lupa?
"Kalau
begitu, aku bisa menghubungi Profesor Jin dan kencan secara diam-diam di
sana!"
Ha Na
bertanya pada Bos kim, kenapa Jung Suk
tak masuk dalam group, haruskah ia yang memasukkannya?
Tapi Bos Kim sengaja tidak memasukkan nomor Jung Suk karena membencinya karena Jung Suk hanya melakukan apa pun yang dia inginkan. Hal itu membuatnya kesal, sangat kesal sampai tidak ingin dekat-dekat dengannya.
Lalu Jin Yi
dan Jin Woong ikutan berkomentar yang isinya bahwa mereka setuju dengan
pendapat Bos Kim. Bos Kim berpesan agar Ha Na membawakan camilan yang banyak
besok.
Ha Na menelfon Jung Suk untuk membatalkan kencan mereka karena harus mendaki dengan yang lain. Jung Suk menyuruh Ha Na untuk menolak saja dengan alasan ada janji penting.
"Aku
juga ingin begitu, tapi aku bukan tutor top sepertimu. Posisiku tidak cukup kuat
untuk menolakajakan mereka." Jawab Ha Na.
Jung Suk
menggerutu, bahkan sekarang Bos Kim mengambil waktu libur akhir pekan Ha Na.
Dasar Direktur kejam! Dia semestinya pergi mendaki saja sendiri kalau memang
ingin! Aktivitas tim, omong kosong!.
"Tunggu.
Kau bilang aktivitas tim, kan? Tapi, dia tidak memberitahu sama sekali soal
itu."
Ha Na
berbohong kalau Bos Kim mungkin tidak menghubungiJung Suk karena tahu kalau
Jung Suk membenci kegiatan tim semacam itu. Tapi Jung Suk tahu jelas kalau
bukan itu maksudnya.
"Yeah,
bagaimanapun juga, aku benar-benar minta maaf." Tutup Ha Na dan Jung Suk
hanya bisa mengucapkan selamat bersenang-senang.
Jung Suk
sangat kesal setelah menutup telfon karena ia sudah mempersiapkan pakaian untuk
kencan besok, eh tiba-tiba gagal. Ia benci keadaan tidak terduga seperti ini!
Gong Myung tidak bisa tidur karena Dong Young terus mengigau menyebut nama Joo Yeon. Sama halnya dengan Ki Bum yang juga tidak bisa tidur.
Gong Myung
lalu merenung di atap, mendengarkan rekaman suara Ha Na.
"Jika Jin Gong Myung lulus ujian PNS,
Aku, Park Ha Na, akan mempertimbangkan secara serius untuk berkencan
dengannya."
Dan dengan
berat hati ia menghapus rekaman itu. Dan Gong Myung menangis. Ki Bum malam itu
juga menuju ke atap dan ia melihat Gong Myung menangis sendirian, tapi ia tak
mendekat, ia membiarkan Gong Myung sendiri.
Bos Kim datang dengan berpakaian setelan jas lengkap. Jin Yi heran, bukannya Bos Kim mau mendaki? Bos Kim berbohong pada keluarganya kalau ada rapat penting yang harus ia hadiri karena hari ini adalah hari membuat kimchi, tahun lalu pinggangnya hampir patah karena hal itu.
"Aku
bahkan tidak bisa memakan kimchi itu setelahnya karena terlalu asin. Aku
benar-benar tidak ingin melakukannya lagi."
Ha Na
khawatir,apa tidak apa mendaki dengan setelah seperti itu. Jin Yi menyarankan
untuk tiduran saja di lokasi peristirahatan sepanjang hari dan lupakan saja
soal mendaki.
"Bukan
ide yang buruk." Jawab Bos Kim.
Jin Woong
yang ternyata sudah di samping Bos Kim menarik tangan Bos Kim, ia cosplay Park
Bo gum "Moonlight Drawn By Clouds"
"Aku
tidak bisa mengijinkannya. Dia... adalah orangku."
"Kenapa
kau memilih cosplay Park Bo Gum, di saat wajahmu tidak memenuhi syarat begitu?
Ha Na. Kau juga merasa terganggu, kan? Katakan sesuatu." Protes Jin Yi.
Ha Na bingung, lalu Jin Woong menanrik tangannya. "Aku tidak bisa mengijinkannya."
"Profesor
Min." Panggil Jin Yi.
"Dia...
adalah orangku." Lanjut Jin Woong.
Sumpah, ini
cosplay Jin Woong yang paling sukses selama ini. Mantap.. kalau saja Bos Kim
tak merusak suasana.
"Apa
yang sedang kau lakukan? Kau bilang tidak akan cosplay di hari libur."
Jin Woong
menjelaskan kalau ia sedang berlatih untuk kelasnya besok, ia ingin melihat
reaksi ereka atas cosplay kali ini. B
"Terserahlah.
Kau membawakan baju untukku, kan? Berikan padaku."
Belum terlalu jauh mendaki mereka sudah ngos-ngosan dan beristirahat. Dan mata mereka terbelalak saat Jung Suk tiba-tiba muncul dari belakang. Bos Kim bertanya, apa... yang sedang Jung Suk lakukan di sana?
"Apa maksudmu?
Tentu saja untuk mendaki. Kadang, aku mendaki kemari saat akhir pekan."
Bos Kim
membenarkan memang disana jalurnya bagus untuk mendaki dan ia berbohong kalau
mereka tadi juga kebetulan bertemu, tidak janjian lho..
"Ya.
Orang-orang akan mengira bahwa kalian sengaja tidak mengikutsertakan aku dalam
kegiatan ini. Ha Ha Ha.." Reaksi Jung Suk.
Dan semuanya
ikut tertawa. Bos Kim membantah, mana mungkin mereka pergi mendaki tanpa
mengajak Jung Suk, sibintang dari
akademi mereka. Lalu Bos Kimmenyuruh Jung Suk duluan saja, ia yakin bahwa Jung
Suk pasti tidak ingin mendaki bersama mereka.
"Tidak,
tidak. Kita sudah bertemu di sini, kenapa tidak mendaki bersama saja?"
Jin Yi, Bos
Kim dan Jin Woong sama-sama bertanya, kenapa? Jung Suk balik bertanya, apa ia
tidak boleh mendaki bersama mereka?
"Tentu
tidak boleh... um... tentu harus bersama kami. Tentu saja boleh. Um, yeah. Um,
baiklah kalau begitu. Ayo pergi bersama. Tentu." Jawab Bos Kim terpaksa.
Ha Na sengaja ngaret untuk bicara pada Jung Suk, apa yang membawa Jung Suk kesana. Jung SUk jujur kalau ia datang untuk menemui kekasihnya dan itu membuat Ha Na tersipu. Tapi tidak lama karena Jin Yi memanggilnya agar cepat menyusul.
Bos Kim tidak nyaman selama mendaki karena celananya kebesaran (maklum, itu milik Jin Woong). Rasanya ia ingin sekalimemotong celana itu.
Jin Woong
kembali dengan cosplay-nya. "Aku tidak akan mengijinkannya. Celana itu...
adalah milikku."
Bos Kim
kesal, ia membentak Jin Woong untuk berhenti menatapnya seperti itu. Jin Woong
malah kembali cosplay, "Aku tidak bisa mengijinkannya. Ini kan
tatapanku."
Bos Kim
makin kesal, tapi ia memilih lanjut jalan daripada berdebat dengan Jin Woong.
Dibelakang mereka ada Jung Suk baru kemudian Jin Yi dan Ha Na. Jin Yi kesal, kenapa juga Jung Suk ikut bergabung sih? Ia merasa sangat tidak nyaman berada di sekitar Jung Suk setelah insiden penolakan di klub itu.
Melihat
reaksi Ha Na Jin Yi meralat ucapannya, "Tidak, aku tidak pantas untuk
protes. Kau bahkan ditinggalkan di jembatan Sungai Han."
Ha Na
mengiyakan dengan canggung. Jin Yi melarang Ha Na cemas, lalu mengajak untuk
meluoakan dua pria itu, Min Ho dan Jung Suk.
"Mari
menjalani hidup yang bahagia sebagai wanita lajang."
Jin Yi
melihat ke atas, ia tertarik dengan bunga yang bermekaran lalu jalan duluan
meninggalkan Ha Na.
Ha Na
bingung, haruskah ia memberitahu yang sebenarnya pada Jin Yi. Tapi ia meras
tidak sekarang, Jin Yi kemari untuk menghibur diri dan kebenaran itu hanya akan
membuatnya lebih depresi.
"Saat
dia sudah lebih baik, baru aku akan memberitahunya tentang hubunganku dan
Profesor Jin."
Gong Myung dan Dong Young berdiam diri di kamar. Tiba-tiba peut DOng Young berbunyi. Gong Myung menyuruhnya makan bersama Ki Bum saja karena ia tidak punya selera makan.
"Tidak,
tak ada gunanya makan dalam situasi seperti ini. Aku yakin, Ki Bum juga tidak
berselera makan." jawab Dong Young.
Ki Bum
mengetuk pintu, lalu masuk dan... kentut. Ki Bum mengajak teman-temannya itu
makan, ia yang traktir.
Dong Young heran, bukannya kemarin Ki Bum layaknya tokoh utama pria dalam melodrama, tapi dalam semalam saja sudah berubah. Gong Myung membenarkan, ia dengar harapan Ki Bum bersama Chae Yeon sudah sepenuhnya hilang.
"Lalu
kenapa? Aku hanya perlu menemukan seorang gadis yang lebih cantik dan baik
dibanding dirinya."
Ia menyuruh
Gong Myung untuk melupakan Ha Na karena terlalu tua. Dan menyuruh Dong Young
untuk melupakan Joo Yeon yang sudah mencampakkannya.
"Apa
kau sungguh mencintai Jung Chae Yeon?" Tanya Gong Myung.
"Yeah.
Bodohnya aku mencemaskan keadaanmu akibat perasaanmu padanya." Imbuh Dong
Young.
Ki Bum
memaksa, karena mereka tidak mau, ia mengancam akan menelfon pengelola asrama
karena Dong Young membawa tamu. Merekapun terpaksa menuruti Ki Bum.
Jung Suk giliran yang berada di paling belakang dan Ha Na di depannya. Jung Suk menenteng tas Ha Na yang ternyata sangat berat. Ha Na menjelaskan kalau Bos Kim menyuruhnya membawa camilan.
"Astaga.
Apa dia tidak punya tangan?" Keluh Jung Suk, lalu ia meminta tas Ha Na.
Ha Na enggan
memberikannya karena takut ketahuan. Jung SUk menegaskan kalau gak bakalan
ketahuan karena semunya sudah jauh.
Tapi
tiba-tiba Jin Yi kembali karena Ha Na tak kunjung menyusul. Jung Suk pura-pura
sedang melihat merk tas Ha Na yang tampaknya familiar tapi ternyata merk
murahan tak seperti dugaannya. Lalu ia mengembalikan tas itu pada Ha Na.
"Wow,
si Sampah itu! Sekarang, dia bahkan merendahkan tas ku? Tidak bisa dipercaya.
Ugh! Dasar sampah." Kesal Ha Na lalu jalan duluan karena kode kedipan Jung
Suk tadi sebelum pergi.
Ki Bum mentraktir teman-temannya makan sup daging, ia bahkan memberikan bagiannya untuk Dong Young dan Gong Myung karena teman-temannya kelihatan tidak nafsu.
Lalu ia
melihat pertandingan baseball di TV dan mengajak mereka untuk melihat langsung
di lapangan.
"Itu
bagus untuk membuat kalian merasa lebih baik! Astaga, terakhir kali aku
menontonnya tiga tahun lalu, gara-gara menetap di sini!"
Gong Myung
heran, bukannya Ki Bum biasanya melakukan apapun yang ia mau tapi tidak pergi
menonton baseball?
Orang-orang
mungkin menganggapnya seenaknya sendiri tapi ia juga punya aturan yang selalu
ia patuhi. Ia tidak akan pernah meninggalkan wilayah Noryangjin untuk main,
meskipun untuk kencan buta di mana ia menyukai gadisnya. Ia juga punya tata
krama, tahu.
Gong Myung
tak peduli. Tapi Ki Bum memaksa untuk pergi menyemangati para pemain. Dong
Young menyuruhnya diam karena mereka bahkan tidak punya uang.
"Kita
memang tidak punya uang, tapi ada kartu kredit ibuku. Ayo pergi. Ayo
pergi."
Ha Na kesulitan mendaki, Jung Suk mengulurkan tangannya. Ha Na menolak, takut ada orang yang melihat lagi. Jung SUk memaksa dan benar saja. Jin Yi kembali melihat mereka. Jung Suk refleks melepaskan tangan Ha Na.
Jung Suk
panik dan langsung turun untuk membantu Ha Na berdiri. Jin Yi merintih minta
ditolong juga tapi Jung Suk tak peduli, ia hanya fokus pada Ha Na.
Ha Na
teringat Jin Yi, lalu ia membantunya. Jin Yi protes pada Jung Suk, kenapa hanya
membantu Ha Na saja.
"Yeah,
kau juga bersikap seperti ini di klub kemarin."
Jin Yi tak mengerti maksudnya. Jung Suk mengingatkan, kalau ia melarang Jin Yi bersikap seolah mengenalnya saat di luar kantor. Ia tidak ingin bicara dengan seseorang yang buruk seperti Jin Yi.
Jung Suk
naik duluan sementara Ha Na pamit ke kamar mandi. Jin Yi menemukan ponsel Ha Na
yang ketinggalan. lalu Jin Yi menyusul Ha Na ke toilet.
Jung Suk mengirim pesan untuk Ha Na dan Jin Yi membacanya.
"Tendang saja si bodoh Profesor Hwang
itu dan temui aku di area istirahat."
"Jangan terlalu dekat dengannya. Dia
itu pengaruh yang buruk."
Jin Yi heran
membacanya, lalu ia membaca pesan-pesan sebelumnya. Ia mencurigai sesuatu, apa
Ha Na dan Jung Suk berkencan? Lalu Jin Yi mengetik balasa untuk memastikan
"Aku mencintaimu."
"Aku lebih mencintaimu." balas
Jung Suk,
Setelahnya, Ha Na datang. Jin Yi lalu menginterogasinya, apa benar Ha Na dan Jung Suk berkencan? dan menunjukkan ponsel Ha Na.
"Wow,
luar biasa. Lucu sekali! Kalau begitu, di klub kemarin, dia juga datang untuk
menemuimu? Dan, tanpa tahu apa pun, aku mencoba menggodanya! Kalian berdua
pasti menertawakanku, kan? Lucu sekali melihatku seperti itu, kan?"
Ha Na
mencoba menjelaskan tapi Jin Yi tidak memberinya kesempatan. Ia bahkan
berterimakasih pada Ha Na karena berhasil membuatnya tersenyum.
"Tolong
jangan marah, Jin Yi. Aku tidak bisa mengatakannya padamu karena aku tidak
ingin membuatmu lebih depresi."
"Yeah,
aku benar-benar memahami perasaanmu. Tentu saja. HA HA HAHAHA... Lihat bagaimana
aku tertawa? Lihat, kan?"
Ha Na
berterimakasih untuk pengertian Jin Yi tapi ia tahu ini keterlaluan, bisakah
Jin Yi tetap merahasiakannya?
"Tentu
saja. Lagi pula, semua orang juga tidak akan memercayai kata-kataku! Sampah
itu, yang mengoceh soal hanya mengencani seseorang dengan penampilan supermodel
dan alumni Universitas Nasional Seoul, menyukai seseorang sepertimu! Memangnya,
siapa yang akan memercayainya? Benar, kan? Oh astaga! Lucu sekali!"
Lalu Jin Yi
menyuruh Ha Na untuk segera menyusul kekasihnya dan habiskan waktu bersamanya.
"Aku,
wanita berkualitas rendah. Aku, yang mirip binatang, akan menahan air mataku
dan terus mendaki sampai puncak! HAHAHAHAHHA.. Wow, ini sangat... sangat
menyenangkan. Tidak bisa dipercaya. Ini gila."
>
EmoticonEmoticon